//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma  (Read 5962 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« on: 15 October 2010, 05:26:50 PM »
saya ingin tanya, adakah hubungan antara keakukan, pikiran dan karma? dimana hubungannya?

kemudian, misal saya melakukan kebaikan pada seseorang, namun kebaikan saya dianggap hinaan oleh dia. misalnya saya meminjamkan uang kepada teman saya karena dia mmg sedang butuh uang, tapi dia merasa tersinggung karena dikasi uang oleh saya dan saya di anggap menghina dia.. dalam kasus ini, apakah saya bersalah? karena saya yg menyebabkan dia berfikir negative thd saya. apakah teman saya akan mendapatkan karma dr sana karena buah pikirannya?
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline Indra Wardhana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: 3
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #1 on: 18 October 2010, 12:46:16 PM »
Coba ditelaah satu-satu. Ketika Anda memberi, apakah ada niat kotor di balik itu? Misalkan: pikiran ingin dianggap mulia, pikiran ingin menjerat dia dengan hutang? Jika demikian, maka Anda salah. Jika tidak ada niat kotor, hanya ada niat menolong, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Ketika Anda memberi, apakah dengan ucapan-ucapan tidak menyenangkan? Misalnya: kata-kata yg mencemooh, kasar, merendahkan, atau tidak jujur? Jika demikan, maka Anda salah. Jika dengan ucapan-ucapan yang menyenangkan, ucapan-ucapan benar, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Ketika Anda memberi, apakah dengan tindakan yang tidak pantas? Misalnya: melempar uang/barang yg Anda pinjamkan, memalingkan muka? Jika demikian, maka Anda salah. Jika dengan tindakan yang pantas, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Apakah dia benar-benar berpikiran negatif, ataukah hanya Anda yang berprasangka buruk terhadapnya? Jika Anda yang berprasangka buruk terhadapnya, maka Anda salah. Jika tidak berprasangka buruk maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.

Semoga membantu.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #2 on: 18 October 2010, 03:02:49 PM »
sebuah apel tak akan berubah menjadi jeruk hanya karna orang2 menganggap dan mengatakan itu adalah jeruk..
begitu juga sebuah perbuatan yang di lakukan dengan niat dan tindakan yang baik, tidak akan bernilai buruk hanya karena seseorang menganggapnya buruk dan hina..

Penjelasan lebih detail telah disampaikan oleh bro Indra..
:jempol:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #3 on: 19 October 2010, 11:36:40 AM »
terima kasih atas penjelasannnya bro indra dan sis hemayanti

saya masi kurang mengerti mengenai : Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.


bisa tolong di jelaskan dengan detail? :) terima kasih
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #4 on: 19 October 2010, 10:33:30 PM »
terima kasih atas penjelasannnya bro indra dan sis hemayanti

saya masi kurang mengerti mengenai : Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.


bisa tolong di jelaskan dengan detail? :) terima kasih

butuh penjelasan lebih detail nih,, teorinya gimana...
saya belum punya kapasitas buat menjelaskan...
maap yah..  ^:)^
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #5 on: 20 October 2010, 12:30:48 AM »
Quote
saya ingin tanya, adakah hubungan antara keakukan, pikiran dan karma? dimana hubungannya?

Pikiran yang wajar/biasa membentuk keakuan dan menghasilkan karma
Pikiran Benar tidak membentuk keakuan dan akan memutuskan karma

Quote
misal ... dalam kasus ini, apakah saya bersalah?

Rasa bersalah itu karena pikiran yang tidak mengerti hakikat sebab akibat yang masih diwarnai benar-salah ... Secara tak disadari, anda mengharapkan sesuatu dari sebuah 'pelepasan' yang anda lakukan ...

Diluar dari baik buruk, karma adalah sebuah kehendak yang menghasilkan akibat bermacam-macam ... Ada yang berbuah saat itu (misal pada kasus anda, dia berterima kasih/malah membenci), ada juga yang berbuah dalam jangka waktu yang panjang dalam kehidupan saat ini (misal anda bersekolah, anda menjadi pintar/malah jadi bodoh), ada yang berbuah dalam jangka waktu tak terbatas dalam kehidupan-kehidupan selanjutnya (misal tanpa sebab yang diketahui, anda terlahir sempurna/cacat, dsb)

Quote
karena saya yg menyebabkan dia berfikir negative thd saya. apakah teman saya akan mendapatkan karma dr sana karena buah pikirannya?

Orang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan kondisinya itulah yang saya sebut sebagai orang yang bijak ...
Maka ada baiknya hal ini dijadikan pengalaman agar 'niat baik' kita tidak menyebabkan orang lain berbuat karma buruk yang berakibat buruk pula baginya di kemudian hari ...

salam,
« Last Edit: 20 October 2010, 12:37:47 AM by g.citra »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #6 on: 20 October 2010, 04:34:22 AM »
^ Pikiran Benarnya dari Jalan Mulia Berunsur 8 bro? Sepertinya hanya itu saja masih saja secara hanya baru 1 bagian dr sang jalan. Kan perlu komplit.

Quote
"And what is right resolve? Being resolved on renunciation, on freedom from ill will, on harmlessness: This is called right resolve.
There is no place like 127.0.0.1

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #7 on: 20 October 2010, 11:34:00 AM »
^ Pikiran Benarnya dari Jalan Mulia Berunsur 8 bro?

Iya, dari JMB 8 bro ...

Quote
Sepertinya hanya itu saja masih saja secara hanya baru 1 bagian dr sang jalan. Kan perlu komplit.

Sesuai dengan pertanyaan, begitu pula jawaban, jadi gak panjang dan bikin pusing ...

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #8 on: 22 October 2010, 11:18:18 AM »
^ pikiran yg benar itu seperti apa? niat saya kan baik :D tp krn tindakan saya, saya malah membuat dia berfikir buruk? :-?
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline Indra Wardhana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: 3
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #9 on: 29 October 2010, 11:35:43 AM »
Jika kita punya TV, trus ada maling mencuri TV kita. Siapakah yang salah, kita yang salah karena punya TV, ato malingnya yg mencuri? Jika Anda berniat baik, dan dia berpikiran buruk. Siapakah yang salah, Anda yang punya niat baik, ato dia yang punya pikiran buruk? Jika ada pohon dipinggir jalan ditabrak mobil. Siapakah yang salah, pohonnya ato orang yang nyetir mobil? Saya rasa cukup jelas, siapa yang benar siapa yang salah.

Tapi, kalo kita punya TV, trus jadi sombong, pamer, dan merendahkan orang lain. Apakah bisa dibilang itu tindakan benar? Kalo Anda ternyata memang berniat buruk pada dia, ingin menjerat dia dalam hutang, apakah bisa dibilang benar? Kalo ada yang sengaja meletakkan pohon di tengah jalan, sehingga mengganggu kelancaran jalan, apakah itu bisa dibilang benar? Saya rasa cukup jelas, yang mana yang benar, yang mana yang salah.

Lihatlah dengan teliti, niat/ucapan/perilaku baik sebagai niat/ucapan/perilaku baik. Dan niat/ucapan/perilaku buruk sebagai niat/ucapan/perilaku buruk. Buah karma baik akan mengikuti mereka yang punya niat/ucapan/perilaku baik, dan buah karma buruk akan mengikuti mereka yang punya niat/ucapan/perilaku buruk. Selebihnya... tidak usah terlalu dipikirin, salah-salah justru kita yang terpeleset jadi berpikiran buruk.

Jadi kalo Anda punya niat baik kepada dia, ya sudah, tidak usah dipikirin dia punya pikiran apa terhadap Anda. Salah-salah kalo Anda pikirin, malah Anda yang berpikiran buruk kepada dia dengan "menuduh" dia berpikiran buruk. Ato Anda jadi berpikiran buruk karena menginginkan pujian alih-alih celaan dari dia.

Semoga membantu.

Offline Indra Wardhana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: 3
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #10 on: 29 October 2010, 11:39:28 AM »
saya masi kurang mengerti mengenai : Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.


bisa tolong di jelaskan dengan detail? :) terima kasih

Mungkin bisa lebih dijelaskan lebih detail... di mana letak kebingungan Anda.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #11 on: 02 November 2010, 07:51:09 AM »
^ pikiran yg benar itu seperti apa? niat saya kan baik :D tp krn tindakan saya, saya malah membuat dia berfikir buruk? :-?

Pikiran yang bebas dari Keserakahan, Kebencian dan Kebodohan ...
Niat yang baik kalau di lakukan dengan cara yang benar, tidak akan menyebabkan orang lain berfikir buruk ... Jadi dalam hal ini, sebaiknya bijaklah dalam memberi pertolongan ...

Ingat! Orang yang sedang berada dalam posisi sulit, akan cenderung melakukan kesalahan-kesalahan yang membuatnya tetap terpuruk! Maka, bila ingin menolongnya keluar dari kesulitan, kita harus juga bisa menyelami karakter dari orang yang kita tolong ...

Offline decay2000

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 32
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #12 on: 09 November 2010, 07:06:00 PM »
Mengenai pikiran dan ke-akuan mungkin lebih mudah di jelaskan karena pikiran dan ke-akuan bisa kita latih dengan meditasi dan pikiran kita *our mind will control what our mind thinks. Kita bisa mikirkan yang baik/buruk dan bagaimana kita be-reaksi terhadap pikiran itu. Demikian juga dengan konsep Anatta (ego/ke-aku-an) bagaian diri kita mana yang kita anggap "aku" ?
Dengan pelatihan Vipassana Meditation, It is observation of the contents of our mind as they appear and disappear without reacting to them. Dengan begitu kita bisa mengendalikan Pikiran dan Anatta.

Dengan karma inilah yang saya sendiri juga sulit untuk menjawab dan perlu tanya juga, siapa yang menjatuhkan karma kepada kita? dengan kita percaya pada pikiran kita sendiri, dengan tidak adanya ke-Tuhanan- apakah kita sendiri yang mengakibatkan karma buruk itu jatuh ke kita? Lantas, siapa di atas sana yang pantas untuk memberikan hukuman setimpal atau tidak setimpal atas karma buruk kita? siapa yang judge? mohon juga penjelasannya :)
Semoga semua makhluk hidup berbahagia dan damai sejahtera.
-----------------------------------------

Offline Indra Wardhana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: 3
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #13 on: 13 November 2010, 12:51:58 PM »
Dengan karma inilah yang saya sendiri juga sulit untuk menjawab dan perlu tanya juga, siapa yang menjatuhkan karma kepada kita? dengan kita percaya pada pikiran kita sendiri, dengan tidak adanya ke-Tuhanan- apakah kita sendiri yang mengakibatkan karma buruk itu jatuh ke kita? Lantas, siapa di atas sana yang pantas untuk memberikan hukuman setimpal atau tidak setimpal atas karma buruk kita? siapa yang judge? mohon juga penjelasannya :)

Jika kita melempar batu ke atas, batu tersebut akan jatuh kembali ke bawah. Siapakah yang mengakibatkan batu itu jatuh ke bawah kembali? Tidak ada siapa pun yang menyebabkan batu itu kembali ke bawah selain hukum gravitasi. Demikian pula hukum karma bekerja, perbuatan yang dilakukan seseorang akan menimbulkan akibat/efek terhadap si pembuat itu sendiri.

Jika batu yang kita lempar jatuh di atas genteng, maka batu tersebut tidak kembali ke tanah. Tetapi batu tersebut tetap berpotensi untuk kembali ke tanah, hanya saja terhalang oleh genteng. Demikian pula karma yang diperbuat kadang tidak langsung berbuah karena terhalang oleh sesuatu.

Andaikan batu yang kita lempar terbentur dahan pohon dan pecah, jatuh ke bawah sebagai serpihan kecil. Demikian pula karma yang kita perbuat, belum tentu kembali ke kita persis bentuknya seperti yang kita perbuat.

Demikianlah, tidak ada yang memberikan hukuman atau judging, semuanya kembali ke si pembuat karena hukumnya begitu. Itulah yang sering kita dengar dengan sebutan "HUKUM karma". Sosok penghukum/pemberi ketika karma kita berbuah adalah ibarat dahan pohon yang membuat batu itu pecah, mereka hanyalah "sarana", yang membuat kembalinya karma kita kadang tidak persis seperti yang kita perbuat.

Semoga membantu.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: tanya : hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma
« Reply #14 on: 13 November 2010, 06:43:35 PM »
terima kasih atas penjelasannnya bro indra dan sis hemayanti

saya masi kurang mengerti mengenai : Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.


bisa tolong di jelaskan dengan detail? :) terima kasih

Quote
Once on a time in the kingdom of Seri, five aeons ago, the Bodhisatta dealt in pots and pans, and was called 'the Serivan.' In the company of another dealer in the same wares, a greedy fellow who was also known as 'the Serivan,' he came across the river Telavāha and entered the city of Andhapura. Apportioning the streets between the two of them, he set about hawking his wares round the streets of his district, and the other did the same in his district.

Now in that city there was a decayed family. Once they had been rich merchants, but by the time of our story they had lost all the sons and brothers and all their wealth. The sole survivors were a girl and her grandmother, and they got their living by working for hire. Nevertheless, they had got in their house the golden bowl out of which in the old days the great merchant, the head of the family, used to eat; but it had been thrown among the pots and pans, and having been long out of use, was grimed over with dirt, so that the two women did not know that it was gold. To the door of their house came the greedy hawker on his round, crying, "Waterpots to sell! Waterpots to sell!" And the damsel, when she knew be was there, said to her grandmother, "Oh, do buy me a trinket, grandmother."

"We're very poor, dear; what can we offer in exchange for it?" "Why here's this bowl which is no good to us. Let us change that for it."

The old woman had the hawker brought in and seated, and gave him the bowl, saying, "Take this, sir, and be so good as to give your sister something or other in exchange."

The hawker took the bowl in his hand, turned it over, and, suspecting it was gold, scratched a line on the back of it with a needle, whereby he

p. 13

knew for certain that it was real gold. Then, thinking that he would get the pot without giving anything whatever for it to the women, he cried, "What's the value of this, pray? Why it isn't worth half a farthing!" [112] And therewithal he threw the bowl on the ground, rose up from his seat, and left the house. Now, as it had been agreed between the two hawkers that the one might try the streets which the other had already been into, the Bodhisatta came into that same street and appeared at the door of the house, crying, "Waterpots to sell!" Once again the damsel made the same request of her grandmother; and the old woman, replied, "My dear, the first hawker threw our bowl on the ground and flung out of the house. What have we got left to offer now?"

"Oh, but that hawker was a harsh-spoken man, grandmother dear; whilst this one looks a nice man and speaks kindly. Very likely he would take it." "Call him in then." So he came into the house, and they gave him a seat and put the bowl into his hands. Seeing that the bowl was gold, he said, "Mother, this howl is worth a hundred thousand pieces; I haven't its value with me."

"Sir, the first hawker who came here said that it was not worth half a farthing; so he threw it to the ground and went away. It must have been the efficacy of your own goodness which has turned the bowl into gold. Take it; give us something or other for it; and go your way." At the time the Bodhisatta had 500 pieces of money and a stock worth as much more. The whole of this he gave to them, saying, "Let me retain my scales, my bag, and eight pieces of money." And with their consent he took these with him, and departed with all speed to the river-side where he gave his eight coins to the boatman and jumped into the boat. Subsequently that greedy hawker had come back to the house, and had asked them to bring out their bowl, saying he would give them something or other for it. But the old woman flew out at him with these words, "You made out that our golden bowl which is worth a hundred thousand pieces was not worth even a half-farthing. But there came an upright hawker (your master, I take it), who gave us a thousand pieces for it and took the bowl away."

Hereupon he exclaimed, "He has robbed me of a golden bowl worth a full hundred thousand pieces; he has caused me a terrible loss." And intense sorrow came upon him, so that he lost command over himself and became like one distraught. [113] His money and goods he flung away at the door of the house; he threw off his upper and under cloths; and, armed with the beam of his scales as a club, he tracked the Bodhisatta down to the river-side. Finding the latter already crossing, he shouted to the boatman to put back, but the Bodhisatta told him not to do so. As the other stood there gazing and gazing at the retreating Bodhisatta, intense sorrow seized upon him, His heart grew hot; blood gushed from his lips;

p. 14

and his heart cracked like the mud at the bottom of a tank, which the sun has dried up. Through the hatred which he had contracted against the Bodhisatta, he perished then and there. (This was the first time Devadatta conceived a grudge against the Bodhisatta.) The Bodhisatta, after a life spent in charity and other good works, passed away to fare according to his deserts.
http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1006.htm

semoga dapat di mengerti dengan baik