//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - g.citra

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 92
76
Mahayana / Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« on: 02 March 2010, 10:18:49 PM »
Aliran timbul karena adanya beberapa faktor ... salah satunya faktor 'pemikiran' yang menimbulkan dari 'sebuah kepentingan' ...

Gak mungkin pemikiran kita satukan menjadi sebuah pendapat ... Itu Realita !

Sebuah fakta yang hendaknya dijadikan 'pembelajaran' hidup buat orang-orang yang 'ingin sadar' ...

77
...
Kalau mau belajar, belajarlah  langsung ke akarnya. Bukankah lebih baik ?

Ini yang saya masih tidak mengerti, bisa diterangkan lebih lanjut maksudnya bro ? ... Bagaimana kalau akarnya itu sudah 'tidak ada' ?

78
Asal usul saya juga berasal dari Theravada. Pencapaian Arahat bukanlah pencapaian final. Namun pencapaian Arahat merupakan prestasi yang mengesankan.

Mencapai Anuttara Samyaksomboddhi mempunyai pengetahuan yang lebih dari pencapaian tingkat arahat.

Yup setuju... Apakah semua makhluk akan mencapai tingkat itu (Anuttara Samyaksomboddhi) ?

Jika seorang murid belajar dari seorang guru daoisme. apa ada yang salah ?

Jika mahaguru kita belajar kepada guru daoisme, belajar guru buddhisme di daerah tibet. Apa ada yang salah ?

Belajar fu itu salah ? Bila fu itu bisa menyelamatkan nyawa seseorang, ataupun orang yang kamma buruknya matang. apa itu salah ?

Salah atau benar itu hanya 'bentuk pikiran' anda ...

79
Diskusi Umum / Re: Ajaran buddha termasuk atheis atau tidak?
« on: 28 February 2010, 10:03:20 PM »
Ajaran Buddha termasuk atheis atau tidak?

Pertanyaan anda aneh ...
Saya kutip dari kbbi:
ate·is /atéis/ n orang yg tidak percaya akan adanya Tuhan: kelompok -- tidak akan mengambil bagian dl suatu upacara agama

Apa maksud pertanyaannya adalah apakah ajaran Buddha membuat orang ateis ? begitukah maksudnya ?

Coba aja lihat dhammapada 183 (mengenai inti ajaran Buddha) :
Menghindari berbuat jahat, mengusahakan perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran para Buddha.

Saya tidak melihat ada kesan bahwa ajaran Buddha akan membentuk seseorang menjadi ateis/teis/panteis/ apapun yang serba teis ...  :)

 _/\_

80
Saya sama sekali tidak mengerti "tentang" kondisi yang mendukung seseorang untuk mencapai "kesadaran",bagi saya "langkah awal adalah langkah terakhir"...

Mengenai kasus-kasus yang telah tertulis, saya tidak membahas lebih jauh ... :)

Misal, anda suka bermeditasi dan kegiatan ini dilakukan secara teratur (terjadwal) ... Bagaimana kalau suatu saat, anda menemui masalah yang 'lumayan berat', apakah anda merasa 'ada semacam ganjalan' dalam pelaksanaan latihan anda yang memang sudah terjadwal ?

Menurut saya itu 'kondisi'nya dan masih sangat berpengaruh pada kita (orang yang masih berlatih) ... Lain halnya kalau anda sudah bisa mengantisipasi hal ini ... Ini menandakan, dalam hal pengembangan batin, anda sudah jauh lebih maju dari saya ... :)

langkah awal akan terus bergerak kalau tidak 'diakhiri bro' ... :)

Anumodana _/\_

81
1.Saya tidak tahu
2.Saya tidak tahu
3.KESADARAN.

Anumodana _/\_

1. :)
2. :)
3. oh itu ... dilanjut yah ... :) ...apakah kesadaran perlu latihan ? Perlukah kondisi tertentu untuk mendukung supaya 'kesadaran' berkembang ? Langkah apa awalnya ? Oh iya tambahan ... pengertian dari 'tindakan yang dilakukan lewat pikiran' itu gimana yah ?

Anumodana ... _/\_

82
Quote
Pernah saya baca, ada seseorang mencapai kesucian karena kekuatan sila (saya lupa sumbernya),
Lalu dalam JMB8 bukankah 3 diantaranya adalah juga praktek sila ?
Apakah ini hendak dikaitan dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan itu?

kebajikan tidak mengantarkan pada "kesucian",kalau memang bisa boleh anda bawa "case" nya ke sini untuk dibatas?atau ada link sutta yang membahasnya,bahwa dengan kebajikan maka niscaya tiada belenggu penderitaan?

Anumodana _/\_

Sorry buat sis Lily, numpang OOT yah... _/\_ ... :)

Saya tidak mengaitkan ini dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan atau lainnya ... Cuma ingin bertanya sama bro Riki_dave ... :)
1. Yang disebut kebajikan ? (kejahatan saya gak bahas)
2. Terjemahan "kesucian" ?
3. Yang mengantar pada "kesucian" ?

Case dari saya sih simpel aja ...  apa yang pertama harus dilakukan seseorang untuk menjadi "suci" ?

Anumodana juga ... _/\_

83
ya..kita diam melihat pembunuhan,ketika diam melihat pencurian,ya..diam saja,toh bukan urusan kita... :)

Kalau itu yang anda 'tangkap' dari tulisan saya membahas "5. Mendengarkan Dhamma tanpa tujuan untuk mengeritik", yah monggo aja bro ... :)

Quote
perbuatan baik atau jahat tidak dapat menimbulkan kesucian... :)

Pernah saya baca, ada seseorang mencapai kesucian karena kekuatan sila (saya lupa sumbernya),
Lalu dalam JMB8 bukankah 3 diantaranya adalah juga praktek sila ? :)

Quote
saya tidak mengatakan bahwa langkah kita itu benar atau salah[ini karena kaitannya adalah dualisme],lihat point ini, "5. Mendengarkan Dhamma tanpa tujuan untuk mengeritik" ,kalimat point ke 5 itu mengandung banyak penafsiran,makanya saya memberi sebuah case dan bertanya,[untung dan rugi,apalagi berhubungan dengan Kamma,padahal sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana sistem kerja kamma tersebut,mungkin anda tahu?boleh dibagikan? :)]

anda bertanya, anda mendapat respon ... saya merespon, saya direspon lagi ... kurang lebih gitu aja simpelnya ...
Kalau saya diam (tidak menuliskan pendapat), apa saya direspon ? tidak kan ? :)

84
Theravada / Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« on: 26 February 2010, 10:05:35 PM »
sebenarnya yang saya tanyakan itu "menjurus" kepada kalimat selanjutnya,tentang apa fungsi seseorang menjadi Bhikkhu...Dan kalau anda memang berkata begitulah kenyataannya,saya juga ingin berkata,kalau Bhikkhu tidak mendapatkan sokongan yang berlimpah,maka begitu juga lah kenyataanya,,jadi tidak perlu dibombadir,bahwa hanya alasan "umat"nya,,jangan sampai "bhikkhu" menjadi "boneka" umatNya hanya atas dasar "fasilitas" "uang materi" "4 kebutuhan pokok" dan lain2,yang perlu Bhikkhu lakukan adalah menjalankan Ajaran Buddha,moralitas yang murni,maka saya tidak percaya bahwa orang seperti itu akan kesulitan dalam memperoleh 4 Kebutuhan Pokok.. :)

yah... saya mengerti bro ... :)

Quote
seperti kasus Ajahn Chah,dimana seorang "umat" yang sudah melakukan banyak pengorbaan untuk Ajahn Chan dengan materi ,tenaga,kemudian meminta Ajahn Chah untuk melamarkan nasibnya dimasa depan[mungkin karena dia menyakini bahwa Ajahn Chah adalah Savaka Buddha,yang tidak akan meleset kalau memberikan ramalan] dan tahukah anda apa yang dijawab oleh Ven Ajahn Chah?karena dia "segan" menolak umat tersebut,[bukan berati dia harus mengikuti "keinginan" dari umat tersebut,karena Ven Ajahn Chah lebih bijaksana dalam hal ini],maka dia mengatakan kepada umatnya,untuk memberikan tanganya dan melihat telapak tanganya,setelah lama melihat,Ven Ajahn Chah berkata,um..oh..iya..um..oh..iya..dan kemudian dia berkata,sudahkah anda siap untuk mendengarkan ramalan ini,ramalan ini tidak akan pernah melesat dan pasti..muridnya berkata,iya pasti,,apakah ramalannya?[dengan sangat penasaran],maka Ven Ajahn Chah menjawab,"kehidupanmu dimasa depan adalah TIDAK PASTI".. :)

Anumodana _/\_

Nah itulah dia, hidup itu memang 'saat ini' ... gak ada yang pasti mengenai masa depan ... Makanya pada sebuah thread pernah saya tulis kalau tak akan ditemukan jaminan masa depan dalam Buddhisme, semua tergantung kita ... :)

Back to topic ...

Anumodana juga ... _/\_

85
oo..cara terbaik ada "diam" dan "mengiyakan" saja gitu toh??hihihi...

Diam tidak selamanya berarti setuju lho ... :))

Quote
masalahnya adalah kita bukan kategori[lebih tepatnya saya bukan orang suci,kalau anda saya tidak tahu] orang suci..itu saja..

ya, kita bukan kategori orang suci ... tapi untuk apa kita mengenal ajaran ? Apakah untuk dipakai berbuat baik? Dan apakah perbuatan baik itu tidak dapat menimbulkan kesucian ? :)

Quote
Lho?apakah kamma sekarang menjadi tameng atau suatu bentuk "ancaman" atas sebuah "kebenaran"?jika ada penceramah yang berkata Buddha Gotama adalah murid dari Maitreya,lantas kita harus "diam" dan "mengiyakan" dengan alasan yang anda sebutkan diatas??Bagaimana bila ada orang lain yang "menanyakan" hal tersebut?

Anumodana _/\_

Bicara kebenaran, apakah kita sudah mengerti sepenuhnya bahwa 'langkah' yang kita lakukan adalah merupakan kebenaran bro ? Bukankah itu hanya keluar dari 'aku'nya kita saja ? Yang jelas kita telah membuat kamma baru yang hasilnya belum tentu akan menguntungkan batin kita, tapi sudah jelas terlihat ruginya ... (adu argumen) ... :)
Kalau ada penceramah seperti itu, saat dia masih ceramah, paling yang saya lakukan hanya tetap mendengar dengan diam (walau gak setuju) ... Kalau ada sesi tanya jawab, saya baru menanyakan sumbernya ... kalau ia menunjukkan sumbernya, ya saya akan kembali diam (walau tetap tak setuju) ... :)
Kalau ada orang yang bertanya langsung kepada saya tentang hal itu, saya akan kasih taunya lewat kacamata saya ... itu aja koq ... :)

Anumodana juga ... _/\_

86
Theravada / Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« on: 26 February 2010, 09:38:45 PM »
 [at]  bro Riky_dave ... :)

Ya, saya sudah membacanya dan sebenarnya sayapun kurang setuju dengan kondisi yang terjadi saat ini kalau dilihat dari hubungan umat dengan bhikkhu (walau gak semuanya lho) ... Tapi mau gimana lagi ? Protes juga gak akan menyelesaikan apa-apa toh ? Yang paling bisa saya ambil hanyalah 'makna'nya aja ... Itulah 'kenyataan' ...

Lalu saya membaca 'sempalan' tulisan anda diatas (saya quote) yang membuat saya tertarik untuk kasih pendapat bahwa manusia (human) 'gak ada yang gak butuh' manusia lainnya ... semua saling membutuhkan ...
(kurang lebih pendapat saya seperti yang anda 'quote' itu) ... :)

87
 [at]  bro Riky_dave ...

Kalau kita sudah 'menilai' sesuatu itu 'menyesatkan' menurut saya, lebih baik kita ambil 'makna'nya, tanpa melakukan reaksi keluar yang nantinya juga kita malah 'ikut' tersesat ... toh batin kita aja dah bereaksi bukan ?

Coba deh, apa kita 'selalu' bisa membentuk rasa, persepsi dan bentuk pikiran kita sendiri sesuai dengan apa yang kita mau ? tentu tidak bukan ? Kalau dalam 'diri' kita saja sudah sedemikian rupa sulitnya, apalagi yang 'diluar sana' ?

Terlalu banyak 'kamma' yang kita perbuat nantinya yang tentu juga akan menimbulkan akibat baru kalau kita terus 'mengkoreksi' apa yang ada diluar sana ... :)

salam,

88
Theravada / Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« on: 26 February 2010, 09:05:56 PM »
Quote
..sebenarnya masalahnya adalah "bhikkhu" nya yang "memerlukan" umatnya atau "umatnya" yang memerlukan "bantuan" Bhikkhunya??jadi serba bingung..

Kalaupun ada yang ingin menjadi 'suci', tetap diperlukan 'penyokong' dalam memenuhi kebutuhan 'jasmani' selama proses 'latihan' ...

Kalaupun ada yang ingin menjadi perumah tangga biasa, tetap diperlukan 'penyokong' dalam memenuhi kebutuhan 'rohani' selama orang itu menjalani hidup sebagai perumah tangga ...

Jadi semua tetap saling membutuhkan ...

Hanya saja karena rasa dan persepsi yang berbeda dari tiap orang (karena 'aku' yang ingin ini-itu), yah kondisinya seperti sekarang ini ... Memberi batasan hanya akan memperkeruh keadaan, yang ada malah saling 'bertahan' dengan dalih-dalih pembenaran ...

Bukankah ini hanya akan menghambat tujuan (apalagi seorang theravadin) dalam melakukan 'latihan' ?

salam,

89
Pengalaman Pribadi / Re: Ceramah yg gimana sih yg cocok utk anda ?
« on: 25 February 2010, 10:13:36 PM »
Masih masalah ceramah nih ... :))

Kalau kebetulan penceramahnya kasih bahan tingkat tinggi, yang lom ngerti bisa bertanya, sebaliknya kalau penceramahnya kasih bahan tingkat rendah, yang dah ngerti, yah jangan bosan ... malah itu bagus buat dijadikan sarana 'latihan', bukannya malah memberi 'penilaian' terhadap 'mutu/bobot' ceramah ... :))

Setiap kejadian yang kita lewati (hal apapun itu bahkan diluar dari urusan ceramah), selalu mengundang 'kehendak', karena hidup adalah belajar dan belajar terus diperlukan selama hidup ... Sadari saja hal ini di'saat ini' dan saat-saat selanjutnya ...



90
^ Yup sependapat bro ...

Penekanan pada Buddhisme bukan 'nanti' tapi 'saat ini' ... Jadi apa yang terjadi 'nanti', itu masih gak pasti dan yang pasti adalah 'saat ini' (karena dah terjadi, dijalani, dirasakan sehingga dimengerti) ... menurut saya itu baru ehipassiko ...

Hidup adalah tidak pasti ... 'proses perubahanlah' yang nyata dan pasti ... :)

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 92
anything