//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Irawaty

Pages: [1]
1
Moderator dan Pembaca budiman,
Saya punya beberapa pertanyaan seputar pendisiplinan diri dan kemalasan, saya berharap anda dapat memberikan pelajaran kepada saya. Berikut pertanyaan saya:
1. Bagaimana praktek pendisiplinan diri dan pikiran dilaksanakan dalam Budhisme?
2. Bagaimana membedakan disiplin dengan penyiksaan diri akibat menghindari kesenangan indra?
3. Apa definisi kemalasan dan kelembaman dalam Budhisme?
4. Jika topik tentang kedisiplinan dan kemalasan sudah pernah di-posting sebelumnya di forum DC, mohon kesediaannya untuk memberitahu saya link/thread-nya.

Terima kasih  ^ ^

2
Halo, nama saya Irawaty, nama panggilan Ira, asal Medan. Saya baru menemukan website ini malam ini (Rabu, 17 Agustus 2016) dan merasa terketuk hati saya untuk register dan memulai forum untuk berdiskusi dengan anda" sekalian. Saya berasal dari keluarga chinese yg beraliran Kong hucu dan baru mengenal agama Buddha waktu kelas 4 SD dari mata pelajaran agama di sekolah baru saya (sebelumnya saya sekolah di SDN yg tidak mengajarkan agama Buddha), dan mengikuti pelajaran dengan sepenuh hati (menurut saya pada waktu itu). Namun saya mulai goyah waktu SMP sewaktu melihat teman" saya yg beragama lain sepertinya sangat berbahagia sewaktu kebaktian, mereka bernyanyi, menari dan bertepuk tangan, saya bandingkan dengan kebaktian di vihara yang 90% waktunya tenang dan kalem (kecuali 10% waktu curi" waktu gonta-ganti posisi duduk karna kaki kebas dan sakit pinggang), juga ceramah dhamma sangat berbeda dengan ceramah pendeta agama lain yang berapi" dan optimistis. Saya sempat masuk gereja dan dibaptis, dan menjauhi Buddhisme sejak SMP hingga saya lulus kuliah.
Persinggungan kembali antara saya dan Buddhisme terjadi pada dua tahun lalu saat Papa saya tiba" meninggal dunia. Saya sempat mengalami depresi dan kehilangan daya hidup, juga tiap hari dirundung duka dan ketakutan bahwa mungkin saja saya atau anggota keluarga yang lain yang akan meninggal selanjutnya. Selama dua tahun saya seperti mencari kembali kebenaran yang hilang dari diri saya hingga saya merasa kosong, dan saya kembali mempelajari buddhisme dari awal. Belakangan saya mulai sadar, walaupun ini bukan hal baru dalam buddhisme- bahwa segala sesuatu itu tidak kekal adanya. Sungguh kalimat yang simple dan nampak sepele hingga kadang kita melewatkannya begitu saja ketika membacanya di textbook, namun menghantam saya begitu kuat ketika saya menyadarinya.
Saat saya mendapatkan kebenaran ini, saya mulai tenang dan mulai belajar mengendalikan pikiran" negatif saya tentang kematian, dan hal itu sekaligus menghentikan kecemasan yang membuat hidup saya seperti membeku.

Btw, saya menemukan website ini ketika saya mengetikkan "akar dari kesombongan adalah kebodohan", dengan tujuan mencari referensi lebih dalam tentang topik ini. Saya berulang kali mendengar dari orang lain bahwa saya memiliki sikap sombong dan angkuh (dan saya juga sedikit banyak menyadari hal itu) dan saya berusaha mencari cara untuk memperbaiki hal ini karena saya tidak ingin terjadi masalah di kemudian hari karena sifat sombong saya ini.

Saya orang yang suka chatting dan berbagi pikiran dengan orang" yang bersedia, dan alangkah baiknya jika saya bisa mendapatkan dhamma dalam percakapan dalam kehidupan sehari".

Pages: [1]
anything