//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1821720 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1815 on: 07 August 2010, 09:50:20 AM »
tentang ramal meramal dan ilmu-ilmu gaib memang mahaguru secara terbuka mengatakan bahwa hal itu dilakukan hanya sebagai pancingan (baca: Marketing tools). dan memang bukan ajaran Buddha.
Hanya info saja.
Dalam Tipitaka Pali, Digha Nikaya, 11, ada suatu kisah di mana Buddha diminta agar memerintahkan para bhikkhu menunjukkan kesaktian agar umat menjadi tambah percaya. Buddha Gotama berkata bahwa bukan itu caranya mengajarkan dhamma. Setelah diminta sampai 3x, maka Buddha menjelaskan bahwa ada 3 macam kesaktian:
1. Iddhipatihariya: kesaktian psikis seperti terbang, membuat diri menjadi banyak, teleport, dsb.
2. Adesanapatihariya: kemampuan membaca pikiran dari makhluk lain.
Kedua jenis kesaktian ini tidak memberikan manfaat bagi yang melihat (hanya terkagum-kagum saja). Selain itu, ada juga jimat/mantra untuk melakukan hal yang sama (Vijja Gandhara untuk melakukan Iddhipatihariya, Vijja Manika untuk Adesanapatihariya). Maka bisa saja seorang skeptik mengatakan "bhikkhu itu pake jimat" dan akhirnya malah menimbulkan kesalahpahaman. Melihat hal tersebut, maka Buddha Gotama menghindari dan mencela pertunjukan kesaktian demikian.

3. Anusasanipatihariya: kesaktian memberi nasihat, mengetahui kecenderungan orang lain dan mampu memberikan nasihat yang sesuai bagi perkembangan bathin. 
Kesaktian yang terakhir ini adalah yang bermanfaat bagi pelaku dan bagi yang melihat. Hanya kesaktian inilah yang dianjurkan oleh Buddha Gotama.

Jadi terlihat di sini bahwa LSY telah melakukan apa yang Buddha Gotama tidak setujui. LSY telah menyebarkan dharma dengan cara yang berbeda dengan para Buddha di masa lampu menyebarkan dharma.
kalau anda sudah baca kisah 84 maha siddha, maka anda akan sadar bahwa di masa lampau banyak sekali master-master Buddhist yang memperagakan kesaktian untuk menarik umat.

Quote


Quote
Dalam kesehariannya Buddha mungkin tidak memakai perhiasan di tubuhnya. tapi beliau  menerima banyak perhiasan , emas, perak, baju  donasi dari umat-umat-Nya atau dengan kata lain: Sang Buddha itu kaya raya  seumur hidupnya . Masa-masa Sang Buddha boleh dibilang tidak memiliki harta itu hanya pada saat beliau bermeditasi di bawah pohon Boddhi ! .  Salah satu penyebab Devadatta iri hati adalah donasi yang melimpah ruah kepada Buddha.  Anda mungkin tau kisah Anathapindika yang mendonasikan sebagian besar hartanya untuk keperluan sangha, sampai-sampai dia menjadi jatuh miskin, (walaupun di kemudian hari usahanya menanjak lagi, dan kembali menjadi orang kaya ).
Sedangkan kisah tentang membunuh itu ada di kisah jataka, dimana Bodhisatta membunuh 500 perampok untuk menyelamatkan orang-orang lainnya.

nb: Sehubungan dengan mahaguru Lu Sheng Yen, beliau dalam keseharian tidak memakai perhiasan, hanya dalam upacara-upacara tertentu saja. Saya sudah pernah mempostingkan artikel bahwa perhiasan itu hanya sebagai lambang saja.
 
kutipan teks:
sumber: http://www.sacred-texts.com/bud/lob/lob39.htm

"Listen well, inhabitants of Cravasti! Seven days from this day, the merchant Anathapindika, riding an elephant, will go through the streets of the city. He will ask all of you for alms, which he will then offer to the Buddha and to his disciples. Let each one of you give him whatever he can afford."

On the day announced, Anathapindika mounted his finest elephant and rode through the streets, asking every one for donations for the Master and for the community. They crowded around him: this one gave gold, that one silver; one woman took

p. 194

off her necklace, another her bracelet, a third an anklet; and even the humblest gifts were accepted. 


Now, there lived in Cravasti a young girl who was extremely poor. It had taken her three months to save enough money to buy a piece of coarse material, out of which she had just made a dress for herself. She saw Anathapindika with a great crowd around him.

"The merchant Anathapindika appears to be begging," she said to a bystander.

"Yes, he is begging," was the reply.

"But he is said to be the richest man in Cravasti. Why should he be begging?"

"Did you not hear the royal proclamation being cried through the streets, seven days ago?"

"No."

"Anathapindika is not collecting alms for himself. He wants every one to participate in the good he is doing, and he is asking for donations for the Buddha and his disciples. All those who give will be entitled to a future reward."
The young girl said to herself, "I have never done anything deserving of praise. It would be wonderful to make an offering to the Buddha. But I am poor. What have I to give?" She walked away, wistfully. She looked at her new dress. "I have only

p. 195

this dress to offer him. But I can not go through the streets naked."

She went home and took off the dress. Then she sat at the window and watched for Anathapindika, and when he passed in front of her house, she threw the dress to him. He took it and showed it to his servants.
Setahu saya, Buddha tidak pernah menerima dana berupa emas/perak/perhiasan. Jika ada perhiasan yang didanakan, maka akan dijual dan sejumlah uang penjualan itu akan digunakan untuk kebutuhan sangha seperti tempat tinggal, jubah, dan makanan. Tidak ada ceritanya Sangha menyimpan emas/harta benda lain.

Contoh kasus ini adalah ketika Visakhā mengunjungi Jetavana, ia lupa mengambil perhiasan ketika pulang. Maka akhirnya ia mendanakan perhiasan itu. Tetapi karena sangat mahal harganya, tidak ada yang mampu membeli. Maka ia sendiri yang membeli perhiasan itu dan uangnya dibangun untuk membangun vihara.


bhiksu itu cuma memakai kain seadanya dan makan dari donasi umat , jadi biaya untuk kebutuhan sehari-hari para bhiksu sangat murah. Oleh karena itu, sisa uang hasil pembelian makanan dan pakaian itu masih sangat banyak. Sedangkan untuk pembangunan vihara, maintenance, dan upkeep semuanya di tanggung oleh umat-umat Buddha. Sama sekali tidak ada pengeluaran uang untuk biaya-biaya tersebut.

Jadi dengan fakta-fakta dan logika tersebut dapat disimpulkan: Sang Buddha itu kaya raya seumur hidupnya.
« Last Edit: 07 August 2010, 09:52:57 AM by 4DMYN »

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1816 on: 07 August 2010, 09:53:14 AM »
Bukannya sebelum belajar TBSN harus belajar Theravada & Mahayana dahulu yah? Kok sepertinya sekarang bersembunyi di balik "perbandingan antar aliran" yah?



"Ya yang tahu ,yang akan tahu".. kalau ga tahu mana bisa tahu,makanya penekanan kata belajar/berlatih di Tantra ZFZ sangat sering diutarakan,tidak hanya belajar Tantra,namun sebagai murid mereka harus punya basic Theravada dan Mahayana dulu...Mungkin ini sudah umum penjelasannya

Namanya orang belajar tuh sama seperti ilmu sekolah dasar,ilmu sekolah menengah pertama dan atas,
setelah kuliah,yang diambil hanya intinya....
g contohkan analoginya:
di kuliahan jikan mengambil mata kuliah hitung2an,namanya sudah banyak berganti,kalau dulu mengenal matematika ,di kuliahan mengenal statiska probabilitas dll....
jadi nama berbeda,namun inti penjumlahan ,pengurangan ,perkalian,dan lain2 anda harus bisa terlebih dahulu...Ya seperti itulah analogi saya terhadap Tantra ...

Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1817 on: 07 August 2010, 09:55:23 AM »
tentang ramal meramal dan ilmu-ilmu gaib memang mahaguru secara terbuka mengatakan bahwa hal itu dilakukan hanya sebagai pancingan (baca: Marketing tools). dan memang bukan ajaran Buddha.
Hanya info saja.
Dalam Tipitaka Pali, Digha Nikaya, 11, ada suatu kisah di mana Buddha diminta agar memerintahkan para bhikkhu menunjukkan kesaktian agar umat menjadi tambah percaya. Buddha Gotama berkata bahwa bukan itu caranya mengajarkan dhamma. Setelah diminta sampai 3x, maka Buddha menjelaskan bahwa ada 3 macam kesaktian:
1. Iddhipatihariya: kesaktian psikis seperti terbang, membuat diri menjadi banyak, teleport, dsb.
2. Adesanapatihariya: kemampuan membaca pikiran dari makhluk lain.
Kedua jenis kesaktian ini tidak memberikan manfaat bagi yang melihat (hanya terkagum-kagum saja). Selain itu, ada juga jimat/mantra untuk melakukan hal yang sama (Vijja Gandhara untuk melakukan Iddhipatihariya, Vijja Manika untuk Adesanapatihariya). Maka bisa saja seorang skeptik mengatakan "bhikkhu itu pake jimat" dan akhirnya malah menimbulkan kesalahpahaman. Melihat hal tersebut, maka Buddha Gotama menghindari dan mencela pertunjukan kesaktian demikian.

3. Anusasanipatihariya: kesaktian memberi nasihat, mengetahui kecenderungan orang lain dan mampu memberikan nasihat yang sesuai bagi perkembangan bathin. 
Kesaktian yang terakhir ini adalah yang bermanfaat bagi pelaku dan bagi yang melihat. Hanya kesaktian inilah yang dianjurkan oleh Buddha Gotama.

Jadi terlihat di sini bahwa LSY telah melakukan apa yang Buddha Gotama tidak setujui. LSY telah menyebarkan dharma dengan cara yang berbeda dengan para Buddha di masa lampu menyebarkan dharma.
kalau anda sudah baca kisah 84 maha siddha, maka anda akan sadar bahwa di masa lampau banyak sekali master-master Buddhist yang memperagakan kesaktian untuk menarik umat.

Quote


Quote
Dalam kesehariannya Buddha mungkin tidak memakai perhiasan di tubuhnya. tapi beliau  menerima banyak perhiasan , emas, perak, baju  donasi dari umat-umat-Nya atau dengan kata lain: Sang Buddha itu kaya raya  seumur hidupnya . Masa-masa Sang Buddha boleh dibilang tidak memiliki harta itu hanya pada saat beliau bermeditasi di bawah pohon Boddhi ! .  Salah satu penyebab Devadatta iri hati adalah donasi yang melimpah ruah kepada Buddha.  Anda mungkin tau kisah Anathapindika yang mendonasikan sebagian besar hartanya untuk keperluan sangha, sampai-sampai dia menjadi jatuh miskin, (walaupun di kemudian hari usahanya menanjak lagi, dan kembali menjadi orang kaya ).
Sedangkan kisah tentang membunuh itu ada di kisah jataka, dimana Bodhisatta membunuh 500 perampok untuk menyelamatkan orang-orang lainnya.

nb: Sehubungan dengan mahaguru Lu Sheng Yen, beliau dalam keseharian tidak memakai perhiasan, hanya dalam upacara-upacara tertentu saja. Saya sudah pernah mempostingkan artikel bahwa perhiasan itu hanya sebagai lambang saja.
 
kutipan teks:
sumber: http://www.sacred-texts.com/bud/lob/lob39.htm

"Listen well, inhabitants of Cravasti! Seven days from this day, the merchant Anathapindika, riding an elephant, will go through the streets of the city. He will ask all of you for alms, which he will then offer to the Buddha and to his disciples. Let each one of you give him whatever he can afford."

On the day announced, Anathapindika mounted his finest elephant and rode through the streets, asking every one for donations for the Master and for the community. They crowded around him: this one gave gold, that one silver; one woman took

p. 194

off her necklace, another her bracelet, a third an anklet; and even the humblest gifts were accepted. 


Now, there lived in Cravasti a young girl who was extremely poor. It had taken her three months to save enough money to buy a piece of coarse material, out of which she had just made a dress for herself. She saw Anathapindika with a great crowd around him.

"The merchant Anathapindika appears to be begging," she said to a bystander.

"Yes, he is begging," was the reply.

"But he is said to be the richest man in Cravasti. Why should he be begging?"

"Did you not hear the royal proclamation being cried through the streets, seven days ago?"

"No."

"Anathapindika is not collecting alms for himself. He wants every one to participate in the good he is doing, and he is asking for donations for the Buddha and his disciples. All those who give will be entitled to a future reward."
The young girl said to herself, "I have never done anything deserving of praise. It would be wonderful to make an offering to the Buddha. But I am poor. What have I to give?" She walked away, wistfully. She looked at her new dress. "I have only

p. 195

this dress to offer him. But I can not go through the streets naked."

She went home and took off the dress. Then she sat at the window and watched for Anathapindika, and when he passed in front of her house, she threw the dress to him. He took it and showed it to his servants.
Setahu saya, Buddha tidak pernah menerima dana berupa emas/perak/perhiasan. Jika ada perhiasan yang didanakan, maka akan dijual dan sejumlah uang penjualan itu akan digunakan untuk kebutuhan sangha seperti tempat tinggal, jubah, dan makanan. Tidak ada ceritanya Sangha menyimpan emas/harta benda lain.

Contoh kasus ini adalah ketika Visakhā mengunjungi Jetavana, ia lupa mengambil perhiasan ketika pulang. Maka akhirnya ia mendanakan perhiasan itu. Tetapi karena sangat mahal harganya, tidak ada yang mampu membeli. Maka ia sendiri yang membeli perhiasan itu dan uangnya dibangun untuk membangun vihara.


bhiksu cuma memakai kain seadanya dan makan dari donasi umat. jadi sisa uang hasil pembelian makanan dan pakaian itu masih sangat banyak. sedangkan untuk pembangunan vihara, maintenance, dan upkeep semuanya di tanggung oleh umat-umat Buddha. jadi sama sekali tidak ada pengeluaran uang untuk biaya-biaya tersebut.
Jadi dengan fakta-fakta dan logika tersebut dapat disimpulkan: Sang Buddha itu kaya raya seumur hidupnya.


Pernahkah anda membaca kisah di mana Sang Buddha Gotama terpaksa harus memakan makanan kuda karena hanya itulah yg mampu dipersembahkan umat di sana. Apakah seorang yg kaya raya akan memakan makanan kuda?

Fakta yg sesungguhnya adalah, Benar Sang Buddha Gotama Kaya, dalam arti bahwa Beliau tidak berkeinginan untuk memiliki lebih dari yang telah Beliau miliki, yaitu jubah dan mangkuknya.

Tetapi Buddha Gotama tidak pernah nonton TV pada suatu malam bersama dengan istrinya...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1818 on: 07 August 2010, 09:55:29 AM »
Hahaa .... g lebih ketawa setelah anda memberikan contoh Pindola Bharadvaja....
Selama ini,sepengamatan g belum pernah Maha Guru nya Adymn mempertontokan kesaktiannya langsung ke khalayak umum...
Yang ada lebih sering dalam perjalanan astral Beliau...
Bila ada kesaktian beliau yang terbukti lebih sering dari jepretan kamera...

So,mungkin lebih arif kalimat ini g ganti dan saya khusukan ke anda
Sama seperti anda yang memperlihatkan kepintarannya demi meluruskan umat Buddha Hidup  LSY ,bagaikan orang dungu hendak meluruskan orang bijaksana demi memuaskan kemelekatan DHARMAnya _/\_


maap jika tersinggung,namun saya melihat secara terbuka... Dalam hal ini kata2 anda telah memperburuk citra umat Agam Buddha .... Jika anda merasa saya menjadi musuh  anda,ya intopeksi dulu...
Kita sedang membahas sesuatu secara objektif. Kok anda jadi menilai saya orang dungu dan LSY orang bijaksana?  Bahkan mengatakan saya bermusuhan dan melekat dalam dharma? Anda merasa lebih bijaksana dari saya dan lebih tidak melekat dari saya? Silahkan, tapi saya tidak perlu opini itu di sini. Kalau mau bahas, bahaslah fakta dengan logis.



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1819 on: 07 August 2010, 09:58:15 AM »

Setahu saya, Buddha tidak pernah menerima dana berupa emas/perak/perhiasan. Jika ada perhiasan yang didanakan, maka akan dijual dan sejumlah uang penjualan itu akan digunakan untuk kebutuhan sangha seperti tempat tinggal, jubah, dan makanan. Tidak ada ceritanya Sangha menyimpan emas/harta benda lain.

Contoh kasus ini adalah ketika Visakhā mengunjungi Jetavana, ia lupa mengambil perhiasan ketika pulang. Maka akhirnya ia mendanakan perhiasan itu. Tetapi karena sangat mahal harganya, tidak ada yang mampu membeli. Maka ia sendiri yang membeli perhiasan itu dan uangnya dibangun untuk membangun vihara.




Kisah Visakha di atas juga sedikit dipelintir mungkin sebagai pembenaran atas penerimaan perhiasan, kisah sebenarnya yg tertinggal oleh Visakha itu adalah jubah (spt mantel jaman sekarang)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1820 on: 07 August 2010, 10:00:50 AM »
Hahaa .... g lebih ketawa setelah anda memberikan contoh Pindola Bharadvaja....
Selama ini,sepengamatan g belum pernah Maha Guru nya Adymn mempertontokan kesaktiannya langsung ke khalayak umum...
Yang ada lebih sering dalam perjalanan astral Beliau...
Bila ada kesaktian beliau yang terbukti lebih sering dari jepretan kamera...

So,mungkin lebih arif kalimat ini g ganti dan saya khusukan ke anda
Sama seperti anda yang memperlihatkan kepintarannya demi meluruskan umat Buddha Hidup  LSY ,bagaikan orang dungu hendak meluruskan orang bijaksana demi memuaskan kemelekatan DHARMAnya _/\_


maap jika tersinggung,namun saya melihat secara terbuka... Dalam hal ini kata2 anda telah memperburuk citra umat Agam Buddha .... Jika anda merasa saya menjadi musuh  anda,ya intopeksi dulu...
Kita sedang membahas sesuatu secara objektif. Kok anda jadi menilai saya orang dungu dan LSY orang bijaksana?  Bahkan mengatakan saya bermusuhan dan melekat dalam dharma? Anda merasa lebih bijaksana dari saya dan lebih tidak melekat dari saya? Silahkan, tapi saya tidak perlu opini itu di sini. Kalau mau bahas, bahaslah fakta dengan logis.




Bro Kainyn, sebaiknya kita fokus pada Bro 4DMYN saja sebagai satu2nya pengikut LSY yg unik karena bisa menggunakan kepala dalam berdiskusi, cheerleader lainnya mungkin tidak perlu dilayani.

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1821 on: 07 August 2010, 10:02:43 AM »
Hahaa .... g lebih ketawa setelah anda memberikan contoh Pindola Bharadvaja....
Selama ini,sepengamatan g belum pernah Maha Guru nya Adymn mempertontokan kesaktiannya langsung ke khalayak umum...
Yang ada lebih sering dalam perjalanan astral Beliau...
Bila ada kesaktian beliau yang terbukti lebih sering dari jepretan kamera...

So,mungkin lebih arif kalimat ini g ganti dan saya khusukan ke anda
Sama seperti anda yang memperlihatkan kepintarannya demi meluruskan umat Buddha Hidup  LSY ,bagaikan orang dungu hendak meluruskan orang bijaksana demi memuaskan kemelekatan DHARMAnya _/\_


maap jika tersinggung,namun saya melihat secara terbuka... Dalam hal ini kata2 anda telah memperburuk citra umat Agam Buddha .... Jika anda merasa saya menjadi musuh  anda,ya intopeksi dulu...
Kita sedang membahas sesuatu secara objektif. Kok anda jadi menilai saya orang dungu dan LSY orang bijaksana?  Bahkan mengatakan saya bermusuhan dan melekat dalam dharma? Anda merasa lebih bijaksana dari saya dan lebih tidak melekat dari saya? Silahkan, tapi saya tidak perlu opini itu di sini. Kalau mau bahas, bahaslah fakta dengan logis.

Ya yang g bilang jika anda ingin membahas nya, bagaikan orang2 isla dan kriste yg berdebat untuk menentukan mana yg benar dan sepertinya tidak pernah berujung...
Jadi saya lebih menghindarinya...
Karena apapun itu,lebih sering anda membawa dharma Theravada dan ketika kami membawa dharma Tantra,selalu jarang dipercaya...sehingga apapun ceritanya lebih sering kita meladeni anda dengan dharma Thera... Yang anda rasa adalah dharma paling sejati dari Sakyamuni Buddha
So ,apapun itu sangat sulit berdiskusinya...
Ya mau percaya saya boleh ,ga juga gpp...yg ptg ini saran dari g aj
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1822 on: 07 August 2010, 10:03:50 AM »
kalau anda sudah baca kisah 84 maha siddha, maka anda akan sadar bahwa di masa lampau banyak sekali master-master Buddhist yang memperagakan kesaktian untuk menarik umat.
Siapapun juga yang memperagakan kesaktian untuk menarik umat, apakah dia "master Buddhist" atau bukan, tetap tidak sesuai dengan Ajaran Buddha. Perhatikan bahwa Pindola Bharadvaja adalah seorang Maha-Savaka yang dinyatakan Buddha Gotama sebagai yang terbaik dalam "raungan singa", namun tidak sesuai tetap saja tidak sesuai.



Quote
bhiksu itu cuma memakai kain seadanya dan makan dari donasi umat , jadi biaya untuk kebutuhan sehari-hari para bhiksu sangat murah. Oleh karena itu, sisa uang hasil pembelian makanan dan pakaian itu masih sangat banyak. Sedangkan untuk pembangunan vihara, maintenance, dan upkeep semuanya di tanggung oleh umat-umat Buddha. Sama sekali tidak ada pengeluaran uang untuk biaya-biaya tersebut.

Jadi dengan fakta-fakta dan logika tersebut dapat disimpulkan: Sang Buddha itu kaya raya seumur hidupnya.
Seperti yang Bro Indra katakan, Buddha Gotama pernah memakan hanya makanan kuda selama 3 bulan di Veranja. Dan yang saya fokus adalah walaupun seorang Buddha tidak pernah kekurangan, namun dalam artian kebutuhan hidup, bukan harta, emas, dan kemewahan.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1823 on: 07 August 2010, 10:05:35 AM »
Bro Kainyn, sebaiknya kita fokus pada Bro 4DMYN saja sebagai satu2nya pengikut LSY yg unik karena bisa menggunakan kepala dalam berdiskusi, cheerleader lainnya mungkin tidak perlu dilayani.
Sepertinya ide yang bagus. Dengan "cheerleader" saya bisa lupa lagi bahas topik apa karena bicaranya ke mana-mana.

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1824 on: 07 August 2010, 10:06:02 AM »
Hahaa .... g lebih ketawa setelah anda memberikan contoh Pindola Bharadvaja....
Selama ini,sepengamatan g belum pernah Maha Guru nya Adymn mempertontokan kesaktiannya langsung ke khalayak umum...
Yang ada lebih sering dalam perjalanan astral Beliau...
Bila ada kesaktian beliau yang terbukti lebih sering dari jepretan kamera...

So,mungkin lebih arif kalimat ini g ganti dan saya khusukan ke anda
Sama seperti anda yang memperlihatkan kepintarannya demi meluruskan umat Buddha Hidup  LSY ,bagaikan orang dungu hendak meluruskan orang bijaksana demi memuaskan kemelekatan DHARMAnya _/\_


maap jika tersinggung,namun saya melihat secara terbuka... Dalam hal ini kata2 anda telah memperburuk citra umat Agam Buddha .... Jika anda merasa saya menjadi musuh  anda,ya intopeksi dulu...
Kita sedang membahas sesuatu secara objektif. Kok anda jadi menilai saya orang dungu dan LSY orang bijaksana?  Bahkan mengatakan saya bermusuhan dan melekat dalam dharma? Anda merasa lebih bijaksana dari saya dan lebih tidak melekat dari saya? Silahkan, tapi saya tidak perlu opini itu di sini. Kalau mau bahas, bahaslah fakta dengan logis.




Bro Kainyn, sebaiknya kita fokus pada Bro 4DMYN saja sebagai satu2nya pengikut LSY yg unik karena bisa menggunakan kepala dalam berdiskusi, cheerleader lainnya mungkin tidak perlu dilayani.

itu mah opini anda aj yang merasa dah pintar,bagi g ya nikmati aj hidup tuh... Ga usah ribet2 diskusi perbedaaan...
kalo persatuan bagus ,kenapa milih yg retak2...?hahaha...

 _/\_ Hidup tuh yg penting praktiknya bro....

Emang dharma bisa buat makan ya? Yang pasti dharma tuh buat kebijaksanaan... lah kalo kebijaksanaan wat diskusi perbedaan,jadi sia2...haha... Hidup tuh yg penting praktiknya bro....
« Last Edit: 07 August 2010, 10:08:24 AM by johan saban »
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1825 on: 07 August 2010, 10:09:33 AM »

Seringkali orang merasa benar di jalan kecongkakan...haha _/\_
Bro,pasti gak ngikuti dan lsg nimbrung,jika melihat penjelasan ADymn dan sekutunya bahwa Maha Guru nya adalah manifestasi dari Padmakumara Putih ,dan memang dari dasar Tantra setiap guru diberi gelar Rinponche,sedangkan LSY adalah orang Taiwan sehingga gelarnya menjadi Huo Fo dan diindonesiakan Buddha Hidup....

sebutan rinpoche cuma ada di tradisi tibetan buddhis, 

makanya saya di awal tanya tantra apa yang anda maksud ?

pada awal LSY  menyebut dirinya rinpoche,  apakah dia sudah bersentuhan dengan tibetan buddhis ? atau dia belajar tantra timur ?

LSY mulai bersentuhan dengan tibetan buddhis di amerka , tahun 1983 ,

di taiwan LSY mengaku belajar tantra, tapi jelas bukan tibetan buddhis jadi bagaimana dia bisa mengklaim dirinya rinpoche sebelum tahun 1983 ?

satu hal lagi gelar rinpoche itu didapat dari pengakuan  dari salah satu silsilah tibetan buddhis ( sakya, kagyu,gelug,nyingma ) yang mengetahui kualitas pengetahuan  dari rinpoche tersebut...

nah siapa yang memberikan pengakuan bahwa LSY seorang rinpoche ?

rinpoche dari silsilah mana? sakya, kagyu, gelug, nyingma? tidak ada rinpoche diluar silsilah ini , karena rinpoche sendiri adalah khas dari tibetan buddhis .


disini beda dengan LSY yang menyatakan dirinya sendiri sebagai rinpoche



Jika anda mengira semua dharma harus dibasiskan dengan theravada,adalah sebuah kecongkakan dan kemelekatan dharma... _/\_

maaf ya, dari mana anda menyimpulkan saya menggunakan tolak ukur theravada ?



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1826 on: 07 August 2010, 10:12:19 AM »

Setahu saya, Buddha tidak pernah menerima dana berupa emas/perak/perhiasan. Jika ada perhiasan yang didanakan, maka akan dijual dan sejumlah uang penjualan itu akan digunakan untuk kebutuhan sangha seperti tempat tinggal, jubah, dan makanan. Tidak ada ceritanya Sangha menyimpan emas/harta benda lain.

Contoh kasus ini adalah ketika Visakhā mengunjungi Jetavana, ia lupa mengambil perhiasan ketika pulang. Maka akhirnya ia mendanakan perhiasan itu. Tetapi karena sangat mahal harganya, tidak ada yang mampu membeli. Maka ia sendiri yang membeli perhiasan itu dan uangnya dibangun untuk membangun vihara.




Kisah Visakha di atas juga sedikit dipelintir mungkin sebagai pembenaran atas penerimaan perhiasan, kisah sebenarnya yg tertinggal oleh Visakha itu adalah jubah (spt mantel jaman sekarang)
Itu kisah dari saya, Bro Indra. Sumber yang saya baca adalah penutup kepala bertahtakan permata. Adalah kebiasaan bagi bhikkhu untuk menyimpan yang tertinggal supaya bisa dikembalikan ke pemiliknya. Tetapi Visakha berpikir apa yang telah ditinggalkan di vihara tidak seharusnya diambil kembali, maka ia mendanakannya dengan cara melelang dan hasilnya didanakan untuk vihara.

Jadi memang bukan dana itu dalam bentuk penutup kepala berpermata.

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1827 on: 07 August 2010, 10:14:17 AM »
mengenai sebutan living buddha,
kalau anda search di google, hasilnya cukup banyak, dan bukan cuma mahaguru yang memakai gelar tersebut.  termasuk diantaranya: Living Buddha Panchen Lama, Living Buddha Dezhub, dll..
dan sudah dijelaskan oleh Pariahina bahwa Living Buddha itu berasal dari istilah bahasa mandarin "Huo Fo" yang kemudian di translate ke bahasa inggris. Huo Fo berarti rinpoche.  karena mahaguru menggunakan bahasa mandarin, maka beliau disebut sebagai "Huo Fo" = Rinpoche. jadi sebutan ini cuma masalah dalam penerjemahan saja. gak ada yang istimewa.



maaf ketinggalan kreta...

Rinpoche itu artinya apa yah ??
 Kl "huo fo" (活佛).... itu nanya anak SD jg udh tau kalau itu artinya buddha hidup

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1828 on: 07 August 2010, 10:15:35 AM »

Bro 4DMYN, bisakah anda menceritakan kepada kami, bagaimana proses LSY mencapai kebuddhaannya? melalui meditasi dengan obyek apakah? dan bagaimana usahanya dalam mencapai kebuddhaan?

Bro 4DMYN, saya masih menunggu tanggapan atas pertanyaan di atas

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1829 on: 07 August 2010, 10:18:06 AM »
[at] indra,
tadi ada yang menanyakan siapa yang menasbihkan mahaguru menjadi bhiksu, jadi saya tampilkan profil GuoXian Fashe. GuoXian Fashe berasal dari Hongkong. soal sebutan Buddha Hidup saya sudah jelaskan bahwa maknanya , Buddha Hidup = "Rinpoche".

apakah anda mengatakan bahwa LSY hanya mendapat gelar Buddha Hidup dalam pengertian Rinpoche, bukan dalam pengertian mencapai pencerahan sempurna?

dan ini juga, mungkin ini pertanyaan paling penting sehubungan dengan sebutan "Buddha Hidup"