//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cerita sebuah cetiya di Rusun  (Read 5434 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Cerita sebuah cetiya di Rusun
« on: 27 March 2009, 01:36:28 AM »
Suatu hari saya bertemu via ym dengan sobat lama dalam Dhamma.
Beberapa tahun lalu saya mengikuti kelas meditasi dan retret meditasi yg dibimbing oleh teman saya yang pada saat itu masih menggunakan "jubah kuning".Setelah sekitar 1 thn lebih tidak berkomunikasi, kali ini saya berbicara dalam kapasitas yang berbeda.Pembimbing saya tersebut memutuskan untuk "pensiun dini" dalam seragam jubah kuning.Obrolan pun berputar sekitar kabar masing2.
Ternyata, setelah lama tak berkomunikasi, Sobat sekarang menjadi umat awam, tetapi tetap ingin berkarya dlm Dhamma.Sehingga Sobat mau berbagi pengalaman dan pengetahuannya mengenai meditasi.

Karena saya merasa cocok dengan metode bimbingannya, saya pun meminta jadwal dan alamat tempat dia mengajarkan meditasi. Dia pun menulis, "saya mengajar meditasi di sebuah cetiya kecil di rusun cengkareng, for free...".Karena tempatnya dekat dan jadwalnya pun sesuai, saya mengatakan saya akan datang ke sana.

Pada hari dimana kelas meditasi tersebut akan diadakan, saya sempat berpikir, wah, kayaknya tempatnya cukup terpencil dan "berbeda", jadi saya mempersiapkan segala kemungkinan yg ada, karena tekad saya untuk belajar meditasi tidak akan terbendung dengan kondisi-kondisi sepele....



*bersambung....

Sory, baru nyadar hampir pagi.Udah ngantuk dan besok harus kuliah pagi, lain waktu pasti akan saya selesaikan cerita ini.
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #1 on: 28 March 2009, 08:01:23 AM »
Karena jarak yang cukup dekat, sekitar jam 18.30 saya jalan dari rumah menggunakan motor tercinta.Sempat nyari2 alamat, karena sedikit terpelosok, dan jalan menuju k Rusun tersebut sangat gelap dan rusak. Dalam hati berpikir, waduh, berada di daerah gelap dan terkenal rawan begini, nanti klo pulang malam bahaya tidak yah?Tapi karena sudah dekat, kga mungkin saya mundur dan jalan pulang.
Sampai di kompleks rusun, sangat jelas terlihat tipikal rusun pemerintah yang selalu tampak kurang diurus.

Dan sampailah saya di cetiya tersebut.Walaupun tampak rapi, tetapi pemandangan yg saya lihat ini cukup mengagetkan.Ukuran cetiya tidak lebih dari 3x4 m2.Hanya terdapat 1 Buddha rupang yg terbuat dari kayu sederhana,1 Bodhisatva Aalokitesvara, dan 1 rupang Maitreya.Jangan tanya dimanakah letak dhammasala ataupun tempat lainnya, karena hanya terdapat 1 ruangan.Bahkan, ketika saya ingin ke toilet, dengan sedikit sungkan pengurus cetiya mengatakan bahwa tidak ada toilet yg dapat digunakan, karena memank tidak tersedia toilet khusus, dan toilet umum yg ada jalannya cukup jauh dari lokasi cetiya.Well, karena saya tidak mungkin menahan kencing dan bisa konsen meditasi, akhirnya saya melakukan seperti zaman ketika masih kecil dlu, kencing di sebelah pohon dekat taman tersebut. :-[

Karena masih ada waktu, saya menyempatkan diri untuk mengobrol dengan pengurus cetiya tersebut.Dari cerita, banyak hal yang sangat mengejutkan saya.
1.Pengurusan cetiya dilakukan secara swasemba, oleh para umat yg memank ingin menghidupkan Buddha Dhamma di tempat yg kecil tersebut.
2.Walaupun kecil, tapi para ibu2 di sekitar tempat tersebut secara rutin menyelenggaran sekolah minggu.Kelas sekolah minggu dapat dihadiri hingga 40 anak kecil.Bagaimana mungkin ruangan 3x4 bisa menampung 40 anak beserta alat2-nya? Ternyata pengurus dengan terpaksa menyediakan tikar di depan cetiya, sehingga anak2 bisa mengadakan sekolah minggu di halaman rusun.Saya sedikit berimajinasi, jika sekolah minggu diadakan sekitar jam 10, bearti anak2 bersekolah minggu dengan kondisi panas terik? :o Itu pun kalo panas, bagaimana jika hujan?
3.Menjadi minoritas di kalangan minoritas menjadi hambatan tersendiri.Banyak warga sekitar rusun yang suka kurang menghargai kegiatan cetiya.Sebagai contoh, ada kejadian dimana ada warga dari atas, yg suka menyiram air ke arah kerumunan para umat yg sedang kebaktian.Belum lagi gangguan2 dimana anak2 abg sana yg suka bermain bola di dekat halaman, sehingga terkadang bola terlempar ke arah umat.
4.Kebetulan karena pengurus berlaku sebagai ketua RT, dy melihat dengan sendirinya, bahwa para pembuat KTP yang bukan terlihat Tionghua, jika memasukkan agama-nya sebagai Buddha, maka secara otomatis hasilnya akan menjadi "Islam". :o Di zaman ketika hak2 asazi ditegakkan, ternyata diskriminasi masih begitu terasa terasa bagi masyarakat kecil!

Cerita terpotong karena adanya panggilan untuk memulai kelas.Dan kekagetan saya pun belum selesai.Ternyata, pada saat kelas akan dimulai, antusias umat begitu besar, bayangkan, dalam cetiya yang kecil tersebut, terdapat sekitar lebih dari 20 umat yg sangat antusias untuk mengikuti kelas meditasi.Dan umat2 yg ada disana tidak seperti gambaran vihara secara umum, dimana mayoritas Tionghua, yang bermata sipit hanya saya dan 1 pria di ruangan tersebut.Sisanya bagaikan miniatur etnis di Indonesia, ada yang dari Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.Tidak tampak sedikitpun perlakuan diskriminasi di sana. Wahhh...Benar pengalaman yg berbeda!

Jgn berharap kita akan bermeditasi dengan kemewahan yg ada di vihara besar seperti ruangan AC yg nyaman, alas meditasi yg empuk, ruangan yg besar dan lega, dan ketenangan di dalam dharmasala vihara. Hanya dengan jendela yg cukup, dan karpet sederhana, terasa seperti kemewahan tersendiri.Bahkan agar tidak saling bersentuhan (bagi saya, berdempetan dengan umat laen menjadi hambatan tersendiri dlm bermeditasi) di dalam ceitya perlu usaha sendiri, karena tempat yg sangat terbatas.

Dan 2 jam pun berlalu, secara mengherankan, meditasi saya hari ini berjalan sangat lancar!Semua gangguan2 yg ada diluar sirna dengan sendirinya, bagaikan ilusi.Sesaat setalh kelas usai, beberapa umat masih berada di cetiya, untuk sekedar ngobrol dan merapikan dharmasala, termasuk saya. Ada kalimat yg cukup bikin saya lebih kaget lagi, katanya pengurus tidak berani mengumumkan bahwa diadakan kelas meditasi, karena takut bnyk umat yg datang.Umat yg sekarang ini datang bisa tahu karena berada dalam lingkar dalam pengurusan.Saat ditanya alasannya, pengurus takut, jika diumumkan, umat akan semakin bnyk yg datang, dan cetiya tidak akan cukup menampung para umat yg ingin belajar meditasi.
Sungguh pandangan yg kontras! Kita bisa melihat vihara2 besar yg tampak kekurangan umat ketika kelas meditasi, tetapi cetiya kecil ini malah harus sembunyi2 dalam menyelenggarakan kelas meditasi, karena keterbatasan tempat.

Well, pengalaman saya k cetiya kecil ini sangat memberikan saya pandangan yg lebih terbuka mengenai hidup ini.Kita yg dapat menikmati segala kemewahan fasilitas tetapi masih malas dalam berlatih diri, seharusnya malu dengan semangat umat di sebuah cetiya kecil yg sangat antusias dalam mempertahankan Buddha Dhamma di tempat yg sangat kekurangan fasilitas!
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #2 on: 28 March 2009, 08:43:52 AM »
mungkin karena semangat "dari kita untuk kita" jadi semuanya antusias... kalau vihara besar, mah donatur-nya mungkin jarang ke vihara... BRAVO BUDDHA SASANA...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #3 on: 28 March 2009, 09:20:37 AM »
^:)^
There is no place like 127.0.0.1

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #4 on: 28 March 2009, 06:14:46 PM »
nice story  ..  :lotus:
thanks Buddha...

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #5 on: 28 March 2009, 10:14:09 PM »
Benar2 seperti bunga teratai yang muncul dari kolam lumpur
Demikianlah selalu niat luhur siapapun akan berkembang dimanapun ia berada
Salut buat para pengurusnya

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #6 on: 28 March 2009, 10:55:03 PM »
Terharu .......  [-o<

ko Indra ...... sumbang buku2 Buddhis ke sana nieee .....  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #7 on: 29 March 2009, 02:26:11 AM »
Kemarin gw sempat menawarkan buku2 buddhis untuk digunakan dalam sekolah minggu, tpi katanya sudah mendapat dukungan dari Ehipassiko. :)
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline senna

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 18
  • Reputasi: 3
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #8 on: 06 April 2009, 09:46:07 PM »
Cerita yg sangat menarik dan memberi inspirasi untuk lebih berbuat bagi perkembangan Buddha Dharma. _/\_

Offline ramani

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 34
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #9 on: 02 May 2009, 03:22:26 PM »
Terharu .......  [-o<

ko Indra ...... sumbang buku2 Buddhis ke sana nieee .....  _/\_

iya terharu sekali.....setuju sekali ma virya.disumbangin buku2 dharma aja agar umatnya bisa baca2 diruma. Cerita ini bikin saya malu pada diri sendiri.malas latihan meditasi. saya bodoh sekali yah............................

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #10 on: 16 May 2009, 09:42:57 PM »
wah..saya salut sekali ama warga di sana...jd termotivasi saya...^^
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline sumana

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Limit by yourself
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #11 on: 05 July 2009, 09:30:42 PM »
semoga yang bercahaya bersinar terang. semoga bau semerbak menyebar ke seluruh penjuru.
Kelahiran telah terjadi, sukha dan dukha silih berganti. Kehidupan tidak kekal, menggapai pembebasan terakhir (nibbana).

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Cerita sebuah cetiya di Rusun
« Reply #12 on: 06 July 2009, 12:45:42 PM »
Terharu .......  [-o<

ko Indra ...... sumbang buku2 Buddhis ke sana nieee .....  _/\_

ngak mempan, gimana kalau sumbang kapling tanah?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya