//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: perbedaan mahayana ama theravada  (Read 137204 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #285 on: 27 November 2009, 07:27:42 PM »
yg tidak mengakui akan keberadaan avalokitesvara,sudah bisa di pastikan mereka bukan agama buddha, apalagi menganggap avalokites adalah racun,kalau saya,,,,,,,,,,,,,,

jangankan avalokites yesus dan muhammad aja saya yakini sebab beliu adalah manusia yg pernah hidup untuk kebahagian semua mahluk hidup di muka bumi ini.


wah...saay tidak ngerti dgn jalan pikiran anda...masa kalo ga mengakui berarti bukan umat buddhis?...kalo untuk umat theravada gimana?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #286 on: 27 November 2009, 07:29:14 PM »
Quote
[at] gandalf, saya melihat koq jadinya seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu seperti sosok imajinasi untuk memberikan pengharapan buat manusia? Kalau diri sendiri dan juga pikiran adalah pelopor nah sosok2 seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu bukankah akan menjadi pelopor suatu kondisi yang membingungkan.
semisal ada seorang yang menginginkan kesembuhan dia memohon pada Kwan Im kemudian dia sembuh, pertanyaannya apakah karena Kwan Im atau karena pikirannya dia sembuh atau karena karmanya dia sembuh (bisa juga jadi contoh misalnya dari ajaran lain ada kasus yang seperti ini apakah Tuhan dia yang menyembuhkan atau karena kepercayaannya yang menyembuhkan dia)

Wah tampaknya anda masih bingung dengan penjelasan saya.

Bila anda sebutkan begitu tentu maka ketiga2nya adalah faktoryang bekerjasama yang membuat sang pasien sembuh.

Faktor pertama adalah bantuan Sang Bodhisattva Avalokitesvara yang memiliki kekuatan agung dan membantu memberikan faktor2 yang dapat memasakkan karma baik si pasien.

Faktor kedua adalah karma sang pasien sendiri yang mana apakah sudah cukup untuk dimatangkan oleh Sang Bodhisattva? Bila halangan karmanya terlalu berat, maka Bodhisattva juga tidak bisa membantu.

Faktor ketiga adalah pikiran yaitu dari tekadnya sendiri yang pengen sembuh sehingga mempercepat penyembuhan, pun juga karena ketulusan, keyakinan dan batin Bodhicittanya maka Sang Bodhisattva turut membantu.

Sudah saya tegaskan bahwa dalam Mahayana sosok-sosok itu tentu bukan imajinasi. Tidak ada bukti historis kalau Sariputra atau Mahakasyapa ada dalam sejarah. Demikian juga dengan para Bodhisattva. Apakah mereka itu imajinasi? Dalam paham keyakinan Buddhis, tentu tidak bukan? Sampai saat ini, keberadaan mereka diketahui hanya dari teks-tekls relijius.

Diri sendiri adalah pelopor, namun para Bodhisattva adalah bagaikan guru ataupun kalyanamitra yang membimbing kita. Misal kita belajar berenang dari seorang guru, kita berserah dan menuruti segala perintah guru, memohon pertolongan guru untuk melatih diri kita, tapi ini semua pun bergantung pada latihan berenang kita sendiri, usaha kita sendiri. Ini yang dimaksud memohon pertolongan Bodhisattva tanpa mengabaikan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.

Para Bodhisattva dan Buddha memiliki tubuh Sambhogakaya yang bertujuan untuk membantu praktik kita dalam meditasi ataupun mengenali batin kita sendiri, bagaimana bisa mereka malah membingungkan pikiran? Guru-guru Mahayana dan Vajrayana banyak yang mendapatkan manfaat dari metode-metode ini, sehingga dari mananya yang membingungkan?

 _/\_
The Siddha Wanderer
ya memang saya masih bingung, soal faktor pertama itu apa bedanya dengan misalkan seseorang itu meminta2 kepada dewa .... atau dewi ....? atau bahkan kepada Penciptanya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #287 on: 27 November 2009, 07:31:07 PM »
Quote
tapi sayangnya, saya yakin kepada TIRATANA !
 Namaste

Mantap boss...

Aku berlindung pada Sakyamuni Buddha dan para Buddha dari ketiga masa
Aku berlindung pada 84000 pintu Dharma yang terdiri dari Vinaya, Sutra, Abhidharma dan Tantra
Aku berlindung pada Sangha Hinayana yang terdiri dari para Arhat dan Pratyekabuddha, Sangha Mahayana yang terdiri dari para Bodhisattva, dan Sangha Vajrayana yang terdiri dari para Dakini Dharmapala

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #288 on: 27 November 2009, 07:33:20 PM »
Quote
kenapa tidak? apa orang dari agama lain yang batinnya baik tidak pernah ditemukan reliknya? apa pernah ada yang coba melihat relik dari agama lain?

Karena setahu saya relik di agama lain nggak kaya sharira di agama Buddha.... misalnya relik para Santo kan bukan hasil dibakar, karena dalam paham Kristianitas harus dikubur, sedangkan sharira kan ditemukan setelah kremasi.... bentuknya pun saya lihat beda. Di tradisi Jain dan Hindu setahu saya juga tidak ada sharira.

Lagipula relik [sharira] itu hanya muncul dari tubuh seseorang yang telah mencapai Nirvana...

 _/\_
The Siddha Wanderer

Kalo ga salah pernah ada seorang nenek dia membaca liamkengnya rajin, kemudian ketika meninggal di bakar ada sariranya apakah dia telah mencapai nirwana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #289 on: 27 November 2009, 07:34:28 PM »
Quote
[at] gandalf, saya melihat koq jadinya seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu seperti sosok imajinasi untuk memberikan pengharapan buat manusia? Kalau diri sendiri dan juga pikiran adalah pelopor nah sosok2 seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu bukankah akan menjadi pelopor suatu kondisi yang membingungkan.
semisal ada seorang yang menginginkan kesembuhan dia memohon pada Kwan Im kemudian dia sembuh, pertanyaannya apakah karena Kwan Im atau karena pikirannya dia sembuh atau karena karmanya dia sembuh (bisa juga jadi contoh misalnya dari ajaran lain ada kasus yang seperti ini apakah Tuhan dia yang menyembuhkan atau karena kepercayaannya yang menyembuhkan dia)

Wah tampaknya anda masih bingung dengan penjelasan saya.

Bila anda sebutkan begitu tentu maka ketiga2nya adalah faktoryang bekerjasama yang membuat sang pasien sembuh.

Faktor pertama adalah bantuan Sang Bodhisattva Avalokitesvara yang memiliki kekuatan agung dan membantu memberikan faktor2 yang dapat memasakkan karma baik si pasien.

Faktor kedua adalah karma sang pasien sendiri yang mana apakah sudah cukup untuk dimatangkan oleh Sang Bodhisattva? Bila halangan karmanya terlalu berat, maka Bodhisattva juga tidak bisa membantu.

Faktor ketiga adalah pikiran yaitu dari tekadnya sendiri yang pengen sembuh sehingga mempercepat penyembuhan, pun juga karena ketulusan, keyakinan dan batin Bodhicittanya maka Sang Bodhisattva turut membantu.

Sudah saya tegaskan bahwa dalam Mahayana sosok-sosok itu tentu bukan imajinasi. Tidak ada bukti historis kalau Sariputra atau Mahakasyapa ada dalam sejarah. Demikian juga dengan para Bodhisattva. Apakah mereka itu imajinasi? Dalam paham keyakinan Buddhis, tentu tidak bukan? Sampai saat ini, keberadaan mereka diketahui hanya dari teks-tekls relijius.

Diri sendiri adalah pelopor, namun para Bodhisattva adalah bagaikan guru ataupun kalyanamitra yang membimbing kita. Misal kita belajar berenang dari seorang guru, kita berserah dan menuruti segala perintah guru, memohon pertolongan guru untuk melatih diri kita, tapi ini semua pun bergantung pada latihan berenang kita sendiri, usaha kita sendiri. Ini yang dimaksud memohon pertolongan Bodhisattva tanpa mengabaikan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.

Para Bodhisattva dan Buddha memiliki tubuh Sambhogakaya yang bertujuan untuk membantu praktik kita dalam meditasi ataupun mengenali batin kita sendiri, bagaimana bisa mereka malah membingungkan pikiran? Guru-guru Mahayana dan Vajrayana banyak yang mendapatkan manfaat dari metode-metode ini, sehingga dari mananya yang membingungkan?

 _/\_
The Siddha Wanderer
ya memang saya masih bingung, soal faktor pertama itu apa bedanya dengan misalkan seseorang itu meminta2 kepada dewa .... atau dewi ....? atau bahkan kepada Penciptanya?

Kalau hemat saya sih, meminta minta sih OK OK saja... Kadang kita "minta-minta" sama patung atau sama apa saja, bisa dikabulkan, kadang ya tidak bisa... PATOKAN-NYA APA gitu lo... ??
Minjam "istilah" yang sering dikatakan oleh Bhante Uttamo Thera ketika menjelaskan tentang Minta-minta hubungannya dengan Kamma adalah seperti meng-karbit buah-buah-an... Jadi di-karbit supaya yang harusnya (normalnya) masak dalam 8 hari menjadi 3 hari... Tapi kalau buah-nya memang tidak bisa masak, mau gimana karbit-nya pun tidak akan bakalan bisa masak/matang...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #290 on: 27 November 2009, 07:35:16 PM »
Quote
ya memang saya masih bingung, soal faktor pertama itu apa bedanya dengan misalkan seseorang itu meminta2 kepada dewa .... atau dewi ....? atau bahkan kepada Penciptanya?

Minta pada para dewa dan Sang pencipta kagak perlu Bodhicitta boss..... huehuehue...... asal dikasih berbagai persembahan dan puja2 udah bakalan senang si makhluk alam dewa.

Bedanya ada satu lagi..... kalau di agama lain kan gak ada faktor karma! Di agama H aja Tuhannya bisa ngehapus karma buruk..... hmmmm.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #291 on: 27 November 2009, 07:38:20 PM »
Quote
Quote
Kalo ga salah pernah ada seorang nenek dia membaca liamkengnya rajin, kemudian ketika meninggal di bakar ada sariranya apakah dia telah mencapai nirwana?

Bisa saja, siapa tahu waktu pikirannya baca liamkeng itu selalu dalam keadaan samadhi dan akhirnya pergi ke Jingtu (Sukhavati) dijemput oleh Bodhisattva Avalokitesvara?

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #292 on: 27 November 2009, 08:10:04 PM »
Quote
ya memang saya masih bingung, soal faktor pertama itu apa bedanya dengan misalkan seseorang itu meminta2 kepada dewa .... atau dewi ....? atau bahkan kepada Penciptanya?

Minta pada para dewa dan Sang pencipta kagak perlu Bodhicitta boss..... huehuehue...... asal dikasih berbagai persembahan dan puja2 udah bakalan senang si makhluk alam dewa.

Bedanya ada satu lagi..... kalau di agama lain kan gak ada faktor karma! Di agama H aja Tuhannya bisa ngehapus karma buruk..... hmmmm.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
berarti bodhisatva tiidak usah di beri sesembahan yak? ;D
apakah dia maha tau?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #293 on: 27 November 2009, 08:14:31 PM »
Quote
berarti bodhisatva tiidak usah di beri sesembahan yak? Grin
apakah dia maha tau?

Ya gak lah..... Bodhisattva ya nggak sebegitu rendahnya sampai diberi sesembahan dulu baru mau bantu.

Tentu tidak semahatahu Sang Buddha yang Omniscience...huehuehue....

 _/\_
The Siddha Wanderer

Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #294 on: 27 November 2009, 08:25:49 PM »
Quote
setidaknya ada relik nya Y.A. Sariputta, Maha Mogallana, Kassapa dll... Apakah Bodhisatva Avalokitesvara ada meninggalkan RELIK ?

Ah ini pernyataan konyol.....

Saya kira tidak ada sejarawan yang mau mengakui keberadaan para murid Buddha dengan hanya melihat "oh ada relik".

Dan seorang Bodhisattva pun bisa memilih untuk tidak menghasilkan relik. Lagipula sepemahaman saya para Bodhisattva seperti Avalokitesvara dsb itu tidak mengambil wujud seorang manusia, tapi dalam tubuh makhluk dewa.... nah reliknya dari mana?

Lagipula para master Buddhis Tiongkok dan Tibetan yang dikenali sebagai emanasi beragam Bodhisattva pun menghasilkan sharira. Kalau menurut anda Avalokitesvara itu imajinasi, maka kenapa master Buddhis di Tiongkok dan Tibet yang yakin pada beliau / emanasi beliau bisa menghasilkan relik? Apakah orang yang berimajinasi bisa menghasilkan relik?  ::)  ::)

Oya kemarin waktu pameran relik di Surabaya, ada reliknya Kasyapa Buddha sama Vajrasattva malah... nah lho?

 _/\_
The Siddha Wanderer

Mantap.... Analogi yang sdr.gandalf katakan bisa juga diterapkan untuk Buddha Gotama... Tidak bisa dibuktikan keberadaan Buddha Gotama secara historis hanya berdasarkan Relik-nya saja... Iya donk...

 _/\_
Soal pembuktian-pembuktian seperti ini tidak akan pernah habis perdebatannya. Karena keterbatasan alat dan kemampuan kita sendiri. Misalnya kita bilang ini lho relik Buddha Gotama, pasti ditanya lagi "tau dari mana itu relik Buddha?"  Atau relik gigi Buddha, apakah bisa diuji DNA nya, kalo teruji, bgm bisa tau itu DNAnya benar punya Buddha Gotama?
Kalo relik avalokitesvara tentu tidak ada karena avalokitesvara bukan tokoh historis.  Lebih jelasnya, Avalokitesvara bukan penghuni bumi seperti Buddha Gotama. Begitu juga Buddha Akshobhya, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, yang semuanya bukan dari lokadhatu sini. Avalokitesvara diyakini sebagai bodhisatva dari Sukhavati yg sering memberi bantuan pada makhluk di mana pun termasuk di Jambudvipa ini. Jadi mana mungkin meninggalkan relik, paling2 seperti penjelasan bro Gandalf bahwa yang ada adalah emanasinya yg kemudian mati dan meninggalkan relik. :)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #295 on: 27 November 2009, 08:49:35 PM »
Saya mau tanya ke pihak Mahayanis... :)

Jubah bhikkhu di Theravada dan bhiksu di Mahayana kan berbeda. Kenapa bisa berbeda seperti itu? Kadang seorang bhiksu di Mahayana juga memakai jubah yang lengkap dengan berbagai aksesoris spiritual lainnya. Dan antar sub-aliran di Mahayana sendiri, juga terdapat perbedaan di jubahnya. Misalnya bhiksu Aliran Zen di Jepang memakai jubah berwarna hitam, sedangkan bhiksu Aliran Sukhavati di Taiwan memakai jubah berwarna kelabu.

Apa yang menyebabkan perbedaan ini?

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #296 on: 27 November 2009, 11:47:17 PM »
masalah relik...
relik itu asli atau palsu sebaiknya di lihat dari energi nya [ rasakan sendiri ]

kemudian sifat relik pada umumnya adalah mencari energi sesama relik itu sendiri..
misalkan ada sebuah gelas...anda taruh air...kemudian relik itu di masukkan ke air...
sebuah relik yg kecil, biasanya mengambang..kemudian walau di pisah-pisahkan....nanti dengan sendiri-nya melekat antara relik 1 dengan yg lain...

bentuk-bentuk relik sendiri sangat unik,
Ananda relik nya berbentuk "love"
Angulimala relik nya berbentuk "jari"
sariputta reliknya berbentuk bulat, tapi sedikit pecah,seperti membentuk kulit baru.
dan masih banyak lagi....

cara mengetahui relik ini SangBuddha atau muridnya adalah...
1. melalui bentuk, saya pernah lihat sebuah gambar yg memperlihatkan para khas relik.
2.melalui komunikasi, melalui kemampuan batin...relik tersebut biasanya di jaga oleh para dewata...sehingga bisa tanya langsung.

terakhir bhante Win[buddha metta] saya liat relik nya loh...kek rambut tapi agak kasar..

 [at] bro dilbert,
Mahakassapa, relik nya itu tidak ada...baik di Thailand atau dimana pun...
Mahayana beranggapan Mahakassapa sedang bermeditasi di sebuah gunung, dan menunggu Buddha Maitreya..
akan tetapi Aliran Theravada beranggapan bahwa Mahakassapa sudah parinibbana.

benar mana gw tidak tahu ;D

-----------------------------------------------------------------------------------
masalah meminta kepada dewa, ada kok bikkhu thai, pernah mengajak beberapa umat ke ruang dhammasala...
kemudian bikkhu thai itu membacakan paritta dalam bahasa thai, sesudah itu umat disuruh ber-addhithana...setelah selesai bikkhu itu menyuruh namaskara ke dewata...

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #297 on: 28 November 2009, 01:33:53 AM »
Saya mau tanya ke pihak Mahayanis... :)

Jubah bhikkhu di Theravada dan bhiksu di Mahayana kan berbeda. Kenapa bisa berbeda seperti itu? Kadang seorang bhiksu di Mahayana juga memakai jubah yang lengkap dengan berbagai aksesoris spiritual lainnya. Dan antar sub-aliran di Mahayana sendiri, juga terdapat perbedaan di jubahnya. Misalnya bhiksu Aliran Zen di Jepang memakai jubah berwarna hitam, sedangkan bhiksu Aliran Sukhavati di Taiwan memakai jubah berwarna kelabu.

Apa yang menyebabkan perbedaan ini?

kalau gak salah ada vinaya yang menyebutkan gak boleh pake warna hitam
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #298 on: 28 November 2009, 03:46:15 AM »
Quote
masalah meminta kepada dewa, ada kok bikkhu thai, pernah mengajak beberapa umat ke ruang dhammasala...
kemudian bikkhu thai itu membacakan paritta dalam bahasa thai, sesudah itu umat disuruh ber-addhithana...setelah selesai bikkhu itu menyuruh namaskara ke dewata...

Hmm.... sampai bernamaskara segala....

Ngomong2 dewa apa itu? Apa secara Buddhisme Thai sang dewa sudah bertekad untuk melindungi Buddha Dhamma dan berlindung pada Tiratana? Apakah sang dewa telah mencapai tingkat-tingkat kesucian?

Kalau memang sudah, maka umat bernamaskara bisa dimaklumi, namun kalau berlindung saja dewanya nggak, kesucian aja belum nyampe, maka namaskara ini patut dipertanyakan. Bagaimana bisa umat Buddhis yang berlindung pada Tiratana menghormat dewa dewi duniawi seperti menghormat pada Tiratana?

Kalau saya, sama dewa dewi duniawi biasanya saya cuma namaste, kalau terhadap para Buddha, Bodhisattva dan para Dewa Pelindung Dharma saya baru bernamaskara.

Quote
loh ,bukankah Ananda disebutkan telah mencapai Savaka-buddha sebelum sang buddha parinibbana.....ada kok dalam saddhamapundarika sutra...
benar mana neh..

Kalau anda memakai terjemahan yang salah maka ya bisa saja anda menemukan bahwa Ananda sudah Arhat sebelum Sang Buddha Parinirvana.

Buktinya terjemahan langsung dari Sansekerta oleh H.Kern mengatakan Ananda masih dalam tahap belajar.

Mahaprajnaparamita Upadesha karya Nagarjuna juga mengatakan kalau Ananda tercerahkan setelah Sang Buddha Parinirvana.

Denkoroku dan catatan silsilah Chan juga mengatakan bahwa Ananda tercerahkan setelah Sang Buddha Parinirvana.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 28 November 2009, 04:00:15 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: perbedaan mahayana ama theravada
« Reply #299 on: 28 November 2009, 05:46:15 AM »
Quote
masalah meminta kepada dewa, ada kok bikkhu thai, pernah mengajak beberapa umat ke ruang dhammasala...
kemudian bikkhu thai itu membacakan paritta dalam bahasa thai, sesudah itu umat disuruh ber-addhithana...setelah selesai bikkhu itu menyuruh namaskara ke dewata...

Hmm.... sampai bernamaskara segala....

Ngomong2 dewa apa itu? Apa secara Buddhisme Thai sang dewa sudah bertekad untuk melindungi Buddha Dhamma dan berlindung pada Tiratana? Apakah sang dewa telah mencapai tingkat-tingkat kesucian?

Kalau memang sudah, maka umat bernamaskara bisa dimaklumi, namun kalau berlindung saja dewanya nggak, kesucian aja belum nyampe, maka namaskara ini patut dipertanyakan. Bagaimana bisa umat Buddhis yang berlindung pada Tiratana menghormat dewa dewi duniawi seperti menghormat pada Tiratana?

Kalau saya, sama dewa dewi duniawi biasanya saya cuma namaste, kalau terhadap para Buddha, Bodhisattva dan para Dewa Pelindung Dharma saya baru bernamaskara.

Tujuan saya bernamaskara 3x, adalah
kepada Buddha, Mengormati Beliau adalah Guru Agung
kepada Dhamma, Menghormati Ajaran yang dapat menuntun tuk mencapai Pencerahan/Kebebasan Sejati (Nibbana)
kepada Sangha, Menghormati Sangha Bhikkhu karena melestarikan Buddha Dhamma, Sangha Bhikkhu Mempratekkan kehidupan Suci, Sangha Bhikkhu Menjalakan Vinaya & Sila dengan Sempurna

Dan jika ada umat yang menghormati para Dewata, itu juga perbuatan Baik, tidak peduli para Dewa sudah mencapai kesucian atau tidak !

Emang ada manusia biasa yang bisa tahu ada dewa yang sudah mencapai kesucian atau tidak ?

Dapat menjadi Makhluk Dewa(penghuni Surga), adalah karena KEBAJIKAN beliau para Dewata itu sendiri, contoh yang baik.
jadi kita tidak salah apabila ada Manusia menghormati dadn menghargai para Dewata, baik dengan namaskara maupun cara lain ataupun disuruh menghormati oleh siapa saja
Kita aja masih menghormati Leluhur atau sanak saudara yang tidak tahu kelahiran kembali jadi Makhluk apa ! bisa aja makhluk Apaya ! tapi tetap kita hormati dan pelimpahan jasa.

 _/\_

« Last Edit: 28 November 2009, 05:57:42 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.