Ada pertanyaan dari teman di facebook
bro Wa***, terima kasih sebelumnya
sdh nawari u/bantu masalah sy
maaf baru sempat balas, begini kira2
problem yg membuat sy bingung dlm
mempelajari & praktek anapanasati.
mgkn sy perlu cerita sebelumnya
bahwa sy belum pernah belajar
meditasi secara serius&kontinu pada
Guru atau pun pada Bhante atau di
Vihara tertentu, sy hanya belajar dari
berbagai bahan bacaan atau video
rekaman meditasi. Dan belakangan ini
sy mulai mempraktekkan apa yg
pernah sy pelajari.
nah kendala yg sy alami adalah, saya
menjadi bingung dalam meditasi
Anapanasati sebagai Samatha
Bhavana, kita harus memusatkan
konsentrasi pada titik/objek apa?
karena menurut yg saya pahami dari
beberapa bahan bacaan yg sy baca,
terdapat perbedaan titik konsentrasi
atau bahkan objek nya..., contoh:
pada buku Anapanasati oleh Kassapa
Thera, dari pemahaman sy disana
tertulis bahwa titik konsentrasi
diletakkan pada sentuhan napas
pada pintu hidung atau pintu hidung
itu sendiri, sedangkan
pada buku Super Powerfull
Mindfullness, yg ditulis Ajahn Bhram
ditulis: tak masalah di mana Anda
mengawasi napas. Sesungguhnya,
yang terbaik adalah tdk
menempatkan napas dimanapun..........
Tanya saja diri Anda sendiri saat ini,
"Apakah saya sedang menarik napas
atau sedang menghembus napas?
Bagaimana saya tahu?" Itulah!
Pengalaman yg memberitahu Anda
apa yg sedang dilakukan oleh napas,
itulah yg Anda perhatikan.
Bro Wandy yang baik, Sebenarnya perbedaan diantara guru meditasi disebabkan pengalaman mereka sendiri, ada meditator yang kesulitan memusatkan perhatian pada udara yang masuk-keluar dari lubang hidung, seperti yang dianjurkan oleh Ajahn Brahm, oleh karena itu mereka memperhatikan hanya pada satu titik saja, bisa di bibir atas, pertemuan hidung dengan bibir atau di ujung hidung. Tetapi prinsipnya tetap sama yaitu kita harus memusatkan perhatian untuk menyadari keluar masuknya udara di lubang hidung.
sedangkan dari video ttg meditasi yg
sy lihat & dari buku yg pengarang
nya (maaf sy lupa kalau tidak salah
Sayadaw dari Myanmar) menurut
pemahaman sy dikatakan bahwa
tidak boleh memperhatikan sentuhan
napas, karena kalau memperhatikan
sentuhan akan jd meditasi 4 elemen
bukan anapasati
Menurut keterangan Pa Auk Sayadaw yang jangan diperhatikan dibawah permukaan kulit, perhatikan satu atau perhatikan dan sadari udara yang masuk dan udara yang keluar.
dari situs Samaggi Phala, http://
www.samaggi-phala.or.id/
naskahdamma_dtl.php?
id=828&hal=3&cont=metta03.html&path=&hmid=
sy sempat membaca bahwa
......
Tetapi bila anda memusatkan pikiran
pada “sentuhan” yang terjadi
antara ujung hidung dengan napas
yang keluar-masuk, mengamati
sentuhan tersebut serta
menyadarinya, maka obyek (napas)
ini merupakan realitas.
Titik sentuhan tersebut memiliki 4
unsur pokok, yaitu pathavi dhatu
(keras-lunak), apo dhatu (cairan), tejo
dhatu (panas/dingin) dan vayo dhatu
(gerak).
Keempat unsur pokok ini ditemukan
saat anda memusatkan pikiran pada
sensasi sentuhan antara ujung
hidung dengan napas yang masuk
dan keluar. Sehingga obyek napas ini
digolongkan dalam meditasi
Vipassana.
Maksudnya kita bukan memperhatikan sentuhan tetapi menyadari udara yang masuk dan keluar melalui sentuhan, jadi sentuhan hanya digunakan sebagai objek pembantu. Objek utamanya adalah udara yang masuk dan keluar.
.....
jd konsentrasi pada sentuhan bukan
Samatha tetapi Vipassana
nah itu kira2 yg membuat bingung,
sebenarnya sy sdh mencoba untuk
tidak berkonsentrasi pada sentuhan
atau pada pintu hidung seperti yang
diajarkan oleh Ajahn Brahm atau dari
video meditasi, masalahnya setelah
napas menjadi tenang, saya malah
seperti kehilangan objek, kesulitan
berkonsentrasi karena tidak ada titik
yang harus diperhatikan, jadi itu
cukup membuat saya bingung.
kira2 mgkn bro Wandy bisa
membantu saya?
terima kasih banyak sebelumnya,
Namo Buddhaya
Nah bila pikiran telah menjadi tenang memang hal ini menjadi masalah, yaitu kita kehilangan objek, Ini sebenarnya perhatian sudah tidak pada objek, oleh karena itu untuk mengembalikan perhatian kepada objek, kita berdiam dan memperhatikan tempat sentuhan dimana kita biasa merasakan udara masuk-keluar. Nanti nafas akan terasa kembali.
Tambahan
tambahan bro Wa***
dari situs Samaggi Phala dengan
alamat yg sama ada tertulis demikian:
......
Maka untuk membedakan
Anapanasati sebagai obyek dalam
meditasi Vipassana atau Samatha,
haruslah diketahui/dimengerti
mengenai obyek napas dalam
kelompok realitas atau hanya sebuah
konsep.
Ya memang demikian, kita tidak memperhatikan dengan seksama rasa yang timbul pada sentuhan, karena ini nanti bisa membelokkan kita ke Vipassana, tetapi kita menggunakan sentuhan untuk mengetahui/menyadari udara yang masuk dan udara yang keluar.
Pada kitab komentar Visuddhimagga
disebutkan bahwa pikiran hendaknya
terkonsentrasi pada napas keluar-
masuk yang bersentuhan dengan
ujung hidung. Dalam hal ini
Anapanasati merupakan obyek dalam
meditasi Samatha. Mengapa
demikian ? Sebab pikiran harus
terkonsentrasi pada masuk-keluarnya
napas, bukan pada udara/angin.
Sama saja, keluar masuknya napas atau keluar masuknya udara. Diatas sudah saya jawab.
Ketika napas masuk, anda mencatat
dalam batin sebagai ‘masuk’. Saat
napas keluar, anda mencatatnya
sebagai ‘keluar’. ‘Masuk, keluar,
masuk, keluar’.
Pikiran dipusatkan bukan pada
menghirup udara, tapi pada masuk
dan keluarnya udara. Masuk dan
keluarnya napas/udara bukanlah
realitas mutlak.
Dalam hal ini konsep tersebut
menjadi obyek meditasi (Samatha).
Anda tidak akan menemukan
karakteristik apapun, baik yang
bersifat umum maupun khusus.
Sebab obyek itu bukanlah realitas.
Hanya konsep. Karenanya ia
digolongkan dalam meditasi
Samatha......
Ya, karena perhatian kita tidak ditujukan untuk mengamati karakteristik dari "rasa/sensasi". Dalam Samatha kita hanya menyadari udara masuk dan keluar melalui sentuhan, intinya adalah menyadari udara masuk dan keluar, bila masuk sebut masuk (singkat saja), bila keluar sebut keluar.
......
maaf bukannya saya meragukan isi
dari situs tersebut, tapi mgkn
pemahaman sy yg keliru,
begini maksudnya dari pemahaman
saya tentang dokumen tersebut,
saya jd berpikir, kalau objek dari
samatha adalah sebuah konsep, kira2
nanti salah arah tidak ya?
maksud saya kalau objek nya cuma
konsep pikiran, bukankah bisa2 nanti
arahnya menjadi menghayal? karena
objeknya adalah sesuatu yang
dimunculkan oleh pikiran, dan pikiran
bisa saja menghasilkan banyak hal2
aneh, misalnya menghayal kalau
sekarang ini adalah napas masuk
atau keluar, kira2 bisa terjadi hal
seperti itu tidak ya?
sekali lagi, terima kasih banyak
sebelumnya,
dan satu lagi, boleh tau, bro Wandy
belajar anapanasati dari Guru mana?
salam,
Namo Buddhaya
Mohon bantuannya
Anapanasati memang objek yang bersifat konsep, karena kita membayangkan ada udara yang selalu masuk-keluar.
Nanti kalau konsentrasi sudah kuat, kita sudah tidak perlu memperhatikan nafas.
Semoga membantu.