"Wahai Manjusri ! Ketika Bodhisattva Mahasattva ini, di dalam akhir masa ketika Hukum Kesunyataan ini akan musnah, telah dapat menyempurnakan Tingkat Ketiga Dari Pelaksanaan Yang Damai dan mengkhotbahkan Sutta ini, maka tidak akan ada sesuatu pun yang dapat mengganggu-Nya lagi. Dia akan mendapatkan teman-teman belajar yang baik, yang akan membaca dan menghafalkan Sutta ini bersama-Nya. Dia juga akan mendapatkan orang-orang yang sangat banyak, yang berdatangan dan mendengar-Nya, yang setelah mendengar-Nya kemudian menghafalkan-Nya, setelah menghafalkan-Nya kemudian dapat mengkhotbahkan-Nya, setelah mengkhotbahkan-Nya kemudian dapat menyalin-Nya atau membuat orang lain mampu menyalin-Nya dan Mereka yang menghormati Sutta ini, Mereka itu akan memuja, memuliakan dan memuji-Nya."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Jika Seseorang hendak mengkhotbahkan Sutta ini,
Haruslah Ia meninggalkan jiwa yang iri, marah dan sombong,
Bujukan, pikiran yang dusta dan palsu,
Dan selalu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang jujur.
Dia tidak boleh meremehkan siapapun,
Dan sekali-sekali tidak boleh membicarakan Hukum Kesunyataan untuk hiburan,
Ataupun menyebabkan orang lain bimbang maupun menyesal,
Dengan berkata :"Kalian tidak akan dapat menjadi Buddha."
Putera Sang Buddha ini di dalam mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
Akan selalu lemah lembut, sabar,
Serta Welas Asih pada semua
Dengan tidak pernah merasa malas.
Kepada Para Bodhisattva Agung di manapun jua,
Yang melaksanakan Jalan Agung dengan Kasih Sayang pada semua,
Dia harus menaruh rasa hormat
Dengan berpikir :"Inilah Guru-Guru Agung-Ku."
Kepada seluruh Para Buddha Yang Agung
Ia harus menganggap-Nya sebagai Ayahnya Yang Sangat Bijaksana,
Dan dengan menghapus jiwa congkaknya,
Harus dapat mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan tanpa halangan.
Itulah Cara Yang Ketiga, Pelaksanaan Penuh Ketenangan.
Seorang Yang Bijaksana hendaknya melaksanakan semua ini,
Seorang Pengkhotbah yang tekun dan penuh rasa pengabdian itu,
Akan di puja oleh kelompok-kelompok yang tak terbatas."
"Lagi, Wahai Manjusri ! Bodhisattva Mahasattva yang memelihara Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini di dalam ujung-ujung masa yang akan datang, waktu Hukum Kesunyataan hampir musnah, maka Ia harus memelihara Jiwa Cinta Kasih Yang Agung terhadap Para Pengikut awam dan Para Bhiksu, dan membina Jiwa Welas Asih Yang Agung kepada mereka yang belum menjadi Bodhisattva. Dan Ia harus membayangkan demikian :"Orang-orang semacam ini telah menderita kerugian yang besar. Ketika ada kesempatan Hukum Kesunyataan ini di khotbahkan dengan Cara Yang Bijaksana dari Sang Tathagata, mereka tidak mendengarkan, maupun mengetahui-Nya, maupun memahami-Nya, maupun menanyakan-Nya, maupun mempercayai-Nya ataupun mengerti Sutta ini. Ketika Aku telah mencapai Penerangan Agung, maka di manapun Aku berada, dengan Kekuatan Ghaib-Ku dan Daya Kebijaksanaan-Ku, Aku akan memimpin Mereka untuk tinggal di dalam Hukum Kesunyataan ini."
"Wahai Manjusri ! Bodhisattva Mahasattva yang sesudah Kemokshaan Sang Tathagata nanti, yang telah menyempurnakan Cara Yang Keempat ini, maka bila Ia berkhotbah tentang Hukum Kesunyataan ini, Ia akan terbebas dari kesalahan-kesalahan. Ia akan selalu di muliakan, di puja, di hormati dan di puji oleh Para Bhiksu, Bhiksuni, Pengikut-Pengikut Priya dan Wanita, Para Raja dan Pangeran, dengan Menteri-Menteri dan Rakyatnya, Para Brahman dan Penduduk serta lain-lainnya. Seluruh Para Dewa yang berada di angkasa akan selalu mengikuti dan menghadiri-Nya agar dapat mendengar Hukum Kesunyataan itu. Jika Ia berada di sebuah dusun, kota ataupun di hutan yang terpencil dan kemudian ada seseorang yang datang hendak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit kepadanya, maka demi Hukum Kesunyataan itu, Para Dewa siang dan malam tiada henti-hentinya akan menjaga dan melindungi-Nya sehingga Ia mampu membuat Para Pendengar-Nya bergembira. Karena betapapun juga Sutta inilah yang pada masa dahulu, masa mendatang dan saat sekarang ini yang selalu di amati oleh Para Buddha dengan Kekuatan Ghaib Mereka."
"Wahai Manjusri ! Di dalam banyak negara yang tak terhitung jumlahnya, di mana bahkan Nama dari 'Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan' tidak dapat terdengar, sangatlah jarang Hukum Kesunyataan ini dapat di ketahui, di terima dan di pelihara, di baca serta di hafalkan.
"Wahai Manjusri ! Aku akan menceritakan kepada-Mu sebuah Perumpamaan. Hal ini seperti Seorang Raja Pemutar Roda Suci yang sangat berkuasa, yang ingin menaklukkan negeri-negeri lain dengan Kekuatan. Ketika raja-raja kecil tidak mematuhi Perintah-Nya, maka Raja Pemutar Roda Suci itu mengerahkan segala Tentara-Nya dan pergi mengalahkan mereka. Demi melihat Tentara-Tentara-Nya yang sangat perkasa di dalam peperangan itu, Sang Raja menjadi senang hati dan memberi mereka hadiah-hadiah menurut jasa-Nya masing-masing, baik berupa bidang-bidang tanah, rumah-rumah, desa-desa, ataupun kota-kota, atau memberi mereka pakaian-pakaian ataupun perhiasan-perhiasan diri, ataupun memberi segala macam harta benda, emas, perak, lapis lazuli, batu-batu bulan, batu-batu mulia, coral, amber, gajah-gajah, kuda-kuda, kereta, tandu, budak laki-laki dan perempuan serta rakyat. Hanyalah Permata Mahkota yang terdapat di atas Kepala-Nya sajalah yang tidak Ia berikan pada siapapun, karena hanya di atas Kepala Seorang Raja sajalah Permata tunggal ini di pakai dan seandainya Ia memberikan Permata itu, maka seluruh pengikut-pengikut Raja itu akan terkejut. Wahai Manjusri ! Sang Tathagata juga seperti ini. Dengan Kekuatan Meditasi Dhyana-Nya dan Kebijaksanaan-Nya, Beliau memperoleh Kuasa atas seluruh negeri itu berdasarkan Dharma dan memerintahnya sebagai Seorang Raja di seluruh Triloka. Tetapi raja-raja mara tidak mau menyerah, namun Jenderal-Jenderal Kebijaksanaan dan Kesucian dari Sang Tathagata memerangi mereka. Kepada mereka yang perkasa, maka Beliau juga bersenang Hati dan di tengah-tengah Keempat Kelompok-Nya, Beliau mengkhotbahkan Sutta-Sutta kepada Mereka, yang membuat Mereka bergembira, serta menghadiahi Mereka dengan Meditasi Dhyana, Pembebasan, Akar-Akar Kebenaran tanpa asrava dan Kekuatan-Kekuatan tanpa asrava, dan semua Kekayaan Hukum Kesunyataan. Sebagai tambahan, Beliau memberi Mereka Kota Nirvana dengan bersabda bahwa Mereka telah mencapai Kemokshaan serta Beliau memikat Pikiran Mereka sehingga semua-Nya bergembira, meskipun demikian, Beliau tidak mengkhotbahkan 'Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan' ini kepada Mereka.
"Wahai Manjusri ! Seperti juga Sang Raja Pemutar Roda Suci yang sangat bergembira melihat Bala Tentara-Nya gagah perkasa sehingga akhirnya Ia memberi Mereka Permata yang tak ternilai harganya, yang di pakai di atas Kepala-Nya selama waktu yang lama, yang tidak boleh di berikan secara sembarangan kepada seseorang. Begitu jugalah Sang Tathagata. Sebagai Raja Hukum Kesunyataan Yang Agung dari Triloka, Beliau mengajarkan dan mentakbiskan semua mahluk hidup dengan Hukum Kesunyataan, ketika Beliau melihat Tentara-Nya Yang Bijak dan Suci berperang melawan mara dari 5 proses mental, mara dari nafsu birahi dan mara dari kematian dengan Keberanian Yang Luar Biasa dan segala Jasa-Jasa, menghapuskan ketiga racun, lolos dari Triloka dan menerobos jaring-jaring mara, Sang Tathagata menjadi sangat bergembira dan sekarang akhirnya mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini, yang belum pernah di khotbahkan sebelumnya dan yang mampu menyebabkan semua umat mencapai Pengetahuan Yang Sempurna. Aku tidak membabarkan Sutta ini sebelumnya karena jika Aku melakukan-Nya, banyak orang dalam dunia ini akan membenci dan hanya sedikit yang mempercayai-Nya. Wahai Manjusri ! Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini merupakan Ajaran Yang Paling Terkemuka dari Para Tathagata serta merupakan Ajaran Yang Paling Halus atau Dalam. Akhirnya Aku berikan pada Kalian Semua, seperti halnya Raja yang sangat berkuasa itu, yang akhirnya memberikan Permata Yang Paling Berharga, Yang Telah Ia Pelihara Sekian Lama-Nya.
"Wahai Manjusri ! Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini merupakan Kekayaan Yang Pelik dari Para Buddha Tathagata yang merupakan Sutta Yang Paling Agung Dari Seluruh Ajaran Sang Tathagata. Begitu lamanya Sutta ini di jaga dan tidak di khotbahkan sebelum Waktu-Nya tiba. Untuk yang pertama kalinya Hari ini Aku Khotbahkan Sutta itu kepada Kalian Semua.
Pada saat itu, Yang Maha Agung menginginkan untuk memaklumkan Ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Senantiasa bertindak dengan sabar
Mengasihi Semua mahluk hidup,
Begitulah Seseorang dapat memaklumkan
Sutta Yang Di Puja Sang Buddha.
Di dalam akhir masa-masa mendatang,
Mereka yang memelihara Sutta ini,
Haruslah memiliki Hati Yang Welas Asih.
Dan kepada mereka yang bukan Bohisattva,
Ia harus berpikir ;
' Bagi Mereka yang tidak mendengar
Ataupun mempercayai Sutta ini
Mengalami kerugian yang besar.
Aku, setelah mencapai Jalan KeBuddhaan,
Dengan Cara Yang Bijaksana,
Akan Mengkhotbahkan Sutta ini kepada Mereka
Agar Mereka tinggal di dalam-Nya. '
Aku akan menceritakan kepada-Mu sebuah Perumpamaan,
Seperti halnya Seorang Raja
Pemutar Roda Suci Yang Sangat Berkuasa
Yang kepada Tentara-Tentara Perang Pilihan-Nya
Menghadiahkan banyak Hadiah-Hadiah,
Gajah-Gajah, Kuda-Kuda, Kereta-Kereta, Tandu-Tandu,
Perhiasan-Perhiasan Pribadi,
Begitu juga Bidang-Bidang Tanah dan Rumah-Rumah,
Desa-Desa dan Kota-Kota.
Ataupun memberikan Pakaian-Pakaian,
Bermacam-macam Jenis Permata,
Budak-Budak dan Kekayaan-Kekayaan,
Memberikan seluruhnya dengan gembira
Tetapi hanya bagi Satu Keberanian Perwira,
Dan Keberanian Yang Luar Biasa,
Sang Raja Baru mengambil dari Kepala-Nya,
Intan Mahkota untuk di berikan kepada-Nya.
Begitu jugalah dengan Sang Tathagata.
Beliau adalah Seorang Raja dari Segala Hukum Kesunyataan
Memiliki Kekuatan Kesabaran Yang Agung.
Serta Kekayaan dari Kebijaksanaan;
Beliau, dengan Kebajikan Yang Agung,
Merubah Dunia dengan Hukum Kesunyataan-Nya.
Demi melihat Para Umat
Menderita duka dan sengsara
Mencari Kebebasan,
Berperang melawan mara
Beliau pada semua mahluk hidup ini,
Telah mengkhotbahkan berbagai macam Hukum Kesunyataan,
Dan dengan Kebijaksanaan Yang Agung,
Telah mengkhotbahkan Sutta-Sutta banyak sekali;
Akhirnya mengetahui bahwa para mahluk
Telah memperoleh kekuatan mereka,
Pada akhirnya Beliau mengkhotbahkan
Kepada Mereka Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini,
Seperti Sang Raja yang mengambil dari Kepala-Nya
Permata itu dan memberikan-Nya.
Sutta ini Sangat Unggul
Diantara semua Sutta-Sutta.
Aku selalu memelihara-Nya
Dan tidak mengajarkan-Nya sebelum Waktu-Nya.
Saat ini benar-benar Waktu-Nya
Untuk mengkhotbahkan-Nya kepada Kalian Semua.
Sesudah Kemokshaan-Ku,
Siapa pun yang mencari Jalan KeBuddhaan
Dan menghendaki memaklumkan
Sutta ini dengan tiada terganggu,
Haruslah menghubungkan Dirinya pada
Keempat Pokok-Pokok seperti ini.
Dia yang membaca Sutta ini
Akan selalu terbebas dari kekhawatiran
Dan terbebas dari sakit dan penyakit;
Wajahnya akan menjadi segar dan putih;
Dia tidak akan terlahir dalam kemiskinan,
Sederhana ataupun nista.
Semua mahluk akan senang memandangnya
Sebagai Seorang Suci yang di rindukan;
Para Bidadari Surga
Akan menjadi Pelayannya.
Pedang dan tongkat tidak akan terletak di atasnya,
Racunpun tidak akan membahayakannya.
Jika seseorang menjelekannya,
Mulut orang itu akan di tutup / di bungkam.
Dengan tiada gentar Ia akan mengembara
Seperti Seekor Raja Singa.
Kegermelapan Kebijaksanaannya
Akan bersinar seperti Sang Surya.
Seandainya Ia bermimpi,
Ia akan melihat hal-hal yang indah,
Melihat Para Tathagata
Duduk di atas Tahta-Tahta Singa,
Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan pada Para Kelompok-Kelompok
Yang mengelilingi Para Bhiksu
Melihat juga Para Naga,
Asura dan yang lain-lainnya,
Dalam jumlah seperti pasir-pasir Sungai Gangga,
Yang memuliakan-Nya dengan tangan terkatup;
Dan Ia melihat Dirinya Sendiri
Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada Mereka.
Ia juga akan melihat Para Buddha,
Dengan Tanda Tubuh Emas-Nya,
Memancarkan Sinar Yang Luar Biasa,
Menerangi Semua Umat,
Dan dengan Suara Brahma,
Menjelaskan Hukum Kesunyataan itu.
Sedangkan Sang Buddha pada Keempat Kelompok
Mengkhotbahkan Hukum Yang Agung,
Ia akan melihat Dirinya Sendiri di tengah-tengah Kelompok itu
Sedang memuja Sang Buddha dengan Tangan Terkatup;
Ia akan mendengarkan Hukum Kesunyataan dengan Kegembiraan,
Menyembah-Nya,
Mencapai Dharani,
Dan membuktikan Kenyataan dari Kepantang Munduran.
Sang Buddha yang mengetahui pikirannya
Telah masuk dalam Jalan KeBuddhaan,
Kemudian akan menetapkannya untuk memperoleh
Penerangan Agung Yang Sempurna,
Dengan bersabda :"Engkau Putera-Ku Yang Baik,
Dalam masa yang mendatang
Akan mencapai Kebijaksanaan Yang Mutlak,
Jalan Agung dari Sang Buddha;
Sebuah Kawasan Yang Sangat Bersih,
Dengan Luas Yang Tak Terbandingkan,
Dan bersama Keempat Kelompok-Mu
Dengan Tangan Terkatub mendengarkan Hukum Kesunyataan-Mu."
Ia juga akan melihat Dirinya Sendiri
Di dalam hutan pegunungan,
Melatih Dirinya dalam Hukum Kesunyataan Yang Baik,
Membuktikan Kenyataan,
Dan asyik bermeditasi
Melihat Para Buddha Dari Sepuluh Penjuru Alam Semesta;
Para Buddha-Buddha itu berwarna Keemasan
Terhiasi dengan Seratus Tanda-Tanda Jasa Kebajikan;
Ia yang mendengarkan dan mengkhotbahkan kepada yang lain,
Selalu bermimpi baik seperti ini.
Lagi, Ia bermimpi menjadi Seorang Raja
Yang telah mengalahkan kelima hawa nafsu
Dan segala kesenangan yang indah.
Yang meninggalkan Istananya dan Keluarganya
Dan menikmati dengan indahnya bagi perasaan-perasaannya
Untuk pergi ke Singasana Kebijaksanaan;
Dikaki sebuah pohon Bodhi,
Ia duduk di atas Tahta Singa;
Setelah mencari Jalan Agung selama 7 Hari,
Ia mencapai Kebijaksanaan Dari Para Buddha;
Setelah mencapai Penerangan Agung Tiada Tandingan,
Ia bangkit dan memutar Roda Hukum Kesunyataan,
Kepada Keempat Kelompok Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
Selama beribu-ribu koti kalpa;
Sesudah mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
Yang Menakjubkan, Yang Sempurna
Dan menyelamatkan mahluk-mahluk yang tanpa hitungan,
Kemudian Ia akan mencapai Nirvana
Seperti sebuah Pelita Yang Padam Ketika Asapnya Berakhir.
Seandainya Seseorang dalam masa angkara yang mendatang
Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan Yang Paling Utama ini,
Ia akan memperoleh Karunia Yang Besar
Seperti Pahala-Pahala di atas tadi.
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan, Bab 14, Tentang Hidup Tenang.
Namo Triratna
Namo Bhagavate Amitabha Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
Namo Bhagavate Chenrezig Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva
Namo Bhagavate Vajrapani Bodhisattva Mahasattva
Namo Bhagavate Mahastamaprapta Bodhisattva Mahasattva
Tadyatha Pentsa Driya Awa Bodhani Svaha