//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Prosanya Mr. Wei  (Read 3620 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Prosanya Mr. Wei
« on: 18 February 2010, 10:13:12 PM »
Jreng jreng... diam-diam begini Mr. Wei suka menulis prosa lo ^-^ cuma gak pernah dipublish aja karena malu. Tetapi kali ini karena merasa tulisannya gak malu-maluin, gw mencoba untuk mempublish salah satu dari karya gw. Silakan dibaca, dinikmati, dan dikomentari ^-^

***

Jika aku bisa berbahasa malaikat, aku ingin berbincang dengannya, memintanya agar terus menjagamu. Terakhir aku lihat kamu sedang berusaha menutupi rambut-rambut putihmu dengan sebuah sisir dan pewarna rambut. Tanganmu yang sudah berkerut menari gemulai membelai rambutmu dengan sisir, seperti magis warna putih tersebut tersapu oleh warna hitam berkilauan.

Saat aku kecil, kamu sering memangku aku di kaki hangatmu sambil membacakan cerita tentang malaikat. Sesekali tangan kasarmu yang sering bersentuhan dengan cucian kotor membelaiku. Aku sering memejamkan mata saat kamu melakukan itu, terlalu indah untuk dirasakan dengan mata terbuka. Kisahmu tentang malaikat seakan tidak akan pernah ada habisnya. Kamu juga tidak pernah bosan setiap aku menanyaimu tentang malaikat. Sosok rupawan yang selalu kau ceritakan berbadan berkilauan dengan sayap putih lebarnya selalu menjadi khayalanku setiap hariku berakhir. Kamu mengajarkan, jadilah seperti malaikat, selalu menjaga dan menolong orang dengan tulus.

Terakhir cerita malaikatmu menempel di telingaku sehari sebelum ulang tahunku yang kelima belas. Setelah itu kamu enggan untuk memberikan kakimu sebagai sandaran kepalaku dan berbagi kisah malaikat. Kamu mengatakan bahwa aku sudah tidak pantas untuk bermanja-manja lagi. Jujur, aku sangat marah padamu saat itu. Tapi aku rindu suasana itu.

Aku juga ingat sehari sebelum ulang tahunku yang ketujuh belas. Kamu tahu, saat itu aku sedang menginginkan sebuah komputer pribadi dan kamu memberikannya sebagai hadiah ulang tahunku. Sebuah cap bibir juga tidak lupa mendarat di dahiku. Kamu tahu, aku juga memejamkan mata saat kamu melakukan itu, terlalu indah untuk dirasakan dengan mata terbuka.

Kemarin, kamu tidak lagi menghangatkan rumah ini. Langit tidak hujan, namun aku merasakan dingin di ruangan ini. Seperti tidak ada lagi selimut yang datang untuk meneduhi perasaanku. Kelelahanku setelah mencari nafkah tidak terobati malam ini. Tidak ada sosok rupawanmu, lembutmu, hangatmu, sayangmu.

Sudah satu minggu kamu tertidur di sini, di sebuah ruangan yang berlabel ”ICU”. Walaupun aku tahu bahwa kamu kelak memang akan begini, namun aku masih belum bisa menerima keadaan. Malam ini aku tidak bisa tidur dengan pulas, mungkin merindukan segelas teh manis hangat darimu, sehingga aku ke ruanganmu dan melihat dirimu sedang terpejam, bersama tabung oksigen dan infus. Air mataku tidak menetes, tapi malaikat di atas sana pasti tahu bahwa di hatiku sedang terjadi hujan. Aku menatap dirimu yang lemah saat ini. Seorang wanita perkasa yang pernah menggendongku selama 9 bulan 10 hari di dalam rahimnya, seorang wanita cerdas yang pernah mengajariku tentang dunia, seorang wanita sabar yang telah memberikan aku cinta. Kini harus terkulai lemah tanpa daya akibat waktu. Rambut hitam yang kamu warnai sudah kembali meluntur. Waktu sudah menggerogotimu.

Aku memegang tanganmu. Sebelah tanganku yang lain lantas membelai lembut rambutmu, merasakan helai demi helai rambut yang belum pernah aku sentuh seumur hidupku. Hujan di hatiku masih belum berhenti. Kamu tahu, ada dua wanita yang harus aku cintai dengan sepenuh hatiku. Yang pertama adalah wanita yang sudah melahirkanku, dan yang kedua adalah wanita yang bisa menerima diriku apa adanya. Kedua kriteria tersebut ada pada dirimu. Betapa aku takut kehilangan dirimu, entah mentari pagi akan sama lagi seperti pagi kemarin.

Sebuah cap bibir mendarat di dahimu. Aku tidak memejamkan mata karena bukan dahiku yang dikecup. Tapi kamu memejamkan mata saat aku melakukan itu. Mungkin terlalu indah untuk dirasakan dengan mata terbuka.

Langit di luar mendadak hujan. Mungkin malaikat di atas sana sedang menangis. Akhirnya mataku juga menangis, mengeluarkan bulir-bulir cinta yang tidak tertampung lagi. Sungguh, kamu adalah pahlawan di hidupku.

Sejenak aku terdiam. Aku sudah tidak ingin lagi bisa berbahasa malaikat. Aku sudah tidak ingin lagi berbincang dengan malaikat, karena ternyata aku sudah pernah berada di dalam rahimnya selama sembilan bulan, aku sudah pernah berada dalam peluknya dan hidup dari air susunya, aku sudah pernah berada di pangkuannya sambil mendengar kisahnya, dan aku juga sudah melewatkan belasan tahun indah bersamanya. Aku juga tidak ingin lagi meminta malaikat untuk menjagamu, karena sekarang akulah yang akan menjagamu, malaikat, setelah kamu menjagaku seumur nafasku hingga sekarang. Kamu tulus. Aku tersentuh karena kamu tidak pernah mengeluh untuk itu. Aku ingin malaikat yang sedang terbaring sekarang membuka mata, bangun dari tidur panjangnya dan memelukku, sekarang juga.


***

Fiktif.
« Last Edit: 18 February 2010, 10:16:03 PM by Mr. Wei »

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #1 on: 18 February 2010, 10:31:06 PM »
Tanya; boleh ngejunk di sini?
:))
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #2 on: 18 February 2010, 10:45:13 PM »
Komentar boleh, tapi kalo ngejunk dilarang keras >:D
« Last Edit: 18 February 2010, 10:47:30 PM by Mr. Wei »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #3 on: 18 February 2010, 10:51:00 PM »
Jika aku bisa berbahasa malaikat, aku ingin berbincang dengannya, memintanya agar terus menjagamu. Terakhir aku lihat kamu sedang berusaha menutupi rambut putihmu dengan sebuah sisir dan pewarna rambut. Sesosok tangan yang termakan usia tetap cekatan menari gemulai, menyapu rambut dengan sisir, bak magis putih berubah menjadi hitam kemilau.
Di kala aku kecil, kamu sering memangku aku di kaki hangatmu sambil membacakan cerita tentang malaikat. Sesekali tangan kasarmu yang sering ternoda cucian kotor itu membelaiku. Aku sering memejamkan mata ketika kamu melakukan itu, terlalu indah untuk dirasakan dengan mata terbuka. Kisahmu tentang malaikat seakan tiada berujung. Dirimu tak pernah terhinggap rasa bosan ketika kuterus bertanya tentang malaikat. Sosok rupawan dengan badan penuh kemilau dihiasi sepasang sayap putih yang lebar dan kokoh selalu menjadi khayalanku tiap hari. Kamu sering berkata, jadilah seperti malaikat, yang selalu menjaga dan menolong orang dengan tulus.

***

itu hanya sepenggalan contoh walau masih belum sempurna

komentar :
- cerita bagus, banyak menggunakan gaya bahasa deskriptif dan majas personifikasi
- kelemahan, terlalu banyak menggunakan kata berulang, jadi akan timbul rasa bosan ketika membacanya.. ada kalanya kita sebagai penulis perlu mengganti kata, misal kamu perlu diganti menjadi dirimu
- hindari penggunaan penekanan terlalu banyak.

Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #4 on: 18 February 2010, 11:14:39 PM »
Tanya; boleh ngejunk di sini?
:))

Boleh kasih tau PROSA itu kira2 apa ya?
hal2 apa yg perlu diperhatikan utk menulis sebuah PROSA yg baik?

nanti gw komentar dehhhh
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #5 on: 18 February 2010, 11:23:40 PM »
Seperti yang sudah kuduga, babeh saceng pasti akan memberikan pertanyaan di sini :))
Aye juga gak tahu syarat prosa yang baik beh, aye cuma nulis ikutin apa yang nongol di otak aja ;D

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #6 on: 19 February 2010, 12:11:37 AM »
Jika aku bisa berbahasa malaikat, aku ingin berbincang dengannya, memintanya agar terus menjagamu. Terakhir aku lihat kamu sedang berusaha menutupi rambut putihmu dengan sebuah sisir dan pewarna rambut. Sesosok tangan yang termakan usia tetap cekatan menari gemulai, menyapu rambut dengan sisir, bak magis putih berubah menjadi hitam kemilau.

Aku terbangun oleh suara ombak yg mendesis, dan hujan turun rintik2 dipagi hari. Dari kejahuan aku melihat engkau duduk didepan cermin yg besar, pakaian tipis biru muda tsb mebuat mu seperti bidadari yg sedang menyisir rambut. Rambut ini bukan saja panjang tapi lembut bagaikan sutra dan kemilau bagaikan pantulan air laut. Aku heran, kagun dan kaget, kenapa rambut panjangmu sebelah putih bersih dan sebelahnya hitam legam? Ku yakin mataku tidak buram. Ku yakin aku bukan dalam mimpi. Karena aku melihat senyum kecil mu yg begitu manis dan magis.

 :P  (selanjutnya terserah anda, siapa menyusul?)

silahkan komentar yaaa (utk nambah ilmu)



« Last Edit: 19 February 2010, 12:17:55 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #7 on: 19 February 2010, 01:11:39 PM »
^-^

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #8 on: 19 February 2010, 09:15:01 PM »
Btw uda ada sistem rate, di rate donk prosa gw ;D

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Prosanya Mr. Wei
« Reply #9 on: 19 February 2010, 10:05:03 PM »
nga tega mau dikasih :jempol:, nanti takut syok atau jantung kgk kuat...
There is no place like 127.0.0.1

 

anything