//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ramayana dan Jataka  (Read 20159 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #30 on: 27 December 2011, 12:43:50 PM »
maklum, cuma penerjemah super amatiran :D

kekna lebih masuk akal yg itu tuh, secara aye belon bisa bedain mana nama ama kata kerja/sifat. dan belum lagi SPO nya bisa puter2 didalamnya :hammer:

kita coba ambil alternatif 2 kali ini. personally sih buat aye sih just ignore it, put it aside for now  :)) masih banyak yg lebih worth di explore dulu
setuju, tapi konsekuensinya yg saya coba ketengahkan di sini, berarti seluruh isi tipitaka itu bisa dan wajar untuk diragukan, dalam arti dibaca dengan seksama, kritis dan netral, tidak dibaca dengan langsung menerima atau langsung menolak.
 
dan pertanyaan yg terakhir yg belum dijawab om indra:
"bagaimana halnya dengan beberapa perbedaan pendapat dan penafsiran sutta2 yg melahirkan berbagai macam metode meditasi? seperti anda ketahui, banyak perbedaan pendapat mengenai samadhi, jhana, vipassana dan sati, mulai dari definisinya, urutan2 sampai kepada praktiknya. masing2 pendapat mencoba menjelaskan berbasiskan sutta2 sendiri. apakah tool-tool itu bisa memisahkan mana yang otentik, mana yg tidak, mana praktik yg diajarkan Sang Buddha? kalau bisa, saya pikir tidak akan terjadi perbedaan pendapat tadi."
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #31 on: 27 December 2011, 01:10:58 PM »
agreed.

soal yg itu yg belon diklarifikasi ama si om indra, meskipun tidak bisa 100% mana otentik atau tidak, setidaknya bisa sedikitnya jadi panduan, yah karena kalau 100%, sumbernya sendiri harus dianggap 100% valid dulu
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #32 on: 03 January 2012, 02:56:59 PM »
sepertinya pertanyaan terakhir blom konklusif dan belum terjawab. jadi thread ini diakhiri sampai di sini saja.
gak terlalu panjang, jadi kesimpulannya gak perlu :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #33 on: 03 January 2012, 05:17:06 PM »
sebenernya aye kek beginian kaga setuju =)) sama contoh seperti sutra berbakti yang di klaim, sehingga membuat umat budis percaya sehingga mencetak ulang terus sehingga seperti dipercaya itu ucapan buda.

soal ada dimajalah, dijadikan sumber dll saya pun ga tau, tapi setidaknya bila umat budis mau sedikit menyelidiki, dan mencari informasi mungkin bisa mencari tau sejarah2 tipitaka, juga para pemuka agama yang membabarkan dhamma juga setidaknya dibekali hal2 seperti ini sehingga memperkecil error informasi, tidak hanya berdasarkan percaya saja, dan rasanya fungsi forum DC juga khan untuk bisa memberikan informasi2 bagi yang ingin tau hal2 seperti ini ;D

Untung Saya pencari "kebenaran" bukan pencari "pembenaran", maka-nya cocok di forum DC ini. Hayoooo bongkar lagi, tetap kritis. Kalama Sutta.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #34 on: 03 January 2012, 07:58:10 PM »
saya rasa asalkan umat diberikan pengetahuan bahwa itu bukan cerita yang sebenarnya, itu hanya pengajaran moral, tidak masalah, cuma anehnya kadang ya umat buda kebanyakan malah beriman pada sutta dan mempercayai 100% pada sutta sehingga percaya saja dongeng2 hewan bisa berbicara sebagai kebenaran karena itu ada di sutta ;D


sama seperti orang yang percaya karena ada tertulis kata kebenaran dan kesucian di kitab suci mereka maka percaya dan beriman 100 % kitab suci mereka yang paling benar dan paling suci

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #35 on: 03 January 2012, 08:01:11 PM »
disini kita tidak berkuasa dan tuhan DC juga tidak berkuasa utk menurunkan derajat/pangkat koleksi cerita Jataka bukan bagian Tipitaka sesuai yang anda minta.

masalah setuju atau tidak setuju pendapat B. Dhammika, hanya pribadi yang menilai
jika memang menurut anda
pendapat B.Dhammika benar atau tidak benar  dan cerita Jataka adalah legenda Hindu kuno atau ucapan Buddha, semuanya sah sah saja.  :)

Andaikata pendapat B.Dhammika benar, menurut anda siapa yang berkuasa utk menurunkan derajat/atau mengeluarkan koleksi cerita Jataka bukan bagian Tipitaka  ???

Sah karena TUhan ADI LIM mengatakannya sah sah saja

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #36 on: 03 January 2012, 08:03:16 PM »

sama seperti orang yang percaya karena ada tertulis kata kebenaran dan kesucian di kitab suci mereka maka percaya dan beriman 100 % kitab suci mereka yang paling benar dan paling suci

masak iya ! :o, kitab mana tuh   ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #37 on: 03 January 2012, 08:05:12 PM »
Sah karena TUhan ADI LIM mengatakannya sah sah saja

monggo ! bilang tidak sah, ntar dikatakan bullying. :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #38 on: 03 January 2012, 08:07:26 PM »
Untung Saya pencari "kebenaran" bukan pencari "pembenaran", maka-nya cocok di forum DC ini. Hayoooo bongkar lagi, tetap kritis. Kalama Sutta.

jika kebenaran yang dimaksud kebenaran menurut anda maka itu sama saja dengan pembenaran

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #39 on: 03 January 2012, 08:10:16 PM »
TS udah stop
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #40 on: 04 January 2012, 12:16:13 AM »
waduh, dijadikan tempat berantem...

kalo gitu saya simpulkan aja menurut saya sendiri:

* kemungkinan cerita jataka di atas original: satu per 1000 trilyun.

* tipitaka merupakan hasil kompilasi mulai dari masa early buddhisme (sesudah Sang Buddha parinibbana) sampai pada masa konsili yang dipimpin moggaliputta tissa dan disponsori oleh raja asoka. bukan sulap, proses kompilasi ini berlangsung dalam beberapa gelombang, mulai dari sutta-sutta "tua" dari masa early buddhism sampai pada penambahan-penambahan yang lebih "muda". dalam hal ini, tentunya naskah-naskah yang lebih tua memiliki kemungkinan yang lebih besar sebagai ajaran yang mendekati ajaran yang diajarkan langsung oleh Sang Buddha, sedangkan bagian-bagian yang lebih muda --seperti jataka dan abhidhamma-- kemungkinan besar merupakan penambahan dan karangan belakangan setelah masa perpecahan

* jangan terpengaruh pada otoritas keajaiban-keajaiban maupun asumsi-asumsi --seperti kemampuan memori fotografis hasil jhana, gak bisa salah inget sampe ke abc...z dan titik-koma, pengucaran tanpa henti oleh sekian ratus arahat, bumi bergoncang dan dewa-dewi-brahma berseru gembira-- yang melatarbelakangi pembuatan buku-buku suci. bacalah buku-buku suci --termasuk seluruh isi tipitaka-- itu dengan seksama, kritis dan netral. jangan langsung menganggapnya sebagai kebenaran mutlak dan merasa yg sudah dibaca itu final

* pertanyaan yg belum konklusif dan blom terjawab tuntas:
"bagaimana halnya dengan beberapa perbedaan pendapat dan penafsiran sutta2 yg melahirkan berbagai macam metode meditasi? seperti anda ketahui, banyak perbedaan pendapat mengenai samadhi, jhana, vipassana dan sati, mulai dari definisinya, urutan2 sampai kepada praktiknya. masing2 pendapat mencoba menjelaskan berbasiskan sutta2 sendiri. apakah tool-tool itu (e.g. gotami sutta, dsb) bisa memisahkan mana yang otentik, mana yg tidak, mana praktik yg diajarkan Sang Buddha? kalau bisa, saya pikir tidak akan terjadi perbedaan pendapat tadi."
menurut sumedho: setidaknya ada panduan, gak bisa yakin 100% (dengan kata lain, gak bisa tau pasti --morp).
indra: (diem dan kasih thanks to sumedho, artinya setuju --morp).
menurut morpheus: gak bisa tau, sehingga tidak ada jalan lain, dicoba dan dipraktikkan, lalu bandingkan dengan pengalaman dan pengamatan anda sendiri, mana diantara teori2 itu yang cocok.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #41 on: 04 January 2012, 06:03:26 AM »
mulai lagi atau udah stop ?  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #42 on: 04 January 2012, 09:36:49 AM »
sebelum berantemnya jadi panjang dan thread ini kotor, mending dikasih kesimpulan di awal2 sehingga pembaca thread ini gak perlu mengikuti berantem yg panjang lebar. slamet berantem...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #43 on: 04 January 2012, 10:06:57 AM »

menurut morpheus: gak bisa tau, sehingga tidak ada jalan lain, dicoba dan dipraktikkan, lalu bandingkan dengan pengalaman dan pengamatan anda sendiri, mana diantara teori2 itu yang cocok.


dan akhirnya kan karena berdasarkan pengalaman sendiri, jadi tidak bisa dijustifikasi oleh orang lain, yang ujung-ujung-nya kembali lagi ke referensi yang di-pakai.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ramayana dan Jataka
« Reply #44 on: 04 January 2012, 10:19:33 AM »
dan akhirnya kan karena berdasarkan pengalaman sendiri, jadi tidak bisa dijustifikasi oleh orang lain, yang ujung-ujung-nya kembali lagi ke referensi yang di-pakai.
apa boleh buat, karena ternyata tipitaka sendiri sebagai referensi tidaklah reliable, mengandung errors / bugs dan bahkan melahirkan penafsiran2 yang berkontradiksi, maka harus dicross check, direnungkan, diteliti secara netral dan dibandingkan dengan praktik dan pengalaman sendiri.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

 

anything