//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: 7 pandangan baru para ahli tentang makanan  (Read 2318 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
7 pandangan baru para ahli tentang makanan
« on: 11 January 2012, 08:11:57 AM »
detikcom - Jakarta, Bahan makanan
yang sehat dapat berarti bahan
makanan yang tumbu, dan dijual
dengan pengolahan dan bahan kimia
yang minimal. Memilih bahan
makanan organik lebih baik daripada
bahan makanan yang banyak
melibatkan bahan kimia saat
pengolahannya.
Selain bersih dari bahan kimia,
pengolahan makanan sebaiknya juga
terjaga kebersihannya dari
kontaminasi berbagai bakteri. Namun
dalam beberapa kasus, metode
pengolahan bahan makanan oleh
produsen saat ini tidak cukup bersih.
Hasilnya adalah gangguan bagi
kesehatan kita, lingkungan, atau
keduanya.
Maka perlu kita liat saran dari
beberapa ahli mengenai makanan
yang sebaiknya tidak kita konsumsi
seperti dikutip dari FoxNewsHealth,
Rabu (7 /12/2011) antara lain:
1. Ahli endokrinologi menyarankan
jangan mengonsumsi tomat
kalengan
Lapisan resin kaleng mengandung
bisphenol A (BPA). BPA merupakan
sebuah estrogen sintetis yang telah
dikaitkan dengan penyakit mulai dari
masalah reproduksi, penyakit
jantung, diabetes, dan obesitas.
Keasaman dari tomat dapat
menyebabkan BPA larut ke dalam
makanan.
Hasil studi menunjukkan bahwa,
tingginya kadar BPA dalam tubuh
dapat menekan produksi sperma
atau menyebabkan kerusakan
kromosom pada telur hewan.
"Seseorang bisa mendapatkan 50
mcg BPA per liter dari tomat
kalengan. Solusinya adalah pilihlah
tomat dalam botol kaca," kata Vom
Saal Fredrick, seorang endokrinologi
dari University of Missouri.
2. Ahli peternakan menyarankan
jangan mengonsumsi daging sapi
yang makan jagung bukan rumput
Sapi berevolusi untuk makan rumput,
bukan biji-bijian . Tetapi pakan ternak
dan kedelai seringkali digunakan
untuk menggemukkan agar hewan
ternak lebih cepat untuk disembelih.
Dibandingkan dengan daging sapi
yang makan jagung, daging sapi yang
makan rumput memiliki kandungan
yang lebih tinggi dari beta karoten,
magnesium, vitamin E, omega 3,
asam linoleat terkonjugasi (CLA),
kalsium, dan potasium.
"Selain itu juga memiliki kandungan
yang lebih rendah dari omega 6, dan
lemak jenuh yang telah dikaitkan
dengan penyakit jantung. Solusinya
adalah dengan memilih daging sapi
yang makan rumput," kata para
peneliti dari Clemson University.
3. Ahli toksikologi menyarankan
jangan mengonsumsi makanan
yang dimasak dengan microwave
Menurut sebuah penelitian baru dari
UCLA, bahan kimia, termasuk asam
perfluorooctanoic (PFOA ), adalah
bagian dari sebuah kelas senyawa
yang dapat dikaitkan dengan
ketidaksuburan pada manusia. Dalam
pengujian hewan, zat kimia tersebut
dapat menyebabkan kanker hati,
testis, dan pankreas.
Hasil studi menunjukkan bahwa,
microwave menyebabkan bahan
kimia untuk menguap dan bermigrasi
ke dalam makanan. Bahan kimia
tersebut dapat tinggal dan
terakumulasi di tubuh selama
bertahun-tahun.
"Solusinya adalah jangan terlalu
memasak makanan menggunakan
microwave, meskipun cara tersebut
memang sangat praktis., " kata Olga
Naidenko, seorang ilmuwan senior
untuk Environmental Working Group.
4. Ahli pertanian menyarankan
jangan mengonsumsi bahan
makanan yang bukan organik
Akar sayuran dapat menyerap
herbisida, pestisida, dan fungisida
dari tanah. Solusinya adalah pilihlah
buah dan sayuran organik.
5. Ahli perikanan menyaranakan
untuk tidak makan ikan hasil
budidaya
Jangan memakan ikan hasil budidaya
karena biasanya ikan-ikan tersebut
memakan makanan yang tidak sehat
bahkan memakan sampah. Akibatnya,
ikan-ikan tersebut lebih rendah
vitamin D dan lebih tinggi
kontaminan, termasuk karsinogen,
PCB, brominated flame retardants,
dan pestisida seperti dioxin dan DDT.
Ikan yang paling terkontaminasi
berasal dari Eropa Utara. DDT telah
dikaitkan dengan risiko diabetes dan
obesitas. Tetapi beberapa ahli gizi
percaya bahwa manfaat dari omega 3
lebih besar daripada risiko bagi
kesehatan dari ikan-ikan tersebut.
Ada juga kekhawatiran mengenai
tingginya tingkat antibiotik dan
pestisida yang digunakan pada ikan-
ikan tersebut.
"Solusinya adalah sebaiknya memilih
ikan yang ditangkap dari laut atau
danau, bukan dari hasil budidaya,"
Dr. David Carpenter, direktur Institut
Kesehatan dan Lingkungan di
University at Albany.
6. Peneliti kanker menyarankan
untuk tidak mengonsumsi susu
yang diproduksi dengan hormon
buatan
Produsen susu memperlakukan sapi
dengan hormon pertumbuhan sapi
rekombinan (rBGH atau rBST) untuk
meningkatkan produksi susu. Tetapi
rBGH juga meningkatkan infeksi
dalam susu. Hal tersebut juga
mengarah pada tingkat yang lebih
tinggi dari hormon yang disebut
insulin-like growth dalam susu.
"Pada orang dengan kadar tinggi dari
IGF-1 dapat menyebabkan kanker
payudara, prostat, dan usus besar.
Solusinya adalah dengan memilih
susu kemasan dengan label untuk
rBGH- free, rBST-free, diproduksi
tanpa hormon buatan, atau susu
organik," kata Rick North direktur dari
Campaign for Safe Food, Oregon
Physicians for Social Responsibility
dan CEO dari Oregon division of the
American Cancer Society.
7. Peneliti makanan organik
menyarankan untuk tidak makan
Apel yang disemprot dengan
pestisida
Apel adalah individu yang
dicangkokkan atau diturunkan dari
satu pohon. Sehingga setiap varietas
mempertahankan rasa yang khas.
Dengan demikian, apel tidak
mengembangkan resistensi terhadap
hama.
"Paparan pestisida dapat berbahaya
bagi kesehatan, yaitu berperan dalam
perkembangan beberapa kanker dan
penyakit Parkinson," kata Mark Kastel
seorang peneliti mengenai makanan
organik.

m.detik.com/read/2011/12/07/103259/1784818/766/7-makanan-yang-harus-dihindari-menurut-para-ahli