//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - chen83

Pages: [1] 2 3
1
Diskusi Umum / Re: Ehipassiko Salah Kaprah?
« on: 20 March 2017, 07:45:43 PM »
akhir kata kalau kita hanya mengandalkan percaya saja dan terima saja apa bedanya kita dengan tetangga yang harus percaya dan yakin, kalau tidak percaya maka tidak beriman, kalau tidak percaya murtad, kalau mempertanyakan ajarannya maka dosa besar, bahwa ajarannya yang paling benar yang lain salah, untuk itu di ajaran Buddha  melalui kalama sutta mengajarkan kita untuk cari tahu dulu selidiki benar atau tidak baru lah anda percaya

Nah ini dia nih maksud saya.  Tidak percaya artinya memang tidak beriman, agama apapun dia.  Jadi kalau kita sudah baca Tisarana dan Pancasila, kita sudah berlindung pada Triratna dan mengambil lima sila, salah satunya melatih diri untuk tidak berbohong.  Janganlah meragukan lagi kata-kata Guru Agung.  Saddha = yakin.  Yakin = tidak ragu.  Sudah waktunya Ehipassiko dibenarkan pengartiannya, bukan "buktikan" seperti percobaan ilmiah, tapi merupakan sifat Dharma-nya Sang Buddha yang "mengundang untuk dibuktikan".  Dan para bijaksana..."dapat membuktikannya", tapi "dalam batin masing-masing."  (kebenaran subjektif, bukan objektif)

Untung sekali Buddha tidak pernah mengklaim ajarannya yang paling benar, yang lain salah.  Yang ada dibilang malah, Dharma yang diajarkan oleh Guru Agung cuma segenggam daun.  Di hutan masih banyak Dharma (tapi mungkin tidak sempat diajarkan).

Anumodana.  _/\_

2
Diskusi Umum / Re: Ehipassiko Salah Kaprah?
« on: 20 March 2017, 07:36:16 PM »
"yg di atas itu kan circular logic... dilandasi percaya dulu pada Buddha dan Sangha, therefore semuanya dipercayai... kalo memang harus kritis dan logisTi, semuanya harus diragukan dulu dong."

Justru itu maksud saya (maaf mengulang), sudah jadi upasaka, masuk ke vihara, baca Tisarana, baca Pancasila Buddhis.  Muridnya saja melatih diri untuk tidak berbohong.  Nah, si murid malah meragukan gurunya dengan mencoba membuktikan semua yang gurunya katakan.  Hehehe...itulah maksud saya "salah kaprah".  Sadarkah si murid dengan membaca Pancasila saja...sudah berat buat berbohong...apalagi Guru Agung.  Jadi, menurut saya tetap "tidak ada yang perlu dibuktikan".

Untung nggak ada karma buruk untuk "meragukan guru", hanya mungkin perkembangan agak terhambat saja.

Ragu bukan pangkal cerah!

Keyakinan penuh pada Triratna pangkal cerah!

Hehehe.  Anumodana.   _/\_

3
Diskusi Umum / Ehipassiko Salah Kaprah?
« on: 29 December 2016, 01:19:07 PM »
Agama Buddha di Indonesia sepertinya sudah salah penekanan. Penekanan sekarang adalah pada pembuktian, yang disebutkan sebagai "ehipassiko" (diartikan sebagai datang dan buktikan). Padahal, Ehipassiko artinya kurang lebih "mengundang untuk dibuktikan" (sumber: terjemahan Dhammanussati). Mengundang, tapi bukan untuk pembuktian secara ilmiah. Pembuktiannya adalah secara batin. Dharma mengundang untuk dibuktikan di dalam batin masing-masing.

Kenapa ini bisa terjadi? Mungkin karena agama Buddha sudah tercampur dengan pendidikan Barat/metode ilmiah yang membutuhkan pembuktian atas sebuah hipotesis melalui sebuah percobaan. Menurut saya, bukan itu maksud ehipassiko sebenarnya. Ehipassiko adalah sifat dari Dharma itu sendiri yang mengundang untuk dibuktikan (dalam batin masing-masing). Jadi, bisa jadi kebenaran itu adalah subjektif, bukan objektif. Yang benar bagi saya belum tentu benar bagi Anda.

Agamaku bagiku, agamamu bagimu. Kayanya pernah dengar dimana gitu...

Masalahnya adalah jika Dharma perlu dibuktikan secara ilmiah, saya pikir tidak akan bisa. Contoh mudahnya, untuk membuktikan sendiri kehidupan setelah kematian dan Kamma Yoni, Anda harus mati terlebih dahulu. Mau mati demi percobaan tersebut? Sedangkan orang-orang yang kembali dari kematian, pengakuannya berbeda-beda (subjektif). Sesuai perkiraan saya, sebenarnya kebenaran itu subjektif.

Padahal, ada sebuah cara yang efektif untuk memuaskan logika kita. Dalam Sila ke-4 Pancasila Buddhis, kita melatih diri untuk tidak berbohong. Apakah ada alasan Buddha dan Sangha berbohong pada kita tentang Dharma? Apakah ada lagi yang perlu dibuktikan? Contoh jika saya bilang teko yang mendidih itu panas, apakah kamu harus pegang dulu sampai tangan terbakar baru percaya? Jika saya bilang jatuh itu sakit, apakah perlu kamu jatuh dulu (coba), baru percaya?
Ehipassiko malah membuat perkembangan batin lebih lambat. Padahal keyakinan itu penting dalam ajaran agama. Inilah kuncinya.

Kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Siapa lagi yang sudah mencapai Penerangan Sempurna yang sudah mengalami sendiri yang harus dipercaya...?  _/\_

4
Theravada / Re: Thera Sivali
« on: 25 March 2010, 09:28:41 AM »
Anda deh di jaman ini.  ;D

5
Diskusi Umum / Re: Kelirumologi ala Buddhis
« on: 24 March 2010, 12:13:28 AM »
nice inpoh.  :o

6
Jurnal Meditasi / Re: "Perjalanan" dimeditasi pertamaku...
« on: 24 March 2010, 12:11:24 AM »
forum meditasi sepi yach.  ;D

7
nggak koq kita nggak ngebajak.  :o

8
Theravada / Re: Thera Sivali
« on: 23 March 2010, 02:20:00 PM »
emang masih ada yang kerja nggak pake lobha?

9
Theravada / Re: Benarkah baca paritta dapat mendatangkan berkah ?
« on: 23 March 2010, 02:17:42 PM »
1.  Benar sekali.
2.  Tentu ada efeknya.

10
Quote
saya sebagai umat theravada tidak pernah mendengar atau membaca satu pun pernyataan para guru atau pun tulisan yg mengatakan diluar theravada adalah salah, tidak benar atau sesat...

berarti belon pernah tahu mengenai perpecahan Sangha yang tercatat dalam Abhidhamma....
ha???  :o

11
Pojok Seni / Re: Puisi - Puisi Cinta
« on: 23 March 2010, 02:12:57 PM »
sejak dulu beginilah cinta,
deritanya tdk pernah berakhirrr  :'( :'( :'(
;D ;D ;D

12
yang jelas kambing belum suci.  ;D

13
Kafe Jongkok / Re: Kopitiam
« on: 23 March 2010, 12:52:56 PM »
lu heng ho wa lha.
lai lu e credit card.  ;D

cao seng la.  ai ho lang ceng liao.

14
Pengalaman Pribadi / Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« on: 23 March 2010, 12:50:17 PM »
intelek gue bilang, yang make sense gue comot, yang kaga pegi jauh2 ngeracunin pikiran aja.
99% ajaran yang make sense adalah dari Buddha.  what can I say more?

15
Kafe Jongkok / Re: Kopitiam
« on: 23 March 2010, 12:47:20 PM »
lu bo cio wa ya.
wa ciak seng ane iao liao.

(cai lang pun boi  ;D)

Pages: [1] 2 3
anything