//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan  (Read 12254 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #15 on: 01 July 2011, 03:10:20 PM »
IMO : Vipassana
tidak tersurat tapi tersirat  :))
« Last Edit: 01 July 2011, 03:11:57 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #16 on: 02 July 2011, 09:08:27 PM »
Kalau di kitab komentar, secara sekilas, bhikkhu Angulimala mencapai kesucian arahat setelah mengembangkan vipassana. Dikatakan pula Beliau melatih meditasi dengan obyek tertentu tetapi tidak dikatakan apa obyeknya. Di Kitab komentar ada pertanyaaan mengapa Sang Buddha memberikan paritta untuk membantu wanita yang melahirkan kepada Angulimala, demikian:

Kiṃ pana bhagavā theraṃ vejjakammaṃ kārāpesīti? Na kārāpesi. Therañhi disvā manussā bhītā palāyanti. Thero bhikkhāhārena kilamati, samaṇadhammaṃ kātuṃ na sakkoti. Tassa anuggahena saccakiriyaṃ kāresi. Evaṃ kirassa ahosi – ‘‘idāni kira aṅgulimālatthero mettacittaṃ paṭilabhitvā saccakiriyāya manussānaṃ sotthibhāvaṃ karotīti manussā theraṃ upasaṅkamitabbaṃ maññissanti, tato bhikkhāhārena akilamanto samaṇadhammaṃ kātuṃ sakkhissatī’’ti anuggahena saccakiriyaṃ kāresi. Na hi saccakiriyā vejjakammaṃ hoti. Therassāpi ca ‘‘samaṇadhammaṃ karissāmī’’ti mūlakammaṭṭhānaṃ gahetvā rattiṭṭhānadivāṭṭhāne nisinnassa cittaṃ kammaṭṭhānābhimukhaṃ na gacchati, aṭaviyaṃ ṭhatvā manussānaṃ ghātitaṭṭhānameva pākaṭaṃ hoti. ‘‘Duggatomhi, khuddakaputtomhi, jīvitaṃ me dehi sāmīti maraṇabhītānaṃ vacanākāro ca hatthapādavikāro ca āpāthaṃ āgacchati, so vippaṭisārī hutvā tatova uṭṭhāya gacchati, athassa bhagavā taṃ jātiṃ abbohārikaṃ katvāvāyaṃ vipassanaṃ vaḍḍhetvā arahattaṃ gaṇhissatīti ariyāya jātiyā saccakiriyaṃ kāresi.

Apakah Sang Buddha membuat Sang thera (Bhikkhu Angulimala) untuk menjadi tabib? Tidak, Beliau tidak membuatnya (untuk menjadi tabib). Orang-orang akan lari ketakutan setelah melihat Bhikkhu Angulimala. Akibatnya, Ia kesusahan untuk mendapatkan makanan dalam pindapata dan tidak bisa mempraktikkan kehidupan pertapaannya dengan baik. Sang Buddha membuat Sang thera untuk mengucapkan pernyataan kebenaran untuk membantunya (keluar dari kesusahannya). Sang Buddha membuat Sang Thera mengucapkan pernyataan kebenaran untuk membantunya,  berpikir, "Orang-orang akan berpikir bahwa Sang thera adalah sangat pantas untuk dikunjungi setelah berpikir, 'Sekarang thera Angulimala memiliki pikiran cinta kasih dan dengan kekuatan pernyataan kebenaran Ia memberikan berkah kepada para manusia'". Pernyataan kebenaran ini adalah bukan perkerjaan tabib. Sang Thera sendiri setelah mengambil obyek utama dalam meditasi, berpikir, "Saya akan melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang samana". Namun ketika duduk (bermeditasi) siang dan malam, pikiran tidak terpusat pada obyek meditasinya. Berdiri di hutan, muncullah gambaran pada dirinya tempat di mana orang-orang telah dibunuhnya. Bayangan kaki dan tangan dan suara-suara orang-orang yang takut akan kematian pun muncul, "Tuan, saya telah pergi di alam yang menderita, kembalikan kehidupanku, kembalikan anak kecilku". Bhikkhu Angulimala menjadi sangat menyesal, bangun dari tempat itu, ia pergi. Sang Buddha membuat Angulimala untuk mengucapkan pernyataan kebenaran mengenai kelahiran mulia kepadanya, berpikir, "Berbasis pada kelahiran mulianya yang tidak terputus, Ia (Angulimala) akan mengembangkan vipassana dan mencapai kesucian arahat".

Di atas, adalah apa yang dikatakan di dalam Kitab komentar untuk Angulimala Sutta, Majjhimanikāya. Perlu diketahui pula bahwa ketika bhikkhu Angulimala mengucapkan 'sejak aku terlahir di kelahiran mulia (ariyā jāti)', kelahiran mulia ini bukan dimaksudkan Ia telah mencapai kesucian, namun mengacu kepada waktu sejak ia menjadi seorang bhikkhu. Dari pernyataan ini dan didukung oleh kitab komentar, bisa disimpulkan bahwa sebelum Angulimala membuat pernyataan di depan Sang Buddha bahwa ia tidak pernah memiliki kehendak sedikitpun  untuk membunuh setelah menjadi bhikkhu, Ia tampaknya sangat menyesal dengan perbuatan lampaunya membunuh banyak orang sehingga Ia pun tidak bisa bermeditasi. Ketika Ia membuat pernyataan kebenaran di depan Sang Buddha di atas, Ia memperoleh confidence pada dirinya sehingga ia mampu mengembangkan meditasi vipassana dan akhirnya mencapai kesucian arahat.

Mettacittena,

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #17 on: 03 July 2011, 12:46:41 AM »
 [at]  Sam
Terima kasih atas penjelasannya,

ada lagi bagian dari sutta ini yg cukup mengherankan,

Quote
15. “Kalau begitu, Angulimāla, pergilah ke Sāvatthī dan katakan kepada perempuan itu: ‘Saudari, sejak aku dilahirkan, aku tidak ingat bahwa aku pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup. Dengan kebenaran ini, semoga engkau sejahtera dan semoga bayimu sejahtera!’”

“Yang Mulia, bukankah dengan demikian aku mengatakan kebohongan dengan sengaja, karena aku telah dengan sengaja membunuh banyak makhluk hidup?”

“Kalau begitu, pergilah ke Sāvatthī dan katakan kepada perempuan itu: ‘Saudari, sejak aku terlahir mulia, aku tidak ingat bahwa aku pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup. Dengan kebenaran ini, semoga engkau sejahtera dan semoga bayimu sejahtera!’”

Kenapa Sang Buddha mengajarkan kebohongan pada kesempatan pertama, sehingga harus mengoreksinya pada kesempatan ke dua setelah diprotes oleh Angulimala? apakah penjelasan komentar sehubungan dengan hal ini?

_/\_

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #18 on: 03 July 2011, 09:05:23 AM »
 [at] Indra:

Di Kitab Komentar hanya dikatakan demikian:

"Tena hīti yasmā te kāruññaṃ uppannaṃ, tasmāti attho. Ariyāya jātiyāti, aṅgulimāla, etaṃ tvaṃ mā gaṇhi, nesā tava jāti. Gihikālo esa, gihī nāma pāṇampi hananti, adinnādānādīnipi karonti. Idāni pana te ariyā nāma jāti. Tasmā tvaṃ ‘‘yato ahaṃ, bhagini, jāto’’ti sace evaṃ vattuṃ kukkuccāyasi, tena hi ‘‘ariyāya jātiyā’’ti evaṃ visesetvā vadāhīti uyyojesi".

"(Kalimat Sang Buddha)' tena hi / kalau begitu' bermakna 'karena (Sang Buddha) memiliki kasih sayang kepadanya (Angulimala), oleh karenanya (dikatakan demikian). Kalimat 'ariyāya jātiya / sejak  terlahir mulia', berarti: '(Sang Buddha berpikir)', 'Aṅgulimala, jangan ambil itu (pernyataan yang pertama), itu bukanlah kelahiran (mulia)mu. Di kala hidup sebagai perumah tangga, orang-orang membunuh makhluk, melakukan pencurian, dsb. Sekarang engkau telah lahir mulia. Oleh karenanya, jika engkau menyesal untuk mengatakan, 'Sejak aku dilahirkan..(yang pernyataan pertama)', sekarang, katakanlah, 'Sejak terlahir mulia'."

Pernyataan Kitab Komentar di atas memang tidak menunjukkan alasan mengapa Sang Buddha mengatakan pernyataan pertama meski Beliau sendiri mengharapkan bhikkhu Angulimala untuk tidak menerimanya. Namun saya pribadi berpendapat bahwa ini merupakan taktik Sang Buddha. Jika Sang Buddha langsung memberikan pernyataan kedua, kesan yang tertanam pada Aṅgulimala terhadap pernyataan kedua  tidak akan menjadi sangat kuat. Namun, jika ia sendiri telah mengakui betapa jahatnya dia sebelum menjadi bhikkhu, dan juga mengetahui melalui kebenaran pernyataan Sang Buddha kedua bahwa setelah menjadi bhikkhu (lahir mulia) ia tidak sedikitpun memiliki keinginan untuk membunuh, kesan yang ditimbulkan dari pernyataan yang kedua sebagai kebenaran menjadi tertanam kuat. Kesan yang kuat ini atau dengan kata lain, keyakinan kuat yang ditimbulkan oleh kebenaran semua ini (pengakuan kejahatannya sebelum menjadi bhikkhu dan pengakuan bahwa ia tidak melakukan pembunuhan setelah menjadi bhikkhu), akan membantunya bukan hanya perempuan tersebut, tetapi praktiknya sendiri. Sebenarnya, kutipan dari kitab komentar yang saya kutip pertama sudah ada indikasi bahwa Sang Buddha sengaja membuat Angulimala untuk mengatakan pernyataan kebenaran (saccakiriya). Oleh karenanya, Beliau membuat dua pernyataan kepada Angulimala.

Sebenarnya kasus pertama memiliki kemiripan dengan kasus Kisagotami. Untuk membuat Kisagotami sadar dengan sendirinya, Sang Buddha menyuruhnya untuk mencari bawang putih (?) di keluarga di mana belum ada peristiwa kematian. Sang Buddha tahu bahwa hal itu tidak mungkin didapatkan, tetapi jika tidak menyuruhnya, Kisagotami tidak akan sadar dengan sendirinya. Demikian pula, jika Sang Buddha langsung memberikan peryataaan kedua kepada Angulimala, kesan yang ditimbulkan tidak akan menjadi kuat. Oleh karena itu, Beliau mengatakan pernyataan kedua untuk mengajakanya berpikir dan mengakui kesalahannya sendiri terlebih dahulu.

Mettacittena,

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #19 on: 03 July 2011, 09:18:12 AM »
 [at] Sam

"Saya pribadi berpendapat" yang baik sekali. _/\_

NB: Sam selalu memunculkan pertanyaan baru, mengenai episode Kisagotami dengan "bawang putih" yang baru pertama kali saya dengar, di sumber lain ada yg mengatakan "biji mostar" atau yg umum adalah "biji lada", tapi saya akan menyimpan topik ini dulu dan membahasnya di topik baru nanti
« Last Edit: 03 July 2011, 09:22:59 AM by Indra »

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #20 on: 03 July 2011, 09:20:48 AM »
 [at] Indra: Yang benar kayaknya bija lada. Saya sendiri ragu mengatakan bawang putih karena saya sendiri lupa-lupa ingat. Oleh karenanya, saya beri tanda tanya (?). Thanks telah memberikan koreksi.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #21 on: 03 July 2011, 09:23:29 AM »
[at] Indra: Yang benar kayaknya bija lada. Saya sendiri ragu mengatakan bawang putih karena saya sendiri lupa-lupa ingat. Oleh karenanya, saya beri tanda tanya (?). Thanks telah memberikan koreksi.

gak jadi buka topik baru deh _/\_

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #22 on: 03 July 2011, 09:30:05 AM »
Di dalam bahasa Pali, kata yang digunakan 'siddhatthaka'. Rhys Davids, dalam kamusnya 'Pali English Dictionary' menerjemahkan kata siddhatthaka sebagai 'white mustard'.  Is white mustard biji mostar atau biji lada?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #23 on: 03 July 2011, 09:56:07 AM »
Di dalam bahasa Pali, kata yang digunakan 'siddhatthaka'. Rhys Davids, dalam kamusnya 'Pali English Dictionary' menerjemahkan kata siddhatthaka sebagai 'white mustard'.  Is white mustard biji mostar atau biji lada?

mustard adalah [se]sawi menurut kateglo.com http://kateglo.bahtera.org/index.php?phrase=mustard&mod=glossary&search=Cari

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #24 on: 03 July 2011, 02:24:45 PM »
Quote
“Kalau begitu, pergilah ke Sāvatthī dan katakan kepada perempuan itu: ‘Saudari, sejak aku terlahir mulia, aku tidak ingat bahwa aku pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup. Dengan kebenaran ini, semoga engkau sejahtera dan semoga bayimu sejahtera!’”

Kalo ane bingung dengan isi kalimat di atas,
Apa hubungan antara Bhante Angulimala yang sudah tidak dengan sengaja membunuh mahluk hidup setelah terlahir mulia dengan kesejahteraan seorang wanita dan bayinya?
yaa... gitu deh

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #25 on: 03 July 2011, 02:26:07 PM »
Kalo ane bingung dengan isi kalimat di atas,
Apa hubungan antara Bhante Angulimala yang sudah tidak dengan sengaja membunuh mahluk hidup setelah terlahir mulia dengan kesejahteraan seorang wanita dan bayinya?

bahwa suatu pernyataan kebenaran memiliki power, dan Angulimala menggunakan power tsb untuk menyelamatkan si ibu dan bayinya

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #26 on: 03 July 2011, 02:29:02 PM »
bahwa suatu pernyataan kebenaran memiliki power, dan Angulimala menggunakan power tsb untuk menyelamatkan si ibu dan bayinya

Hmm... tetap masi belum bisa mengerti bagaimana "power" tersebut bisa menyelamatkan. Apakah semacam sugesti?
yaa... gitu deh

Offline Janindra d' Sihamuni

  • Sebelumnya: phrajonathan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 567
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • Buddho,Dhammo,Sangho Pathithito Mayham
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #27 on: 03 July 2011, 02:33:45 PM »
angulimala sebenarnya seorang yang baik,teman-temannya yang cemburu karena kepintarannya,menghasut gurunya dengan membohongi kalo si angulimala pengen selingkuh ama istrinya..nah,makanya si guru nyuruh ngumpulin 1000 jari manusia.

Sang Buddha sendiri yang menyuruh angulimala(sudah menjadi bikkhu) untuk membacakan kata2 yang sekarang disebut Angulimala Paritta,nah dengan faktor sugesti dari Ibu itu yang sangat tersentuh dengan paritta itu,akhirnya melahirkan dengan selamat,demikian juga Angulimala yang sangat bahagia ketika mendengar paritta itu.. _/\_ _/\_ _/\_
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #28 on: 03 July 2011, 02:36:07 PM »
Hmm... tetap masi belum bisa mengerti bagaimana "power" tersebut bisa menyelamatkan. Apakah semacam sugesti?

saya juga tidak paham bagaimana mekanisme kekuatan kebenaran itu dalam menyelamatkan. tapi ada beberapa kisah dalam Pitaka (mis. Jataka) yg menceritakan tentang kekuatan kebenaran yang berhasil menyelamatkan. Sacca juga termasuk salah satu parami dan parami memang memiliki kekuatan. saya pikir sacca ini tidak sama dengan sugesti.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bagaimana Angulimala mencapai Kearahatan
« Reply #29 on: 03 July 2011, 02:37:32 PM »
angulimala sebenarnya seorang yang baik,teman-temannya yang cemburu karena kepintarannya,menghasut gurunya dengan membohongi kalo si angulimala pengen selingkuh ama istrinya..nah,makanya si guru nyuruh ngumpulin 1000 jari manusia.

Sang Buddha sendiri yang menyuruh angulimala(sudah menjadi bikkhu) untuk membacakan kata2 yang sekarang disebut Angulimala Paritta,nah dengan faktor sugesti dari Ibu itu yang sangat tersentuh dengan paritta itu,akhirnya melahirkan dengan selamat,demikian juga Angulimala yang sangat bahagia ketika mendengar paritta itu.. _/\_ _/\_ _/\_

jika itu adalah faktor sugesti, apalah bedanya frasa "sejak aku dilahirkan" dengan "sejak aku terlahir mulia" bagi si ibu yg tidak mengenal Angulimala? kenapa frasa itu harus dikoreksi?