lakkhana sutta
[142] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.[1] Suatu ketika, Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthi, di Jetavana, di Taman Anāthapiṇḍika. ‘Para bhikkhu!’ Beliau berkata, dan para bhikkhu menjawab: ‘Bhagavā.’ Sang Bhagavā berkata, ‘Ada, para bhikkhu, tiga puluh dua tanda-tanda yang menjadi ciri khas seorang Manusia Luar Biasa,[2] dan bagi Manusia Luar Biasa itu yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka. Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga, ia akan menjadi raja, seorang Raja Pemutar-Roda hukum keadilan, penakluk empat penjuru, yang telah mengukuhkan keamanan di wilayahnya dan memiliki tujuh pusaka. Yaitu: Pusaka Roda, Pusaka Gajah, Pusaka Kuda, Pusaka Permata, Pusaka Perempuan, Pusaka Perumah tangga, dan yang ke tujuh, Pusaka Penasihat. Ia memiliki lebih dari seribu putra yang adalah pahlawan-pahlawan, berpostur kuat, penakluk bala tentara musuh. Ia berdiam setelah menaklukkan tanah yang dikelilingi oleh lautan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan hukum. Tetapi jika ia meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah, maka ia akan menjadi seorang Arahant, seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, seorang yang menarik selubung dunia.’
1.2. ‘Dan apakah tiga-puluh-dua tanda ini? [143] (1) Beliau memiliki telapak kaki yang rata.[3] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa. (2) Di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya. (3) Tumit-Nya menonjol. (4) Memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang.[4] (5) Memiliki tangan dan kaki yang lunak dan lembut. (6) Tangan dan kaki-Nya menyerupai jaring.[5] (7) Pergelangan kaki-Nya agak lebih tinggi.[6] (
Kaki-Nya menyerupai kaki rusa. (9) Berdiri tanpa membungkuk, Beliau dapat menyentuh lutut-Nya dengan tangan-Nya. (10) Alat kelamin-Nya terselubung. (11) Kulit-Nya cerah, berwarna keemasan. (12) Kulit-Nya sangat halus dan licin, sehingga tidak ada debu yang menempel. [144] (13) Bulu-bulu badan-Nya terpisah, satu untuk masing-masing pori-pori. (14) Bulu-bulu badan-Nya tumbuh ke atas, hitam kebiruan bagaikan collyrium,[7] tumbuh bergelung ke arah kanan. (15) Tubuh-Nya tegak.[8] (16) Memiliki tujuh bagian yang menggembung.[9] (17) Bagian depan tubuh-Nya bagaikan bagian depan tubuh singa. (18) Tidak ada cekungan antara bahu-bahu-Nya. (19) Tubuh-Nya proporsional bagaikan pohon banyan: tinggi badan-Nya sama dengan panjang rentangan tangan-Nya. (20) Dada-Nya bundar. (21) Memiliki indria pengecap yang sempurna.[10] (22) Rahang-Nya seperti rahang singa. (23) Memiliki empat puluh gigi. (24) Gigi-Nya rata. (25) Tidak ada celah antara gigi-Nya. (26) Gigi taring-Nya putih cemerlang. (27) Lidah-Nya sangat panjang. (28) Memiliki suara menyerupai Brahmā, seperti suara burung karavīka. (29) Mata-Nya biru dalam. (30) Bulu mata-Nya menyerupai bulu mata sapi. (31) Rambut[11] di antara alis mata-Nya berwarna putih dan lembut seperti kapas. [145] (32) Kepala-Nya menyerupai serban kerajaan.[12] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa.’
1.3. ‘Ini, para bhikkhu, adalah tiga-puluh-dua tanda yang menjadi ciri khas Manusia Luar Biasa, dan bagi Manusia Luar Biasa itu, yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka .... Dan para bijaksana dari kelompok lain[13] mengetahui tiga-puluh-dua tanda ini, tetapi mereka tidak mengetahui alasan kamma bagaimana mendapatkan tanda-tanda ini.’
1.4. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga, keberadaan masa lampau, atau tempat tinggal masa lampau Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orang tua, para petapa dan Brāhmaṇa dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik [146] lainnya; dengan melakukan kamma itu, menimbunnya, banyak dan berlimpah, saat hancurnya jasmani setelah kematian, Beliau terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga, di mana Beliau memiliki melampaui para dewa lainnya dalam hal umur kehidupan, penampilan, kebahagiaan, kemegahan, pengaruh, dan dalam hal pemandangan-pemandangan, suara-suara, bau-bauan, rasa kecapan, dan kontak sentuhan surgawi. Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (1) telapak kaki yang rata, sehingga Ia dapat menjejakkan kaki-Nya dengan rata di atas tanah, mengangkatnya dengan rata, dan menyentuh tanah dengan rata, dengan seluruh permukaan telapak kaki-Nya.’
1.5. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... menaklukkan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan keadilan, Beliau memerintah daratan ini hingga batas lautan, daratan terbuka, tidak ada penjahat, bebas dari hutan, kuat, makmur, bahagia, dan bebas dari bahaya. Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh manusia atau mereka yang berniat-jahat. Itu adalah keuntungannya sebagai penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna ... sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh atau lawan apa pun baik dari dalam maupun dari luar, dari keserakahan, kebencian, atau kebodohan, juga tidak dari para petapa [147] atau Brāhmaṇa, dewa, māra, atau Brahmā mana pun, atau siapa pun di dunia ini. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.
1.6. Mengenai hal ini, dikatakan:
‘Jujur, adil, jinak, dan tenang,
Murni dan berbudi, menjalankan Uposatha,
Dermawan, tidak mencelakai siapa pun, damai,
Ia melaksanakan tugas beratnya,
Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
Dengan telapak yang rata menginjak tanah.
Para peramal berkumpul menyatakan:
“Baginya yang menginjak tanah dengan rata,
Tidak ada rintangan dapat menghalangi jalannya,
Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga,
Atau jika ia meninggalkan keduniawian:
Dari Tanda ini terlihat jelas.
Bahwa sebagai seorang biasa, tidak ada musuh,
Tidak ada lawan dapat menghalangi di depannya.
Tidak ada kekuatan manusia yang dapat
Menghilangkan buah kamma-nya.
Atau jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
Terlihat – ia akan menjadi raja di antara manusia,
Tanpa tandingan, tidak akan terlahir kembali:
Ini adalah hukum baginya.”’
1.7. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga ... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, [148] hidup demi kebahagiaan banyak makhluk, sebagai penghalau ketakutan dan teror, penyedia perlindungan dan naungan, dan menyediakan semua kebutuhan, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (2) di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya.’
1.8. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda .... Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para perumah tangga Brāhmaṇa, warga kota dan desa, penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, para menteri, para raja pengikut, kepala-kepala daerah, dan para prajurit. Itu adalah keuntungannya sebagai seorang penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura,[14] nāga dan gandhabba.[15] Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.
1.9. Mengenai hal ini, dikatakan:
‘Seiring waktu-waktu yang berlalu, dalam kelahiran-kelahiran lampau
Sebagai manusia, melakukan banyak kebajikan,
Menghalau ketakutan dan kepanikan,
Berkeinginan menjaga dan memberikan perlindungan,
Ia melaksanakan tugas beratnya, [149]
Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
Terlihat memiliki tanda banyak roda,
Masing-masing berjeruji seribu, lengkap.
Para peramal berkumpul menyatakan:
Melihat banyak tanda jasa ini:
“Ia akan memiliki banyak pengikut,
Semua lawannya akan ditaklukkannya.
Tanda-roda ini jelas menunjukkan.
Jika ia tidak meninggalkan keduniawian,
Ia akan memutar Roda, dan memerintah dunia.
Para mulia akan menjadi pengikutnya,
Semua melayani di bawah kekuasaannya.
Tetapi jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
Terlihat – manusia dan dewa Asura, sakka, rakkhasa[16]
Gandhabba, nāga, garuḍa,
Binatang buas berkaki empat juga akan melayaninya,
Tanpa tandingan, oleh para dewa dan manusia
Semuanya menghormatinya dalam segala kemuliaannya.”’
1.10. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga .... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, menolak melakukan pembunuhan dan menjauhinya, dan menggantung tongkat dan pedang, berdiam, dalam kebajikan dan belas kasihan, bersahabat dan simpati terhadap semua makhluk hidup, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tiga tanda Manusia [150] Luar Biasa ini: (3) tumit-Nya menonjol, (4) memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang, dan (15) tubuh-Nya tegak.’
1.11. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang, bertahan lama, mencapai usia yang sangat tua, dan seumur hidupnya, tidak ada musuh manusia yang mampu membunuhnya .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang ...; tidak ada musuh, apakah petapa atau Brāhmaṇa, dewa, māra atau Brahmā, atau siapa pun di dunia ini yang mampu membunuh-Nya. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.
1.12. Mengenai hal ini, dikatakan:
‘Memahami ketakutan mereka akan kematian,
Ia menghindari pembunuhan makhluk-makhluk.
Kebajikan ini menghasilkan kelahiran di alam surga,
Di mana ia menikmati buah kebajikannya.
Kembali dari sana ke alam ini,
ia memiliki Dalam dirinya tiga tanda ini:
Tumitnya padat dan sangat panjang,
Bentuk tubuhnya tegak bagaikan Brahmā,
Indah dilihat, dan anggota tubuh berbentuk sempurna,
Jemarinya lembut, halus, dan panjang, [151]
Dengan tiga tanda keagungan ini
Diketahui bahwa sang anak akan berumur panjang.
“Ia akan lama menjalani kehidupan rumah tangga
Lebih lama lagi ia menjalani kehidupan tanpa rumah
Melatih kakuatan-kekuatan mulia:
Demikianlah tiga tanda ini menunjukkan.”’
dan seterusnya silakan baca sendiri
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_30:_Lakkha%E1%B9%87a_Sutta