//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna  (Read 29212 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #15 on: 03 November 2008, 05:36:35 PM »
Bro bond yg gw kagumin....

Berapa karma baik yg bisa dikumpulkan
dlm meditasi pagi selama 15 menit?....Buanyak ^-^

Bagaimana memaksimalkan pengumpulan tsb?latihan secara konsisten


thanks atas jawabnya....

:jempol: :jempol: :jempol:

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #16 on: 03 November 2008, 09:08:58 PM »
Bro bond yg gw kagumin....

Berapa karma baik yg bisa dikumpulkan
dlm meditasi pagi selama 15 menit?....Buanyak ^-^

Bagaimana memaksimalkan pengumpulan tsb?latihan secara konsisten


thanks atas jawabnya....

:jempol: :jempol: :jempol:

_/\_ :lotus:



Ok deh.... kalau begitu tolong beritahukan...
cara mengecek saldonya deh...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #17 on: 04 November 2008, 04:37:21 PM »
  [at]  atas...
:outoftopic:

Saldo apa? :-? Saldo Rekening Bro Saceng sih...sy ga tau... kasih bocoran donk... ^:)^

 [at]  Jendral... siap2 nih... ada objek baru... :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #18 on: 04 November 2008, 08:14:11 PM »
^Atas
 [at] Komandan Siap Hadir anda panggil saya ;D
Smile Forever :)

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #19 on: 06 November 2008, 08:51:05 AM »
  [at]  atas...
:outoftopic:

Saldo apa? :-? Saldo Rekening Bro Saceng sih...sy ga tau... kasih bocoran donk... ^:)^

 [at]  Jendral... siap2 nih... ada objek baru... :))

_/\_ :lotus:


Dulunya... sih pernah ikut latihan....(sesuatu)...
dan bila ketemu gurunya (berkumpul)....
maka kita2 akan dicek SALDO nya.....
(caranya cukup menyentuh cari dia pada tubuh kita..)

apakah ada melakukan latihan dgn baik... dan itu dicatat...

So senior2 yg baik... mungkin ada cara.. atau password (mantra)..
yg bisa mengecek SALDO tsb....

gitu lho.......

mengenai saldo sih..... kalau punya gw cuma level... POP-MI..
sedangkan guru ABhidhamma Lily... itu saldo level NASI PADANG PAKAI RENDANG....

(duhhhh,... gw jadi lapar deh....)

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #20 on: 06 November 2008, 10:05:27 AM »
Johan3000, sepertinya sudah jauh menyimpang dari topik retreat samatha vipassana di bawah bimbingan Sayadaw U Aganna.

Pengalaman Pribadi tentang pengalaman latihan atau meditasi, sebaiknya dibuat thread tersendiri.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline cham3leon

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 39
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #21 on: 06 November 2008, 01:39:07 PM »
ohhh..gitu yahh...
thanks yah, lily.... _/\_

untuk bisa melihat nimitta, meditasi apa yang sebaiknya dilakukan? dan nimitta itu sendiri berfungsi sebagai apa?
apa hasil dari konsentrasi?? Dalam dan dari mana bisa tau kalo gambaran itu adalah nimitta, bukan gambaran khayalan???

sori nih....masih hijauuu bangett... ;D

 _/\_

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #22 on: 06 November 2008, 02:35:36 PM »
Nimitta berhubungan erat dengan samatha bhavana, ada 40 obyek meditasi samatha, di antaranya adalah pernafasan, kasina, cinta kasih, dan lain-lain. Kuncinya samatha bhavana adalah konsentrasi, dalam arti bila pikiran bergerak ke sana-sini, diusahakan kembali ke konsentrasi.

Gak usah dipusingkan apakah gambaran tersebut adalah nimitta atau bukan... nanti juga tahu sendiri itu nimitta atau bukan, karena pengalamannya beda dengan pengalaman sehari-hari.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #23 on: 06 November 2008, 11:06:20 PM »
Saudara Bond,

bagaimana pendapat anda dengan artikel yang ditulis oleh Mahasi Sayadaw ini? Apakah cahaya yang dimaksud adalah Nimitta?


IV.3. PERANGKAP SENSASI CAHAYA

Setelah kita mampu melihat ke dalam bahwa segala fenomena jasmani dan batin tunduk pada ketiga karakteristik alam konsentrasi semakin menguat. Rasa sakit pun semakin berkurang. Kita semakin mampu melihat dan mencatat berbagai bentuk sensasi rasa sakit. Kita semakin mempu melihat dan mencatat berbagai bentuk sensasi rasa sakit. Kita mampu melihat dan mencatat apapun objek yang muncul melalui keenam pintu panca indera.

Dalam hal ini seolah-olah daya upaya kita terlihat konstan, tak terlalu bergiat pun tak terlalu santai, tak terlalu kuat atau pun lemah. Upaya semacam ini secara otomatis muncul menolong kesadaran untuk siap mencatat setiap objek yang muncul pada saat itu juga. Keadaan ini memunculkan perasaan bahagia.

Pada tahap ini cukup sering terlihat pengalaman munculnya cahaya-cahaya atau sinar-sinar. Sinar-sinar ini kadang terang benderang seperti sorot lampu senter atau lampu mobil di malam hari. Yang perlu dicatat adalah semua sensasi ini tak akan berlangsung selamanya.

Kembali ke sensasi cahaya. Ketika sensasi cahaya ini datang kita mencatatnya. Tak lama kemudian proses ini pun lewat. Hanya ada beberapa sinar yang bisa bertahan antara sepuluh sampai dua puluh detik. Tak ada yang lebih lama dari ini.

Hanya saja sensasi sinar-sinar ini mendatangkan “perangkap” tersendiri bagi beberapa yogi yakni munculnya perasaan nikmat, takjub atau terpesona. Bila seorang yogi terlambat, lalai mencatatnya sensasi cahaya atau sinar-sinar ini akan muncul lebih sering dan lebih terang.

Bagaimana pun indahnya sensasi ini akan berakhir pula suatu saat. Yang perlu kita lakukan hanyalah mencatat sensasi ini dalam batin dengan menyebut, “melihat … melihat”.

Jika kita lakukan pencatatan seperti itu cahaya ini kemudian lenyap. Tak lama cahaya atau sinar yang baru muncul lagi. Lakukan hal yang sama, catat lagi, “melihat … melihat”. Demikian seterusnya.

Perlu dicatat, kita tetap berada pada perangkap cahaya bila kita melakukan pencatatan tapi bawah sadar kita “berkeras” terus menikmati sensasi ini. Saya (penceramah, D.V.P) akan menceritakan tentang seorang yogi perempuan berusia antara dua puluh sampai tiga puluh tahun. Yogi ini melihat sinar-sinar muncul ketika ia sedang bermeditasi.

Herannya cahaya-cahaya ini muncul semakin terang dari waktu ke waktu. Yogi perempuan ini sangat menikmati munculnya sinar-sinar ini. Meski demikian ia berusaha keras mencatat setiap sinar yang muncul.

Jadi ketika seberkas sinar muncul ia mencatat, “melihat … melihat”. Tak lama sinar itu lenyap. Tapi hanya sebentar. Sinar yang baru muncul lagi. Ia kembali mencatat seperti tadi. Sinar yang baru ini pun lenyap.

Meski demikian bawah sadarnya sangat menikmati pengalaman ini. Bila saat wawancara tiba ia menjadi sangat malu karena terus-menerus menceritakan pengalaman yang sama.

Ia bercerita demikian, ketika sinar-sinar ini muncul ia merasa seperti masuk ke dalam koper. Ia merasa masuk ke dalam perangkap yang menyesakkan, benar-benar tak berdaya untuk keluar dari sana.

Yogi perempuan ini terperangkap dalam pengalaman ini sehingga ia membutuhkan dua puluh hari untuk benar-benar keluar dari perangkap yang mengasyikkan ini. Pengalaman ini dinamakan nikanti. Nikanti artinya kekotoran batin yang sangat halus. Kerinduan atau rasa kangen termasuk ke dalam nikanti.

Lihatlah bagaimana kekotoran batin yang sangat halus ini diam-diam telah menyusup ke dalam pikiran kita, mencuri kesadaran kita. Nikanti termasuk ke dalam sepuluh kekotoran batin. Sesuatu yang justru sangat berbahaya karena halusnya.

Pada masa kehidupan Sang Buddha ada seorang bhikkhu yang bermeditasi samatha sampai memperoleh tingkat konsentrasi yang tinggi. Ketika sampai ke jhana (tingkat konsentrasi) yang tinggi ia merubah meditasinya dari samatha ke vipassana.

Bhikkhu ini tekun berlatih dan rajin mencatat setiap proses apapun yang muncul. Sampailah ia pada nana kedua dalam vipassana. Sayangnya setelah itu bhikkhu ini tak mampu meraih pengetahuan batin yang lebih tinggi karena keterikatannya pada jhana. Ia memiliki salah satu nikanti, ya itu tadi, keterikatan yang sangat halus akibat terkonsentrasinya pikiran pada jhana-jhana.

Bhikkhu ini hanya mampu mondar-mandir dari nana satu sampai kedua. Begitu terus bolak-balik. Ia benar-benar terperangkap pada konsentrasinya yang tinggi. Sang Buddha menyebut pengalaman ini sebagai Dhamma raga, dhamma nandi. Artinya kenikmatan yang timbul akibat meraih dhamma. Dhamma yang dimaksud disini adalah jhana-jhana. Baik Dhamma raga maupun Dhamma Nandi adalah nikanti.

Bhikkhu ini sendiri tak menyadari ia masuk dalam perangkap nikanti. Sang Buddhalah yang memberitahu Bhikkhu Ananda alasan kenapa bhikkhu itu tak mampu meraih kearahatan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #24 on: 07 November 2008, 07:19:17 AM »
bro sobat-dharma, yg potongan ini

Quote
Pada masa kehidupan Sang Buddha ada seorang bhikkhu yang bermeditasi samatha sampai memperoleh tingkat konsentrasi yang tinggi. Ketika sampai ke jhana (tingkat konsentrasi) yang tinggi ia merubah meditasinya dari samatha ke vipassana.

Bhikkhu ini tekun berlatih dan rajin mencatat setiap proses apapun yang muncul. Sampailah ia pada nana kedua dalam vipassana. Sayangnya setelah itu bhikkhu ini tak mampu meraih pengetahuan batin yang lebih tinggi karena keterikatannya pada jhana. Ia memiliki salah satu nikanti, ya itu tadi, keterikatan yang sangat halus akibat terkonsentrasinya pikiran pada jhana-jhana.

Bhikkhu ini hanya mampu mondar-mandir dari nana satu sampai kedua. Begitu terus bolak-balik. Ia benar-benar terperangkap pada konsentrasinya yang tinggi. Sang Buddha menyebut pengalaman ini sebagai Dhamma raga, dhamma nandi. Artinya kenikmatan yang timbul akibat meraih dhamma. Dhamma yang dimaksud disini adalah jhana-jhana. Baik Dhamma raga maupun Dhamma Nandi adalah nikanti.

Bhikkhu ini sendiri tak menyadari ia masuk dalam perangkap nikanti. Sang Buddhalah yang memberitahu Bhikkhu Ananda alasan kenapa bhikkhu itu tak mampu meraih kearahatan.

sumber nya darimana yah? seingat saya nyana/nana itu pada kanon tipitaka pali tidak pernah disinggung sama sekali, tetapi merupakan pengelompokan dari Mahasi Sayadaw sendiri. CMIIW
There is no place like 127.0.0.1

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #25 on: 07 November 2008, 08:32:15 AM »
Johan3000, sepertinya sudah jauh menyimpang dari topik retreat samatha vipassana di bawah bimbingan Sayadaw U Aganna.

Pengalaman Pribadi tentang pengalaman latihan atau meditasi, sebaiknya dibuat thread tersendiri.

Thanks bro karuna_murti utk mengingatin...

dgn pengalaman Bond, apakah meditasi Sayadaw U Aganna
dpt dipraktekan masing2 kita setiap pagi dgn waktu yg singkat saja???

Cara2 tahapannya?

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #26 on: 07 November 2008, 11:45:38 AM »
bro sobat-dharma, yg potongan ini

Quote
Pada masa kehidupan Sang Buddha ada seorang bhikkhu yang bermeditasi samatha sampai memperoleh tingkat konsentrasi yang tinggi. Ketika sampai ke jhana (tingkat konsentrasi) yang tinggi ia merubah meditasinya dari samatha ke vipassana.

Bhikkhu ini tekun berlatih dan rajin mencatat setiap proses apapun yang muncul. Sampailah ia pada nana kedua dalam vipassana. Sayangnya setelah itu bhikkhu ini tak mampu meraih pengetahuan batin yang lebih tinggi karena keterikatannya pada jhana. Ia memiliki salah satu nikanti, ya itu tadi, keterikatan yang sangat halus akibat terkonsentrasinya pikiran pada jhana-jhana.

Bhikkhu ini hanya mampu mondar-mandir dari nana satu sampai kedua. Begitu terus bolak-balik. Ia benar-benar terperangkap pada konsentrasinya yang tinggi. Sang Buddha menyebut pengalaman ini sebagai Dhamma raga, dhamma nandi. Artinya kenikmatan yang timbul akibat meraih dhamma. Dhamma yang dimaksud disini adalah jhana-jhana. Baik Dhamma raga maupun Dhamma Nandi adalah nikanti.

Bhikkhu ini sendiri tak menyadari ia masuk dalam perangkap nikanti. Sang Buddhalah yang memberitahu Bhikkhu Ananda alasan kenapa bhikkhu itu tak mampu meraih kearahatan.

sumber nya darimana yah? seingat saya nyana/nana itu pada kanon tipitaka pali tidak pernah disinggung sama sekali, tetapi merupakan pengelompokan dari Mahasi Sayadaw sendiri. CMIIW

Bro Sumedho,
saya juga kurang tahu. Habis banyak artikel ini saya cuma terikat kisah pengalaman meditasi sdr. Bond. Saya cuma ingin tahu apakah cahaya yang di maksud sama atau tidak dengan nimitta yang dimaksud sdr. Bond. Mungkin ada dari teman-teman yang tahu mengenai referensi yang digunakan Mahasi Sayadaw dalam ceritanya? Maaf, saya benar-benar masih buta soal ini.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #27 on: 07 November 2008, 02:42:32 PM »
Saudara Bond,

bagaimana pendapat anda dengan artikel yang ditulis oleh Mahasi Sayadaw ini? Apakah cahaya yang dimaksud adalah Nimitta?


IV.3. PERANGKAP SENSASI CAHAYA

Setelah kita mampu melihat ke dalam bahwa segala fenomena jasmani dan batin tunduk pada ketiga karakteristik alam konsentrasi semakin menguat. Rasa sakit pun semakin berkurang. Kita semakin mampu melihat dan mencatat berbagai bentuk sensasi rasa sakit. Kita semakin mempu melihat dan mencatat berbagai bentuk sensasi rasa sakit. Kita mampu melihat dan mencatat apapun objek yang muncul melalui keenam pintu panca indera.

Dalam hal ini seolah-olah daya upaya kita terlihat konstan, tak terlalu bergiat pun tak terlalu santai, tak terlalu kuat atau pun lemah. Upaya semacam ini secara otomatis muncul menolong kesadaran untuk siap mencatat setiap objek yang muncul pada saat itu juga. Keadaan ini memunculkan perasaan bahagia.

Pada tahap ini cukup sering terlihat pengalaman munculnya cahaya-cahaya atau sinar-sinar. Sinar-sinar ini kadang terang benderang seperti sorot lampu senter atau lampu mobil di malam hari. Yang perlu dicatat adalah semua sensasi ini tak akan berlangsung selamanya.

Kembali ke sensasi cahaya. Ketika sensasi cahaya ini datang kita mencatatnya. Tak lama kemudian proses ini pun lewat. Hanya ada beberapa sinar yang bisa bertahan antara sepuluh sampai dua puluh detik. Tak ada yang lebih lama dari ini.

Hanya saja sensasi sinar-sinar ini mendatangkan “perangkap” tersendiri bagi beberapa yogi yakni munculnya perasaan nikmat, takjub atau terpesona. Bila seorang yogi terlambat, lalai mencatatnya sensasi cahaya atau sinar-sinar ini akan muncul lebih sering dan lebih terang.

Bagaimana pun indahnya sensasi ini akan berakhir pula suatu saat. Yang perlu kita lakukan hanyalah mencatat sensasi ini dalam batin dengan menyebut, “melihat … melihat”.

Jika kita lakukan pencatatan seperti itu cahaya ini kemudian lenyap. Tak lama cahaya atau sinar yang baru muncul lagi. Lakukan hal yang sama, catat lagi, “melihat … melihat”. Demikian seterusnya.

Perlu dicatat, kita tetap berada pada perangkap cahaya bila kita melakukan pencatatan tapi bawah sadar kita “berkeras” terus menikmati sensasi ini. Saya (penceramah, D.V.P) akan menceritakan tentang seorang yogi perempuan berusia antara dua puluh sampai tiga puluh tahun. Yogi ini melihat sinar-sinar muncul ketika ia sedang bermeditasi.

Herannya cahaya-cahaya ini muncul semakin terang dari waktu ke waktu. Yogi perempuan ini sangat menikmati munculnya sinar-sinar ini. Meski demikian ia berusaha keras mencatat setiap sinar yang muncul.

Jadi ketika seberkas sinar muncul ia mencatat, “melihat … melihat”. Tak lama sinar itu lenyap. Tapi hanya sebentar. Sinar yang baru muncul lagi. Ia kembali mencatat seperti tadi. Sinar yang baru ini pun lenyap.

Meski demikian bawah sadarnya sangat menikmati pengalaman ini. Bila saat wawancara tiba ia menjadi sangat malu karena terus-menerus menceritakan pengalaman yang sama.

Ia bercerita demikian, ketika sinar-sinar ini muncul ia merasa seperti masuk ke dalam koper. Ia merasa masuk ke dalam perangkap yang menyesakkan, benar-benar tak berdaya untuk keluar dari sana.

Yogi perempuan ini terperangkap dalam pengalaman ini sehingga ia membutuhkan dua puluh hari untuk benar-benar keluar dari perangkap yang mengasyikkan ini. Pengalaman ini dinamakan nikanti. Nikanti artinya kekotoran batin yang sangat halus. Kerinduan atau rasa kangen termasuk ke dalam nikanti.

Lihatlah bagaimana kekotoran batin yang sangat halus ini diam-diam telah menyusup ke dalam pikiran kita, mencuri kesadaran kita. Nikanti termasuk ke dalam sepuluh kekotoran batin. Sesuatu yang justru sangat berbahaya karena halusnya.

Pada masa kehidupan Sang Buddha ada seorang bhikkhu yang bermeditasi samatha sampai memperoleh tingkat konsentrasi yang tinggi. Ketika sampai ke jhana (tingkat konsentrasi) yang tinggi ia merubah meditasinya dari samatha ke vipassana.

Bhikkhu ini tekun berlatih dan rajin mencatat setiap proses apapun yang muncul. Sampailah ia pada nana kedua dalam vipassana. Sayangnya setelah itu bhikkhu ini tak mampu meraih pengetahuan batin yang lebih tinggi karena keterikatannya pada jhana. Ia memiliki salah satu nikanti, ya itu tadi, keterikatan yang sangat halus akibat terkonsentrasinya pikiran pada jhana-jhana.

Bhikkhu ini hanya mampu mondar-mandir dari nana satu sampai kedua. Begitu terus bolak-balik. Ia benar-benar terperangkap pada konsentrasinya yang tinggi. Sang Buddha menyebut pengalaman ini sebagai Dhamma raga, dhamma nandi. Artinya kenikmatan yang timbul akibat meraih dhamma. Dhamma yang dimaksud disini adalah jhana-jhana. Baik Dhamma raga maupun Dhamma Nandi adalah nikanti.

Bhikkhu ini sendiri tak menyadari ia masuk dalam perangkap nikanti. Sang Buddhalah yang memberitahu Bhikkhu Ananda alasan kenapa bhikkhu itu tak mampu meraih kearahatan.

Yang dilihat perempuan itu memanglah nimitta, apabila ia menikmati bahkan ia fokus disana dalam waktu lama, maka ia bisa masuk jhana dan bukannya bervipasana. Dan dalam vipasanna itu sendiri ketika melihat nimitta itu sebenarnya sudah merupakan kemajuan dalam vipasannanya hanya dalam menyikapi nimita dalam samatha bhavana dan vipasanna berbeda. Dalam vipasana ini dianggap nimita yg hanya perlu dicatat dan disadari dan tidak terpaku disana, dan ini juga merupakan kotoran batin yg halus yaitu obhasa(sinar) dan nikanti (kepuasan) yg merupakan vipasana kilesa( http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1304.0 ).

Oleh karena itu panna atau kebijaksanaan sangat diperlukan dalam bermeditasi entah itu samatha bhavana ataupun vipasana. Disinilah letak pengetahuan2 yg diperlukan agar meditator tidak tersesat dalam perangkap2 seperti ini, maka diperlukanlah guru meditasi yg berpengalaman sebagai kalyanamita.

Smoga bermanfaat  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #28 on: 07 November 2008, 02:56:03 PM »
Johan3000, sepertinya sudah jauh menyimpang dari topik retreat samatha vipassana di bawah bimbingan Sayadaw U Aganna.

Pengalaman Pribadi tentang pengalaman latihan atau meditasi, sebaiknya dibuat thread tersendiri.

Thanks bro karuna_murti utk mengingatin...

dgn pengalaman Bond, apakah meditasi Sayadaw U Aganna
dpt dipraktekan masing2 kita setiap pagi dgn waktu yg singkat saja??? Bisa saja dilatih secara singkat apabila kita tidak memiliki waktu yg cukup. Alangkah baiknya jika bangun lebih pagi lagi dan jangan malas agar bisa bermeditasi lebih lama minimal 1 jam agar mencapai hasil yg maksimal. Jika ngantuk itu hal yg wajar tetapi bila sudah menjadi kebiasaan maka ngantuk pun akan teratasi.

Cara2 tahapannya? Mulai dari latihan anapanasati dengan memperhatikan keluar masuk nafas. Bisa baca di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5655.new#new

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline cham3leon

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 39
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: pengalaman retreat samatha vipasanna bersama Sayadaw U Aganna
« Reply #29 on: 08 November 2008, 09:33:36 AM »
baiklah...nanti kalo mengalaminya....
ditanyakan lagi lebih dalam....
terima kasih rekan karuna, dan juga bond... _/\_

 

anything