//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - CKRA

Pages: 1 ... 54 55 56 57 58 59 60 [61] 62
901
Perkenalan / Re: Salam kenal dari CKRA
« on: 01 September 2008, 01:33:26 PM »
Terima kasih, rekan chizz_roll

 _/\_

902
Perkenalan / Salam kenal dari CKRA
« on: 01 September 2008, 01:28:01 PM »
Rekan-rekan semua,

Salam kenal dari saya, CKRA. Boleh dibaca Ce Ka Er A, boleh juga Cakra. Semoga kita bisa saling tukar informasi melalui forum ini. Maaf kalau agak terlambat memperkenalkan diri. Terlalu asik sampai ada yang mengingatkan baruh ngeh.

 _/\_
CKRA

903
Dalam beberapa keadaan dimana Sang Buddha difitnah dengan keji oleh orang-orang yang tidak menyukaiNya, Beliau tidak marah sedikitpun. Bahkan, Beliau menenangkan murid-muridNya yang marah dan terpengaruh emosinya. Dan Beliau meminta murid-muridNya untuk berdiam saja sampai waktunya, dimana kebenaran akan terungkap dengan sendirinya.

Rekan CKRA, Anda salah sama sekali ... Sang Buddha adalah Sang Buddha ... saya adalah saya ...

Bagaimana dengan batin Anda sendiri? ... Sudah baguskah?

Saya menyadari sepenuhnya bahwa kondisi batin saya masih jauh dari bagus, tapi saya terus berusaha....

 _/\_ CKRA

904
Dalam beberapa keadaan dimana Sang Buddha difitnah dengan keji oleh orang-orang yang tidak menyukaiNya, Beliau tidak marah sedikitpun. Bahkan, Beliau menenangkan murid-muridNya yang marah dan terpengaruh emosinya. Dan Beliau meminta murid-muridNya untuk berdiam saja sampai waktunya, dimana kebenaran akan terungkap dengan sendirinya.

905
Saya mencoba untuk memberikan pedapat yang saya usahakan seobyektif mungkin.

Para moderator DC telah mengambil keputusan (walaupun sepihak), tapi tidak ada yang bisa kita lakukan sebagai member. Kalau toh kita ribut2 dan akhirnya para moderator karena kepentingan forum akhirnya membatalkan keputusannya itu, selanjutnya apa? apakah Sdr. Hudoyo bisa melanjutkan aktivitasnya seolah-olah tidak pernah terjadi apa2? Kenapa kita tidak mencoba menerima keputusan itu dan menjalankannya, dan lihat akibat dari keputusan ini selama misalnya 3 bulan, apakah terbukti forum menjadi lebih rapi dan tertib atau tidak, sesuai progam kerja para moderator.
 _/\_

hahaha :)) :)) :)) ... Inikah pendapat yang "seobyektif mungkin"? ... :))

Rekan Semit, Anda menganggap pendapat Anda itu "seobyektif mungkin" karena Anda tidak melihat motivasi-motivasi tersembunyi dalam batin Anda di balik pendapat "obyektif" Anda itu. ;D

Kalau saya bisa melanjutkan kegiatan saya bicara tentang MMD dalam konteks apa pun, LALU MENGAPA TIDAK? Mengapa tidak boleh? Tolong dijawab itu. ... Mengapa seorang Theravadin non-MMDis boleh bicara di mana saja, dan seorang Theravadin MMD-is tidak boleh? ... Itu diskriminasi terhadap MMD, demi kenyamanan orang yang tidak suka MMD, demi kenyamanan orang-orang yang menurut Karuna_murti "merasa terganggu" oleh MMD.

Kalau statusquo sekarang ini berjalan terus selama 3 bulan ke depan ... memang para moderator DC dan Anda-Anda yang tidak suka dengan MMD bisa tidur nyenyak atau ngobrol ngalor-ngidul di kafe jongkok ... Tapi lihatlah ... saya prediksikan, banyak teman-teman pembaca yang serius, entah pemula entah senior, akan berdatangan ke Kaskus untuk membaca tulisan saya menanggapi topik-topik yang berkembang di sini.

Salam,
hudoyo



Saya kira rekan Hudoyo tidak perlu terlalu bersikeras membela diri di forum ini kalau memang merasa benar, karena toh kebenaran itu pada akhirnya akan terungkap dengan sendirinya.

Kalau memang rekan Hudoyo begitu yakin kalau para pembaca yang serius akan pindah ke kaskus maka adalah yang terbaik bila rekan Hudoyo membuat forum sendiri dan tentunya forum tersebut akan ramai dengan para pembaca serius dan biarlah di DC sini tinggal para pembaca yang "ngalor ngidul" tidak karuan.

Apa yang terjadi di sini mungkin bisa jadi pengalaman yang berharga sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari seperti yang sudah beberapa kali terjadi di forum lain dimana MMD juga pada akhirnya berkonfrontasi dengan member forum tersebut dan menimbulkan polemik juga akhirnya. Oleh karena itu saya mendukung rencana rekan Hudoyo mengajak seluruh member DC yang ingin serius untuk berkunjung dan mengikuti bimbingan dari rekan Hudoyo di kaskus.

Sekali lagi semoga sukses dan Bon Voyage.

Salam,
CKRA

906
Saya yakin rekan Hudoyo "marah" tetapi tidak "benci" atas keputusan yang telah dibuat oleh dewan administrator yang memang harus mengadministrasikan forum ini dengan baik, karena memang itulah tugasnya. Dan kemarahan itu tentunya akan ditransformasikan menjadi sesuatu yang positif.

Bagi seorang pemula, tentu saja akan lebih mudah mempelajari Buddhadhamma di DC bila klasifikasi dibuat lebih teratur, dan saya rasa tidak ada perbedaan derajat antara topik diskusi yang satu dengan lainnya.

Perbedaan pandangan dan keyakinan ini pasti akan terus ada. Namun seperti yang pernah saya utarakan biarlah kita tetap berbeda namun juga tetap saling menghormati. Secara pribadi setelah membaca tulisan-tulisan rekan Hudoyo, saya sangat menghargai dan menghormati beliau walaupun saya tetap berbeda pendapat dengannya.

Semoga sukses untuk rekan Hudoyo dan Bon Voyage.

Salam,
CKRA

907
Studi Sutta/Sutra / Re: Kejanggalan-Kejangalan dalam Sutta
« on: 25 August 2008, 10:40:47 PM »
Bila ada yang mempertanyakan keotentikan Tipitaka dengan kondisi "kita" saat ini bukankah seperti seekor anak burung pipit yang baru menetas yang memberi komentar seekor rajawali gagah yang sedang terbang?

Bila dengan sedikit kejelian atau kebetulan atau dengan upaya penuh kesengajaan, ada rekan yang menemukan inkonsistensi penggunaan istilah dalam satu atau dua sutta, lalu apakah berarti sutta tersebut bukan berasal dari mulut Sang Buddha. Bagaimana kita bisa membuktikan bahwa sutta tersebut bukan dari mulut Sang Buddha? Bagaimana pula kita meminta orang lain untuk membuktikan bahwa sutta tersebut otentik dari mulut Sang Buddha?

Kita hanya menggunakan logika-logika terbatas yang kita miliki? Kalau kita kemudian dengan dalil-dalil kita berhasil meyakinkan orang bahwa sutta itu tidak otentik, kemajuan bathin apa yang kita peroleh? Hanya untuk menunjukkan bahwa kita adalah seorang intelektual buddhis?

Mengapa harus berusaha mensejajarkan diri kita dengan para murid utama, para tipitakadhara, para pencapai kesucian, kalau kita masih seekor anak burung pipit yang menetas saja mungkin juga belum?

Salam,
CKRA

908
Sudah...sudah... Jangan diterusin lagi komentar2 yg bisa menjadi polemik baru lagi. Coba latih diri masing2 untuk menahan diri :). Beberapa waktu lalu saya pernah mendengar ceramah bhante dari Australia (Bhante Dhammika namanya kalo gak salah) yang intinya dia ingin menyampaikan "How to transform anger to equidiminity/uppekha", sayangnya saya tidak punya rekaman ceramahnya, kalo ada mungkin bisa dishare disini :).

Salam
Centy
Bro Centy, di quote aja yang dianggap penting, gak perlu seluruhnya, mungkin cukup jawaban atas "HOw TO" nya aja. _/\_

Saya coba menafsirkan. Anger atau kemarahan memiliki energi yang sangat besar. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka energi tersebut tidak dapat dihilangkan. Tetapi energi tersebut dapat ditransformasikan menjadi energi lain. Kalau selama ini yang kita lihat adalah energi kemarahan itu ditransformasikan dalam bentuk posting yang begitu bersemangat mematahkan argumentasi lawan dengan kurang mengindahkan kaidah-kaidah yang ada maka energi itu sebenarnya dapat ditransformasikan menjadi aksi nyata untuk membuktikan pendapatnya tanpa perlu mencaci pihak lain.

Contohnya seorang pemuda yang bekerja di suatu perusahaan dan dia merasa sudah berkontribusi sangat besar terhadap keuntungan perusahaan. Tetapi bukannya menghargai upayanya, perusahaan tersebut malah memberhentikan dirinya. Dalam keadaan demikian, amarah dengan energi yang sangat besar timbul dalam dirinya. Namun dia tidak menggunakan energi itu untuk memaki-maki atau berusaha membakar perusahaan itu. Tetapi dia menggunakan energi tersebut sebagai motivasi untuk membuktikan kepada lawannya bahwa dia memang mampu dengan berwiraswasta dan dalam waktu beberapa tahun kemudian dia memiliki perusahaan yang lebih maju dari perusahaan tempat dia bekerja sebelumnya. Dia telah menggunakan energi kemarahannya untuk hasil yang positif.

Mungkin rekan-rekan MMD yang merasa diperlakukan tidak adil dalam forum ini dapat menggunakan energi yang ada untuk membuktikan sesuatu kepada "lawannya". Seperti halnya rekan Semit dan rekan lainnya yang saya lihat sudah meninggalkan ruang ini karena keadaan yang sudah kurang kondusif maka saya juga mohon diri sejenak. Saya tidak meminta rekan-rekan MMD juga melakukan hal yang sama, tapi mundur untuk menang mungkin dapat dipertimbangkan.

Salam,
CKRA

909
Posting pertama :
Setelah mengamati threat ini beberapa hari, saya coba menanggapi dari sisi pandangan saya. Tapi sebelumnya mohon diingat bahwa posting saya ini sama sekali tidak bermaksud menambah polemik baru, atau memancing di air keruh (krn saya tidak melihat adanya ikan dalam threat ini, yg ada cuma monyet, bebek, beo, banci, setan dan tuhan :)), apabila ada pihak/kubu yang kurang berkenan atas pandangan saya.

Kalau kita perhatikan pertanyaan voting dalam threat ini "Apakah praktik MMD sesuai dengan Buddhisme Theravada?" Saya pribadi punya pandangan yg mirip dengan rekan CKRA, karena dari pengamatan saya, diakui bahwa MMD  "mengutip" sebagian (mungkin yg dimaksud adalah bagian metode meditasi) dari ajaran Buddhisme dan Krishnamurti yang kemudian menjadi MMD. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MMD tidak sesuai dengan Buddhisme, karena diantara Buddhisme dan Krishnamurti tentu saja ada perbedaan walaupun dikatakan ada kemiripan. Apalagi MMD lahir dari kombinasi Buddhisme dan Krishnamurti.
Namun demikian bukan berarti MMD itu jelek. Saya sendiri belum pernah mempelajari MMD, baru baca2 dari testimony yg sepertinya bermanfaat juga. Oleh karena itu saya tidak menanggapi MMD lebih jauh utk menghindari voting2 berikutnya :). Selanjutnya dipersilakan masing2 pembaca utk menarik kesimpulan sendiri.

Mengenai voting :
Terlepas dari pihak/kubu mana yang menang atau kalah dalam voting ini, sebenarnya saya sendiri tidak setuju dengan voting ini karena :
1. Terbukti menjadi diskusi yg tidak sehat karena saling berusaha menjatuhkan pandangan pihak/kubu lawan dengan cara2 yg cenderung menghina dan menyakiti. Saya memang bukan ahli dalam ajaran Buddha, Dhamma dan Sangha, tapi apa yg saya tangkap dalam ajaran BDS diajarkan untuk menghindari hal2 spt itu.
2. Voting ini juga tidak ada metodologi ilmiahnya dan responden 42 org tidak bisa dikatakan mewakili seluruh umat agama buddha.

Namun demikian, kita ambil sisi positif dari threat ini, yg mana kita bisa belajar utk menghargai pendapat org walaupun berseberangan, bukan dengan cara memaksakan pendapat kita utk diterima org lain. Boleh kritis tapi dengan cara yg santun.
Saya percaya tujuan utama dari diskusi ini bukan mencari "sesuai" atau "tidak sesuai", tapi lebih kepada kemajuan agama buddha dan "metodologi meditasi". Skrg sudah terbukti dhamma memang mengundang utk dibuktikan, dapat diselami oleh bijaksana, sayangnya kita semua belum bijaksana, makanya sampai skrg belum ketemu jawabannya hahaha......

Demikian kontribusi dari seorang pemula, mohon maaf kalo ade sale sale kate, karena ini posting pertama, dan moga2 gak di BRP moderator.

Salam
Centy


Rekan Centy,

Saya sangat menghargai pendapat Anda. Polling ini memang hasilnya sangat meragukan. Metodologi dan populasinya memang sangat jauh dari standar ilmiah.

Dalam polling ini menurut saya tidak ada pihak yang menang maupun kalah. Kedua belah pihak ada dalam posisi yang kalah. Tidak bisa menang atas egonya masing-masing.

Semoga kita masih bisa saling menghormati dalam perbedaan.

 _/\_ CKRA

910
Rekan Hudoyo,

Mungkin saya memang salah memahami pandangan Anda. Tapi dalam beberapa konteks ada bagian Tipitaka yang tidak Anda yakini. Juga Anda mempertanyakan efektifitas ajaran Buddha dalam mencapai tujuan. Kemudian Anda juga "mencomot" ajaran Buddha yang Anda campur dengan ajaran Krishnamurti. Dengan kondisi yang demikian memang agak sulit bagi saya memahami pandangan Anda dan menganggap pandangan Anda masih sesuai dengan Buddhisme.

Salam,

CKRA

911
Rekan Hudoyo,

Kalau Anda begitu tidak meyakini ajaran Buddha dan tujuanNya dan lebih meyakini MMD mengapa Anda masih bersikeras kalau MMD sesuai dengan Buddhisme? Bukankah lebih terhormat bila Anda katakan saja kalau MMD adalah ajaran baru yang lebih sempurna daripada ajaran Buddha dan kita selesai dengan polemik yang berkepanjangan ini. Kemudian kita bisa saling menghormati dengan agama kita masing-masing.

Salam, CKRA

912

Ya, Hinduisme lebih tua daripada Buddhisme. ... Jadi, bagaimana dengan masalah "main comot"? Siapa yang mencomot dari siapa? ... :))

Gak bisa begitu, Ryu ... Pencerahan/pembebasan itu terjadi sepanjang zaman ... dari waktu ke waktu, di sana-sini, selalu ada orang yang tercerahkan & bebas, kemudian mengajarkannya kepada orang lain ... Yang secara sempurna bebas saya lihat adalah Buddha dan Krishnamurti ... Tapi itu tidak menutup kemungkinan ada orang lain dan guru lain yang juga telah bebas sempurna. ... Tapi kita gak bisa bilang Krishnamurti mencomot dari Buddha ... dalam ketiga biografi K, jelas tidak ada kemungkinan seperti itu, K tercerahkan melalui jalan yang ditemukannya sendiri.

Kalo MMD, sih, terus-terang memang saya mencomot dari Buddha dan Krishnamurti. :)) ... OK deh, sampai jumpa lagi.

Salam,
hudoyo

Terima kasih Rekan Hudoyo atas penjelasannya. Sekarang saya sudah mantap menyatakan bahwa MMD tidak sesuai dengan Buddhisme.

Warna hijau bila terkena warna kuning akan menjadi warna biru. Tidak bisa dikatakan masih berwarna hijau. Bila Anda "mencemari" Buddhisme dengan ajaran lain maka yang Anda anut bukan lagi Buddhisme.

Apakah tujuan dari MMD? Kalau tujuan dari ajaran BUddha kan sudah jelas dan sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa tujuan itu dapat tercapai.

Apakah dalam MMD sudah ada yang mencapai tujuan itu? Sudah adalah yang mencapai nibbana dengan menjalankan ajaran MMD? Paling tidak mencapai sedikit kesucian?

Salam,

CKRA

913
Dari banyak posting dalam thread ini dan thread tentang MMD lainnya, pendapat saya menyimpulkan bahwa:

-MMD bukanlah sesuatu yang buruk. Paling tidak MMD tidak bertentangan dengan Buddhisme. Seperti halnya sebagian besar ritual dan praktik agama lain juga tidak bertentangan dengan Buddhisme.
-Banyak pihak yang merasa sudah mendapat manfaat dari MMD baik umat Buddha maupun umat agama lain karena MMD dapat dan telah diterapkan oleh umat lintas agama.
-MMD tampaknya sesuai dengan Buddhisme dengan mengutip Sutta-Sutta yang dianggap sesuai dengan MMD (Bahiya&Malunkyaputta).
-Ada kecenderungan MMD menolak Sutta-Sutta yang tidak sesuai dengan MMD dengan dalih Sutta itu tidak keluar dari mulut Sang Buddha, penambahan oleh para penghapal (Dhammacakka, Angulimala, dll).
-MMD adalah suatu ajaran atau aktivitas yang mencoba penetrasi ke dalam Buddhisme (mungkin juga ke agama2 lain).

Maka menurut saya pada dasarnya MMD tidak bertentangan dengan Buddhisme tetapi bukan berarti MMD sesuai dengan Buddhisme.

Jadi bila saya harus ikut polling ini maka saya akan menjawab MMD tidak sesuai dengan Buddhisme. Tetapi saya tidak akan ikut voting ini karena menurut saya populasi dan metode voting yang dipakai hasilnya akan bias dan tidak akan merubah kenyataan apapun yang sudah ada.

Rekan-rekan lain yang mendukung MMD, saya menyimpulkan demikian, bukan untuk menciptakan permusuhan dan kepada rekan-rekan yang tidak mendukung MMD, menurut saya terlalu berlebihan bila rekan-rekan menuduh MMD memanfaatkan forum ini sebagai media promosi karena dengan kapasitas yang dimiliki oleh MMD saya kira banyak media trend dan gaya hidup yang bersedia meliput dan turut mempromosikan MMD.

Salam,

CKRA

914
Welcome rekan CKRA ... _/\_

Silahkan ikut berpartisipasi untuk membahas diskusi ini, mungkin maksud dari ko suchamda untuk anggota2 yang baru bisa membaca dahulu apa yg sebenarnya di persoalkan dari awal... dengan memberikan link yg sdh tertera tsb.

untuk rekan CKRA bisa membaca2 dahulu, nanti jika sdh ada kesimpulan , bisa ikut berbagi di sini... terima kasih :)


Nah gitu dong Pus lo bertugas yang bener yah :))

Terima kasih. Saya akan coba pelajari dahulu topik tersebut sebelum bertanya lagi kepada rekan-rekan sekalian.

915
 _/\_ Rekan andry, terima kasih atas penjelasannya. Rekan Ryu, terima kasih sambutan yang begitu baik. Rekan Suchamda, saya hanya bertanya. Kalau memang disarankan untuk diam berarti forum ini memang kurang sesuai untuk saya yang ingin belajar dan bertukar pikiran dengan rekan-rekan lainnya.

Pages: 1 ... 54 55 56 57 58 59 60 [61] 62