//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1821216 times)

0 Members and 25 Guests are viewing this topic.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1740 on: 06 August 2010, 08:08:49 PM »
cuma pendapat pribadi aja

Melihat lu sheng yen itu, dari gerak geriknya keknya konyol banget, kok bhiksu2 di film komedi

tapi sekarang, baru sadar ternyata ada yg lebih konyol dari dia :))

siapa?

penyembahnya

(semoga tidak termasuk ad hominem :hammer: )
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1741 on: 06 August 2010, 08:12:09 PM »
cuma pendapat pribadi aja

Melihat lu sheng yen itu, dari gerak geriknya keknya konyol banget, kok bhiksu2 di film komedi

tapi sekarang, baru sadar ternyata ada yg lebih konyol dari dia :))

siapa?

penyembahnya

(semoga tidak termasuk ad hominem :hammer: )

lah kan ada pepatah guru terkencing-kencing

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1742 on: 06 August 2010, 08:23:26 PM »
cuma pendapat pribadi aja

Melihat lu sheng yen itu, dari gerak geriknya keknya konyol banget, kok bhiksu2 di film komedi

tapi sekarang, baru sadar ternyata ada yg lebih konyol dari dia :))

kalau emangnya ada LIVING BUDDHA,
ya juga ada LIVING KONYOL dehhh biar seimbang....gitu...

hati2 dgn nama hatRed.... karna bos juga sering pakai REDhat lho....topi kebanggaannya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1743 on: 06 August 2010, 08:48:23 PM »
oleh : master lu

Saya berjumpa dengan Dalai Lama dan bercakap cakap dengan beliau selama 30 menit.
Para dharmapala telah memberitahu saya apa yang akan terjadi, tetapi saya tidak takut.
Selagi disana, Dalai Lama mengajukan banyak pertanyaan yang saya jawab. Sewaktu giliran
saya untuk bertanya, ia berdiri.
Dalai Lama terus bertanya kepada saya, satu demi satu, dan saya terus menjawab. Ia
bertanya hal hal yang sulit berkaitan dengan ilmu Tantra. Pertanyaan pertanyaan yang
diajukan itu bisa membuat orang menjadi gagu, tapi jawaban saya diterima dengan terus
anggukan kepala dari beliau. Jadi ia terus bertanya dan saya terus menjawab sampai
akhirnya sewaktu giliran saya untuk bertanya dan ia yang harus menjawab, ia berdiri.

hebat benar !!! dan
Tambah aneh !!! =))

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1744 on: 06 August 2010, 09:35:39 PM »
To All:
Bagi saya topik ini sudah mau mendekati akhir dan saya sudah memperkirakan ujungnya.
Bagi saya setidaknya ada 5 yang bagi saya mencurigakan yang akan bermuara pada kebohongan publik. Sekali lagi, mencurigakan, jadi ini tergantung dari analisa, penelitian seseorang."

1.   Topi Hitam Karmapa yang di pakai LSY
2.   Foto LSY berenang (bagi saya keempatnya asli)
3.   Klaim autentifikasi dari Gaden Tri Rinpoche kepada LSY
4.   Surat Gaden Tri Rinpoche Lobsang Nyima (3-11-1996) post oleh Sdr. Pariahina di blognya. (Sssst…….. Ini bukan surat undangan tapi surat balasan, ayo tebak alasannya)
5.   Buku LYS ke-120.12. tentang pertemuan dengan Ganden Tri Rinpoche.

No.3 sampai 5 berkaitan. Kesemuanya adalah hal-hal yang dipertanyakan di luar sana dan tidak bisa dijawab dengan benar. Solusi adil dari apakah benar ada autentifikasi dari  Gaden Tri Rinpoche bisa ditanyakan langsung lewat email atau surat ke officenya silahkan di search di mbah google.

Untuk Sdr. Padmakumara dan Sdr. 4DMYN, maaf saya tidak akan mengomentari anda berdua lagi karena waktu yang tidak memungkinkan. Ini pun sudah terlalu larut. Dan saya rasa ada yang lebih baik dan lebih kompeten dalam hal waktu untuk menanggapi anda berdua sebagai para pengikut LSY.

Thanks, no comment selanjutnya

sayang bro no comment, ane pingin tau yang dibold itu, jadi gimana sebetulnya? si LSY yang minta diundang gitu? ato gimana?

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1745 on: 06 August 2010, 10:07:22 PM »
iya yang saya bicarain juga... karena kekuataan dharma yang mampu menyebrangkannya....ini pun bukan berarti dengan sekali penyebrangan bisa disebrangkan,namun melihat lagi dari karmanya...Proses karma ini yang mempengaruhi segala sesuatunya...

Buddha Gotama menyebarkan Dhamma dengan cara yang unik. Di saat petapa aliran lain melakukan praktik meramal, Sang Buddha tidak melakukannya. Di saat petapa aliran lain melakukan pembacaan mantra-mantra, Sang Buddha tidak melakukannya. Di saat  petapa aliran lain menerima materi-materi duniawi, Sang Buddha tidak menerimanya. Di saat petapa aliran lain melakukan upacara-upacara ritual, Sang Buddha tidak melakukannya. Demikianlah perilaku Sang Buddha dan para bhikkhu di masa lalu. Bukti historiknya pun ada. Bahkan di setiap buku cerita ataupun film mengenai Buddha, selalu dikisahkan perilaku Sang Buddha yang demikian.
tentang ramal meramal dan ilmu-ilmu gaib memang mahaguru secara terbuka mengatakan bahwa hal itu dilakukan hanya sebagai pancingan (baca: Marketing tools). dan memang bukan ajaran Buddha.

Quote
Sekarang 2500 tahun sejak masa Sang Buddha, ajaran-Nya sudah menyebar ke seluruh dunia. Bagaimana mungkin ada ajaran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Sang Buddha, namun ajaran itu diklaim sebagai ajaran Sang Buddha? Tolong berikan jawabannya!

Dan satu lagi, jika prinsip-prinsip TBSN itu dikatakan merupakan prinsip-prinsip yang sejalan dengan ajaran Sang Buddha; maka tolong tunjukkan bukti bahwa Sang Buddha memiliki, melakukan dan mengajarkan prinsip-prinsip seperti itu di masa lalu!

*(Sebagai pertanyaan clue, "Tolong tunjukkan bukti bahwa Sang Buddha menggunakan perhiasan di tubuh-Nya, menerima dan menikmati materi-materi duniawi, serta tolong tunjukkan kalau Sang Buddha pernah membunuh untuk menyelamatkan seseorang!)
Dalam kesehariannya Buddha mungkin tidak memakai perhiasan di tubuhnya. tapi beliau  menerima banyak perhiasan , emas, perak, baju  donasi dari umat-umat-Nya atau dengan kata lain: Sang Buddha itu kaya raya  seumur hidupnya . Masa-masa Sang Buddha boleh dibilang tidak memiliki harta itu hanya pada saat beliau bermeditasi di bawah pohon Boddhi ! .  Salah satu penyebab Devadatta iri hati adalah donasi yang melimpah ruah kepada Buddha.  Anda mungkin tau kisah Anathapindika yang mendonasikan sebagian besar hartanya untuk keperluan sangha, sampai-sampai dia menjadi jatuh miskin, (walaupun di kemudian hari usahanya menanjak lagi, dan kembali menjadi orang kaya ).
Sedangkan kisah tentang membunuh itu ada di kisah jataka, dimana Bodhisatta membunuh 500 perampok untuk menyelamatkan orang-orang lainnya.

nb: Sehubungan dengan mahaguru Lu Sheng Yen, beliau dalam keseharian tidak memakai perhiasan, hanya dalam upacara-upacara tertentu saja. Saya sudah pernah mempostingkan artikel bahwa perhiasan itu hanya sebagai lambang saja.
 
kutipan teks:
sumber: http://www.sacred-texts.com/bud/lob/lob39.htm

"Listen well, inhabitants of Cravasti! Seven days from this day, the merchant Anathapindika, riding an elephant, will go through the streets of the city. He will ask all of you for alms, which he will then offer to the Buddha and to his disciples. Let each one of you give him whatever he can afford."

On the day announced, Anathapindika mounted his finest elephant and rode through the streets, asking every one for donations for the Master and for the community. They crowded around him: this one gave gold, that one silver; one woman took

p. 194

off her necklace, another her bracelet, a third an anklet; and even the humblest gifts were accepted. 


Now, there lived in Cravasti a young girl who was extremely poor. It had taken her three months to save enough money to buy a piece of coarse material, out of which she had just made a dress for herself. She saw Anathapindika with a great crowd around him.

"The merchant Anathapindika appears to be begging," she said to a bystander.

"Yes, he is begging," was the reply.

"But he is said to be the richest man in Cravasti. Why should he be begging?"

"Did you not hear the royal proclamation being cried through the streets, seven days ago?"

"No."

"Anathapindika is not collecting alms for himself. He wants every one to participate in the good he is doing, and he is asking for donations for the Buddha and his disciples. All those who give will be entitled to a future reward."
The young girl said to herself, "I have never done anything deserving of praise. It would be wonderful to make an offering to the Buddha. But I am poor. What have I to give?" She walked away, wistfully. She looked at her new dress. "I have only

p. 195

this dress to offer him. But I can not go through the streets naked."

She went home and took off the dress. Then she sat at the window and watched for Anathapindika, and when he passed in front of her house, she threw the dress to him. He took it and showed it to his servants.
« Last Edit: 06 August 2010, 10:10:27 PM by 4DMYN »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1746 on: 06 August 2010, 10:17:10 PM »
Quote
Laporan Penghinaan dan Pelecehan Terhada Mahaguru

    Dengan hormat,

    Bersama dengan ini saya bermaksud melaporkan pelecehan dan penghinaan terhadap Mahaguru dan aliran Satya Buddha (Zhenfozong) yang berlangsung di forum Dhammacitta (dhammacitta.org). Informasi selengkapnya dapat diperoleh di http://.blogspot.com/
    Ini bukan fitnah dan shixiong beserta shijie di sini dapat mengkonfirmasi sendiri pada forum yang dimaksud. Saya sangat mengharapkan agar para pelakunya dapat memperoleh gugatan secara hukum, demi tegaknya hukum di Indonesia. Dengan melakukan gugatan hukum kita juga berbelas kasih terhadap mereka, karena mencegah mereka dari terus-terusan menerima karma buruk dari menghina Guru suci.

    Om Guru Liansheng Siddhi Hum,

    Pariahina
sudah lama gak muncul ternyata sedang berusaha mengadu domba antar Forum, beginilah sifat salah satu anak buah guru lu.

http://www.padma******.org/forum/showthread.php/6265-Laporan-Penghinaan-dan-Pelecehan-Terhada-Mahaguru

Melakukan gugatan hukum sambil berbelas kasih?
Mungkin mantra HHK juga dibacakan dengan pikiran cinta kasih?

sebenarnya postingan ini menandakan bro pariahina overestimate pada dirinya..
awal di postingan, bro pariahina selalu mengatakan dengan mempelajari ajaran LSY, banyak membuat dirinya berubah menjadi lebih baik..

tapi ketika ada kata2 hinaan dan celaan datang, ibarat seorang guru menulis kata "kentut" pada puisi pencerahan muridnya.. maka bro pariahina merasa terhina dan akibat "kentut" tersebut sampai menerbangkan postingan bro pariahina ke blog dan ke forum ?

pertanyaannya.. di mana letak pencerahan yang didapatkan bro pariahina ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1747 on: 06 August 2010, 10:18:34 PM »
Quote
sekarang saya adalah seorang bhiksu, saya tidak mungkin menikah lagi. Saya dan Guru Dhara terikat dalam ikatan pernikahan, namun pernikahan ini sedari awal sudah tidak ada, bertahun-tahun yang lalu setelah saya menjadi bhiksu, sedari awal kami telah pisah kamar, pisah ranjang, sekarang bahkan satu pelukan pun tidak ada. Suatu malam, kami duduk bersama di sofa sambil menonton TV, Guru Dhara tiba-tiba berkata, Anda bilang bahkan satu pelukan pun tidak ada, lantas sekarang seperti teman, orang bule dalam berteman juga suka peluk sebentar. Saya malah merasa geli. Begitu tubuhnya mendekat, saya segera kabur. Sungguh bahkan satu pelukan pun tidak ada. Namun, kami mempertahankan sebuah keluarga, ini adalah sebuah tanggungjawab, demi anak-anak dan cucu-cucu kami, kami harus mendidik generasi penerus mereka, kita jangan sembarangan berpisah atau bercerai, demikianlah pandangan saya, pikiran saya sama sekali tidak modern. Jadi, 11 istri, memang rumor.


Ini sumbernya dari mana? kalu sumber gk ada berarti FITNAH, kalau ada sumber berarti salah terjemahan
nih artikel lengkapnya:

Buddhadharma Dapat Membuat Anda Memperoleh Jiwa Prajna yang Abadi

(Intisari Ceramah Dharmaraja Buddha Lian-sheng pada Kebaktian Hari Sabtu tanggal 15 Desember 2007 di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle)
Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, sembah sujud pada Guru Thubten Dhargye. Sembah sujud pada Triratna mandala. Guru Dhara, pemandu kebaktian Acarya Lian Chuan, para Acarya, Dharmacarya, Lama, para umat se-Dharma, salam sejahtera. Juga umat se-Dharma di internet, salam sejahtera.

Malam ini kita mendengarkan Lama Lian Lian bercerita tentang siaran langsung via internet, ia menceritakan pengalaman pribadinya dan beberapa manfaat seputar siaran langsung via internet. Acarya Lian Chuan bercerita tentang "merelakan", ia juga menceritakan pengalaman seorang saudari se-Dharma. Lama Lian Lian mengatakan bahwa siaran langsung via internet sangat bagus, dapat langsung membuat banyak umat kita atau umat Buddha, bahkan kalangan luar pun dapat melihat Mahaguru berceramah Dharma dengan sangat alami. Dengan demikian, banyak rumor atau desas-desus bisa dihancurkan.

Saya ingat suatu kali saya kembali ke Taiwan untuk menggelar upacara peresmian dan kaiguang Vihara Lei Tsang Taiwan, kebetulan adik tertua saya, Lu Sheng-mei, ia bertemu adik kelas saya semasa SMA dulu, seorang rekan sastra saya yang menulis artikel semasa SMA, namanya Guo Xue-e, kami terus berhubungan lewat surat. Setelah adik saya bertemu dengannya, lalu membawanya ke Vihara Lei Tsang Taiwan untuk menemui saya. Saat SMA dulu, Guo Xue-e adalah seorang gadis kecil yang berperawakan sempurna, tubuhnya ideal, tidak gemuk juga tidak kurus. Setelah saya tiba di Amerika Serikat, kami pun sempat kehilangan kontak. Belakangan, ia menikah dengan seorang pengusaha konstruksi vihara yang khusus membangun vihara. Rekan sastra saya tentu menaruh simpati yang besar pada saya, di vihara-vihara ia kerap bertanya pada bhiksu di sana, tahukah Anda seorang yang bernama Sheng-yen Lu? Si bhiksu pun akan mengatakan padanya tentu saja tahu! Dia itu sudah stroke! Ia tidak tahu kabar saya, lalu mengira saya telah stroke. Bhiksu kedua mengatakan lagi bahwa ia telah mempunyai 11 istri! Guo Xue-e berpikir, "Ya ampun! Sheng-yen Lu yang dulunya sopan dan kalem, ternyata memiliki 11 istri. Ia tentu ikut bersedih begitu mendengar rumor yang mengatakan bahwa saya stroke; begitu mendengar 11 istri, ia pun jadi bersemangat. Sebelas istri, lo! Tidak kalah dengan kakek saya!

SIARAN LANGSUNG VIA INTERNET MEMBANTU MENGHANCURKAN RUMOR

Saya ceritakan sebuah cerita lucu. Orang Taiwan suka sekali mengatakan berduit atau tidak tetap merayakan tahun baru dengan menyunting seorang istri. Ketika saya sedang mengatakannya, Guru Dhara sedang duduk di samping, saya pun mengatakan bahwa tahun ini saya tidak berani merayakan tahun baru. Rumor ini banyak, rumor sulit sekali dihadang. Mengapa orang lain bisa menyebarkan rumor bahwa saya stroke? Saya pikir ada alasannya, sebab tertulis di dalam buku saya! Ketika saya sedang menyepi, saya menulis bahwa diri saya terserang penyakit yang sangat aneh "Penyakit Keretakan Otak", otak ini terbelah menjadi delapan kelopak, seperti teratai berkelopak delapan, saya sakit kepala hebat. Saya menulis lagi bahwa setiap kali saya sedang samadhi, disebut "samadhi setengah berbaring". Orang lain akan mengasosiasikannya. Otak mengalami keretakan, setengah berbaring lagi, orang lain pasti akan berpikiran, itu pasti stroke. Ini tentu rumor juga! Rumor juga muncul lewat semacam asosiasi.

Selain itu, dikatakan bahwa saya memiliki 11 istri, tanyakan saja pada Guru Dhara maka tahu. Saya tidak perlu jelaskan! Sepanjang hidup saya ada satu hal yang sangat aneh. Setia sampai mati, maksudnya apapun yang terjadi, keluarga adalah prioritas. Keluarga sangat penting. Saya berasumsi bahwa kita harus mempunyai sebuah pertanggungjawaban terhadap Buddha dan Bodhisattva, keluarga, anak-anak, dan cucu-cucu. Sebuah keluarga yang harmonis adalah didikan kita terhadap penerus kita, saya mau bertanggungjawab terhadap anak-anak saya, saya mau bertanggungjawab terhadap cucu-cucu saya. Saya tidak boleh membiarkan keluarga ini hancur, saya juga tidak melakukan hal ini. Ini adalah pandangan saya pribadi terhadap pernikahan, Sheng-yen Lu tidak mungkin bercerai. Dan masih ada satu hal, sekarang saya adalah seorang bhiksu, saya tidak mungkin menikah lagi. Saya dan Guru Dhara terikat dalam ikatan pernikahan, namun pernikahan ini sedari awal sudah tidak ada, bertahun-tahun yang lalu setelah saya menjadi bhiksu, sedari awal kami telah pisah kamar, pisah ranjang, sekarang bahkan satu pelukan pun tidak ada. Suatu malam, kami duduk bersama di sofa sambil menonton TV, Guru Dhara tiba-tiba berkata, Anda bilang bahkan satu pelukan pun tidak ada, lantas sekarang seperti teman, orang bule dalam berteman juga suka peluk sebentar. Saya malah merasa geli. Begitu tubuhnya mendekat, saya segera kabur. Sungguh bahkan satu pelukan pun tidak ada. Namun, kami mempertahankan sebuah keluarga, ini adalah sebuah tanggungjawab, demi anak-anak dan cucu-cucu kami, kami harus mendidik generasi penerus mereka, kita jangan sembarangan berpisah atau bercerai, demikianlah pandangan saya, pikiran saya sama sekali tidak modern. Jadi, 11 istri, memang rumor.

Kalangan luar menyebarkan desas-desus bahwa kita ajaran sesat (xie-jiao), saya berkata, kebiasaan saya memang tidur dalam posisi lurus, sampai akhirnya akan berubah menjadi miring, jadi, kita memang "xie-jiao" (tidur miring), sebab begitu saya bangun, saya selalu dalam posisi tidur miring. Selebihnya, menurut Anda bagian mana pada diri saya yang "miring"? Duduk saya sangat lurus! Yang saya katakan adalah Buddhadharma! Saya tidak mengajari kalian untuk berbuat kejahatan! Semua orang harus berbuat kebajikan, berbuat karma baik. Jangan sekali-kali berbuat karma buruk. Saya masih mengajari kalian jangan bergelut dalam usaha perjudian, prostitusi, dan pembunuhan. Karma tersebut sangat berat. Saya masih mengajari kalian menaati sila, menaati sila-sila Agama Buddha, menaati Pancasila, larangan membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, dan mabuk-mabukan, bahkan setetes arak pun saya tidak sentuh. Saya sangat taat hukum, dalam berkendara saya tidak pernah melebihi kecepatan, jadi saya tidak pernah ditilang sekali pun. Saya tidak pernah masuk kantor polisi, bahkan saya tidak pernah melanggar peraturan polisi. Mana mungkin saya sesat? Saya tidak mengerti sesat (waidao), waidao berasal dari kata dao artinya bicara, wai artinya di luar, waidao berarti bicara di luar. Sepertinya yang disebut dengan pembicaraan di luar topik disebut waidao! Saya juga tidak mengutarakan pembicaraan di luar topik. Orang lain mengatakan Sheng-yen Lu adalah mara. Mara adalah sesuatu yang bisa mencelakai jiwa kehidupan dan jiwa kebijaksanaan manusia. Dengan kata lain, mencelakai manusia. Saya tidak bisa mencelakai manusia, maka saya seharusnya bukan mara. Pada saat siaran langsung via internet, saya nyatakan bahwa Anda semua telah mendengar apa itu "ajaran sesat", apa itu "sesat", dan apa itu "mara".

SELURUH KEKAYAAN DAN REPUTASI DUNIAWI TIDAK DAPAT DIBAWA PERGI

Bicara tentang kekayaan, tadi Acarya Lian Chuan sempat menyebutkan, Mahaguru pernah mengatakan bahwa kadang-kadang keserakahan adalah semacam kemajuan, yang dimaksud adalah keserakahan yang normal. Kita boleh giat mencari nafkah yang halal, itu termasuk semacam keserakahan yang normal. Kita boleh-boleh saja gigih meraih reputasi kita, itu keserakahan yang normal. Misalnya siswa memberikan persembahan kepada Mahaguru, Mahaguru terima, itu normal. Jika Mahaguru katakan pada Anda bahwa Anda akan mengalami bencana, Anda harus segera menyingkirkannya, Anda harus membayar sekian tarif baru dapat menyingkirkan bencana ini, jika yang Mahaguru katakan itu benar, itu justru normal; jika bohong, keserakahan itu sudah tidak benar. Namun, ada satu hal yang sering Mahaguru katakan pada Anda, Mahaguru tidak akan pernah buka mulut meminta uang pada orang lain, semua sukarela. Ini tergolong normal. Jika ada Acarya yang meminta tarif sekian pada orang lain, acarya demikian Anda harus perhatikan, apakah ia sering melakukan hal demikian, ataukah meminjam suatu cara, menentukan tarif sekian, bahkan jumlahnya pun sangat besar. Acarya demikian harus Anda perhatikan, sebab inilah yang disebut keserakahan, keserakahannya terlalu hebat.

Asal tahu saja, berapa pun uang, reputasi, kekayaan, rumah, mobil, dan lahan yang Anda peroleh di dunia ini, jawaban terakhir yang sesungguhnya adalah nol, nihil. Saya pernah mengatakan bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat membawa pergi sepeser pun, namun ada sebagian orang masih tidak bisa berpikiran terbuka, banyak orang yang sakitnya sudah parah, sudah tak tertolong lagi, setiap hari masih tak sadar, ia masih ingin membeli lahan, masih ingin menghasilkan banyak uang, bahkan uang yang bukan miliknya, ia juga alihkan uangnya; yang bukan viharanya, ia juga alihkan menjadi viharanya sendiri; yang bukan milik sendiri, ia juga raup menjadi milik sendiri. Sebenarnya, Mahaguru melihatnya sudah sakit-sakitan, hampir tidak ada obat yang dapat menolongnya. Namun, sampai sekarang, ia masih menggenggam erat uangnya. Buat apa Anda melekat pada "milik saya"? Bahkan "milik Anda" pun bukan milik Anda, bahkan diri Anda pun bukan milik Anda. Namun, ia masih menggenggam erat dan tidak bisa lepas apa yang ia miliki.

Jadi, Mahaguru pernah mengatakan bahwa Mahaguru sungguh tidak ingin menjadi ketua vihara apapun, walaupun hanya nama saja, misalnya Vihara Lei Tsang Taiwan, Mahaguru hanya pasang nama saja, Mahaguru membeli tempat abu untuk ditempati di masa yang akan datang, Mahaguru beli dengan uang sendiri. Bahkan, saya beli 10 hingga 20 tempat sekaligus, saya sendiri tidak dapat tempati semua, sampai saatnya saya akan berikan pada orang yang kurang mampu. Di Vihara Lei Tsang Taiwan, Mahaguru adalah ketua vihara, namun hanya nama saja, saya tidak pernah memeriksa pembukuan; saya tidak tahu apa yang mereka lakukan sebenarnya. Yang penting dioperasikan dengan benar saja. Mahaguru tidak perlu hiraukan seluruh keuangan, personalia, dan Dharmabhaktinya. Jadi, saya menjabat ketua vihara dengan santai, saya berjalan dengan santai, pundak saya tidak ada beban berat. Vihara Lei Tsang Taiwan begitu besar dan begitu berat, bila dibebankan di pundak saya, saya akan mati tertindih. Saya kesampingkan, saya berjalan dengan santai. Kelak, saya menjadi ketua vihara apapun tapi cuma nama saja, saya akan kesampingkan vihara itu. Dharmabhakti, personalia, keuangan Zhenfozong, saya juga kesampingkan.

Misalnya, berapa pemasukan dari upacara akbar di Malaysia, wa ka nai, wa tu ka shi wa ka nai, I don't know, saya tidak tahu. Bagaimana mereka mengatur Dharmabhakti dan personalianya, I don't know, wa ka nai. Bagaimana Dharmabhakti mereka berlangsung, bagaimana pengaturan ke sananya, saya tidak peduli. Pokoknya, orang lain mengundang saya ke sana, saya pun pergi, kalau saya duduk di atas panggung, saya pun berceramah Dharma. Kemudian, saya pergi ke Putra Stadium, saya harus perhatikan satu hal yaitu di mana toilet. Ini sangat penting. Selebihnya saya tidak tahu. Orang lain mengundang saya melakukan upacara Dharma, saya pun naik ke panggung, hanya itu saja. Jadi, saya berjalan sangat santai, melayang-layang ibarat dewa, tiada masalah tubuh pun ringan. Inilah hidup saya.

« Last Edit: 06 August 2010, 10:31:49 PM by 4DMYN »

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1748 on: 06 August 2010, 10:18:49 PM »
MAHAGURU ADALAH UMAT BUDDHA YANG BERKEPERCAYAAN BENAR DAN MEMATUHI SILA

Saya mematuhi sila, saya sering memberikan abhiseka kepada siswa, Buddha dan Bodhisattva juga memberikan saya abhiseka, abhiseka saya tidak pernah berhenti, setiap hari Buddha dan Bodhisattva mengabhiseka saya. Jadi, arus Dharma abhiseka saya tidak pernah berhenti selamanya. (Hadirin tepuk tangan) Setiap hari saya menjapa nama Guru saya, Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa, Guru Thubten Dhargye, mereka tidak hanya tidak pernah berhenti memberikan saya abhiseka, adhistana (pemberkatan) juga tidak pernah berhenti. Sewaktu mereka masih hidup, mereka memberikan saya abhiseka dan adhistana, setelah mereka mangkat, saya tidak pernah melupakan mereka sedetik pun, mereka tetap selalu memberkati saya.

Saya sendiri juga tidak pernah berhenti bersadhana. Tahukah Anda saya menjapa berapa mantra setiap hari? "Om. Jinmu Siddhi Hum." mantra Yaochi Jinmu. "Om. Amidiewaxie." mantra Amitabha Buddha. "Om. Hahaha. Weisanmoye. Suoha." mantra Ksitigarbha Bodhisattva. "Om. Yanmandejia. Suoha." mantra Yamantaka. Triadinata saya dan Mula-Dharmapala saya. Saya juga menjapa "Namo Sanmanduo. Muduonan. Warila. Lan. Han." mantra Acalanatha. Mengapa saya menjapa Mereka? Saya shio ayam, jadi harus menjadikan Acalanatha sebagai Dharmapala. Paling awal saya menjadikan Acalanatha sebagai Dharmapala, sekarang saya tetap memuja Acalanatha. Jadi, saya menjapa mantra-Nya. Saya menjapa "Om A Hum. Beiza. Gulu. Beima. Siddhi. Hum. Xie." mantra Padmasambhava. Secara tak berwujud, Beliau banyak mengajarkan saya Dharma Tantra. Selanjutnya kerabat-Nya, "Om. Yixicuojia. Suoha". kerabatnya, Yeshey Tsogyal. Selanjutnya, saya menjapa "Om. Mani. Padme. Hum." Avalokitesvara Bodhisattva. Selanjutnya, saya menjapa "Om. Guru. Liansheng Siddhi Hum." saya menjapa mantra Padmakumara. Selanjutnya, saya menjapa "Om. Maha. Siliye. Suoha." Maha Shri Dewi, yaitu Guru Dhara. Saya juga sangat menghormatinya. Setiap hari saya menjapa mantra Guru Dhara, sebab saya juga sangat takut Maha Shri Dewi. Maha Shri Dewi di Tantra Timur-Jepang sangat lemah lembut bagaikan sesosok dewi, membawa buah kemujuran, mengenakan mahkota, sangat agung. Namun, Maha Shri Dewi sangat luar biasa, mengenakan kuda langit, bermata banyak, bisa melihat ke timur, barat, selatan, utara, depan, dan belakang, saya tidak bisa bersembunyi. Berjalan beberapa langkah pun saya sangat takut. Jadi, saya menjapa "Om. Maha. Siliye. Suoha." Selanjutnya saya japa, "Namo. Sanmanduo. Muduonan. Warila. Damo. Xie." mantra Sahasrabhujanetra. Selanjutnya, saya japa "Om. Ha. Kamala. Walaya. Suoha." mantra Kalachakra, sebab saya sedang mewariskan sadhana Kalachakra. Selanjutnya, saya menjapa "Om. Manimani. Mahamani. Shijiamoni. Suoha." mantra Sakyamuni Buddha, pendiri Agama Buddha. Setiap hari saya menjapa mantra-mantra ini. Jadi, saya sendiri tidak pernah berhenti bersadhana, sehingga tidak pernah berhenti diabhiseka, tidak pernah berhenti diberkati. Saya sangat displin bersadhana, tidak pernah berhenti sehari pun.

Saya murni percaya pada Buddha dan Bodhisattva, saya hormat dan percaya sepenuhnya dan seutuhnya tanpa ragu sedikit pun. Sebagai seorang umat Buddha, abhiseka dan adhistana kita jangan sampai terputus, bersadhana jangan sampai terputus, kita harus benar-benar memiliki kepercayaan murni. Ini barulah seorang umat Buddha sejati. Saya memang seorang umat Buddha sejati! Buddha dan Bodhisattva mengabhiseka saya setiap hari, saya tidak bohong. Guru saya memberikan saya adhistana setiap hari, saya tidak pernah sekali pun berhenti bersadhana, penghormatan dan kepercayaan saya selamanya adalah sempurna, tidak ada keraguan sedikit pun. Demikianlah seharusnya seorang umat Buddha.

Saya juga tahu bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak dapat kita bawa pergi, rumah, mobil, uang, nama dan keuntungan, bahkan reputasi Anda, tidak ada satu pun yang dapat Anda bawa pergi. Jadi, Mahaguru sendiri tidak serakah, tidak bisa serakah. Tahun depan saya sudah 64 tahun, buat apa saya serakah? Apa gunanya saya serakah pada hal-hal ini? Acarya Lian Chuan telah mengatakan bahwa Anda cukup memohon kesehatan. Namun, kesehatan tidaklah abadi, hanya dapat membuat Anda hidup lebih lama lagi, kemudian, berceramah lebih banyak lagi, selebihnya tidak ada manfaat sedikit pun. Bagi saya uang tidak ada gunanya sedikit pun, saya mencukur kepala saya sendiri, pakaian dipersembahkan oleh orang lain, termasuk celana dalam, mobil dipersembahkan oleh orang lain, tempat tinggal dari awal sudah ada, sandang disediakan oleh ruang makan Vihara Ling Shen Ching Tze, makanan dari ruang makan Vihara Ling Shen Ching Tze, o i shi. Rianbow Villa juga o i shi. Yaitu enak, bahasa Jepang. Orang mancanegara sekali makan makanan enak: hm~yum yum. Yum yum diucapkan anak-anak. Puas. Apa lagi yang Anda minta?

Sekarang saya pertimbangkan tinggal di Arama Nanshan, tidak ada lukisan dinding, tidak ada dekorasi, nuansa musim semi sangat kental. Lantas, saya tinggal di lantai 2, kamar saya lebih kecil, kamar Guru Dhara sangat besar. Saya sangat puas, namun saya takut kalau saya sudah tua, saya sulit naik tangga. Saya ingin membuat sebuah shower di kamar mandi bawah, saya hanya punya sedikit harapan ini saja, yaitu ketika saya tua nanti, di mana saya sudah tidak dapat naik tangga, saya dapat mandi di shower saya di lantai dasar, inilah kepuasan Mahaguru. Kadang-kadang saya ingin mengatakan bahwa Arama Nanshan tidak perlu dibuatkan shower, saya pun kembali menetap di Miyuan, ruang konsultasi dan ruang arsip di sebelah, satu kamar untuk saya tempati, kamar satu lagi untuk Guru Dhara, di sana ada shower dan kamar mandi, tidak perlu lagi menghamburkan uang untuk membuat sebuah shower di Arama Nanshan. Kemudian, yang tadinya tinggal di lantai dasar Rainbow Villa, saya bilang pada Acarya Lian Yin: Lin Yin, Lian Qing, Lian Wang, Lian Xi, Lian Yan, mereka pindah ke lantai atas, biarkan mereka tinggal di kamar saya yang awal, saya tinggal di kamar yang sekarang ditempati Lian Yin, yang satu lagi untuk Guru Dhara. Kami pun tinggal di lantai dasar, itu juga boleh tempati, tidak perlu menghamburkan uang. Itu pun saya sudah sangat puas.

Tentu, Guru Dhara juga pernah berpikiran untuk menggaji asisten untuk membantu, maksudnya ketika Mahaguru dan Guru Dhara sudah lanjut usia, ada beberapa asisten pria yang dekat, ia dapat memindahkan barang berat, asisten wanita melakukan pekerjaan halus. Di mana keserakahan Mahaguru? Tidak ada! Jadi, Mahaguru juga tidak bisa marah-marah, sekarang saya juga tidak naik darah, dulu ketika masih muda saya bisa naik darah, keturunan! Kakek saya temperamental, ayah saya juga temperamental, sampai pada diri saya, saya justru tidak temperamental sama sekali. Jadi, sekarang saya tidak marah-marah, setiap orang adalah baik, setiap siswa adalah baik.

Karena saya mempelajari Buddhadharma, saya menemukan bahwa kebijaksanaan dalam Buddhadharma sungguh ibarat samudera, jadi apapun yang terjadi, asalkan kita belajar Buddhadharma, banyak pengetahuan biasa, bila dibandingkan dengan Buddhadharma sungguh jauh berbeda. Pengetahuan biasa hanya mengajarkan Anda bagaimana manusia bisa hidup dengan nyaman, sehat, dan tentram di lingkungannya; namun Buddhadharma membuat Anda sepenuhnya mengetahui kebenaran alam semesta yang dapat membuat Anda memperoleh jiwa prajna yang abadi dalam kehidupan yang akan datang bahkan di masa yang akan datang, ini barulah sejati. Jadi, saya merasa hidup saya sekarang sangat bahagia, bahkan sangat sempurna, sangat bahagia, sangat gembira, tidak ada utang. Inilah Buddhadharma. Om Mani Padme Hum.

http://indonesia.tbsn.org/modules/news2/print.php?storyid=77
« Last Edit: 06 August 2010, 10:27:41 PM by 4DMYN »

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1749 on: 06 August 2010, 10:25:23 PM »
biarpun mahaguru tinggal bersama mantan istrinya, tapi kamar beliau terpisah. dan disana juga ada bhiksu-bhiksu lain yang tinggal di rumahnya. jadi apabila mahaguru melanggar vinaya, tentu bhiksu-bhiksu tersebut sudah membuat laporan atau setidaknya resign dari tbsn untuk mencari guru lain.
« Last Edit: 06 August 2010, 10:28:16 PM by 4DMYN »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1750 on: 06 August 2010, 10:56:22 PM »
LSY yg masih tinggal serumah dengan istrinya sepertinya tidak perlu dibahas lagi, ini adalah fakta yg cukup jelas bahwa di dunia ini ada seorang Buddha hidup yg terikat pada keluarganya.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1751 on: 06 August 2010, 11:08:59 PM »
mengenai sebutan living buddha,
kalau anda search di google, hasilnya cukup banyak, dan bukan cuma mahaguru yang memakai gelar tersebut.  termasuk diantaranya: Living Buddha Panchen Lama, Living Buddha Dezhub, dll..
dan sudah dijelaskan oleh Pariahina bahwa Living Buddha itu berasal dari istilah bahasa mandarin "Huo Fo" yang kemudian di translate ke bahasa inggris. Huo Fo berarti rinpoche.  karena mahaguru menggunakan bahasa mandarin, maka beliau disebut sebagai "Huo Fo" = Rinpoche. jadi sebutan ini cuma masalah dalam penerjemahan saja. gak ada yang istimewa.


Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1752 on: 06 August 2010, 11:09:43 PM »
LSY yg masih tinggal serumah dengan istrinya sepertinya tidak perlu dibahas lagi, ini adalah fakta yg cukup jelas bahwa di dunia ini ada seorang Buddha hidup yg terikat pada keluarganya.
mencoba mencari-cari kesalahan mahaguru tapi gak ketemu ya.. kasian deh luh... :))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1753 on: 06 August 2010, 11:11:51 PM »
mengenai sebutan living buddha,
kalau anda search di google, hasilnya cukup banyak, dan bukan cuma mahaguru yang memakai gelar tersebut.  termasuk diantaranya: Living Buddha Panchen Lama, Living Buddha Dezhub, dll..
dan sudah dijelaskan oleh Pariahina bahwa Living Buddha itu berasal dari istilah bahasa mandarin "Huo Fo" yang kemudian di translate ke bahasa inggris. Huo Fo berarti rinpoche.  karena mahaguru menggunakan bahasa mandarin, maka beliau disebut sebagai "Huo Fo" = Rinpoche. jadi sebutan ini cuma masalah dalam penerjemahan saja. gak ada yang istimewa.



pakah living buddha-living buddha lain itu juga tinggal serumah dengan istri mereka?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1754 on: 06 August 2010, 11:13:30 PM »
LSY yg masih tinggal serumah dengan istrinya sepertinya tidak perlu dibahas lagi, ini adalah fakta yg cukup jelas bahwa di dunia ini ada seorang Buddha hidup yg terikat pada keluarganya.
mencoba mencari-cari kesalahan mahaguru tapi gak ketemu ya.. kasian deh luh... :))

tinggal serumah tinggal selangkah lagi untuk melakukan hubungan seksual, karena mustahil LSY dijaga terus 24 jam sehari, pasti ada kesempatan di tengah malam untuk menyelinap ke kamar sang istri atau ke kamar mandi. saya tidak sedang mencari2 kesalahan maha guru anda, karena bahkan tanpa dicari pun sudah bermunculan

 

anything