Dalam pembuatan rupang Buddha, terdapat 10 hal yang perlu diperhatikan. 10 hal ini merupakan pedoman yang sudah dipelajari dan dialami sejak zaman Universitas Nalanda di India, kira-kira 14 abad yang lalu.
Adapun 10 pedoman tersebut
adalah sebagai berikut:
•Ciri Kebuddhaan
Setiap rupang Sang Buddha harus mencerminkan sifat-sifat ke-Buddha-an yang terdiri dari kesucian yang sempurna dan
kebijaksanaan yang sempurna. Dengan melihat rupang Buddha,
seseorang bisa mengetahui sifat kebuddhaan tersebut.
•Ciri Sangha
Rupang Sang Buddha dibuat dengan memerhatikan ciri-ciri Sangha, dan ciri-ciri seorang Biksu. Sang Buddha mengenakan jubah dengan bahu sebelah kanan terbuka. Tiga jubah utama seorang Biksu bisa tampak dalam sebuah patung. Secara keseluruhan, patung Sang Buddha merupakan patung yang sederhana namun agung.Sederhana karena hanya mengenakan jubah, tanpa hiasan
permata dan lainnya.Agung karena mencerminkan sifat ke- Buddha-an (Bijaksana dan Welas Asih).
•Ciri Manusia Agung (Maha
Purisa)
Rupang Sang Buddha dibuat dengan memperlihatkan 32
ciri manusia agung. Beberapa diantaranya seperti: di atas
kepala Sang Buddha terdapat bagian yang menonjol ke atas
(unhisa), rambut ikal ke kanan, di tengah-tengah di antara mata
Beliau terdapat bulu halus yang melingkar (unna) dan berdada
bidang seperti singa.
•Ciri Seorang Pemimpin
Dengan melihat rupang Sang Buddha, kita serasa berhadapan
dengan seorang pemimpin besar yang berkarisma, tegar, cakap, dan
berani.
Tidak Menyebabkan Timbul-
nya Nafsu Seksual :
Seseorang yang melihat rupang Sang Buddha akan merasakan
kehadiran seorang pria sejati. Bila seorang pria yang melihatnya,
maka disamping merasakan kehadiran seorang pria sejati juga merangkap sif...at-sifat halus dan lembut seperti layaknya seorang wanita. Hal itu tidak disertai timbulnya nafsu seksual.
Demikian pula sebaliknya, bila seorang wanita memandang patung Sang Buddha. Ia benar- benar merasakan kehadiran seorang pria sejati, namun juga sama sekali tidak ada nafsu seksual.
•Ciri mengatasi keduniawian
Rupang Sang Buddha memberi kesan bahwa Beliau bukan manusia biasa, tetapi seorang manusia luar biasa. Beliau adalah seorang manusia yang dengan tekad dan kemampuannya sendiri, telah dapat mencapai Penerangan Sempurna. Oleh karena itu, walaupun Sang Buddha dibuat secara sederhana tetapi tampak agung dan luar biasa.
•Ciri Nasional
Dalam pembuatan rupang Sang Buddha, biasanya setiap bangsa
berusaha meletakkan ciri nasional bangsanya, seperti bentuk wajah
dan tubuhnya yang diusahakan sesuai dengan bangsa tersebut.
Kalau kita mau meneliti maka akan tampak suatu ciri nasional tertentu pada rupang Sang Buddha yang dibuat oleh bangsa- bangsa India, Burma, Sri Lanka, Thailand, Cina, Indonesia, Eropa,
dan sebagainya. Ciri nasional ini sangat penting karena bila rupang
Sang Buddha tidak mengandung ciri nasional suatu bangsa maka
rupang itu tidak akan menyentuh sanubari yang terdalam dari bangsa tersebut. Rupang Sang Buddha yang terdapat di Borobudur sendiri, banyak dipengaruhi oleh aliran seni Gupta dari India. Tetapi rupang tersebut juga telah mencerminkan ciri-ciri nasional kita. Wajah, sikap, dan bentuk jasmaninya adalah campuran seorang manusia Indonesia yang dianggap ideal.
•Ciri–Ciri Keindahan
Setiap rupang Sang Buddha hendaknya dibuat dengan proporsi
yang harmoni antara bagian kepala, badan dan anggota badan lainnya. Ada suatu keseimbangan antar bagian atas dengan bagian
bawah, antara antara bagian samping kanan dan kiri. Ciri-ciri ini sering disebut sebagai ciri keseimbangan.
•Faktor Nilai
Rupang Sang Buddha bisa dibuat dari bahan-bahan sederhana
seperti tanah, kayu, dan semacamnya. Tidak harus dari emas, perak, dan logam berharga lainnya. Dengan bahan sederhana,
kalau telah dibentuk menjadi sebuah rupang Sang Buddha maka
akan tak ternilai harganya. Rupang Sang Buddha sebagai suatu lambang dapat memberikan arti dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita.
•Ciri Filsafat
Bila seseorang berhadapan dengan rupang Sang Buddha maka akan
timbul rasa hormat, rendah hati, dan semua kesombongan akan lenyap.
Rasa bakti atau keyakinan terhadap hal yang telah Beliau ajarkan
akan bertambah kuat. Kemudian timbul semangat untuk menempuh
kehidupan, berani menghadapi segala macam rintangan dan halangan
dalam kehidupan ini. Nehru pernah mengatakan bahwa rupang Sang
Buddha adalah sumber inspirasi yang sangat besar bagi dirinya. Winston
Churchill pernah berkata, “Apabila suatu saat anda merasa cemas,
pandanglah pada sikap yang penuh ketenangan dari rupang Sang
Buddha dan tersenyumlah pada kesusahan anda.”
Itulah sepuluh hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rupang
Sang Buddha. Memang cukup susah untuk membuat rupang Sang
Buddha yang baik dan patut dijadikan objek pemujaan. Perhatian yang
harus diberikan pada sepuluh hal diatas bersama curahan rasa bakti
dan rasa seni yang mendalam memerlukan waktu yang cukup lama.
Dengan demikian rupang Sang Buddha sebagai suatu lambang dapat
memberikan arti dan manfaat sebesar-besarnya bagi kita. (Venryany).
Referensi :
1.Ven. S. Dhammika : Good Question Good Answer
2.www.wikipedia.org:“Buddhist Art” dan dari situs lainnya.