"...Tetapi pertama-tama kita harus menemukan apa artinya berdiskusi, apa yang kita maksud dengan suatu pertanyaan. Suatu pertanyaan yang salah akan mendapat jawaban yang salah. Hanya pertanyaan yang benar menerima jawaban yang benar, dan mengajukan pertanyaan yang benar adalah luar biasa sulit. Untuk dapat mengajukan pertanyaan yang benar--bukan saya sendiri, tetapi juga Anda dan kita semua--dibutuhkan batin yang bisa menembus, batin yang tajam, awas, dan bersedia menemukan.
Jadi, harap jangan mengajukan pertanyaan yang tidak relevan dengan apa yang kita diskusikan. Dan dalam berdiskusi, janganlah berdiskusi seperti anak sekolah, Anda mengambil satu pendirian dan saya mengambil pendirian lain--yang boleh-boleh saja di perguruan tinggi atau klub-klub debat--tetapi marilah berdiskusi untuk menemukan, yang adalah pendekatan batin yang saintifik dan batin yang tidak takut. Maka diskusi seperti itu menjadi bermanfaat; maka kita akan maju dan menemukan sendiri apa yang benar dan apa yang salah.
Dengan demikian otoritas si pembicara berakhir; oleh karena tidak ada otoritas di dalam penemuan. Hanyalah batin yang tumpul dan malas yang menuntut otoritas. Tetapi batin yang ingin menemukan, mengalami sesuatu secara total, secara lengkap, harus menemukan, harus mendorong terus. Dan saya harap pertemuan-pertemuan ini akan membantu masing-masing dari kita untuk melihat sendiri--bukan melalui kacamata orang lain--apa yang bermanfaat, apa yang benar, dan apa yang palsu."
[25 Juli 1961 - Saanen]
*****
"Saya tidak tahu apakah Anda pernah menyelidiki bagaimana menyimak, tidak peduli terhadap apa pun, entah terhadap seekor burung, terhadap desir angin pada dedaunan, terhadap desau air mengalir, atau bagaimana Anda menyimak dialog dengan diri sendiri, menyimak percakapan Anda dalam berbagai relasi Anda dengan teman-teman intim Anda, dengan istri atau suami Anda. Jika kita mencoba menyimak, kita mendapati luar biasa sulitnya, oleh karena kita selalu memproyeksikan opini dan ide-ide kita, prejudis kita, latar belakang kita, kecenderungan kita, dorongan kita; bila hal-hal itu mendominasi, kita hampir-hampir tidak menyimak apa yang dikatakan. Keadaan itu tidak punya nilai sama sekali. Kita menyimak, dan dengan demikian belajar, hanya di dalam keadaan penuh perhatian, keadaan hening, yang di situ seluruh latar belakang ini tidak muncul,diam; maka saya rasa di situ ada kemungkinan berkomunikasi."
[9 Juli 1967 - Saanen]
*****
"Saya rasa, kita harus jelas tentang apa yang dinamakan 'diskusi' ini. Itu suatu dialog, suatu bentuk percakapan serius bersama-sama tentang berbagai masalah, menyelaminya, bukan hanya secara analitik, dengan berhati-hati, tetapi juga melihat keseluruhan struktur setiap masalah; bukan hanya detailnya, tetapi juga keseluruhan bentuk dan isinya. Karena ini suatu percakapan, suatu dialog antara Anda dan pembicara, kita perlu terbuka [vulnerable]; artinya, tidak memiliki pertahanan apa pun, perlawanan apa pun, melainkan bersedia mengungkap diri sendiri secara lengkap, bukan hanya terhadap masalah itu, tetapi juga terhadap apa yang berkaitan dengan masalah itu, memberikan segenap perhatian kita kepadanya. Jadi, dialog ini, percakapan ini, bukanlah hiburan intelektual, sekadar pertukaran argumen--satu opini berhadapan dengan opini lain,satu rumusan berhadapan dengan rumusan lain, atau satu pengalaman berhadapan dengan berbagai pengalaman lain. Alih-alih, itu adalah memandang ke dalam masalah itu sendiri, dan tidak hanya memikirkan bagaimana melenyapkannya, bagaimana mengatasinya; juga tidak untuk memperoleh suatu konsep atau suatu rumusan, yang kita harap akan memecahkan semua masalah. Jadi kita tidak berurusan dengan ide-ide, kita tidak berkepentingan dengan suatu ide, entah ide Anda atau ide pembicara. Yang kita minati adalah fakta, apa adanya--apa yang ada secara aktual! Maka jika Anda dan pembicara sama-sama sepakat bahwa kita mulai dengan apa adanya secara aktual--bukan dengan apa yang Anda pikirkan atau apa yang seharusnya menurut Anda--maka hubungan kita dalam dialog ini menjadi sama sekali lain, itu bukan lagi hubungan satu arah. Akan bermanfaat kiranya untuk terbuka terhadap setiap hal yang dikatakan, bukan menolak apa pun; sehingga mulai menjadi amat peka, awas terhadap masalah itu sendiri."
[2 Agustus 1967 - Saanen]