Seorang aktor atau aktris terkenal pasti banyak dikagumin orang2... atas kemampuan
acting maupun hal lainnya....
sebagian waktu yg dihabiskan utk bekerja... ya mereka "memerankan"...
mengatakan sesuatu, menangis, marah, tertawa, dll.... hanya mengikutin script....
Jadi bagaimana tentang
BERKATA BENAR, MATA PENCAHARIAN YG BENAR....
bukan saya menjudge... ttp apakah
BERKATA BENAR tsb juga tergantung kondisi/perkecualian?......
pekerjaannya sebagai PELAWAK.... maka saat itu dia boleh
BERKATA TIDAK BENAR........ apakah begitu?
Kalau aktor yg memerankan penjahat kakap....
maka semaksimal dia akam menampilkan BERINGASNYA tsb...
kata itu mata pencahariannya... maka dia boleh...... apakah begitu?
Kalo boleh tau, pertanyaan bro Johan tentunya ujung2nya mengarah pd hukum sebab-akibat bukan? krn benar maka ini.. krn salah maka itu.. gitu kan?
Asumsikanlah begitu.. maka jawaban dr saya adlh entah.. Krn saya pribadi sih tidak mau tahu, secara hukum Kamma adalah salah satu hal yg tdk dapati dimengerti secara sempurna selain oleh seorang Samma Sambuddha. Andaikan saya mempersepsikan hukum Kamma begini begitu, lantas apakah Hukum Kamma akan menjadi sperti persepsi saya itu?
Tapi 1 hal yg jelas dari sabda Guru Buddha adl:
“O Bhikkhu, kehendak (cetana) untuk berbuat itulah yang Aku namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano)“. (Anguttara Nikaya III:415 )
Jadi tergantung pada niat dr ybs aja waktu melakukannya. Karena sbg orang luar belum tentu pandangan kita merupakan persepsi murni,netral sebagaimana adanya realita, mungkin saja telah terkena bias atau distorsi. Dan apakah penilaian kita yg salah tdk termasuk pikiran tidak benar juga? yg nantinya mungkin berlanjut ke ucapan dan perbuatan yg tidak benar pula..
Bhiksu/Bante selain ceramah/belajar.....
apakah juga melakukan hal2 spt dibawah...
membersihkan kamar, cuci, gosok, masak, sapu2, dll, dll
Boleh kah Bhikisu sekali-kali memasang nasi soreng utk dimakan sendiri?
(karna sebelum jadi Bhiksu, dulunya dia koki handal)
trims
Menjadi anggota Sangha, apa tujuannya? tentu yg pertama utk belajar melepaskan ego dan mengendalikan diri bukan? Kalo "ingin" masak itu apa namanya ya? terlebih utk merasakan masakan enak lg. menambah ego n kemelekatan? hehhe..
Tentang susu, kalo saya diposisi anda, pilihnya "c" aja deh..
Tp kembali lg, niat lah yg menjd tolok ukur dr perbuatan kita. Bukan nilai uang atau jenis barang, tp tentunya harus mengerti secara menyeluruh juga tentang apa bentuk dana kita. Selain Cetana (niat), Sati (perhatian), tentu perlu jg Sampajanna (pengertian menyeluruh thdp tindakan kita, dr 4segi: tujuan, keserasian, usaha dan mengatasi moha), dlm hal ini, biarpun niat kita baik, bukan berarti pantas memberi barang seperti sisir pd seorg anggota Sangha bukan?
Maaf kl ada perkataan yg salah, cmiiw
mettacitena