Saya baca Visuddhi Magga terbitan lain. Yang buku 1 tentang sila, okelah bagus. Yang kedua, tentang meditasi-meditasi, sepertinya kurang penting (bagi saya). Banyak detil yang tidak perlu untuk praktik, dan informasinya overload. Tapi ini bagi saya lho ya, gak tau yang lain. Buku selanjutnya, belum baca.
Menurut saya sih, tidak perlu dicetak. Dana dan tenaganya bisa untuk project terjemahin dan cetak seri Tipitaka saja.
Lima hal yang menyebabkan lenyapnya Dhamma yang Asli
1. Tidak ada rasa hormat pada Buddha; dengan katalain, beberapa orang walaupun mereka memanggil diri mereka sebagai Buddhis, tidak menaruh banyak rasa hormat kepada Buddha seperti kepada makhluklainnya.
2. Tidak ada rasa hormat kepada Dhamma, yakni sutta Sang Buddha dalam 4 nikaya. Sangbuddha berkata di S.N.20.7 bahwa di masa depan orang-orang tidak ingin mendengarkan dan menguasai khotbah-khotbah Sang Buddha. Mereka lebih menyenangi untuk mendengarkan dan menguasai kata-kata para siswanya, dan ini hanya persajakan belaka, dibandingkan dengan sutta Sang Buddha. Jadi kita harus berkonsentrasi dalam mempelajari 4 nikaya dari pada buku-buku lain.
3. Tidak ada rasa hormat pada Sangha. Mungkin, untuk berbagai alasan, umat awam gagal menjalankantugas mereka dalam mendukung para Bhikkhu/i maka garis silsilah Sangha terputus , sehingga menjadi lenyap.
4. Tidak ada rasa hormat pada praktek Dhamma, yakni menjalankan pelatihan sila, samdhi, panna. Beberapa orang mempraktekan Dhamma dan beberapa orang berkata bahwa sila dan samdhi tidak diperlukan, dan sebagainya.
5. Tidak ada rasa hormat pada samadhi, yakni empat jhana. Beberapa orang mengajarkan bahwa jhana tidak penting dan tidak diperlukan untuk pencerahan. Ini dengan sendirinya akana menyebabkan lenyapnya dhamma yang asli.4 nikaya kayni : Digha Nikaya (D.N.) , Majjhima Nikaya (M.N.) , Samyutta Nikaya (S.M.) dan Anguttara Nikaya (A.N.)
( sumber S.N.16.13, komentar dari Bhikkhu Dhammavuddho )
Dikutip dari buku Samatha-Vipasana terbitan Samwara )