caranya beri pengertian benar..ga bisa dgn cara baca paritta..atau baca sutra...atau patidana
bahkan YM.Sariputta puntidak bisa dgn mudahnya membuat ibunya berkeyakinan kepada Buddha , ibunya jadi yakin..saat melihat para dewa , sakka, bahkan Brahma yah disembahnya.. memberi penghormatan kepada anaknya...tampa itu keknya nya susah deh..
org tua YM. Brahmadeva lain lg... ini kisahnya
(3) Brahmadeva
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Pada saat itu, seorang brahmana perempuan memiliki seorang putra bernama Brahmadeva <307> yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah di bawah Sang Bhagavā.
Kemudian, berdiam sendirian, tidak berkomunikasi dengan orang lain, tekun, rajin, dan teguh, Yang Mulia Brahmadeva, dengan menembus oleh dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini juga dan berdiam dalam tujuan yang tanpa bandingnya dari kehidupan suci yang dicari oleh seorang baik yang meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ia secara langsung mengetahui: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang harus dilakukan oleh kondisi makhluk ini.” Dan Yang Mulia Brahmadeva menjadi salah satu dari para Arahanta.376
Kemudian, pagi harinya, Yang Mulia Brahmadeva merapikanubahnya, dan membawa mangkuk dan jubahnya memasuki Sāvatthī untuk menerima dana makanan. Berjalan tanpa putus menerima dana makanan di Sāvatthī, ia sampai di rumah ibu kandungnya.377 [141]
Pada saat itu, brahmana perempuan, ibu kandung Yang Mulia Brahmadeva, telah secara rutin memberikan persembahan kepada Brahmā.378 Kemudian Brahmā Sahampati berpikir: “Brahmana perempuan ini, ibu kandung Yang Mulia Brahmadeva, telah secara rutin memberikan persembahan kepada Brahmā. Aku akan mendatanginya dan membangkitkan semangat religius dalam dirinya.”
Kemudian, <308> secepat seorang kuat merentangkan tangannya yang tertekuk atau menekuk tangannya yang terentang, Brahmā Sahampati lenyap dari Alam Brahmā dan muncul kembali di rumah ibu kandung Yang Mulia Brahmadeva. Kemudian sambil berdiri di udara, Brahmā Sahampati berkata kepada brahmana perempuan itu dalam syair:
565. “Alam Brahmā, Nyonya, adalah jauh dari sini.
Yang kepadanya engkau memberikan persembahan secara rutin.
Brahmā tidak memakan makanan seperti itu, Ibu: Mengapa berkomat-kamit, tidak mengetahui jalan menuju Brahmā?379
566. “Brahmadeva ini, Nyonya,
Tanpa perolehan, telah melampaui para deva.
Tidak memiliki apa-apa, tidak memberi makan siapa pun, Bhikkhu itu telah memasuki rumahmu untuk menerima dana makanan.380
567. “Layak menerima pemberian, guru-pengetahuan, terkembang batinnya, <309>
Ia layak menerima persembahan dari umat manusia dan para deva,
Setelah mengusir semua kejahatan, tanpa noda,
Dingin hatinya, ia datang mencari dana makanan.
568. “Baginya tidak ada apa pun di belakang atau di depan—damai, tidak berasap, tanpa masalah, tanpa keinginan; Ia telah menumbangkan tiang yang lemah dan yang kokoh: ia memakan persembahanmu, makanan pilihan.381
569. “Jauh dari keramaian, dengan pikiran tenang, Bagaikan nāga, ia mengembara, jinak, tidak kacau. Seorang bhikkhu dengan moralitas murni, terbebaskan dalam batin:
Biarkan ia memakan persembahanmu, makanan pilihan.382
570. “Dengan berkeyakinan padanya, bebas dari keraguan, [142] Serahkan persembahanmu kepada seorang yang layak menerimanya.
Setelah melihat seorang bijaksana yang telah menyeberangi banjir,
O, Nyonya, lakukanlah kebajikan yang dapat membawamu ke kebahagiaan di masa depan.”383 <310>
571. Dengan berkeyakinan padanya, bebas dari keraguan,
Ia menyerahkan persembahannya kepada seorang yang
layak menerimanya.
Setelah melihat seorang bijaksana yang telah menyeberangi banjir,
Perempuan itu melakukan kebajikan yang dapat membawanya ke kebahagiaan di masa depan.384