Kita perlu memilah antara berdana untuk non-Buddhis dengan berdana untuk PENYEBARAN AJARAN non-Buddhis yang termasuk 62 PANDANGAN SALAH (PS). Ini adalah 2 hal yang berbeda dengan kemungkinan maksud dan tujuan yang berbeda juga. Dalam sutta yang diberikan rekan-rekan jelas bahwa Sang Buddha tetap menyarankan membantu mantan guru agama, bukan membantu penyebaran ajarannya.
Untuk itu dalam kasus panti asuhan, saya bertanya terlebih dulu bagaimana bisa dana yang kita sumbangkan ke panti tsb bisa ikut membantu sang pendeta Karesten menyebarkan ajarannya, padahal kita hanya berdana untuk anak yatim piatu di dalamnya bukan untuk PENYEBARAN AJARAN 62 PS. Jika ternyata ada penyelewengan dana, maka itu bukanlah tanggung jawab kita, karena kita tidak bertujuan awal untuk ikut menyelewengkan dana.
Kekhawatiran adanya penyelewengan dana, membuat nama agama lain menjadi terkenal, dll adalah wajar untuk muncul saat untuk berdana bagi kita umat awam. Namun kita perlu menyingkirkannya karena kekhawatiran tersebut belum tentu menjadi kenyataan. Jika kita memupuk kekhawatiran seperti itu maka kita akan berpikir seorang bhikkhu pun bisa menjadi ”ancaman” kehidupan, agama kita saat kita berdana kepadanya dengan berpikir: ”Bhikkhu ini nanti akan lepas jubah dan menjadi pemeluk agama lain dan mengajarkan 62 PS. Saya tidak mau terlibat menyebarkan ajaran PS”
Oleh karena itu arahkan pikiran kita ke tujuan awal kita berdana dan manfaat darinya.
Demikian.