Bahkan anak-anak yang pada saat bermain,
Yang, baik dengan rerumputan, kayu maupun pena,
Ataupun dengan kuku jari,
Telah menggambar Lukisan Buddha,
Orang-Orang ini semua
Sedikit demi sedikit mengumpulkan Pahala,
Dan menyempurnakan Jiwa Welas Asih Yang Agung,
Semuanya telah mencapai Jalan KeBuddhaan,
Sesungguhnyalah, dengan mempengaruhi Para Bodhisattva,
Untuk menyelamatkan umat yang tak terhitung jumlahnya.
Jika Seseorang, memuliakan dengan hati sujud,
Gambar-Gambar Lukisan Buddha indah, Stupa-Stupa dan Candi
Dengan bebungaan, dedupaan, bendera dan payung,
Atau menyuruh orang lain untuk memainkan musik,
Menabuh genderang, meniup terompet tanduk dan siput,
Seruling tiup dan peluit, memainkan kecapi, dan harpa,
Gitar, gong dan canang,
Seluruh bunyi-bunyi ghaib seperti ini,
Semuanya dimainkan sebagai penghormatan;
Atau dengan hati yang penuh kegembiraan,
Dengan bernyanyi, telah memuji jasa-jasa Para Buddha
Meskipun dengan suara pelan,
Merekapun juga telah mencapai Jalan KeBuddhaan.
Bahkan Seseorang yang, dengan pikiran yang kacau,
Hanya dengan sekuntum bunga,
Telah memuliakan Lukisan Sang Buddha itu,
Sedikit demi sedikit Ia akan melihat Para Buddha,
Ataupun Mereka yang telah mempersembahkan puja dan puji,
Seandainya hanya dengan merangkapkan tangannya saja,
Ataupun bahkan mengangkat satu tangannya,
Ataupun dengan sedikit menundukkan kepala,
Dengan itu Ia melihat Para Buddha,
Mencapai Jalan Agung,
Menyelamatkan para umat yang begitu besarnya,
Dan memasuki Nirvana yang tak berwujud,
Seperti halnya jika kayu bakar habis maka matilah sang api.
Jika terdapat seseorang dengan pikiran kalut
Memasuki Stupa ataupun Candi
Dan menangis meskipun hanya mengucapkan 'Namah Buddha,'
Ia telah mencapai jalan KeBuddhaan.
Jika terdapat Seseorang, dari Para Buddha yang telah silam,
Baik masih hidup maupun sudah moksha,
Telah mendengar Hukum Kesunyataan ini,
Mereka semua telah mencapai Jalan KeBuddhaan.
Semua Para Buddha yang akan datang,
Yang berjumlah tak terbatas,
Seluruh Tathagata-Tathagata ini
Juga mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan dengan Cara-Cara Yang Bijak
Menyelamatkan semua mahluk hidup
Agar memasuki Kebijaksanaan Buddha Yang Tiada Cela
Dari Mereka yang mendengar Hukum Kesunyataan
Tidak ada seorangpun yang gagal menjadi seorang Buddha.
Inilah Prasetya asli dari Para Buddha,
'Dengan Jalan Buddha yang Aku tempuh,
Aku ingin membuat semua mahluk di alam semesta
Untuk mencapai Jalan yang sama berbarengan dengan-Ku.'
Meskipun Para Buddha di masa-masa yang akan datang
Memaklumkan ratusan, ribuan, berkoti-koti,
Rentetan Ajaran yang tak terhitung jumlah-Nya,
Pada nyatanya hanya terdapat satu Kendaraan.
Para Buddha, Yang Maha Agung,
Mengetahui bahwa tidak ada sesuatupun yang memiliki perwujudan yang bebas
Bahwa benih-benih KeBuddhaan timbul dari suatu sebab,
Sehingga Mereka membentangkan Satu Kendaraan.
Segala sesuatu berada pada susunannya yang tertentu,
Oleh karena itu dunia ada selama-lamanya.
Setelah mengetahui hal ini atas Tahta Kebijaksanaan,
Para Pemimpin memaklumkan-Nya dalam Cara Yang Bijak.
Pada siapa para dewa dan manusia memuliakan,
Para Buddha sekarang yang berada di alam semesta,
Yang Jumlah-Nya seperti pasir-pasir Sungai Gangga,
Dan yang muncul di dunia
Untuk menjadi Relief segala mahluk hidup,
Merekapun memaklumkan Hukum Kesunyataan seperti ini.
Karena mengetahui KeAgungan Nirvana,
Meskipun karena Kekuatan-Kekuatan Mereka Yang Bijak,
Mereka melakukan berbagai macam Cara,
Sesungguhnya Cara-Cara itu hanyalah Satu Kendaraan Buddha.
Karena mengetahui tingkah semua umat,
Apapun yang telah mereka kembangkan di masa yang silam,
Kecendrungannya dan Semangatnya,
Dan kemampuan mereka, cerdas maupun bodoh,
Dengan berbagai macam cara,
Perumpamaan dan kisah-kisah,
Sehingga mereka dapat menerima
Demikianlah Mereka telah mengajar dengan Bijak.
Pun pula Aku sekarang, dengan cara yang sama,
Demi keselamatan para mahluk hidup,
Melalui berbagai Ajaran,
Memaparkan Jalan KeBuddhaan.
Aku, dengan Kekuatan-Ku Yang Bijak,
Mengetahui sifat dan kecendrungan semua umat,
Secara Bijaksana Aku maklumkan Hukum-Hukum Kesunyataan
Yang membuat semua mahluk memperoleh Kebahagiaan.
Ketahuilah wahai Sariputra !
Aku karena mengamati dengan Mata Buddha,
Mengetahui para umat yang berada dalam 6 bentuk perwujudan,
Sengsara serta tanpa Kebahagiaan dan Kebijaksanaan,
Berada di dalam jalan kebinasaan yang berbahaya,
Dalam penderitaan yang terus menerus yang tiada berujung,
Dengan eratnya terikat pada kelima keinginan
Seperti lembu yang mengurus ekornya,
Tercekik oleh keserakahan dan kebirahian,
Terbutakan dan tiada mampu melihat apapun jua,
Mereka tidaklah mencari Sang Buddha, Yang Maha Kuasa,
Serta Hukum Kesunyataan untuk mengakhiri kesengsaraan.
Sebaliknya dengan dalamnya terjatuh kedalam bidah-bidah,
Dan mencari dengan penuh penderitaan agar terhindar dari penderitaan.
Demi seluruh mahluk ini,
Hati-Ku merasa sangat Kasihan.
Pada pertama kali Aku duduk diatas Tahta Kebijaksanaan,
Dengan memandang Pohon itu dan berjalan mengitari-Nya,
Selama 3 kali 7 hari,
Aku merenungkan masalah-masalah seperti ini;
'Kebijaksanaan yang telah Aku peroleh sangat begitu Menakjubkan dan begitu Agung.
Tetapi semua umat begitu rendah kemampuannya,
Terikat oleh nafsu dan terbutakan oleh ketidak tahuan.
Golongan mahluk-mahluk seperti ini,
Bagaimana mereka dapat diselamatkan ?'
Kemudian semua Raja Brahma
Dan Sang Sakra dari seluruh Para Dewa,
Keempat Mahluk Dewa yang menjaga dunia,
Juga Dewa Sang Maha Raja Agung Mahesvara dan Isvara,
Dan seluruh Mahluk-Mahluk Surga yang lain,
Beserta ratusan ribu laksa pengikut,
Dengan takzimnya menghormati dengan Tangan terkatub,
Dengan memohon-Ku agar memutar Roda Hukum Kesunyataan.
Kemudian Aku merenung dalam Diri-Ku Sendiri:
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha saja,
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan,
Tidak akan mampu mempercayai Hukum Kesunyataan ini,
Dan dengan melanggar Hukum Kesunyataan lewat ketidak percayaan,
Akan terjatuh kedalam 3 jalan iblis.
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan itu,
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera.
Namun ketika Aku ingat akan apa yang telah dilakukan oleh
Para Buddha Yang Terdahulu dengan Kekuasaan-Kekuasaan Mereka Yang Bijak,
Aku berpikir : Jalan yang telah Aku capai
Harus Aku khotbahkan sebagai Tiga Kendaraan.'
Sementara Aku sedang merenung demikian itu,
Seluruh Para Buddha di alam semesta bermunculan
Dan dengan Suara Yang Maha Mulia, Mereka menggembirakan Aku
'Bagus sekali ! Wahai Sang Sakyamuni Buddha !
Pemimpin Utama Tiada Tandingan !
Setelah mencapai Hukum Kesunyataan Yang Agung ini,
Engkau telah mengikuti Semua Para Buddha
Dalam mempergunakan Kekuatan-Kekuatan Yang Bijaksana.
Kamipun juga telah memperoleh,
Hukum Kesunyataan Yang Maha Menakjubkan dan Agung ini,
Tetapi demi beberapa golongan mahluk,
Kami membagi dan mengkhotbahkan-Nya dalam 3 Kendaraan.
Mereka yang berkebijaksanaan rendah, yang menyukai hukum-hukum hina,
Tidaklah percaya bahwa mereka dapat menjadi Para Buddha,
Oleh karenanya, dengan Cara-Cara Yang Arif,
Kami membagi dan mengkhotbahkan hasil-hasil yang wajar.
Meskipun Kami juga memaklumkan KeTiga Kendaraan,
Hal itu hanyalah untuk Ajaran Para Bodhisattva saja.'
Ketahuilah wahai Sariputra !
Demi mendengar Ajaran-Ajaran dari Para Singa Mulia itu,
Yang begitu Jelas dan Ghaib,
Aku menghormati Mereka, 'Terpujilah Para Buddha.'
Dan kembali merenungkan begini,
'Karena telah terjun kedalam dunia yang jahat dan menggelisahkan,
Aku, sesuai dengan Titah Para Buddha,
Akan melanjutkan-Nya juga dengan Patuh.'
Setelah selesai merenungkan hal ini,
Dengan segera Aku pergi ke Varanasi.
Alam Nirvana dari segala perwujudan,
Yang Tiada Dapat Diutarakan,
Aku, dengan kemampuan-Ku Yang Bijaksana,
Berkhotbah kepada Kelima Bhikku.
Inilah yang disebut Pemutaran Roda Dharma Yang Pertama.
Sesudah mana terdapatlah kabar tentang Nirvana
Dan juga tentang Nama-Nama Arahat yang terpisah,
Nama Dharma dan Nama Samgha.
Selama berkalpa-kalpa yang panjang
Aku telah memuja dan menunjukkan Hukum Nirvana
Untuk Penghentian Yang Abadi dari kesengsaraan para mahluk;
Oleh karena itu telah Aku sabdakan dengan tiada henti-hentinya.
Ketahuilah wahai Sariputra !
Ketika Aku melihat Para Putera Buddha
Yang bertekad untuk mencari Jalan KeBuddhaan,
Selama ribuan dan laksaan koti yang tanpa hitungan,
Semuanya dengan hati takzim,
Mendekati Sang Buddha;
Mereka telah mendengar dari Para Buddha
Hukum Kesunyataan yang telah Mereka terangkan dengan Sempurna.
Kemudian Aku menyadari Pikiran ini:
'Alasan mengapa Sang Tathagata muncul ialah
Untuk mengkhotbahkan Kebijaksanaan Sang Buddha,
Sekaranglah saatnya.'
Ketahuilah wahai Sariputra !
Orang-orang yang bodoh, yang tolol,
Orang-orang yang terikat pada keduniawian dan kesombongan
Tidak akan dapat mempercayai Hukum Kesunyataan ini.
Tetapi sekarang Aku gembira dan tiada bimbang,
Di tengah-tengah Para Bodhisattva,
Dengan jujur menyingkirkan Kebijaksanaan
Dan hanya memaklumkan Jalan Agung.
Kalian Para Bodhisattva yang mendengar Hukum Kesunyataan ini,
Semuanya telah tersingkirkan dari jaring-jaring keraguan,
Kalian Para Arahat yang berjumlah 1200
Semua-Nya akan menjadi Para Buddha.
Dengan cara yang sama bahwa Para Buddha yang silam, sekarang dan yang mendatang, mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan,
Begitu juga Aku sekarang,
Mengkhotbahkan Hukum yang tidak dapat dibagi-bagi.
Munculnya Para Buddha di dunia
Adalah berjauhan dan jarang terjadi
Ketika Mereka benar-benar turun di dunia,
Pun dengan kelangkaan Mereka mengkhtobahkan Hukum Kesunyataan ini.
Bahkan sampai berkalpa-kalpa yang tak terhitung banyaknya,
Jaranglah Hukum Kesunyataan ini dapat di dengar,
Dan Mereka yang mampu mendengar Hukum Kesunyataan ini,
Orang-Orang seperti ini juga jarang.
Hal ini seperti Bunga Udumbara
Yang semua umat menyenangi dan menikmati,
Jarang terlihat oleh para dewa dan manusia,
Yang muncul sekali dalam waktu yang panjang.
Begitulah Dia yang setelah mendengar Hukum Kesunyataan ini.
Kemudian memuja-Nya dengan penuh kegembiraan,
Serta mengucapkan-Nya meskipun hanya sepatah kata saja,
Dia yang telah memuliakan
Semua Para Buddha di dalam KeTiga Dunia.
Orang seperti ini sangatlah jarang,
Lebih jarang dari Bunga Udumbara.
Bebaskanlah dirimu dari kebimbangan;
Akulah Raja Hukum Kesunyataan
Dan menyatakan pada seluruh Persidangan;
'Aku, hanya dengan Satu Kendaraan Agung,
Mengajar Para Bodhisattva,
Dan tidak memiliki Seorang Pengikut Sravakapun.'
Ketahuilah kalian semua, wahai Sariputra,
Para Sravaka dan Bodhisattva,
Bahwa Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini
Adalah misteri seluruh Buddha.
Karena dunia yang jahat dari kelima kebobrokan
Hanya menyukai ikatan-ikatan keduniawian,
Mahluk-mahluknya yang seperti ini
Tiada pernah mencari Jalan KeBuddaan.
Generasi-generasi jahat yang mendatang,
Yang mendengar Kendaraan Tunggal
Yang dikhotbahkan oleh Sang Buddha
Di dalam khayalan dan ketidak percayaan mereka,
Akan melanggar Hukum Kesunyataan itu dan terjatuh kedalam jalan-jalan jahat.
Tetapi terdapatlah Mahluk-Mahluk yang Rendah Hati dan Suci,
Yang mencurahkan Diri untuk mencari Jalan KeBuddhaan;
Bagi Mereka semua-Nya ini,
Kupuji dengan panjang lebar akan Jalan Kendaraan Tunggal.
Ketahuilah wahai Sariputra !
Hukum Kesunyataan dari Para Buddha adalah demikian:
Dengan laksaan koti dari Cara-Cara Yang Bijaksana
Mereka memaklumkan Hukum Kesunyataan ketika ada kesempatan.
Namun Mereka yang tidak ingin mempelajari-Nya
Semuanya tidak akan mampu menyelami-Nya.
Tetapi Engkau telah mengetahui
Jalan-Jalan Bijaksana yang sangat berguna dari
Para Buddha, Pemimpin-Pemimpin Dunia,
Tidak memiliki keragu-raguan yang lebih lanjut lagi,
Bergembiralah senangkanlah Hati-Mu,
Karena mengetahui bahwa Engkau akan menjadi Para Buddha."
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan, Tentang Upayakausalya, Bab 2.
Namo Bhagavate Vajradhara Sagaragarjine Tathagata SamyakSamBuddhassa
Semoga Hyang Arya Bhikku Hai Tao Mencapai Kesucian Arahat Patisambhidapato sebelum meninggalkan dunia ini.
Namo Bhagavate Vipula Garbhe Maniprabhe Tathagata SamyakSamBuddhassa
NAMO TRIRATNA