NAMO BAHGAVATE ARYA TANDA SUMERU BUDDHAYA
Hukum Kesunyataan Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan
BAB VII
Rasa Taat Dan Bakti Di Jaman Dahulu
Sang Buddha menyapa Para Bhiksu dan bersabda:"Dahulu kala, pada asam khyeya kalpa yang tak terhitung, tak terbatas dan tak dapat di pastikan, adalah Seorang Buddha yang bernama Mahabhijnajnanabhibhu, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mancapai Penerangan Agung, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan Perbuatan, Yang Terbahagiah, Maha Tahu Dunia, Pemimpin Tiada Tandingan, Guru Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Sang Bhagava yang kawasan-Nya disebut Sambhawa dan Kalpa-Nya dinamakan Maha Rupa. Para Bhiksu sekalian! Masa yang panjang berlalulah sudah, sejak Sang Buddha moksha. Seandainya saja unsur-unsur Bumi dalam sejuta sistem dunia dihancurkan oleh seseorang menjadi tinta dan kemudian ia harus melewatinya melalui seribu negeri dan meneteskannya setitik sebesar butiran debu, dan dengan melalui seribu negeri yang lain pula, ia meneteskannya setitik lagi. Begitu seterusnya sampai tinta yang terbuat dari unsur-unsur bumi itu habis. Kemudian bagaimanakah pendapat Anda sekalian? Mungkinkah bagi para ahli matematika atau pengikut-pengikutnya mencari ujung dari seluruh negeri-negeri ini atau memberikan suatu batasan sehingga dapat mengetahui jumlahnya? "Tidak mungkin Yang Maha Agung!" "Para Bhiksu sekalian! Bayangkanlah jika negeri-negeri yang telah dilewati oleh orang itu, baik yang sudah ditetesi tinta maupun yang belum itu seluruhnya dihancurkan menjadi debu dan kemudian membiarkan debu itu menjadi satu kalpa, maka masa sejak Sang Buddha itu moksha sampai sekarang masih melebihi jumlah-jumlah tadi dengan ratusan ribu koti dari asamkhyeya kalpa yang tak terhitung bilangannya dan tak terbatas banyaknya. Dengan kekuasaan Kebijaksanaan Tathagata, Aku mengetahui bahwa jangka waktu itu seolah-seolah hanyalah hari ini."
Pada saat itu Sang Buddha yang ingin menerangkan Ajaran ini kembali, dengan Syair:
"Aku ingat dalam dunia yang telah silam
Berkalpa-kalpa yang tak terbatas yang telah lalu,
Seorang Buddha, Manusia Yang Maha Agung,
Bernama Yang Maha Bijaksana Abhijnajnabhibhu.
Seandainya seseorang dengan kekuasaannya
Menghancurkan sejuta sistem dunia
Beserta unsur-unsurnya,
Menjadi tinta seluruhnya,
Dan dengan melewati seribu negeri
Kemudian ia meneteskannya setitik;
Dan melanjutkannya dengan cara yang serupa
Ia meneteskan seluruh tinta yang dibutirkan ini;
Andaikan seluruh negeri-negeri itu seperti ini,
Yang sudah ditetesi tinta maupun yang belum,
Dihancurkan pula menjadi debu,
Dan setiap butirnya menjadi satu kalpa
Jumlah butiran-butiran itu
Terlampaui oleh kalpa-Nya
Sejak Buddha itu moksha
Seperti itulah kalpa-kalpa yang tak terhitung itu.
Aku, Sang Tathagata, dengan Kebijaksanaan yang tak terintangi
Mengetahui Kemokshaan Buddha itu
Dan Para Sravaka serta Para Bodhisattva-Nya,
Seakan-akan hal itu sedang terjadi sekarang.
Ketahuilah Para Bhiksu!
Kebijaksanaan Sang Buddha adalah suci dan sejati
Tiada cela dan tak terintangi
Menembusi kalpa-kalpa yang tak terhingga jumlahnya.
"Kemudian Sang Buddha memandang Para Bhiksu dan bersabda:"Masa hidupnya Sang Buddha Mahabhijnajnanabhibhu ialah 540 ribu kotis nayuta kalpa. Pada mulanya ketika Buddha itu duduk diatas Tahta Kebijaksanaan telah menghancurkan tentara mara dan meskipun Ia sedang mencapai Penerangan Agung, Hukum-Hukum Sang Buddha belum diturunkan kepada-Nya. Jadi selama satu kalpa kecil sampai sepuluh kalpa kecil, Ia duduk bersila dengan jasmani dan rohani tiada bergerak akan tetapi Hukum-Hukum Sang Buddha belum juga diturunkan kepada-Nya.
"Kemudian para dewa dari Surga Kaindraan membentangkan Singgasana Singa bagi Buddha itu setinggi satu yojana dibawah Pohon Bodhi sehingga Buddha duduk diatas Singgasana ini akan dapat mencapai Penerangan Agung. Tidak lama sesudah Beliau duduk diatas Singgasana itu, Para Raja Surga KeBrahman menaburkan bunga-bunga diatas suatu tempat dari ratusan yojana tingginya. Angin lembut yang harum, sayup sampai menghembus bunga-bunga layu dan meniup bunga-bunga yang segar. Begitu terus tak putus-putusnya selama 10 kalpa kecil penuh mereka memuliakan Buddha itu, dan bahkan sampai kesirnaannya mereka masih terus menaburkan bunga-bunga itu, sedangkan para dewa yang termasuk 4 Raja Surga tiada henti-hentinya pula menabuh genderang kedewaan untuk menghormat Buddha itu, dan dewa-dewa yang lain juga memainkan irama dendang surga selama sepuluh kalpa kecil penuh dan terus berlangsung sampai mokshanya Buddha itu."
"Para Bhiksu sekalian! Sesudah sepuluh kalpa kecil berlalu, Sang Buddha Mahabhijnajnanabhibhu memperoleh Hukum-Hukum Ke-Buddhaan dan Penerangan Agungpun diturunkan kepada-Nya. Sebelum Buddha itu meninggalkan kediaman-Nya, Beliau mempunyai 16 putera yang tertua bernama
Jnanakara. Masing-masing Puteranya mempunyai bermacam-macam hiburan yang bernilai, tetapi ketika mendengar bahwa Sang Ayah telah memperoleh Penerangan Agung, maka Mereka semua membuang jauh-jauh segala jenis benda yang mereka hargai itu dan kemudian pergi untuk memuliakan Sang Buddha, sementara ibunya yang sedang menangis mengantarkan Mereka. Kakek Mereka, Raja Kakrairmn, bersama dengan 100 menterinya dan 100 ribu kotis rakyatNya, semua-Nya mengelilingi dan mengikuti Mereka ke Teras Penerangan serta ingin mendekat pada Sang Tathagata Yang Maha Bijaksana untuk mengabdi, memuja, memuliakan dan mengagungkan-Nya. Sesudah Mereka tiba, Mereka bersujud dengan kepala Mereka di depan kaki-Nya dan sesudah berpawai mengelilingi-Nya, Mereka memandang Sang Buddha sambil mengatupkan tangan dan memuji-Nya dengan Syair:
"Yang Dihormat Dunia",
Menyelamatkan seluruh mahluk hidup,
Sesudah berkotis-kotis tahun yang tak terhitung,
Sekarang Engkau telah menjadi Seorang Buddha
Dan sempurnalah sudah Ikrar-Ikrar-Mu
Baik benar pahala Kita yang tak terhingga,
Karena begitu jarangnya Sang Buddha muncul.
Pada satu tempat duduk 10 kalpa kecil telah berlalu,
Tubuh dan Anggota Badan-Mu
Tenang, penuh damai serta diam,
Dan dengan jiwa yang selalu hening,
Tiada pernah tergoda;
Engkau telah menyempurnakan Nirvarna yang kekal,
Dan dengan tenang tinggal dalam Hukum Yang Paripurna.
Sekarang dengan memandang Yang Maha Agung
Yang dengan tenang telah mencapai Jalan Buddha,
Kita telah memperoleh pahala yang baik
Dan mengucapkan selamat pada diri Kita sendiri
Dengan Kegembiraan besar.
Semua umat pernah menderita,
Buta dan tanpa pimpinan,
Tidak menyadari cara menindas derita,
Tidak juga cara mencari kebebasan,
Lewat malam yang panjang jalan kemurkaan telah meningkat,
Mengurangi Penghuni Surga,
Dunia telah berlalu dari kegelapan ke kegelapan,
Tanpa pernah sekalipun mendengar Nama Buddha.
Sekarang Buddha telah mencapai KeAgungan,
Kedamaian, Hukum Kesunyataan yang tiada cela,
Dan Kita semua begitu juga dewa dan manusia,
Mendapat keuntungan yang Maha Besar
Oleh karenanya Kita Semua memasrahkan Diri
Dan mempersembahkan hidup Kita pada Yang Maha Agung".
"Kemudian keenam belas Putera-Putera Agung ini setelah Mereka memuja Sang Buddha dalam Syair, kemudian memohon Sang Buddha untuk memutar Roda Dhamma sambil berkata:"Yang Maha Agung! Ajarkanlah Hukum Kesunyataan itu, dan berkahilah Kami, sayangilah dan rahmatilah Dewa-Dewa serta manusia!" Dengan mengulanginya dengan Syair Mereka berkata:
"Pahlawan Dunia! Tiada Bandingannya!
Diperindah dengan seratus tanda-tanda mulia,
Yang telah mencapai Kebijaksanaan Yang Agung;
Untuk Keselamatan Kita,
Dan seluruh lapisan mahluk;
Memperbedakan dan mengajarkanNya,
Sehingga Kita dapat memperoleh Kebijaksanaan ini !
Jika Kita telah mencapai Dunia Buddha,
Seluruh umat lainpun juga akan mencapai-Nya.
Yang Maha Agung ! Engkau Maha Tahu tentang kehidupan
Yang terkandung dalam batin mereka yang paling dalam
Jalan yang mereka lampaui.
Kemampuan mereka tentang Kebijaksanaan,
Kesenangan dan Amal baik mereka yang telah lalu
Karma timbul dari kehidupan mereka yang silam.
Yang Maha Agung! Engkau Maha Tahu tentang semua ini,
Berdoalah sepanjang putaran Roda Yang Maha Besar".
"Kemudian Sang Buddha bersabda pada Para Bhiksu:"Jika Sang Buddha Mahabhijnajnanabhibhu Yang Maha Bijaksana Mencapai Penerangan Agung, maka ke 500 ribu koti Dunia Buddha disegala penjuru, masing-masing akan tergoncang dengan cara yang berbeda-beda; bahkan tempat-tempat yang gelap diantara batas-batas itu dimana cahaya gemerlapnya matahari dan rembulan tidak dapat bersinar benderang, maka semuanya akan bermandi cahaya cemerlang. Mahluk-mahluk yang berada ditengah-tengahnya semuanya akan dapat melihat satu sama lainnya dan serempak mereka berseru:"Dari manakah seluruh mahluk-mahluk hidup yang tiba-tiba datang ini ?" Lagi pula istana-istana Para Dewa di kawasan-kawasan itu, bahkan istana Sang Brahmapun tergoncang dalam enam jurusan yang berbeda dan cahaya yang benderang memancar kesegala penjuru mengisi semua dunia melebihi terangnya sinar Surga.
"Kemudian diarah timur, istana-istana surga KeBrahman dari 500 ribu koti daerah wewenang seluruhnya tertempa gemerlapnya cahaya yang dua kali lipat dari Kecemerlangannya yang biasa. Dan masing-masing Raja dari Surga KeBrahman itu berpikir:"Karena apakah tanda-tanda ini muncul, sehingga istana-istana Kita sekarang ini terterangi tidak seperti dulu ?" Kemudian para Raja Surga KeBrahman itu saling mengunjungi untuk membicarakan masalah ini. Sementara itu diantara mereka yang berkumpul, terdapat seorang Raja Surga Maha Brahma Yang Agung bernama Sarvasattvatrata (Juru Selamat Untuk Semua) yang menyapa Para Maha Brahma dengan Syair:
"Didalam seluruh istana Kita semua
Belum pernah ada sinar seperti ini
Apakah kiranya yang menyebabkan?
Marilah Kita bersama-sama menyelidiki-Nya
Apakah seorang Dewa Yang Arif dilahirkan?
Apakah seorang Buddha muncul didunia,
Sehingga sinar yang benderang ini
Dimanapun menerangi semesta?"
"Kemudian Para Raja Surga KeBrahman dari 500 ribu koti daerah wewenang dengan seluruh kereta Mereka yang masing-masing membawa rumpun bunga surga, pergi bersama-sama mengunjungi daerah Barat untuk menyelidiki Tanda ini. Disana Mereka melihat Sang Tathagata Mahabhijnajnanabhibhu diatas Teras Kebijaksanaan dibawah Pohon Bodhi, duduk diatas Tahta Singa dan sedang dikelilingi serta dipuja oleh Para Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, manusia dan yang bukan manusia. Dan Mereka melihat Keenam Belas Putera-Putera Agung Sang Buddha sedang memohon Pada Sang Buddha untuk memutar Roda Hukum Kesunyataan. Kemudian semua Raja-Raja Surga Maha Brahma itu menunduk dalam-dalam di depan Sang Buddha dan berpawai mengitari-Nya ratusan ribu kali serta menaburkan bunga-bunga surga itu diatas-Nya. Bunga-Bunga yang Mereka taburkan itu menjulang bagai gunung Semeru yang dipersembahkan pula pada Pohon Bodhi Sang Buddha. Pohon Bodhi itu tinggi-Nya 10 yojana. Dan setelah Mereka selesai mempersembahkan Istana-Nya pada Sang Buddha dan berkata:"Kasihanilah Kami dan demi Kebaikan Kami, berkenanlah kiranya menerima Istana-Istana yang Kami persembahkan!"
"Kemudian seluruh Raja-Raja Surga Maha Brahma dengan berbareng memuji Sang Buddha didepan-Nya dalam Syair Yang berbunyi demikian:
"Begitu anehnya Yang Maha Agung,
Begitu sulit menemui-Nya,
Sempurna dalam segalanya
Mampu menyelamatkan semua.
Maha Guru dari para Dewa dan manusia
Beliau mengasihi dunia
Dimanapun menerima pertolongan-Nya.
Jarak yang telah Kita datangi
Ialah 500 ribu kotis daerah wewenang,
Meninggalkan kegembiraan yang mendalam
Demi Pengabdian Pada Sang Buddha.
Sebagai Pahala dari kehidupan Kita yang silam
Istana-Istana Kita terhiasi dengan indahnya;
Sekarang Kita mempersembahkannya Pada Sang Buddha
Dan memohon-Nya dengan tulus untuk sudi menerimanya."
"Kemudian setelah Para Raja Surga KeBrahman itu selesai memuja Sang Buddha dalam Syair tadi, kemudian masing-masing berkata:"Bersuka citalah Yang Maha Agung, untuk memutar Roda Hukum Kesunyataan, menyelamatkan seluruh umat dan membukakan Pintu Nirvana!"
"Kemudian Para Raja Surga KeBrahman itu dengan serempak berkata dalam Syair:
"O Pahlawan Dunia! Manusia Yang Mulia!
Bergembiralah memaklumkan Hukum Kesunyataan
Dengan Kekuasaan Kasih Sayang-Mu Yang Agung,
Selamatkanlah mahluk-mahluk hidup yang celaka!
"Kemudian Sang Tathagata Yang Maha Bijaksana dengan tenang memberikan persetujuan.
"Lagi, Para Bhiksu sekalian! Raja-Raja Agung Maha Brahma dikawasan tenggara dari 500 ribu koti daerah wewenang, masing-masing melihat istana-Nya berkilau bermandi cahaya yang belum pernah ada sebelumnya sehingga Mereka diliputi perasaan gembira yang meluap-luap dan kagum. Dan dengan segera Mereka saling mengunjungi untuk membicarakan hal ini. Sementara itu diantara Raja-Raja yang berkumpul itu, terdapat seorang Raja Surga Maha Brahma Agung yang bernama Dhimatrakarunika, Yang menyapa Para kelompok Para Maha Brahma itu dengan Syair:
"Apakah yang menyebabkan hal ini,
Sehingga tanda itu timbul?
Didalam seluruh Istana Kita
Belum pernah ada cahaya semacam itu.
Apakah Dewa Agung Yang Arif dilahirkan?
Apakah seorang Buddha datang di dunia?
Marilah Kita berlalu lewat ribuan tanah
Mencari sinar itu dan bersama-sama menjelaskannya.
Tentunya Sang Buddha telah datang didunia
Untuk menyelamatkan umat manusia yang sengsara."
"Kemudian ke 500 ribu dari kotis-kotis Raja Dewa Maha Brahma itu dengan seluruh kereta Istana Mereka yang masing-masing membawa sebuah karung yang berisi Bunga -Bunga Surga, pergi bersama-sama mengunjungi daerah tenggara untuk menyelidiki Tanda ini. Disana Mereka melihat Sang Tathagata Mahabhijnajnanabhibhu diatas Teras Kebijaksanaan dibawah Pohon Bodhi, sedang duduk diatas Tahta Singa dikelilingi dan dipuja oleh Para Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, manusia dan yang bukan manusia. Dan Mereka melihat pula Keenam Belas Putera Agung Sang Buddha sedang memohon pada Sang buddha untuk memutar Roda Hukum Kesunyataan. Kemudian seluruh Raja-Raja Maha brahma itu menunduk dalam-dalam di depan Sang Buddha dan kemudian berpawai mengelilingi-Nya ratusan ribu kali serta menaburkan bunga-bunga surga itu diatas-Nya. Bunga-Bunga yang Mereka taburkan itu menjulang bagaikan gunung Sumeru yang Bunga-Bunga itu juga Mereka persembahkan pada Pohon Bodhi Sang Buddha. Setelah Mereka mempersembahkan bunga-bungaan itu, kemudian masing-masing mempersembahkan Istana-Nya kepada Sang Buddha dan berkata:"Kasihanilah Kami dan demi Kebaikan Kami, sudilah kiranya berkenan menerima Istana-Istana yang Kami persembahkan."
"Kemudian semua Raja Dewa-Dewa Maha Brahma itu dengan serempak memuji dimuka Sang Buddha dengan Syair berikut:
"Yang Maha Suci, Raja diantara Para Dewa,
Dengan suara semerdu suara Kalavinka,
Pengasih semua umat !
Kita sekarang sangat menghormati-Mu,
Jarang sekali Sang Buddha datang,
Hanya sekali dalam masa yang panjang,
Seratus delapan puluh kalpa
Telah mati kosong tanpa Seorang Buddhapun.
Ketiga dunia nafsupun menjadi penuh,
Sedang penghuni Surga kian berkurang.
Sekarang Sang Buddha telah datang di dunia
Menjadi pemimpin dari seluruh umat,
Peristirahatan seluruh dunia
Juru selamat dari semuanya.
Ayah dari seluruh mahluk
Yang menyayangi dan mengasihi semuanya.
Bahagia sepanjang karuna Kita yang terdahulu
Sekarang Kita berjumpa dengan Yang Maha Agung."
"Kemudian setelah Para Raja Surga Maha Brahma memuja dalam Syair, masing-masing berkata: Bersuka citalah Yang Maha Agung, mengasihi seluruh umat dan memutar Roda Hukum Kesunyataan serta menyelamatkan para mahluk!" "Kemudian Raja-Raja Surga Maha brahma itu dengan serempak berkata dengan Syair:
"Yang Maha Suci! Putarlah Roda Hukum Kesunyataan
Ajarkanlah Hakekat Hukum Kesunyataan
Selamatkanlah umat-umat yang sengsara
Sehingga mereka memperoleh kegembiraan yang besar .
Seluruh mahluk yang mendengar Hukum Kesunyataan ini
Memperoleh Jalan seakan-akan terlahir dalam Surga
Proses Karma yang kejam berkurang
Sedangkan pelaksana-pelaksana kebaikan meningkat.
"Kemudian Sang Tathagata dengan tenang memberikan Persetujuan.
"Lagi, para Bhiksu! Raja-Raja Maha Brahma Yang Agung dikawasan selatan dari 500 ribu koti daerah wewenang yang masing-masing melihat Istana-Nya berkilauan dengan cahaya yang belum pernah ada sebelumnya, Semua-Nya dihinggapi rasa gembira yang meluap-luap dan kagum. Dan serta merta Mereka saling mengunjungi untuk membicarakan masalah ini dengan bertanya-tanya:"Apakah gerangan sebabnya Istana Kita bercahaya berkilauan? Diantara para Raja yang berkumpul itu terdapat seorang Raja Surga Maha Brahma yang bernama Sudharma yang menyapa para Maha Brahma dengan Syair:
"Bahwa semua Istana Kita
Berkilau dengan cahaya yang gemerlapan
Tidak mungkin tanpa suatu sebab.
Marilah Kita selidiki tanda ini !
Melalui beratus ribu kalpa,
Belum pernah terlihat tanda yang seperti itu.
Apakah seorang Dewa Agung Yang Arif dilahirkan?
Apakah Seorang Buddha muncul didunia?
"Kemudian ke 500 koti dari Para Raja Maha Brahma itu dengan seluruh Kereta Istana Mereka yang masing-masing membawa sebuah karung yang berisi bunga-bunga surga, pergi bersama-sama kekawasan utara untuk menyelidiki Tanda ini. Disana Mereka melihat Sang Tathagata Mahabhijnajnanabhibhu duduk diatas Tahta Singa sedang dikelilingi dan dipuja oleh Para Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, manusia dan yang bukan manusia. Dan Mereka juga melihat Keenam Belas Putera Agung Sang Buddha sedang memohon pada Sang Buddha untuk memutar Roda Dharma. Kemudian seluruh Raja-Raja Maha Brahma itu bersujud dalam-dalam di depan Sang Buddha dan kemudian berpawai mengelilingi-Nya ratusan ribu kali serta sesudahnya Mereka menaburkan Bunga-Bunga Surga diatas-Nya. Bunga-Bunga yang Mereka taburkan itu menjulang bagaikan gunung Semeru. Bunga-Bunga itu juga dipersembahkan kepada Pohon Bodhi Sang Buddha. Setelah Mereka mempersembahkan bunga-bunga itu, kemudian masing-masing mempersembahkan Istana-Nya sambil berkata:"Kasihanilah Kami dan demi Kebaikan Kami, sudilah kiranya menerima Istana yang Kami persembahkan!"
"Kemudian Raja-Raja Surga Maha Brahma itu dengan berbareng memuji di depan Sang Buddha, dengan Syair:
"Betapa sulitnya menemui Yang Maha Agung,
Yang memusnahkan segala penderitaan dunia!
Sesudah 130 kalpa,
Selama itu Kita sekarang baru menemui-Nya.
Kepada mahluk-mahluk yang lapar dan haus,
Beliau mencurahkan hujan Hukum Kesunyataan
Beliaulah Orang yang belum pernah Kita lihat sebelumnya,
Pemilik Kebijaksanaan Yang Maha Besar,
Jarang seperti Bunga Udumbara;
Hari ini telah Kita temui.
Seluruh Istana-Istana Kita
Menjadi indah karena sinar-Nya,
Yang Maha Agung! Dalam KasihMu Yang Besar
Kita berdoa semoga Engkau berkenan menerimanya."
"Kemudian setelah Para Raja Surga Maha Brahma itu memuja Sang Buddha dalam Syair tadi, kemudian masing-masing berkata: Bergembiralah Yang Maha Agung untuk memutar Roda Dharma dan membuat seluruh dunia para Dewa, mara dan Brahma menjadi terhibur dan terbebas !" "Kemudian Raja-Raja Surga Maha Brahma itu serempak memuja-Nya dalam Syair:
"Bersuka-citalah Yang Dimuliakan Para Dewa dan manusia,
Memutar Roda Hukum Kesunyataan Yang Maha Besar
Menabuh genderang dari Hukum Yang Agung,
Meniup terompet dari Hukum Kesunyataan,
Mencurahkan hujan yang menyeluruh dari Hukum Yang Agung,
Dan menyelamatkan umat yang tak terhitung banyaknya !
Kita semua mempersembahkan Diri kepada-Mu.
Ajarkanlah/Maklumkanlah berita yang berkumandang itu."
"Kemudian Sang Tathagata Mahabhijnajnanabhibhu dengan tenang memberikan Persetujuan.
"Kawasan barat daya sampai kekawasan yang rendah juga mengimbangi dalam cara yang sama.