"Jika, demi kepentingan orang sakit itu, famili, teman dekat dan kenalannya bisa berlindung kepada Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, dan mereka meminta persamuan bhiksu untuk mengucapkan Sutra ini, menyalakan lampu 7 tingkat dan menggantungkan panji pancawarna untuk memperpanjang umur, maka arwah orang itu mungkin dikembalikan ketubuhnya segera. Dia akan mengingat dengan jelas apa yang dialaminya bagaikan di dalam mimpi. Jika kesadarannya kembali sesudah melewati 7, 21, 35 dan 49 hari dia akan merasa bagaikan terbangun dari tidurnya, dan dia akan mengingat bahwa dia telah menerima pahala maupun pembalasan dari karma baik dan buruknya. Karena dia sendiri menyaksikan dan mengalami berlakunya hukum karma, juga disebabkan dia memperoleh kembali kehidupan ini dengan susah, maka dia tidak akan lagi berbuat karma buruk di masa yang akan datang."
"Oleh sebab itu, putra-putri baik dengan keyakinan murni, kalian harus menerima dan memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan dan memuja rupang dan gambar-Nya dengan sepenuh hati di rumah masing-masing."
Kemudian Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga : "Bodhisattva yang bajik, tolong jelaskan bagaimana seseorang harus memuliakan dan memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu? Bagaimana Caranya membuat panji memperpanjang umur dan memasang lampu tersebut?"
Bodhisattva Apavarga menjawab: "rya Ananda, jika engkau ingin menolong orang sakit dari penyakitnya, demi orang itu engkau harus menerima dan menjalankan Attha Sila selama 7 hari dan 7 malam, kemudian kumpulkan makanan, minuman dan harta lainnya sesuai dengan kemampuan untuk mengadakan persembahan kepada Sangha. Di samping itu lakukan upacara puja terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan sebanyak 6 kali dalam 1 hari dan 1 malam serta bacakan sutra ini sebanyak 49 kali. Nyalakan 49 lampu dan buatlah 7 buah rupang atau gambar dari Tathagatha ini. Setiap rupang atau gambar dikelilingi oleh 7 buah lampu bagaikan sebuah roda, dan selama 49 hari biarkanlah cahayanya menyala terus menerus. Buatlah suatu panji yang pancawarna setinggi 49 depa dan lepaskan 49 makhluk hidup berbagai jenis. Maka orang sakit itu akan bisa melewati bahaya ini, dan arwahnya akan terbebaskan dari cengkraman iblis jahat."
"Selain itu, Arya Ananda, bila di suatu negeri di mana seorang raja ksatria memerintah, terjadi bencana dan kesengsaraan seperti wabah penyakit di antara penduduk, serbuan negeri lain, pemberontakkan dalam negeri, gerhana matahari atau bulan, gempa bumi, angin topan, banjir, kemarau panjang dan sebagainya - demi menghilangkan bencana-bencana tersebut sang raja harus menumbuhkan maitri karuna terhadap semua makhluk hidup. Dia harus memberi pengampunan kepada semua orang hukuman yang dipenjara. Mengandalkan metode puja yang diungkapkan di atas, dia harus memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan." "Dikarenakan kekuatan dari pahala ikrar utama Hyang Tathagatha, negerinya akan menjadi aman tentram. Angin dan hujan akan turun pada musimnya, dan panen akan berhasil. Semua makhluk hidup akan menjadi sehat dan bergembira. Di dalam negerinya tidak akan ada yaksa jahat, maupun makhluk hidup dengan berbagai gangguan spirituil. Semua pertanda buruk akan hilang, negerinya menjadi makmur dan sang raja ksatria akan berumur panjang, memiliki kesegaran dan terbebaskan dari penyakit."
"Arya Ananda, jika sang raja, ratu atau selir, pewaris tahta atau pangeran lain, para menteri, jenderal, abdi istana dan dayang, pejabat, maupun rakyat jelata menderita penyakit atau mengalami bencana lain, mereka juga harus berbuat dan memasang panji panca warna dan menyalakan lampu dirumahnya. Mereka harus melepaskan berbagai makhluk yang hidupnya teraniaya, menaburkan bunga wangi, dan membakar berbagai dupa wangi, maka mereka akan terbebaskan dari semua penyakit dan kesulitan."
Pada saat itu Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga; "Bodhisattva yang bajik, bagaimana caranya memperpanjang umur seseorang yang seharusnya telah berakhir ?" Bodhisattva Apavarga menjawab: "O, orang bijak, apakah engkau belum pernah mendengar uraian Sang Tathagatha tentang 9 kematian sebelum waktunya? Itulah sebabnya aku mendorong Engkau membuat panji memperpanjang umur, menyalakan lampu dan mengembangkan berbagai perbuatan yang bermanfaat. Dengan menimbulkan amal jasa seseorang akan hidup sepenuhnya sampai akhir usianya dan tidak akan mengalami penderitaan dan musibah apapun."
Ananda bertanya; "Apakah ke 9 kematian sebelum waktunya itu ?"
Bodhisattva Apavarga menjawab: "Mungkin ada makhluk hidup yang mengidap penyakit-yang walaupun ringan, tetapi tidak diobati karena tidak mendapatkan obat atau dokter. Atau mereka mungkin bertemu dengan dokter yang memberikan obat yang salah. Orang ini sebenarnya belum saatnya meninggal, tetapi dibuat meninggal sebelum waktunya. Selain itu, ada orang yang percaya pada penganut aliran sesat yang matrialistis dan jahat, dukun ilmu hitam. Mereka akan memberikan kekuatiran dan ketakutan dalam pikirannya. Karena orang yang disesatkan ini tidak bisa membedakan dengan tepat dalam hatinya, dia mengajukan pertanyaan sekitar nasibnya dan membunuh berbagai jenis makhluk hidup untuk menyenangkan kekuatan itu.
Dia mengundang makhluk halus untuk meminta berkah dan perlindungan dan memperpanjang hidupnya. Tetapi niat itu tak tercapai karena orang ini terperangkap dalam kebingungan dan kegelapan batin, terlalu percaya pada pandangan sesat sehingga akhirnya ia mengalami kematian sebelum waktunya dan masuk neraka tanpa bisa keluar dalam waktu tertentu. Inilah yang dikenal dengan kematian sebelum waktunya yang pertama." "Kematian sebelum waktunya yang kedua adalah melalui hukuman oleh undang-undang negara. Yang ketiga adalah seseorang yang suka berburu atau melakukan asusila, terlibat makan minum melebihi batas. Karena tidak mengenal disiplin dan hidup teratur, kekuatan intinya dirampas oleh makhluk jahat, dengan demikian menyebabkan kematian sebelum waktunya. Kematian sebelum waktunya yang keempat adalah terbakar api, yang kelima adalah tenggelam di air."
"Ada yang dimangsa binatang buas, dengan demikian menjadi kematian sebelum waktunya yang keenam. Yang ketujuh adalah terjatuh dari tebing tinggi. Yang kedelapan adalah kematian oleh oleh tanaman beracun, ditenung, dan oleh mantera untuk membangkitkan mayat, setan dan lainnya. Yang kesembilan disebabkan kelaparan dan kehausan."
Inilah penjelasan singkat dari Tathagatha tentang ke 9 jenis kematian sebelum waktunya. Di samping itu pada hakekatnya terdapat bencana dan kematian yang tidak-terhitung banyaknya dalam kehidupan di dunia ini yang tak dapat diungkapkan satu persatu.
"Kemudian Arya Ananda, Raja Yama itu berkuasa atas catatan nama semua orang didunia. Jika ada makhluk hidup yang tidak berbakti, melakukan 5 dosa berat yaitu : menbunuh ayah, menbunuh ibu, menbunuh arahat, melukai Buddha dan merusak keharmonisan Sangha, merugikan dan mencemarkan Triratna, melanggar undang-undang negara, dan melanggar sila atau displin lainnya, maka Raja Yama akan menghukum mereka sesuai dengan berat ringannya pelanggaran dari pemeriksaannya. Itulah sebabnya sekarang aku mendorong semua makhluk hidup untuk menyalakan lampu, menbuat panji, membebaskan makhluk hidup, berlindung dan merenungkan Buddha tersebut serta mengembangkan perbuatan bermanfaat lainnya. Ini akan menyebabkan mereka melewati penderitaan dan musibah serta terhindar dari berbagai jenis kesulitan."
Pada saat itu di dalam persamuan terdapat 12 Panglima Besar Yaksa yang duduk bersama. Nama mereka adalah : Kumbhira, Vajra, Mihira, Andira, Anila, Sandila, Indra, Pajra, Makura, Kinnara, Catura dan Vikalara. Masing-masing Panglima Yaksa ini mempunyai pasukan sebanyak 7.000 Yaksa.
Mereka berkata dengan serempak kepada Hyang Buddha: Yang Dijunjung, karena kekuatan yang mengagumkan dari Hyang Buddha, kami telah memperoleh kesempatan mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, sehingga kami tidak takut lagi akan terjatuh ke alam sengsara. Kami semuanya mempunyai pikiran yang sama untuk berlindung sepenuhnya kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Kami berkeinginan untuk memikul tanggung jawab melakukan perbuatan bermanfaat yang benar, membantu makhluk hidup hidup mendapatkan keberuntungan, kedamaian dan kegembiraan."
"Berkenaan dengan mereka yang menerima, menghayati dan mengedarkan Sutra ini maupun yang memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, serta memuja rupang atau gambar-Nya, di mana saja mereka berada apakah di desa, kota atau di hutan, kami beserta pengikut kami akan mengunjungi tempat itu untuk melindungi mereka. Kami akan mengusahakan agar mereka terbebaskan dari semua penderitaan dan kesulitan, serta agar semua keinginannya bisa terpenuhi. Mereka yang ingin terbebas dari penderitaan penyakit juga harus membacakan Sutra ini. Dengan menggunakan tali 5 warna sebanyak 12 utas, mereka harus mengikat simpul dengan nama mereka masing-masing di setiap tali, lalu digantungkan di sisi altar, dan bila keinginannya sudah tercapai simpul mereka itu boleh dibuka."
Pada saat itu Sang Junjungan memuji semua Panglima Yaksa dengan berkata: "Bagus, bagus, Panglima Yaksa Besar! Cita-cita kalian patut dihargai ! Bila kalian berniat membalas kemurahan hati dan jasa Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, kalian harus selalu melayani semua makhluk hidup dengan cara yang baru saja kalian katakan, dengan memberikan manfaat, kedamaian dan kegembiraan."
Kemudian Ananda bertanya pada Hyang Buddha: "Yang Dijunjung,nama apa yang harus diberikan pada ajaran ini dan bagaimana seharusnya kami menjunjungnya?"
Hyang Buddha memberitahukan kepada Ananda: "Nama ajaran ini adalah: "Pahala dari Ikrar Utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan", juga disebut "Mantra Suci dari Ikrar Mengikat ke-12 Panglima Yaksa untuk Membantu Semua Makhluk Hidup", juga disebut "Merenggut Semua Selubung Karma". Dengan cara ini engkau harus menjunjungnya."
Sesudah Hyang Junjungan selesai berbicara, semua Bodhisattva, Mahasattva, Sravaka agung, para raja, menteri, brahmana, umat awam terpelajar, dewa, naga, yaksa, gandharva, asura, garuda, kinara, dan makhluk manusia maupun bukan manusia, di dalam persamuan besar, yang mendengarkan ajaran Hyang Buddha bersuka-cita. Mereka bertekad menerima dan mempraktekkan dengan tulus ajaran ini.
Demikianlah Yang Maha Suci Sutra Mahayana Tathagata Penyembuhan Cahaya Biru Laut.