Maaf ya Hengki, cuma komen.
Banyak 'isu-isu' keagamaan menghimbau orang-orang untuk bertobat.
Isu ini sangat umum.
Lalu disampaikan juga cara-cara untuk menjalani tobatnya.
Aku melihat bahwa cara-cara ini kurang praktis dan memiliki prosentase kegagalan yang cukup tinggi.
Kenapa demikian?
Sebab kebanyakan orang berpikiran seperti 'balas jasa'.
Setelah melakukan bentuk tobat yang diyakininya sebagai bentuk 'balas jasa' maka ia merasa sudah cukup menjalani tobatnya. Lalu lain kali ia akan melakukan kembali hal-hal yang menyebabkan 'ketidakbertobatan'nya itu, sebab hal itu dianggapnya 'mudah' baginya untuk kembali menjalani proses tobatnya.
Untuk itu, maksud tobat perlu dijelaskan secara lebih logis, informatif, dan berguna untuk supaya yang bersangkutan menyadari tobatnya bukan sifatnya 'balas jasa' melainkan bentuknya adalah 'kebutuhan' seperti udara yang tanpanya orang bisa mati lemas. Dan aku kira ini hal ini adalah yang paling sulit tetapi penting demi kebaikannya.
Sebab kehidupan sekarang sudah demikian 'lumrah' dengan cara-cara 'balas jasa' yang tanpanya orang-orang merasa 'tidak mendapat untung yah ngapain?'.
'Bertobat' dijelaskan dengan baik, yang tidak ada hubungannya dengan bentuk-bentuk lahiriah seperti pakaian, makanan, dst, tetapi perbuatan dan pikiran. Karena hal-hal lahirah seperti pakaian, makanan, minuman, dst, hanyalah sebagai sarana bukanlah yang terpenting dari arti sebuah tobat yang penting.
Aku kira orang-orang yang sudah tercerahkan pun mengalami hal yang sangat sulit menghadapi bentuk 'ketidakbertobatan' dirinya. Malah bisa merasa 'frustasi' mengingat tindakan itu dilakukan berulang-ulang, kemudian dia melakukan tobat, lalu kembali lagi, berulang, dan seterusnya. Yang malah 'cahaya' pencerahan yang sudah ia dapatkan sebelumnya perlahan-lahan menjadi sirna. Seolah-olah ia melakukan hal sia-sia yang tidak membawa keuntungan samasekali bagi kehidupan setelah kematiannya, misalnya menjadi 'hewan' dan seperti diketahui 'moral' hewan sendiri bisa lebih 'parah' daripada 'moral' manusia, menjadi manusia saja sulit untuk mendapatkan pencerahan, apalagi hewan, kira-kira begitu maksudnya.
Maaf bila ada salah kata.