//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DELAPAN KONDISI DUNIA  (Read 3214 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
DELAPAN KONDISI DUNIA
« on: 26 October 2007, 06:31:13 PM »
DELAPAN KONDISI DUNIA

Anguttara Nikaya, Kelompok Delapan, 6 :
   Untung dan rugi, bersama-sama dengan dihormat dan tak terhormat,  juga dicela dan dipuja, suka dan duka, merupakan kondisi-kondisi yang tak kekal dari umat manusia. Tak pernah langgeng mereka mengganggu. Orang yang waspada, dengan berkah kebijaksanaannya, secara hati-hati melihatnya sebagai kondisi-kondisi yang mengganggu. Kondisi-kondisi yang diinginkan tak akan manggoncangkan pikirannya, juga kondisi-kondisi yang tak diharapkan tak akan menimbulkan kebencian; tak ada lagi rasa tunduk dan perlawanan dalam dirinya….
   Pembabaran Dhamma (Sutta) dari Sang Buddha yang menggambarkan aksi dari kedelapan kondisi ini, diawali dengan : “Delapan kondisi-kondisi dunia ini, O para Bhikkhu, tak henti-hentinya beredar mengelilingi dunia, dunia tak henti-hentinya berputar mengitari delapan kondisi dunia ini.”
   Dunia, dalam Sutta ini diartikan sebagai dunia pengalaman manusia, duniaku, duniamu. Kondisi-kondisi dunia ini disebutkan “beredar mengelilingi dunia”, artinya bahwa dalam pengalaman kita sehari-hari, ditemukan banyak sekali kesempatan untuk memperoleh untung dan rugi, dihormat dan tak dihormat, dicela dan dipuji, suka dan duka. Kesempatan-kesempatan ini selalu bersama kita. Persoalan apakah kita memegang atau menolak delapan kondisi dunia ini, disebut sebagai :dunia tak henti-hentinya berputar mengitari delapan kondisi dunia tersebut.”
   Kemelekatan atau penolakan dari kesempatan ini tergantung dari pikiran. Dimana terdapat keinginan untuk memperoleh untung, dihormat, dipuji dan mengalami suka, juga kebencian terhadap kerugian, tak dihormat, celaan dan duka, maka di sanalah kedua akar-akar kejahatan berturut-turut, yaitu keserakahan dan kebencian terlihat sedang bekerja.
   Betapa mudahnya kita dipengaruhi oleh delapan kondisi dunia tersebut. Kita sangat peka terhadap cara orang lain memperlakukan kita. Kita sangat melekat terhadap kepentingan kita, apakah kita akan dipuji ataukah dicela dan apakah akan dihormati atau tidak. Jika kita tidak menerima penghormatan, kita berpikir ‘merasa tak diindahkan.’
Kita merasa ‘sakit’ kepada orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik. Apabila kita tidak mendapatkan karir seperti yang diharapkan, atau apabila pekerjaan yang diberikan kepada kita adalah tidak patut, kita merasa frustasi.
Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan kita sakit hati, tertekan atau marah. Apakah ada dalam satu hari penuh saja, segala sesuatu berjalan menurut kehendak kita/harapan kita, satu hari penuh dengan kegembiraan yang sempurna?
   Apabila kita tidak memiliki pengertian benar, maka kita akan dihantui oleh delapan kondisi-kondisi dunia ini; kita adalah orang-orang yang bodoh…..!

Bahan :
Mental Development in Daily Life oleh Nina van Gorkom,
Pointing to Dhamma oleh Bhikkhu Khantipalo

* * *

Apabila  salah satu dari delapan kondisi dunia itu muncul, seseorang hendaknya merenungkan demikian: ‘Kondisi ini telah timbul pada diriku, tetapi ia tidak kekal dan tak memuaskan (dukkha), sifatnya adalah dapat berubah, dan tidak tetap, itu harus diketahui sebagaimana adanya, dan tidak seharusnya aku dikuasai olehnya’.
   Dengan kata lain, seseorang hendaknya tidak terlalu bergembira terhadap hal-hal yang menyenangkan dan bersedih/benci/dendam terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan.

Bahan :
Navakovada oleh H.R.H. The Late Supreme Patriarch Prince Vajirananavarorasa

DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR


 _/\_   :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

 

anything