//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pengalaman meditasi objek api/lilin  (Read 27429 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sala45

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -9
  • ******* sela7N1*******
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #15 on: 20 June 2017, 06:05:55 AM »
Bro & Sis sekalian, ijinkan saya bercerita pengalaman pribadi... :D

Dulu sewaktu msh muda :p (lebih dari 10 tahun yang lalu) saya pernah mencoba meditasi tanpa bantuan guru, objek yang saya pilih adalah objek api, karena itu saya menggunakan lilin menyala sebagai objeknya... (tapi krn tidak ada bimbingan, saya meditasi dengan mata agak terbuka, dan melihat api lilin scr terus menerus)
Menggunakan buku samasammadhi sebagai pegangan, saya setiap hari memperhatikan (menyadari) setiap perbuatan, ucapan, pikiran, (menjaga sila) dan melatih sikap duduk dalam meditasi...
Setelah menjalani selama kurang lebih satu bulan, perasaan sakit, pegal, kesemutan, bisa diatasi, duduk bermeditasi sudah dapat bertahan hingga 1jam, saya mengalami pengalaman yang tidak terduga...
pertama-tama suara2 yang ada di sekitar mulai terdengar melemah, seperti menjauh hingga hilang.. lilin yang saya lihat pun yang terlihat hanya nyala api nya saja, hingga akhirnya api lilin pun tak terlihat, hanya 'perasaan' terang meliputi ruang..
pada saat itu saya berpikir, dimanakah saya? tetapi krn keinginan untuk meneruskan meditasi, saya menjawab diri sendiri bahwa saya tidak kemana2, dan masih dalam posisi bermeditasi..
tak lama kemudian seakan2 saya tidak memiliki tubuh, saya tidak dapat merasakan tubuh, pikiran menjadi sangat tenang dan sangat terang, hingga saya merasa saya berada dalam ruang tanpa batas yg sangat terang, tapi tidak tahu dr mana asal cahaya nya dan pada saat itu saya merasa seperti melayang ditengah2nya..
saya masih berusaha terus agar tetap dalam kondisi yang sangat indah ini, begitu tenang, lembut, dan ringan, saya sangat sadar, dan pikiran terkonsentrasi..
ketika saya mencoba untuk menyadari tubuh, saya sangat kaget, karena ternyata saya tidak bernafas...
pada saat itu juga saya langsung dapat melihat, mendengar dan merasakan tubuh, tapi jantung saya sangat berdebar selama hampir 5 menit, dan sejak saat itu, saya tidak pernah mengalami hal yang serupa atau pengalaman yg lebih baik sewaktu bermeditasi...

Mungkinkah diantara bro & sis sekalian ada yang pernah mengalami hal yg mirip?
Apakah yg saya alami adalah arah meditasi yang benar atau salah? ( dalam hal ini tentunya meditasi samatha terlepas dari cara saya yg salah dlm bermeditasi, yaitu dgn mata terbuka )
Jika arah saya benar, bagaimanakah caranya agar saya dapat memperoleh kemajuan dimasa depan?

Mohon sharing nya dr bro & sis sekalian...

_/\_

baik sekali dan tidak ada yg keliru. yg pasti jika mengulang tdk mampu, jgn ngotot.
ubah obyek meditasi ke yg kasar spt nafas.ubah samatha mdnjadi vipasana,
sebagaimana satipathana sutta.shg tdk mengejar tujuan yg salah.

tidak boleh nyontek bahiya atau malunkyaputta di sutta. mereka memiliki pondasi yg lebih mahir.
kemajuan diperoleh dgn mundur ke obyek yg lebih kasar.jika anda tdk mampu mengulang,
sementara orang lain bisa, itu berarti kalah.sati hancur dan padam.



Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #16 on: 11 October 2017, 02:56:59 PM »
saya juga pernah meditasi api lilin, tapi bentar aja, takut kalau apinya terbang trus rumah gw kebakar. :)) :))
Terakhir gw dapat melihat cahaya permata beryl (merah) cuman gw kegiuran, soalnya indah banget, and gw berhenti karena takut api itu (terbang n bakar rumah emak gw), mungkin gk cocok gw meditasi objek itu.

pengalaman meditasi saya sih seperti ini (gw pakai objek meditasi yang paling sulit, anapanasati): jika nafas semakin kencang (terasa sedikit sesak), itu tandanya meditasi sudah mulai maju, jika pikiran kacau nafas akan sesak, jika pikiran ditenangkan nafas begitu indah, nyaman banget. Karena kita terbiasa mengabaikan nafas sendiri, ketika kita dapat mengikutinya maka kita terasa sesak namun nyatanya itu hanya sebentar  (sekitar satu gigitan semut aja), jika kita fokus kembali (ikuti jalan nafas) nafas akan sangat nyaman. Salah satu faktor kemajuan kayak ne guys (pengalaman gw), panjang kalau diceritakan.
1. tubuh terasa seakan sedang menyamping atau seakan bagian atas seakan tiduran (namun sadar objek ada di tengah/tubuh sedang duduk). disini lo harus mengabaikan hal ini, harus fokus ke objek.
2. muncul piti 'kegiuran' (ini kata para sepuh, udah maju banget). Kegiuran itu gan, banyak yang gak ngerti, kegiuran seperti ini gan, u coba gogok-gosok tangan/kaki lo ke kasur, atau u gosok-gosok ke celana lo (yang tangannya berair tau itu) :))), lo akan dapat sensasi, tu namanya piti 'kegiuran'. Nah, ketika lo bisa dapat itu tanpa lo gosok-gosok, tu meditasi lo da maju, tapi ingat! fokus ke objek.
3. nafas semakin kencang seakan nafas lo dipompa (serius, bukan sekedar kata). Biasanya lo bakalan ketakutan (terutama pemula). semakin lo fokus, nafas akan semakin tenang n nyaman.
4. tubuh lo seakan kosong atau lo seakan beterbangan di angkasa kayak astronot (ini paling susah plus yang paling nyaman)
5. bulu roma naik (gw sekali aja pernah, coz gw kira digelitik hantu :)) :)), langsung buka mata deh)

kira-kira itu yang pernah gw alami, biasanya sekali meditasi dapat di antara satu itu (itu pun susah banget, lucky lucky-an karena gw bukan meditator)

bagi pemula, kendala yang saya alami seperti ini gan:
1. tubuh kerap kali gatal. panyebabnya karena belum terbiasa duduk manis :)) :)) tapi, seminggu da ilang ra, klo lo rutin
2. 5 menit terasa sehari. saran: jangan lihat jam :))gw lihat terus selama berbulan-bulan :)) :))
3. takut hantu  :)) :)) :)) yang ini harus dihilangkan, terlalu banyak nonton tv gan
4. mengharap-harap jadi superman (bisa terbang, ilang, dll) :)) :)) :)) ini masalah besar
5. ngantuk
6. kaki kejang, tubuh kejang. harus rileks gan


gw sejak pertama meditasi sudah meditasi lotus gan, caranya:
1. duduk santai, duduk bersila dengan satu kaki menindih selama 5 menit (gw sekali aja lakukan hal ini)
2. hajar! kaki kedua menindih satu sama lain
3. tahankan risiko (kaki kejang saat lepas/gak lepas makin akittt :'( :'()
4. luruskan kaki (ini hal yang paling menyakitkan setelah meditasi lotus). untuk itu, lakukan tips ini: setelah kedua kaki diluruskan, kedua tangan diletakkan di atas kedua lutut (bukan di lututnya, tapi bagian atas [paha]). Diletakkan saja, letakkan seakan memegangnya dan sakit pun berkurang

kira-kira begini ra meditasi saya, yang gak maju-maju:)) :)) :)) :)) :))

saya hanya bisa 30 menit (minimal 15 menit) sekali meditasi. Seumur idup gak pernah sejam, sekali pernah 50 menit (lebih), tapi kaki kejang  ^:)^ ^:)^


biasakan rutin meditasi di pagi/sebelum tidur (atau sebelum tidur habis sikat gigi). Ini waktu yang paling tepat untuk umat awam. Bisa 15 menit per hari sudah lumayan gan. Walaupun tidak ada hasil (kyk superman) setidaknya pikiran kita telah dilatih untuk lebih tenang, terutama dalam menghadapi masalah.

Beberapa manfaat yang gw peroleh gan:
1. lebih berpikir logis (takhayul mulai lenyap)
2. badan jadi jarang sakit (bahkan penyakit bisa ilang, terutama sakit kepala)
3. lebih sabar (ketika ada masalah, kita bisa duduk meditasi sambil memikirkan masalah tersebut dengan nyaman)
4. kadang kala, pikiran baik bisa muncul dengan sendirinya (memecahkan masalah keragu-raguan, terutama saat bingung akan Dhamma/tidak paham)
5. menyehatkan tubuh, dll.

manfaat meditasi tidur:
1. tidur siang jadi sebentar (5 menit terasa satu jam)
2. kalau lelah, meditasi tidur walau dilakukan 5 menit hingga 10 menit, dengan sendirinya akan bangun dengan tubuh bugar (5 menit  seakan sejam)
3. begitu bangun, tubuh langsung fresh, dll.

kendala meditasi tidur:
1. sulit dilakukan saat tidur malam (oleh karena itu, latihlah beberapa kali, ketika tubuh Anda lelah, Anda bisa meditasi tidur)
2. tubuh terasa tidak nyaman (pemula).
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline RetjaPentung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Eat Simple - Live Simple - Die Simple
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #17 on: 18 October 2017, 12:02:02 AM »
Dari pengalaman saya, saya sangat yakin bahwa anda sempat masuk dalam faktor jhana Vitaka.
Saya bermeditasi anapanasati, dan pernah mengalami kejadian yang mirip-mirip yang anda rasakan.
Seakan "tersedot" dalam suatu keheningan, semua suara menjadi seperti hanya pada "background", ada tapi tidak kentara dan tidak mengganggu.
Pikiran sangat fokus, indera sangat tajam. Bahkan saya bisa mendengar suara pembicaraan tetangga, yang mana biasanya tidak terdengar.

Pada satu kesempatan retret MMD, pernah saya tanyakan pada Romo Hudoyo, dan menurut pendapat Romo, itu adalah Vitaka.

Vitaka adalah awal dari meditasi yang mendalam, karena Vitaka Dan setelahnya Vicara adalah awal dari Uggaha nimitta.

Namun, setelah mencapai Vitaka, biasanya para pemeditasi akan mengalami stuck alias sulit kembali mencapai vitaka pada sesi-sesi berikutnya.
Hal ini dikarenakan si "aku" terus-terus berekspektasi untuk mengalami hal tersebut lagi.
Pada pengalaman pertama, karena belum pernah mengalami, vitaka dicapai tanpa ada "persiapan", alias batin tidak mengoceh.
Sedangkan pada sesi berikutnya, batin cenderung berceloteh "ini dia"... yang berarti si "aku" yang harus pasif telah ikut campur.
Maka ketika akan memasuki vitaka, celoteh batin "ini dia" memutus konsentrasi dari obyek (walau hanya sepersekian detik).

Ya, its suck!
Tapi memang demikianlah susahnya meditasi.

Lalu bagaimana?
Apakah selamanya tidak akan bisa kembali mencapai tahap vitaka tersebut?
Sulit bukan berarti tidak bisa.

Menurut aku, teruslah berusaha, teruslah bermeditasi dengan durasi sepanjang mungkin.
kadang memang akan membuat kita sebal, duduk berjam-jam tapi koq seakan ga ada hasilnya.
Tetaplah duduk bermeditasi. Walau tidak memasuki vitaka, tidak ada kemajuan, minimal kamu mempertahankan apa yang sudah kamu capai, yakni ketahanan fisik dan mental untuk mampu duduk sekian lama bermeditasi.
Jika kamu kendor, lalu meninggalkan meditasi, kelak bila kamu kembali bermeditasi, kamu akan harus memulai lagi melatih kemampuan untuk duduk sekian lama.

Menurut aku lagi, dengan membiasakan duduk meditasi dan memperpanjang durasi meditasi kita, walau tanpa hasil yang kita "harapkan", lama-lama kita akan mengabaikan harapan kita tersebut. Kita akan terbiasa. Kita tidak lagi berekspektasi, dan mungkin pada satu ketika kita kembali "tersedot" kembali tanpa sempat kita berekspektasi dan berceloteh "ini dia".

BTW, kalau ada retret yang bilang bisa mencapai jhana dalam waktu 7 hari, 10 hari, 1 bulan, gak usah dipercaya.
Meditasi yang memiliki tenggat/target waktu adalah bukan meditasi.
Hanya seorang Dhammiko

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #18 on: 18 October 2017, 09:42:42 AM »
meditasi bisa dicapai dalam 7 hari atau paling cepat 3 minggu kalau jadi petapa.
Umat awam biasanya berpuluhan tahun. Bahkan ada bhikkhu yang butuh 20 tahunan, jadi umat awam harus rutin meditasi.

jika di kehidupan lampau pernah meditasi dan masih kuat, sekali pandang objek akan langsung terserap, jika lebih lemah dari itu, seminggu (7 hari) bisa mencapainya, atau jika lebih lemah dari itu, 3 minggu bisa dicapai. Seperti anak kecil yang berbakat menggambar, nyanyi, ia akan langsung mahir dalam hal demikian, tetapi beberapa perlu latihan yang lama.

Kalau mendengar suara tetangga, itu juga pernah saya alami (suara bisikan), menurut saya itu cuman bunyi suara sekitar saja yang mulai masuk ke telinga karena "kita sudah mulai fokus". Kunci meditasi adalah "pelepasan". Melepaskan semuanya, baik pekerjaan maupun keinginan, terutama lima utas kenikmatan atau dengan kata lain, harus rutin mempelajari 5 rintangan dan persepsi cahaya. Tapi, ya tetap saja, menurut saya, guru meditasi sangat diperlukan
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline RetjaPentung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Eat Simple - Live Simple - Die Simple
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #19 on: 18 October 2017, 06:44:48 PM »
meditasi bisa dicapai dalam 7 hari atau paling cepat 3 minggu kalau jadi petapa.
Umat awam biasanya berpuluhan tahun. Bahkan ada bhikkhu yang butuh 20 tahunan, jadi umat awam harus rutin meditasi.
Setiap pertapa, pada awalnya juga adalah seorag pemula.
Kan seseorang tidak mendadak menjadi pertapa.

BTW, meditasi bukan pencapaian, tetapi adalah "kegiatan".

jika di kehidupan lampau pernah meditasi dan masih kuat, sekali pandang objek akan langsung terserap, jika lebih lemah dari itu, seminggu (7 hari) bisa mencapainya, atau jika lebih lemah dari itu, 3 minggu bisa dicapai. Seperti anak kecil yang berbakat menggambar, nyanyi, ia akan langsung mahir dalam hal demikian, tetapi beberapa perlu latihan yang lama.
Tentu kita tidak bicara soal "simpanan" di kehidupan lalu. Itu sesuatu yang kita tidak bisa ketahui saat ini.
Kita hanya bisa menyimpulkan berdasarkan apa yang terjadi saat ini. Berapa banyak orang yang mampu menggapai samadhi hanya dalam kurun waktu 7 hari, mengingat untuk duduk selama 1 jam saja banyak yang tidak mampu.

Kalau mendengar suara tetangga, itu juga pernah saya alami (suara bisikan), menurut saya itu cuman bunyi suara sekitar saja yang mulai masuk ke telinga karena "kita sudah mulai fokus". Kunci meditasi adalah "pelepasan". Melepaskan semuanya, baik pekerjaan maupun keinginan, terutama lima utas kenikmatan atau dengan kata lain, harus rutin mempelajari 5 rintangan dan persepsi cahaya. Tapi, ya tetap saja, menurut saya, guru meditasi sangat diperlukan

Ketika konsentrasi sudah sangat kuat, pikiran akan sangat terfokus, sehingga segala kebisingan disekitar akan tersingkirkan ke "background".
Suara-suara bising itu ada di sekitar, tapi hanya di latar belakang, tidak mengganggu.
Dalam kondisi seperti ini, seorang pemeditasi tidak lagi menyadari waktu, dan karenanya tidak akan terasa bahwa dia telah duduk bermeditasi selama berjam-jam.


Hanya seorang Dhammiko

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #20 on: 19 October 2017, 09:04:26 AM »
ada sebab ada akibat. karena di kehidupan lampau seseorang prnh meditasi dengan baik, ia akan menggapainya dengan cepat. Kita memang tidak bicara kehidupan lampau, akan tetapi segala sesuatu adalah saling bergantungan, kita membawa hasil kamma lampau masing-masing. Oleh karena itu, jika seseorang tidak mantap dalam meditasi selama 3 minggu, ia harus rutin meditasi. Namun, kalau ia bisa mencapai tidak lebih dari 3 minggu atau sedikit lebih lama (baik pencapain meditasi maupun objek perenungan seperti Buddha, Dhamma, Sangha, perilaku baik, dll.) maka penyebabnya adalah di kelahiran sebelumnya ia sudah fasih dalam meditasi.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pengalaman meditasi objek api/lilin
« Reply #21 on: 19 October 2017, 09:08:47 AM »
gw kira cuman gw yang gak mampu duduk sejam, ternyata banyak :)) :))
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

 

anything