dulu pernah dibahas tentang
apakah arahat mampu mengetahui tingkat kesucian arahat,anagami,sakadagami,sotapanna.
jawabannya kebanyakan merujuk pada sutta dimana Sariputta tidak mengetahui tingkat kesucian lawan bicara-nya
( saya lupa namanya yang jelas membahas tentang kereta, dan lawan bicara Sariputta adalah arahat juga. )
Thera tersebut adalah Punna Mantaniputta, Savaka paling unggul dalam berkhotbah. Kisahnya ada di Rathavinita Sutta.
ada beberapa bikkhu saat ini mengatakan sebaliknya, bahwa seorang arahat dapat mengetahui tingkat kesucian seseorang.
dan alasan bikkhu Sariputta tidak mengetahui, karena Sariputta belum masuk ke dalam jhana pada waktu itu.
dimana syarat bikkhu arahat untuk mengetahui harus memasuki jhana 4, persis dimana dalam RAPB dikatakan jika seorang arahat ingin membuat sebuah ke-ajaiban.
Sepertinya tidak metode yang pasti untuk mengetahui kesucian seseorang, kecuali dengan kemampuan seorang Samma Sambuddha.
Secara umum, memang dengan memasuki Jhana IV dan mengembangkan kekuatan membaca pikiran orang lain, bisa diketahui apakah seseorang masih memiliki pikiran-pikiran yang terbelenggu atau tidak.
Ada juga kisah lain di mana Thera Maha Abhaya yang ingin mengetahui kesucian seorang bhikkhu, ia menyuruh seorang Samanera menyelam ke sungai dan memegang kaki bhikkhu itu sewaktu ia mandi. Maha Abhaya kemudian melihat reaksi bhikkhu tersebut dan mengetahui bahwa bhikkhu itu masihlah seorang Puthujjana.
hal ini se-jalan dimana sebuah pertemuan antara bikkhu sangha, SangBuddha terdiam dan menyatakan "pertemuan ini tercemar"
dan YM monggalana dengan kemampuannya mencari orang tsb(bikkhu)
Kisah dari Uposatha Sutta ini, merujuk bukan pada kekotoran yang adalah "bukan Arahat", tetapi kekotoran pikiran seorang bhikkhu yang memasuki Sangha bukan untuk menjalankan ajaran Buddha, melainkan untuk kepentingan pribadi.
juga dimana se-waktu sidang sangha, Ananda belum mencapai kesucian arahat, seorang bikkhu sangha mengatakan "ada kotoran disini" ini sekaligus memperkuat pernyataan bahwa "arahat mampu mengetahui tingkat kesucian orang lain"
Sebelum sidang Sangha, Ananda sudah mencapai Arahatta. Ketika ia memasuki tempat sidang, ia sengaja masuk ke dalam bumi, dan muncul di dalam ruang sidang (sumber lain menyebutkan bahwa ia melakukan perjalanan antar ruang dan tiba-tiba muncul di tempat duduknya), sehingga para anggota sidang mengetahui pencapaiannya.
Memang kesaktian tersebut bukan cuma milik para Arahat, tetapi biasanya kesaktian itu dikembangkan bukan hanya dalam 1 malam. Berbeda dengan pencerahan Arahatta yang disertai enam kemampuan bathin, yang memang bisa "tiba-tiba sakti", karena memang sudah tidak ada penghalang dalam pikiran para Arahat tersebut. Karena mereka tahu Ananda biasanya tidak punya kesaktian apa pun (kecuali daya ingatnya yang luar biasa, kalo boleh disebut 'kesaktian') tiba-tiba bisa melakukan itu, maka mereka pun mengetahui bahwa Ananda telah menjadi Arahat.
Jadi sepertinya memang tidak ada metoda yang pasti dalam mengenali kesucian orang lain. Mungkin bagi orang yang dekat atau sering membimbing, seperti Maha Kassapa yang sering membimbing Ananda, lebih memungkinkan untuk mengenal kemajuan (dan kemunduran) orang lain. Selain itu, sepertinya hanya seorang Samma Sambuddha yang bisa tahu hal itu.