//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)  (Read 20783 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« on: 13 February 2010, 03:49:28 PM »
TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)

Rakyat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, sejak dahulu memeluk agama yang berbeda-beda. Tantrayana adalah suatu aliran atau sekte yang pada masa lampau pernah cukup banyak pemeluknya dan berkembang luas di Indonesia; bahkan raja Kertanegara dari kerajaan Singasari adalah seorang penganut yang taat dari agama Budha Tantra.

Raja Kertanegara dari kerajaan Singasari di Jawa Timur adalah seorang raja yang sangat taat melaksanakan ajaran Tantrayana. Beliau hidup berpesta pora di dalam istana bersama-sama dengan mentri-mentri dan para pendeta terkemuka. Bahkan ketika Singasari diserbu oleh pasukan kerajaan Kediri pun mereka sedang mengadakan pesta pora, tetapi upacara pesta pora, makan minum besar-besaran tersebut bukan sebagai pesta biasa, melainkan raja bersama para mentri dan pendeta itu sedang melakukan upacara-upacara Tantrayana (Soekmono, 1959 : 60).

Untuk mengungkapkan perkembangan Tantrayana di Bali maka uraian tidak bisa lepas dari hubungan Bali dengan Jawa Timur, yang dimulai dengan perkimpoian raja Dharma Udayana Warmadewa di Bali dengan seorang putri raja Jawa Timur yang bernama Sri Gunapriyadharmapatni. Beliau adalah putri Makutawangsawardhana, sedangkan Makutawangsawardhana adalah cucu raja Sindok. Pada masa pemerintahan Raja Sindok di Jawa Timur Tantrayana telah berkembang. Pada waktu itu telah disusun kitab Sang Hyang Kamahayanikan yang menguraikan soal-soal ajaran dan ibadah agama Budha Tantra. Kemungkinan bahwa Sri Gunapriyadharmapatni atau Mahendradhatta pun telah terpengaruh oleh aliran itu di tempat asalnya di Jawa timur, sebab di Bali jaman pemerintahan raja Dharma Udayana Warmadewa dan Gunapriyadharmapatni merupakan jaman hidup suburnya perkembangan ilmu-ilmu gaib. Cerita Calon Arang yang sangat terkenal di Bali dihubungkan dengan kehidupan Mahendradhatta. Di dalam Lontar Calon arang ada diuraikan bagaimana memuja Hyang Bhairawi atau Dewi Durga untuk mendatangkan wabah penyakit di dalam negeri Kerajaan Airlangga. Calon arang dan muridnya menari-nari di atas mayat-mayat yang telah dihidupkan kembali untuk persembahan Dewi Durga sebagai korban agar semua kehendaknya bisa dikabulkan. Cara-cara seperti itu adalah hal yang biasa di dalam Tantrayana.

Permaisuri Mahendradhatta mangkat lebih dahulu dari raja Udayana dan didharmakan di Burwan, Kutri, Gianyar. Di tempat itu beliau diwujudkan dalam bentuk arca besar Durgamahisasuramardhini. Arca itu merupakan Bhatari Durga yang sedang membunuh asura (setan) yang berada pada badan seekor kerbau besar (Goris, 1048 : 6). Arca itu menguatkan dugaan orang bahwa Mahendradhatta sebagai penganut ajaran-ajaran ilmu gaib dan Dewi Durgalah yang menganugerahi kesaktian (Shastri, 1963 : 49). Kendatipun dalam cerita calon arang banyak keadaan yang bercampur baur dan keliru, tapi mungkin ada dasar-dasarnya yang benar bahwa Mahendradhatta dilukiskan sebagai Calon Arang (Goris, 1948 : 7). Dengan demikian maka kemungkinan pada sekitar abad X Tantrayana telah berkembang di Bali.

Kemudian pada sekitar abad XIII di Jawa Timur memerintah raja Kertanegara sebagai raja terakhir kerajaan Singasari. Raja ini terkenal dalam ilmu politik luar negerinya ingin meluaskan daerah kekuasaannya ke Barat sampai ke Bali. Menurut kitab Negarakertagama raja Kertagama pada tahun 1280 masehi membunuh orang jahat yang bernama Mahisa Rangkah dan selanjutnya dikatakan bahwa pada tahun 1284 beliau telah menyerang Bali dan rajanya ditawan (Krom, 1956 : 188). Hal itu tercantum dalam kitab Negarakertagama di katakana sebagai berikut :

Tahun saka : yama sunti hari baginda raja membrantas penjahat Mahisa Rangga, karena jahat tingkah lakunya dibenci seluruh negara. Tahun saka : badan-badan langit hari kirim utusan untuk menghancurkan Bali setelah kalah rajanya menghadap baginda sebagai orang tawanan (Prapanca, 1953 : 38).

Sayang sekali di dalam buku Negarakertagama itu tidak ada disebutkan nama raja Bali itu. Prasastinya hingga kini belum ditemukan di Bali, sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui nama-nama raja di Bali pada waktu itu. Dr. R. Goris di dalam kitabnya Sejarah Bali Kuna (1948) menyebutkan bahwa ada dua buah prasasti yang berangka tahun caka 1218 dan caka 1222, yang tidak menyebutkan nama raja, tetapi banyak menyebutkan nama “Raja Patih” yakni Kebo Parud. Nama-nama dan pangkat mentri lainnya juga bercorak Jawa seperti mentri-mentri kerajaan Singasari.

Prasasti pertama yang dikeluarkan oleh Kebo Parud berangka tahun caka 1218 berisikan persoalan dan kebengisan. Patih di dalam prasasti itu dikenal sebagai “Mwang Ida Raja Patih I mekakasir Kebo Parud” (Goris, 1948 : 11). Berdasarkan nama patih itu dan isi prasasti ternyata patih itu seorang pegawai negara yang berasal dari Jawa Timur. Nama semacam itu di Kerajaan Singasari sering dipakai sebagai nama patih raja Kertanegara antara lain Patih Kebo Arema dan Raganatha, Patih Kebo Tengah atau Aragani. Kemungkinan Patih Kebo Parud bertugas sebagai seorang Gubernur atau semacam itu yang mewakili pemeritah Singasari di Bali. Prasasti lainnya dari Kebo Parud berangka tahun caka 1222 yang menguraikan tentang desa Sukawati yang terletak di perbatasan Min Balingkang. Dalam prasasti ini terdapat kata-kata ; Mpukwing, Dharma Anyar, Mpukwing istana raja, Mpukwing dewa istana. Agama yang dianut Patih Kebo Parud rupa-rupanya adalah Tantrayana. Dalam prasasti-prasastinya pun tidak terdapat sapatha yang ditujukan kepada Maha Rsi Agastya, sering terdapat dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Bali yang dikeluarkan lebih dahulu.

Pada sekitar abad ke XIII di kerajaan Singasari Jawa Timur memang sedang berkembang bahkan menjadi pusat alian Tantrayana dan sebagai pemimpinnya adalah raja Kertanegara sendiri yang memerintah tahun 1268 – 1292.

Dari jaman Kebo Parud di Bali, didaerah Pejeng didapatkan sebuah arca Bhaiwara. Arca itu tingginya 360 cm dengan bentuk badannya yang besar dan tegap, berdiri di atas mayat manusia. Bentuknya yang demikian menunjukkan dewa Siwa dalam keadaan marah (krodha). Arca di tempatkan pada satu bangunan yang disebut Pelinggih Bhatara Siwa Bhairawa. Bentuk arca itu serupa dengan arca Bhairawa di Singasari. Kemungkinan besar bahwa latihan-latihan Tantrayana dilakukan pula pada masa pemerintahan pegawai-pegawai kerajaan Singasari di Bali. Arca Bhairawa yang terdapat di daerah Pejeng itu disimpan di daerah Pura Kebo Edan. Sebutan Siwa Bhairawa oleh penduduk di sekitar pura itu menunjukkan bahwa arca itu adalah sebuah arca yang dibuat oleh para penganut Tantrayana untuk kepentingan upacara-upacara kepercayaan.

Selain arca Siwa Bhairawa tersebut di atas, di halaman pura Kebo Edan terdapat pula arca-arca raksasa. Satu arca itu ditempatkan pada satu bangunan kecil di muka sebelah kanan arca Siwa Bhairawa, sedangkan satu lagi ditempatkan pada satu bangunan di sebut Pelinggih Bhatara Kebo Edan. Kedua arca raksasa masing-masing tangannya membawa mangkok-mangkok darah yang dihiasi dengan hiasan-hiasan tengkorak. arca-arca itu dalam sikap berdiri, roman mukanya sangat mengerikan dengan mata melotot. Demikian pula seluruh kepala dan lehernya dihiasi dengan rangkaian tengkorak, sambil mengisap darah musuhnya dari mangkok darah yang dibawanya. Telinganya menggunakan anting-anting dengan hiasan tengkorak pula. Kedua arca itu mempunyai tinggi sama yaitu 130 cm.

Arca-arca tersebut di atas mengingatkan akan nama Chakrachakra yaitu sebuah arca Bhairawa di candi Singasari, Jawa Timur, yang tingginya 167 cm. Arca itu duduk di atas seekor anjing atau Srigala dalam keadaan telanjang bulat dengan hiasan-hiasan tengkorak dan kepala-kepala manusia pada seluruh badannya. Atribut pada tangan arca ialah sebuah pisau besar, trisula, gendang, dan mangkok tengkorak.

Arca serupa juga terdapat di Candi Biaro Bahal II, Padang Lawas, Batak dan Sumatra Tengah. Di tengah-tengah ruangan candi terdapat sebuah arca Heruka bersifat mengahncurkan. Wajahnya selalu membayangkan sifat merusak dan lebih hebat lagi terlihat pada saat dewa kejam itu sedang dalam puncak kemarahannya. Demikianlah pada jaman itu di candi Biaro Bahal itu telah diadakan upacara suka ria yang melampui batas dan sangat menggemparkan dimana darah para korban di tumpahkan kedalam sungai. Dewa menari-nari di atas mayat manusia. Atribut arca Heruka ialah wajra atau kilap disertai petir pada tangan kanan, mangkuk tengkorak pada tangan kiri, tangkai katwanggu (Trisula dihiasi dengan tengkorak-tengkorak, kepala manusia dan sebagainya) menekan pada badannya. Tengkorak-tengkorak menghiasi kepala dan badannya. Keajaiban seperti itu dalam upacara-upacara Tantrayana adalah biasa dan merupakan keharusan disertai dengan tertawa yang hebat, hal itu dipahatkan dalam salah satu prasasti di Padang Lawas : ha - ha - ha - ha - ha - hum hu - hu - he - hai hohu- aha - ha - om ah hum. Demikianlah gelak tertawa yang terpahat pada sebuah prasasti.

Dengan demikian rupanya pembuatan arca-arca Siwa Bhairawa dengan sikpanya yang dahsyat dan garang serta menari-nari di atas mayat manusia. Juga arca-arca raksasa yang membawa mangkuk-mangkuk darah sambil menghisap darah dari dalam mangkuk-mangkuk darah serta kerbau gila di pura Kebo Edan, kemungkinan besar dibuat adalah dalam hubungan kepentingan melakukan upacara Tantrayana. Demikianlah pada sekitar abad XIII Tantrayana Siwa Tantra atau Siwa Bhairawa berkembang luas di Bali.

Jadi Tantrayana pernah berkembang luas di Indonesia khususnya di Bali dalam bentuknya Siwa Tantra atau lebih dikenal dengan Siwa Bhairawa. Perkembangannya telah mulai terlihat sejak pemeritahan raja Dharma Udayana Warmadewa yang didampingi permaisurinya Mahendradhatta pada lebih kurang abad X. Dalam hal ini Mahendradhatta sebagai Calon Arang atau Rangda ing girah bersama murid-muridnya sebagai penganut Tantrayana memuja Dewi Durga untuk mendapatkan ilmu gaib, kesaktian agar terkabul segala kehendaknya.

« Last Edit: 15 February 2010, 02:16:38 AM by Edward »

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #1 on: 13 February 2010, 03:49:38 PM »
Pada sekitar abad ke XIII pada jaman Kebo Parud di Bali Tantrayana juga dilaksanakan dengan tekun oleh Kebo Parud dan pegawai-pegawai Singasari lainnya yang bertugas di Bali pada saat itu.

Selanjutnya sesudah abad ke XIV tidak terdapat bukti-bukti lagi mengenai perkembangan Tantrayana itu. Kemungkinan bahwa setelah mengalami perkembangan yang meluas baik di Jawa, Sumatra, maupun di Bali, maka Tantrayana setelah abad XIV mengalami kemunduran. Sebab-sebab kemundurannya itu mungkin pula disebabkan oleh kemajuan cara berpikir manusia sehingga orang-orang menyadari bahwa arca-arca yang demikian atau sama sekali tidak sesuai dengan kemajuan jaman selanjutnya. Banyak upacara-upacara Tantrayana itu yang sangat bertentangan dengan kesopanan, tata susila, kemanusiaan dan hal yang tidak pantas dilakukan oleh orang biasa.

Lebih-lebih lagi pada saat sekarang dalam hal ini Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, maka cara-cara 5 ma dan lainnya dari Tantrayana tidak sesuai dengan dasar negara Pancasila dan kepribadian bangsa Indonesia. Sudah sepantasnya Tantrayana pada akhirnya lenyap dari bumi Indonesia karena cara-cara pelaksanannya upacara Tantrayana itu terlalu bebas memberi kesempatan bagi setiap orang untuk memenuhi nafsu keduniawian dengan 5 ma-nya. Kemungkinan para penganut Tantrayana itu memang melaksanakan 5 ma itu dengan penuh kesadaran dan tujuan untuk menyatukan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), sehingga melakukan 5 ma itu bukanlah merupakan nafsu dan kenikmatan duniawi. Tetapi cara-cara itu sangatlah sukar bisa dilaksanakan bagi orang biasa.

Demikianlah akhirnya Tantrayana itu tidak ada lagi sisa pemeluknya khususnya baik di Bali maupun di Jawa dan Sumatra.

Namun dalam beberapa hal faham Tantra hingga kini masih terlihat pengaruhnya, di Bali baik di bidang kesusastraan maupun seni pengaruh Tantrayana masih terlihat. Cerita calon arang, cerita yang sangat terkenal dan masih tetap semangat digemari oleh masyarakat Bali. Cerita calon arang melukiskan pertentangan antara raja Airlangga dengan para pengikut ilmu gaib dari aliran Tantrayana. Cerita ini hingga sekarang masih dilakonkan dalam bentuk seni tari. Mungkin banyak yang sangat terkenal dan masih ada di Bali sekarang merupakan sisa-sisa pengaruh Tantrayana yang masih terlihat sampai sekarang ialah sengguhu di Bali mempergunakan atribut kalachakra : sangku putih, genderang tangan dan genta (atribut menari dari Siwa Bhairawa) tergantung di atas sebuah chakra dengan sebuah pegangan atau tangkai garuda.

Apabila kita perhatikan dan kita amati secara lebih mendalam lagi pada buku Panca Yadnya khususnya mengenai upacara Bhuta Yadnya. Bahwa Bhuta Yadnya yang tidak lain adalah korban kepada Bhutakala, adalah bersumber dari ajaran keagamaan Tantrayana. Tantrayana termasuk sekta atau saktiisme, karena yang dijadikan objek persembahannya adalah sakti. Sakti dilukiskan sebagai Dewi sumber kekuatan atau tenaga. Sakti adalah simbol dari bala atau kekuatan (Sakti is the symbol of Bala or strength) (Das Gupta, 1955 : 100). Dalam sisi lain sakti juga disamakan dengan energi atau kala (This sakti or energi is also regarded as “kala” or time) (Das Gupta, ibid).

Dengan demikian Saktiisme sama dengan kalaisme. sekte keagamaan kalaisme disebut juga Kalamuka atau kalikas dan disebut juga Kapalikas. Sekte ini sejenis dengan aliran bhairawa atau Tantrayana kiri. Pengikut dari sekte ini di India kebanyakan dari suku Dravida, penduduk asli India, dari pendekatan Antropologi budaya, kepercayaan sejenis ini disebut Dynamisme.

Oleh karena pengikut sekte ini kebanyakan penduduk asli India maka juga disebut Sudra Kapalikas. Pengikut ini tidak percaya kepada sistem kasta dan pengikut ini selalu melaksanakan Panca Ma sebagai bagian dari pelaksanaan ritual mereka. Panca Ma ( 5 ma) itu adalah : makan daging (mamsa), makan ikan (matsya), minum-minuman keras (mada), mudra (melakukan gerak tangan), mythuna (mengadakan hubungan cinta yang berlebih-lebihan). Ajaran ini hanya bersifat pemuasan nafsu dan dikucilkan dari Weda. Aliran ini memuja Dewi sebagai ibu, baik Bhairawi, Ibu Durga maupun Kali. Mereka adalah super matrial power.

Ibu Durga atau Bhairawi inilah yang melahirkan para bhuta-bhuti dengan kekayaan yoganya. Perihal penciptaan ini banyak diuraikan dalam berbagai lontar yang bersifat Tantrayana di Bali.

Tapi dalam Dharma Sastra, para bhutakala ini yang termasuk golongan Sadya adalah diciptakan oleh Brahman. Golongan Sadya itu terdiri dari makhluk astral yang tingkatannya lebih rendah dari Dewa-dewa, mereka mempunyai sifat bermacam-macam. Menurut Manawa Dharma Sastra III. 196, golongan Sadya ini terdiri dari berbagai jenis Daitya, Danawa, Raksasa, Yaksa, Randharwa, Naga, Suparna dan Kimnara.

Daitya, Danawa, Raksasa, Yaksa dan makhluk astral rendahan lainnya seperti peri, setan, jin dan lain-lain adalah tergolong bhuta-bhutani. Semua golongan ini termasuk tingkat sadya yang diciptakan oleh Brahman.

Bhuta-bhutani yang disebut-sebut dalam sastra mempunyai sifat krodha yang artinya marah. Kelompok ini sebagai makhluk astral sangatlah ditakuti, karena sifatnya menganggu.

Raksasa adalah sejenis bhuta pula, termasuk didalamnya adalah Yaksa, Naga, Yatudhana dan Pisaca, kelompok ini juga disebut Krodhawangsa. Kelompok ini biasanya diberi tugas sebagai pelindung atau penjaga pintu sorga atau neraka termasuk kawah. Ceritera tentang kelompok raksasa ini banyak kita jumpai dalam ceritera Mahabharata.

Yatudhana dan Panlastya adalah sejenis raksasa pula, karena kesaktiannya dapat memperlihatkan dirinya sesuai dengan kemauannya.

Paisaca adalah raksasa pula, tapi ukurannya lebih kecil dan sifatnya adalah mengganggu dan pemarah.

Asura adalah kelompok makhluk astral yang sifatnya bertentangan dengan dewa-dewa. Sifatnya sama pula dengan raksasa. Kelompok asura ini antara lain Danawa dan Aditya.

Setan adalah kelompok makhluk astral yang tingkatannya lebih rendah dari makhluk astra di atas. Mereka tergolong bhuta juga. Dalam Atharwa Weda dikenal nama-nama setan seperti setan golongan Sadhanwa, setan sebagai pisaci yang dinamakan magundi. Mereka adalah pengganggu keharmonisan atau ketentraman di dunia ini, oleh karena itu harus diusir dengan doa-doa yang berseranakan jimat (lihat Atharwa Weda, Sukta IX, hal. 51).

Dalam lontar Bhumi Kamulan menguraikan bahwa Siwa sebagai Tuhan, menurunkan Korsika, Gargha, Maitri dan Kurusya. Keempat putra ini disuruh menciptakan alam semesta, tapi tidak mau maka ia dikutukNya menjadi bhutakala, lalu diciptakanlah Pratanjala ia sanggup menciptakan dunia beserta isinya. Mula-mula tercipta para dewa-dewa, widyadhara-widyadhari, gandharwa, Kim nara semua ini makhluk halus yang bertabiat kasar seperti raksasa, danawa, pisaca, daitya, semuanya makhluk halus yang menyeramkan. Berikutnya sampailah diciptakan makhluk halus yang terendah yaitu jin, setan, bragala, memedi, tonye dan lain-lainnya berupa jenis bhuta yang memenuhi ruang dan waktu. Di lain pihak sang pencipta (Dewi Uma) tanpa disadari telah berubah wujud menjadi aheng, bertaring, berambut gimbal, tubuh dan mulutnya membesar. Demikianlah Uma telah berubah menjadi Durga. Melihat Uma menjadi Durga maka Pretanjalapun merubah dirinya kedalam wujud ganas, aheng (angker) yang disebut Mahakala. Semua makhluk halus, kasar, aheng dan angker ciptaanNya menjadi bawahannya. Mereka tinggal ditempat-tempat yang angker dan menyeramkan seperti pada jurang, pangkung, hutan, setra dan sebagainya. Para bhuta makhluk halus terendah menempati tempat-tempat yang kotor, aliran air, tempat sampah-sampah dan sebagainya.

Durga Mahakala dengan Vadvanya ini lalu menjadi ancaman terhadap dunia ini. Ia menimbulkan penyakit, membunuh makhluk seisi dunia ini maka sorgapun menjadi gentar. Oleh karena itu diperintahkan turun Dewa Brahma, Wisnu dan Iswara, untuk membersihkan alam ini, dan menyucikan kembali Dirga Mahakala agar kembali menjadi somya, lalu Brahma menjadi Rsi, Wisnu menjadi Bujangga Waisnawa dan Iswara menjadi Pedanda, ketiga ini di sebuat Trisadhaka.

Demikianlah uraian lontar Bumi Kamulan atau Bhumi Sivagama menguraikan sebagai berikut. Karena kesalahan Dewi Uma, maka Bhatara Guru mengutukNya, lalu ia turun ke dunia menjadi Durga dalam wujud lima durga, yaitu Sri Durga berkedudukan di Timur, Raji Durga berkedudukan di Utara, Suksmi Durga berkedudukan di Barat dan Dahri Durga berkedudukan di Selatan dan Dewi Durga berkedudukan di Tengah.

Sri Durga beryoga menciptakan Kalika-kaliki, Yaksa-yaksi, Bhuta Dengen. Rajiyoga beryoga mengadakan Jin, Setan, Bragala-bragali, Bebai dan segala jenis penyakit. Dhari Duga lalu mengadakan Sangbhuta Kapiragan, Suksmi Durga mengadakan Kamala-kamali, Kala Sweta dan lain-lain. Sedangkan Dewi Durga beryoga mengadakan Panca Bhuta, yaitu : Bhuta Janggitan, Bhuta Langkiir, Lembu Kere, Bhuta Iruna dan Bhuta Tiga Sakti. Melihat Uma menjadi Durga, maka Betara Guru pun mengutuk dirinya menjadi Kala Rudra. Karena sentuhan Kala Rudra ini pada diri Durga, maka terciptalah Bhuta Kala yang memenuhi ruang dan waktu. Kemudian dalam perkimpoian Kala Rudra dengan Durga lahirlah Bhatara Kala.

Dalam Lontar Pangiwa, Ratuning I Macaling di sebut-sebut adanya Sasuhunan ring tengahing samudra dengan pepatihnya I Ratu Gede mecaling. Bhatari ini juga dikenal dengan nama Ratu Kasuhun Kidul atau Nyi Roro Kidul kalau di Jawa. Di Bali Beliau inilah yang memegang kekuasaan atas makhluk halus yang menyeramkan itu, termasuk para bhutakala-bhutakali. Menjelang sasih ke enam beliau dengan Vadvanya pergi kedesa-desa yang dapat menimbulkan penyakit, baik bagi manusia maupun binatang, agar manusia, binatang dan alam lingkungannya tidak terganggu makhluk halus angker dan ciptaan Durga lainnya, maka diperlukan suatu usaha untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan mempersembahkan caru atau menyadakan pecaruan.

Perlu digarisbawahi bahwa para praktisi Tantra menyatakan bahwa tujuan utama dari Tantra adalah sama seperti tujuan Weda yaitu mencapai Tuhan dan kebenaran, pengetahuan dan kebahagiaan yang merupakan atribut dari yang absolut. Menurut Kularnawa Tantra, Veda atau Sruti adalah apa yang diingatkan untuk jaman Tretayuga. Sedangkan Purana atu epos besar yang pernah ada adalah yang menjadi bahan perbandingan untuk lebih memahami ajaran Sruti dan Smrti tadi.

Akhirnya, dinyatkan bahwa Tantra adalah ajaran yang dikhususkan untuk jaman Kaliyuga. Mereka menyatakan bahwa tidak mungkin pada jaman Kaliyuga ini, untuk melakukan ritual yang sedemikian rumit dan berbagai tirakat yang terdapat di dalam Veda, akan tetapi alternatifnya adalah melatih Tantra yoga yang akan menuntun pada tujuan yang sama dan juga sekaligus memenuhi kebutuhan manusia (Tantra, hal. 183-184).

Demikianlah sekilas mengenai Tantrayana dan perkembangannya di Indonesia.



Reog Bali dan reog Ponorogo diilhami oleh patung bodhisattva / dewa di Tantrayana

http://blackinjpn.multiply.com/journal/item/44/TANTRAYANA_..._dan_perkembangannya_di_Indonesia

http:///archive/index.php/t-108804.html

http://blackbali.blogspot.com/2008_04_01_archive.html


-------------

Silah kan tidak suka ataw benci sya. Saya cm punya tanggung jawab moril utk menunjuk kan wajah asli tibetan buddhism (Tantrayana).

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #2 on: 13 February 2010, 05:39:29 PM »
Walah2 salah satu referensinya =))

Memang isinya esek-esek makanya jadi nagabonar  :))  Tanggung jawab moralnya cuma ngesex aja sih  =)) =))

Semakin lama semakin ketahuan belangnya biar pemirsa, pe pe mi mirsa..bisa menilai..

 :))


Quote
by Nagaratana
http://blackinjpn.multiply.com/journal/item/44/TANTRAYANA_..._dan_perkembangannya_di_Indonesia

http:///archive/index.php/t-108804.html

http://blackbali.blogspot.com/2008_04_01_archive.html
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #3 on: 13 February 2010, 05:45:59 PM »
wah... menuju tekape :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #4 on: 13 February 2010, 05:50:40 PM »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #5 on: 13 February 2010, 05:52:38 PM »
Kalau buku yang namanya kitab suci, tapi ada adegan mesum-nya gimana ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #6 on: 13 February 2010, 06:09:01 PM »
Kalau buku yang namanya kitab suci, tapi ada adegan mesum-nya gimana ??

Tinggal pembacanya maunya gimana??.....kan ada isinya dsb... Orang kawin aja mo punya anak juga berbuat mesum. Apalagi kitab suci yg merupakan buku dan benda mati. Kembali ke batin masing2 menyikapi. Pelajaran agama saja pada saat saya SMP ada koq dikasi tentang sex ditunjukan lagi gambarnya...ada sex education..padahal pelajaran Agama K. ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #7 on: 13 February 2010, 08:10:31 PM »
 [at] nagaratana: sumbernya bisa di pertanggung jawabkan mas?
Samma Vayama

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #8 on: 13 February 2010, 08:12:27 PM »
Vasistha menjawab:
Di setiap komunitas ada sejumlah orang bijaksana yang disebabkan cahayanya menyinari dunia ini. semua orang berlari kesana kemari seperti bilah rumput kering yang mengambang di samudra samsara ini. Lupa diri, penghuni surga terbakar oleh api nafsu. iblis yang gelap batinnya hancur oleh musuhnya, para dewa, dan dilemparkan ke kubangan (neraka) oleh narayana. seniman surga (gandharva) bahkan tidak menghisap sedikitpun harumnya (gandha) kebijaksanaan. Mereka larut  dalam kesenangan bermusik. Penghuni surga yang dikenal sebagai vidyadhara tidak menghormati para pertapa, karena pendukung (adhara) studi (vidya). mereka penuh kesombongan. Mahluk yang dikenal sebagai yaksa menganggap diri mereka abadi dan kemudian memperlihatkan keanggunan mereka sebelum menjadi tua dan  menggoyahkan orang-orang. iblis yang dikenal sebagai raksasa hidup dalam kegelapan batin. hantu (phisaca) selamanya tertarik menekan manusia. penghuni alam bawah yang dikenal sebagai naga tidak cerdas dan lamban. iblis yang dikenal dengan nama asura seperti cacing yang tinggal di lubang di tanah. bagaimana mereka bisa mendapatkan kebijaksanaan sama sekali?

Walaupun mahluk hidup yang berpikiran sempit dan berpikiran sepele, tertarik pada hal sepele dalam kehidupan, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya mengejar nafsu-nafsu jahat. Mereka tidak berhubungan dengan sesuatu yang baik atau bijaksana sama sekali.
Mereka tergoda menjauh dari aturan, jalan dan kebijaksanaan, disebabkan nafsu dan kesombongan mereka.
Golongan manusia yang dikenal sebagai yogini (catatan: mereka yang mempraktekkan ilmu hitam) jatuh dalam lubang (pit) makan dan minum seperti orang tak berbudaya.

The supreme yoga (yoga vasistha) hal 604.
 
Dari sejarah kita tahu bahwa tantra berasal dari Hindu, dari kutipan kitab suci Hindu ini nampak bahwa Brahmana Hindu kelas atas sendiripun juga menganggap rendah yogini yang disebut praktisi ilmu hitam.  Tak heran ada cerita Calon Arang (praktisi ilmu hitam) melawan Airlangga.
« Last Edit: 13 February 2010, 08:21:05 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #9 on: 14 February 2010, 12:16:06 AM »
Kalau buku yang namanya kitab suci, tapi ada adegan mesum-nya gimana ??

Tinggal pembacanya maunya gimana??.....kan ada isinya dsb... Orang kawin aja mo punya anak juga berbuat mesum. Apalagi kitab suci yg merupakan buku dan benda mati. Kembali ke batin masing2 menyikapi. Pelajaran agama saja pada saat saya SMP ada koq dikasi tentang sex ditunjukan lagi gambarnya...ada sex education..padahal pelajaran Agama K. ;D

setuju kalau kembali ke bathin masing-masing... tapi kok rasanya bro bond begitu heboh dengan situs duniasex ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #10 on: 14 February 2010, 07:41:58 AM »
Walah2 salah satu referensinya =))

Memang isinya esek-esek makanya jadi nagabonar  :))  Tanggung jawab moralnya cuma ngesex aja sih  =)) =))

Semakin lama semakin ketahuan belangnya biar pemirsa, pe pe mi mirsa..bisa menilai..

 :))


Quote
by Nagaratana
http://blackinjpn.multiply.com/journal/item/44/TANTRAYANA_..._dan_perkembangannya_di_Indonesia

http:///archive/index.php/t-108804.html

http://blackbali.blogspot.com/2008_04_01_archive.html
Memang nya knp? Forum dunia sex tidak boleh bahas sejarah agama? dhamacitta forum agama aja juga ada membahas tentang sex.

Sebaik nya anda jangan telalu sensitif dengan kata SEX.
Begitu bukan, atau bukankah begitu??

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #11 on: 14 February 2010, 08:13:13 AM »
Kalau buku yang namanya kitab suci, tapi ada adegan mesum-nya gimana ??

Tinggal pembacanya maunya gimana??.....kan ada isinya dsb... Orang kawin aja mo punya anak juga berbuat mesum. Apalagi kitab suci yg merupakan buku dan benda mati. Kembali ke batin masing2 menyikapi. Pelajaran agama saja pada saat saya SMP ada koq dikasi tentang sex ditunjukan lagi gambarnya...ada sex education..padahal pelajaran Agama K. ;D

setuju kalau kembali ke bathin masing-masing... tapi kok rasanya bro bond begitu heboh dengan situs duniasex ?

Itu perasaan bro dilbert saja. Saya sih merasa biasa saja tuh  :) _/\_
« Last Edit: 14 February 2010, 08:44:24 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #12 on: 14 February 2010, 08:20:34 AM »
Walah2 salah satu referensinya =))

Memang isinya esek-esek makanya jadi nagabonar  :))  Tanggung jawab moralnya cuma ngesex aja sih  =)) =))

Semakin lama semakin ketahuan belangnya biar pemirsa, pe pe mi mirsa..bisa menilai..

 :))


Quote
by Nagaratana
http://blackinjpn.multiply.com/journal/item/44/TANTRAYANA_..._dan_perkembangannya_di_Indonesia

http:///archive/index.php/t-108804.html

http://blackbali.blogspot.com/2008_04_01_archive.html
Memang nya knp? Forum dunia sex tidak boleh bahas sejarah agama? dhamacitta forum agama aja juga ada membahas tentang sex.

Sebaik nya anda jangan telalu sensitif dengan kata SEX.
Begitu bukan, atau bukankah begitu??

 :))   Dua hal yg berbeda om...Coba sumbernya bener ngak, coba pikir saja yg berkunjung kesana lalu bahas agama. Pembahasan sex disana dan disini beda om. Kalau belum bisa bedaain ya memang Anda kotoran. Apa sudah kehabisan bahan mau menyudutkan Tantrayana Buddhism, ngaku aja deh... :))   Coba posting gambar porno di forum ini , kan juga tentang sex. =))

Dan gua tau ini Nagartana  alias nagabonar sepertinya klonengan. Bahasanya uda ketauan  :)) PLAK!
Makanya belajar agama Buddha yg anda yakini di spa and massage aja yak... :)) Semakin ketahuan aroma rasis agama, mirip taliban :))

Selamat bermain sex klonengan disini ya..
« Last Edit: 14 February 2010, 08:40:45 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #13 on: 14 February 2010, 09:05:24 AM »
oh ya pembaca....coba buka referensi  nagaratana linkhttp:///archive/index.php/t-108804.html tidak ada isi apa2   :))   Itu aslinya dari situs porno lalu diedit. Jadi situs porno itulah yg dijadikan referensi artikel yg dicopas nagaratan ..ini sekedar informasi saja. 

 





« Last Edit: 14 February 2010, 09:10:51 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #14 on: 14 February 2010, 02:05:31 PM »
Wah.... bro. naga ini suka ngelantur dan ngawur deh yaaaaaaaaaa.... la wong isi postingannya banyak Tantra Hindu dan gambar2 Dewi Hindu segala diposting di sini............ciakakakakaka.................  ^-^  ^-^ ^-^  ^-^  ^-^ Anda sendiri gak bisa mbedain Tantra Hindu sama Buddhis, gitu mau bahas Tantrayana......wakakakakaka....

Maaf ya yang HINDU saya zensorrrrrrr krn OOT..... tp palingan anda ngotot lagi.... 8) 8)
Quote
Silah kan tidak suka ataw benci sya. Saya cm punya tanggung jawab moril utk menunjuk kan wajah asli tibetan buddhism (Tantrayana).

Dr sini kliatan banget betapa doddooollllnya postingan anda ini................ Anda ini banyak nulis sejarah Tantra HINDU ditambah sejarah di BALI dan INDONESIA tapi bilangnya TIBETan Buddhism atau Vajrayana BUDDHIS......... Sudah salah tapi masih berani sok pake kata2 tanggung jawab pula...  ^-^ ^-^

Kalau diskusi ini tidak lagi kondusif, akan saya LOCK dan saya delete postingan anda yang mengacau.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 14 February 2010, 02:24:08 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline jimmykei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 168
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Sadhu3x
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #15 on: 14 February 2010, 09:33:28 PM »
Wah.... bro. naga ini suka ngelantur dan ngawur deh yaaaaaaaaaa.... la wong isi postingannya banyak Tantra Hindu dan gambar2 Dewi Hindu segala diposting di sini............ciakakakakaka.................  ^-^  ^-^ ^-^  ^-^  ^-^ Anda sendiri gak bisa mbedain Tantra Hindu sama Buddhis, gitu mau bahas Tantrayana......wakakakakaka....

Maaf ya yang HINDU saya zensorrrrrrr krn OOT..... tp palingan anda ngotot lagi.... 8) 8)
Quote
Silah kan tidak suka ataw benci sya. Saya cm punya tanggung jawab moril utk menunjuk kan wajah asli tibetan buddhism (Tantrayana).

Dr sini kliatan banget betapa doddooollllnya postingan anda ini................ Anda ini banyak nulis sejarah Tantra HINDU ditambah sejarah di BALI dan INDONESIA tapi bilangnya TIBETan Buddhism atau Vajrayana BUDDHIS......... Sudah salah tapi masih berani sok pake kata2 tanggung jawab pula...  ^-^ ^-^

Kalau diskusi ini tidak lagi kondusif, akan saya LOCK dan saya delete postingan anda yang mengacau.

 _/\_
The Siddha Wanderer

mending lock aja brother gandalf
soalnya sory dari awal saya sudah menduga
bahwa postingnya ga bermutu dan ngelantur
bukannya ga seneng, bukannya apa2,
g cm takut yg baca postingnya blm ampe abis(yg bukan member)jadi kebingungan,
kan kasihan..
masa agama H****u disamain sama BUddhist
mending sdr. naga kalo mao post yg bermanfaat donk
kalo mao tolong orang yakinin diri sendiri yg kita lakukan dah bener,
kaya org yang mao bantu bonceng temennya anterin pulang ke rumahnya,
tapi dia sendiri ga lancar naik motornya,
bukannya celaka, sekali lagi dipikir dulu ya,
untuk brother gandalf n bond thanks ya dah ngebahas tentang Tantrayana, jadi bisa
mengungkap kebenarannya jadi yg posting asal2an gini bisa clear
thanks

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #16 on: 14 February 2010, 10:39:03 PM »
Tantra dan Hindu berkaitan, disini tidak ada perkataan menyalahkan Hindu atau Tantra tetapi maksud postingan hanya mengungkapkan kaitan Tantra Hindu dan Tantra Tibet.

Disini kita harus membahas secara fair. Perlu di periksa kaitan antara Tantra Hindu dan Tantra Tibet.

Tak ada yang menyalahkan disini. Bila ada merasa disalahkan atau dijelekkan padahal tidak demikian, dan mau main hapus atau main lock maka berlaku pepatah orang jaman dahulu:

                                Buruk muka cermin dibelah


 ;)
The truth, and nothing but the truth...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #17 on: 14 February 2010, 10:42:20 PM »
Emas murni diuji dengan berbagai cara akan tetap murni.

Ungkapkan sejarah apa adanya, biar pembaca yang menilai. Jangan menutup-nutupi sejarah, karena itu adalah perbuatan manipulasi. Perbuatan tercela.

MEMALUKAN!!!

Selalu pendapat pribadi !!! berikan argumen berdasarkan fakta rujukan kredibel jangan main hapus !!! Ini forum terhormat bukan warung kopi yang asal ngomong mas !!!
« Last Edit: 14 February 2010, 10:52:05 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #18 on: 15 February 2010, 02:03:05 AM »
Sejarah?
Atas dasar apaan artikel tersebut sejarah?
ckckckck...
Topik tantra Buddhis, masa rujukannya weda?
udah jelas2 beda...
Itu antara yg bikin artikel sama yg copas artikel kaga bisa bedain antara tantra buddhis sama tantra hindu!

Ditanya kenapa mirip dengan agama Hindu?
Yahh jelas lha! Buddha Gotama lahir pada saat Hindu masih berkembang pesat di negara asal-nya...
Dan ajaran Gotama mendobrak nilai2 Hindu pada saat itu, pasti banyak benturan budaya di sana...

Mau ngadu bukti sejarah?
Gini aja deh!Kasih bukti bahwa agama Buddha berkembang di Bali pada masa Kerajaan Hindu-Buddha!
Jangan ngacok dagh!
« Last Edit: 15 February 2010, 02:13:05 AM by Edward »
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #19 on: 15 February 2010, 02:07:07 AM »
Ini memang forum terhormat!
Dan orang-orang kaga jelas seperti kau yang bikin kotor dengan berusaha memanipulasi informasi di sini...


Emas murni diuji dengan berbagai cara akan tetap murni.

Ungkapkan sejarah apa adanya, biar pembaca yang menilai. Jangan menutup-nutupi sejarah, karena itu adalah perbuatan manipulasi. Perbuatan tercela.

MEMALUKAN!!!

Selalu pendapat pribadi !!! berikan argumen berdasarkan fakta rujukan kredibel jangan main hapus !!! Ini forum terhormat bukan warung kopi yang asal ngomong mas !!!
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #20 on: 15 February 2010, 02:17:57 AM »
Btw, thread ini saya plit and move ke board yang pantas.
Udh OOT dari jalur board
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #21 on: 15 February 2010, 08:29:36 AM »
no offense..
tapi sekilas baca.. lebih ke arah Hindu seh.. karena ada dewa Siwa nya.. dan juga ada puranya..

terus iseng2 lirik wikipedia

Quote from:  Wikipedia dengan key: kertanegara
Agama

Dalam bidang agama, Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama Hindu aliran Syiwa dengan agama Buddha aliran Tantrayana. Oleh karena itu dalam Pararaton. Kertanagara sering juga disebut Bhatara Siwa Buda.

Menurut Nagarakretagama, Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama Hindu dan Buddha, Itu sebabnya Kertanagara dikisahkan pula dalam naskah-naskah kidung sebagai seorang yang bebas dari segala dosa. Bahkan, salah satu ritual agamanya adalah berpesta minuman keras.

Gelar keagamaan Kertanagara dalam Nagarakretagama adalah Sri Jnanabajreswara, sedangkan dalam prasasti Tumpang ia bergelar Sri Jnaneswarabajra. Kertanagara diwujudkan dalam sebuah patung Jina Mahakshobhya (Buddha) yang kini terdapat di Taman Apsari, Surabaya. Patung yang merupakan simbol penyatuan Syiwa-Buddha itu sebelumnya berasal dari situs Kandang Gajak, Trowulan, yang pada tahun 1817 dipindahkan ke Surabaya oleh Residen Baron A.M. Th. de Salis. Oleh masyarakat patung tersebut dikenal dengan nama Joko Dolog.

Dari sini jelas dikatakan bahwa kertanegara menganut 2 agama dan berusaha menyatukan 2 agama, jadi maybe wajar saja ya ritual nya agak "buddhis" juga agak "siwa". Dan kurang tepat jika dikatakan postingan ini mencerminkan kejanggalan pada tantra tibet, karena tantra tibet apakah terpengaruh oleh hindu siwa ? saya rasa mungkin tidak. Dan Tantra Tibet misalkan kepengaruh, kemungkinan besar adalah kepengaruh oleh agama yang pernah berkembang di daerah tibet sana yaitu Bon. Jadi penyatuan kultur2 ini idealnya dipahami sebagai suatu bentuk kewajaran. Karena semua agama pasti ada berbaur dengan kultur dari daerah setempat.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #22 on: 15 February 2010, 09:08:45 AM »
Emas murni diuji dengan berbagai cara akan tetap murni.

Ungkapkan sejarah apa adanya, biar pembaca yang menilai. Jangan menutup-nutupi sejarah, karena itu adalah perbuatan manipulasi. Perbuatan tercela.

MEMALUKAN!!!

Selalu pendapat pribadi !!! berikan argumen berdasarkan fakta rujukan kredibel jangan main hapus !!! Ini forum terhormat bukan warung kopi yang asal ngomong mas !!!

Silakan teriak2 , kesel ya ....makanya ngaca dulu sana...Kalau mau tulis pelajaran sarjana minimal sarjana bukan pelajaran TK dibawa ke bangku sarjana. Yang manipulasi bilang org lain manipulasi ck..ck uda ah...OOT  =))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #23 on: 15 February 2010, 09:25:06 AM »
bro Nagaratana,

bisa kasih beberapa nama/alamt vihara tantra yg "bagus" dibeberapa kota besar di Indonesia? dan utk Indonesia ada berapa aliran tantra yg dominan ?

trims sebelumnya.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #24 on: 15 February 2010, 09:39:20 AM »
no offense..
tapi sekilas baca.. lebih ke arah Hindu seh.. karena ada dewa Siwa nya.. dan juga ada puranya..

terus iseng2 lirik wikipedia

Quote from:  Wikipedia dengan key: kertanegara
Agama

Dalam bidang agama, Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama Hindu aliran Syiwa dengan agama Buddha aliran Tantrayana. Oleh karena itu dalam Pararaton. Kertanagara sering juga disebut Bhatara Siwa Buda.

Menurut Nagarakretagama, Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama Hindu dan Buddha, Itu sebabnya Kertanagara dikisahkan pula dalam naskah-naskah kidung sebagai seorang yang bebas dari segala dosa. Bahkan, salah satu ritual agamanya adalah berpesta minuman keras.

Gelar keagamaan Kertanagara dalam Nagarakretagama adalah Sri Jnanabajreswara, sedangkan dalam prasasti Tumpang ia bergelar Sri Jnaneswarabajra. Kertanagara diwujudkan dalam sebuah patung Jina Mahakshobhya (Buddha) yang kini terdapat di Taman Apsari, Surabaya. Patung yang merupakan simbol penyatuan Syiwa-Buddha itu sebelumnya berasal dari situs Kandang Gajak, Trowulan, yang pada tahun 1817 dipindahkan ke Surabaya oleh Residen Baron A.M. Th. de Salis. Oleh masyarakat patung tersebut dikenal dengan nama Joko Dolog.

Dari sini jelas dikatakan bahwa kertanegara menganut 2 agama dan berusaha menyatukan 2 agama, jadi maybe wajar saja ya ritual nya agak "buddhis" juga agak "siwa". Dan kurang tepat jika dikatakan postingan ini mencerminkan kejanggalan pada tantra tibet, karena tantra tibet apakah terpengaruh oleh hindu siwa ? saya rasa mungkin tidak. Dan Tantra Tibet misalkan kepengaruh, kemungkinan besar adalah kepengaruh oleh agama yang pernah berkembang di daerah tibet sana yaitu Bon. Jadi penyatuan kultur2 ini idealnya dipahami sebagai suatu bentuk kewajaran. Karena semua agama pasti ada berbaur dengan kultur dari daerah setempat.

Betul sekali bro Forte. Gabungan antara agama Hindu dan Buddha itulah menjadi sebuah agama yg namanya Siwa Buddha. Dan agama tersebut adalah agama yg masuk duluan ke Bali ketimbang Hindu walaupun belakangan Hindu lebih dominan di Bali
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #25 on: 15 February 2010, 09:51:42 AM »
Skripsi/Undergraduate Theses from digilib-uinsuka / 2008-06-26 11:31:26
By : AHMAD ARBANIK BASYIR - NIM: 00520336, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Created : 2008-06-20, with 1 files

Keyword : Perkembangan Tantrayana, Indonesia
ABSTRAK


Dari hasil penelitian sejarah dan arkeologis mereka, menunjukkan sebagian besar Peradaban Indonesia dibangun dari pengaruh peradaban Hindu dan Buddha. Sejarah pra Islam diwarnai kedua agama tersebut. Dan yang paling menakjubkan dari kedua agama tersebut, merupakan suatu agama yang berbeda tetapi corak keberagamaan yang sama atau dapat dikatakan sama tapi tak serupa karena kedua agama tersebut walaupun berbeda agama tetapi mempunyai banyak konsep yang sama dan konsep keagamaan tersebut mempunyai nama aliran yang dinamakan aliran Tantra. Dalam indikasi arkeologis, merupakan aliran dominant di Indonesia di masa kerajaan Hindu-Buddha. Apa sebab? Belum jelas diketahui. Tetapi dapat diperkirakan secara sederhana dikarenakan kedua aliran tersebut memang sudah dominant di negeri asalnya (India) sehingga berpengaruh di Indonesia juga.

Dalam penelitian terhadap kedua agama tersebut, literature yang ada umumnya masih terbatas dalam bahasa Belanda dan Inggris walaupun sebagian kecil sudah ada terjemahan. Literatur-literatur likal pun sudah ada tetapi sebagian besar masih menggunakan pendekatan Theologis walaupun ada juga yang menggunakan pendekatan Historis. Yang menjadi permasalahan, belum ada literature yang meneliti secara histories yang runtut dari awal masuknya sampai era sekarang. Literatur histories yang ada rata-rata masih terbatas sampai era berakhirnya Majapahit. Dalam penelitian ini, penulis akan berusaha mereaktualisasikan perkembangan Tantrayana di Indonesia pada era Hindu-Buddha dan meneliti tentang perkembangannya di era pasca Majapahit sampai era sekarang. Karena tema Tantrayana sudah banyak yang meneliti. Maka, penelitian ini membatasi pada penelitian literer yang ditambah data lapangan yang merupakan data sekunder. Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan historis dikarenakan luasnya cakupan periode perkembangan Tantrayana tersebut sampai pada era sekarang. Dari penelitian yang ada melalui data arkeologis dan historis, paham Tantrayana merupakan paham yang mayoritas di Indonesia baik yang Hindu maupun Buddha dari sejak awal masuk ke Indonesia sampai akhir masa Majapahit dan lenyap seketika di akhir era Majapahit tersebut. Hal itu dapat disimpulkan bahwa laju perkembangan ajaran Tantrayana berakhir bersamaan dengan berakhirnya Majapahit. Hal ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian yang masih akan berlanjut untuk meneliti sebab-sebab lenyapnya eksistensi paham Tantrayana tersebut.

http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--asdasda-269
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #26 on: 15 February 2010, 04:52:07 PM »
maaf, akan di PM saja kpd rekan2 yg terlibat dlm diskusi ini.  ;D

« Last Edit: 15 February 2010, 04:54:45 PM by chingik »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #27 on: 15 February 2010, 07:59:37 PM »
remember the rules guys. kalo gak bisa saling sabar, mending dilock aja deh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #28 on: 17 February 2010, 04:13:29 PM »
Tetapi dulu katanya di SRIWIJAYA (Sumatera) dikenal sebagai salah satu tempat untuk belajar ajaran BUDDHA, kalau bisa di-teliti KIBLAT ajaran BUDDHA pada jaman SRIWIJAYA tersebut ? apakah Theravada (semacam theravada), Mahayana atau Tantra ?

Kalau tidak salah saya, ATISHA (salah satu guru besar Buddhisme Tantra/Vajrayana Tibetan) katanya belajar dari Buddhist Scholar Dharmakirti di Sriwijaya dan mengembangkan salah satu konsep yang paling terkenal di buddhisme Mahayana (Tantra) yaitu Bodhi citta.

Dengan begini apakah, dapat diambil kesimpulan bahwa pada jaman tersebut abad ke-7 s/d 11/12, ajaran Buddha yang berkembang di Indonesia adalah Buddhisme Tantra (VAjrayana) ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #29 on: 17 February 2010, 04:27:44 PM »
Kalo baca di forum tetangga dulu, memang sebenarnya yg masuk ke indo dulu adalah agama Buddha adalah Buddhisme Tantra/vajrayana.


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #30 on: 17 February 2010, 04:52:11 PM »
hm..
dari situs-situ candi nya memang terlihat karakteristik Tantra, misalnya Borobudur dibangun dalam pola bentuk Mandala.
Kemudian terdapat rupang-rupang bodhisatva yg merupakan ciri khas mahayana.

Tapi tidak berarti Theravada pada saat itu tidak ada di Indonesia. Karena scr geografis, Theravada lebih banyak tersebar melalui jalur willayah selatan (Myanmar, Srilanka, Thailand, Kamboja) , yang tentu tidak luput termasuk Indonesia.






Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #31 on: 17 February 2010, 05:48:23 PM »
hm..
dari situs-situ candi nya memang terlihat karakteristik Tantra, misalnya Borobudur dibangun dalam pola bentuk Mandala.
Kemudian terdapat rupang-rupang bodhisatva yg merupakan ciri khas mahayana.

Tapi tidak berarti Theravada pada saat itu tidak ada di Indonesia. Karena scr geografis, Theravada lebih banyak tersebar melalui jalur willayah selatan (Myanmar, Srilanka, Thailand, Kamboja) , yang tentu tidak luput termasuk Indonesia.
Statement bro Chingik menarik.. dari sana, saya jadi penasaran, apakah bangunan bersejarah seperti candi / stupa yang ada di Kamboja (yang banyak penganut Buddhisme aliran Theravada) memiliki ciri khas Theravada ? Mungkin bisa diambil contohnya, Angkor Wat.

Soalnya setahu saya, waktu mengikuti seminarnya Bhante Dhammasubho tahun 2009 dikatakan bahwa Angkor Wat dibuat oleh "arsitek" yang juga sealiran dengan yang membuat Candi Borobudur. Dikatakan pula Candi Borobudur memiliki arsitektur "pahatan" 3D, sedangkan Angkor Wat hanya 2D.

Mungkin bisa sekedar sharing bagi yang sudah pernah mempelajari mengenai Angkor Wat
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #32 on: 17 February 2010, 06:08:14 PM »
hm..
dari situs-situ candi nya memang terlihat karakteristik Tantra, misalnya Borobudur dibangun dalam pola bentuk Mandala.
Kemudian terdapat rupang-rupang bodhisatva yg merupakan ciri khas mahayana.

Tapi tidak berarti Theravada pada saat itu tidak ada di Indonesia. Karena scr geografis, Theravada lebih banyak tersebar melalui jalur willayah selatan (Myanmar, Srilanka, Thailand, Kamboja) , yang tentu tidak luput termasuk Indonesia.
Statement bro Chingik menarik.. dari sana, saya jadi penasaran, apakah bangunan bersejarah seperti candi / stupa yang ada di Kamboja (yang banyak penganut Buddhisme aliran Theravada) memiliki ciri khas Theravada ? Mungkin bisa diambil contohnya, Angkor Wat.

Soalnya setahu saya, waktu mengikuti seminarnya Bhante Dhammasubho tahun 2009 dikatakan bahwa Angkor Wat dibuat oleh "arsitek" yang juga sealiran dengan yang membuat Candi Borobudur. Dikatakan pula Candi Borobudur memiliki arsitektur "pahatan" 3D, sedangkan Angkor Wat hanya 2D.

Mungkin bisa sekedar sharing bagi yang sudah pernah mempelajari mengenai Angkor Wat

Kalau Angkor Wat itu berciri khas Hindu dan Buddha.  Karena di dalamnya juga terdapat rupang2 dewa hindu kan?
Konon juga dikatakan sebagai candi Hindu yang beralih ke Buddha. Atau sebaliknya , kurang tahu deh. :)

 

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: TANTRAYANA (... dan perkembangannya di Indonesia)
« Reply #33 on: 22 April 2010, 10:27:50 PM »
aduh kok yang di bahas tantra hindu. nanti di marah saudara kita yang hindu lho.
tantra ada 2 jenis bro. tantra buddhist ama tantra hindu. sekarang tergantung mau bahas yang mana ^:)^

 

anything