//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism  (Read 76097 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #150 on: 09 February 2010, 03:09:24 PM »
permisiii.... quote-nya di bersihkan pls, berat dimata nih

maaf mas Tuhan Sumedho   ^:)^  nanti tak kirimin insto boleh nggak?

The truth, and nothing but the truth...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #151 on: 09 February 2010, 03:11:55 PM »
mentahnya aja deh ;D

ups

:backtotopic:
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #152 on: 09 February 2010, 03:24:34 PM »
Quote
Quote
Quote
coba tanya sama yang kompeten dong mas, bener nggak?  ::)

Quote
..yg kompeten itu seperti apa mas? Mas sendiri kompeten ngak? minimal praktisi tantra gitu?

Yang kompeten adalah yang ketemu Padmasambhava langsung mas. Kalau sama-sama dari buku dan dengar kata orang ya sama-sama nggak kompeten mas    ;D

Udah tuh balik ke topik mas.

Nah uda tau kan kalo cuma dari buku dan dengar kata orang tidak kompeten...yg lebih kompeten itu praktisi..minimal.  Daripada mengarang  cerita bolak-balik gitu lho mas.

Silaken balik ke topik mas... ;D

Jadi dengan praktek bisa tahu padmasambhava istrinya ada lima? hebat juga tuh, gimana cara prakteknya mas?  Coba tunjukkan pada saya di forum ini siapa yang tahu Padmasambhava dari praktek?  Kalau sama-sama tahu Padmasambhava dari buku dan dari kata orang jangan menganggap dirinya paling kompeten.


Mau tau bener? praktek tantra aja mas , Begitulah caranya. Nanti keliatan deh 5 istri  si Padmasambhava, hanya saya khawatir ente tambah nafsu  dan salah praktek lagi .    ^-^.
Sekalipun ditunjukan juga bolak-balik mengarang  :))
Aya2 wae kakang TK. :whistle:

Uda ah...tambah OOT ... :backtotopic:
« Last Edit: 09 February 2010, 03:27:21 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #153 on: 09 February 2010, 03:31:33 PM »
Quote
Quote
Quote
coba tanya sama yang kompeten dong mas, bener nggak?  ::)

Quote
..yg kompeten itu seperti apa mas? Mas sendiri kompeten ngak? minimal praktisi tantra gitu?

Yang kompeten adalah yang ketemu Padmasambhava langsung mas. Kalau sama-sama dari buku dan dengar kata orang ya sama-sama nggak kompeten mas    ;D

Udah tuh balik ke topik mas.

Nah uda tau kan kalo cuma dari buku dan dengar kata orang tidak kompeten...yg lebih kompeten itu praktisi..minimal.  Daripada mengarang  cerita bolak-balik gitu lho mas.

Silaken balik ke topik mas... ;D

Jadi dengan praktek bisa tahu padmasambhava istrinya ada lima? hebat juga tuh, gimana cara prakteknya mas?  Coba tunjukkan pada saya di forum ini siapa yang tahu Padmasambhava dari praktek?  Kalau sama-sama tahu Padmasambhava dari buku dan dari kata orang jangan menganggap dirinya paling kompeten.


Mau tau bener? praktek tantra aja mas , Begitulah caranya. Nanti keliatan deh 5 istri  si Padmasambhava, hanya saya khawatir ente tambah nafsu  dan salah praktek lagi .    ^-^.
Sekalipun ditunjukan juga bolak-balik mengarang  :))
Aya2 wae kakang TK. :whistle:

Uda ah...tambah OOT ... :backtotopic:

Kayaknya kakang bond pernah praktek tantra ya? pantas kakang bond yakin sekali dari praktek bisa tahu   ^-^
The truth, and nothing but the truth...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #154 on: 09 February 2010, 03:38:33 PM »
Quote
Quote
Quote
coba tanya sama yang kompeten dong mas, bener nggak?  ::)

Quote
..yg kompeten itu seperti apa mas? Mas sendiri kompeten ngak? minimal praktisi tantra gitu?

Yang kompeten adalah yang ketemu Padmasambhava langsung mas. Kalau sama-sama dari buku dan dengar kata orang ya sama-sama nggak kompeten mas    ;D

Udah tuh balik ke topik mas.

Nah uda tau kan kalo cuma dari buku dan dengar kata orang tidak kompeten...yg lebih kompeten itu praktisi..minimal.  Daripada mengarang  cerita bolak-balik gitu lho mas.

Silaken balik ke topik mas... ;D

Jadi dengan praktek bisa tahu padmasambhava istrinya ada lima? hebat juga tuh, gimana cara prakteknya mas?  Coba tunjukkan pada saya di forum ini siapa yang tahu Padmasambhava dari praktek?  Kalau sama-sama tahu Padmasambhava dari buku dan dari kata orang jangan menganggap dirinya paling kompeten.


Mau tau bener? praktek tantra aja mas , Begitulah caranya. Nanti keliatan deh 5 istri  si Padmasambhava, hanya saya khawatir ente tambah nafsu  dan salah praktek lagi .    ^-^.
Sekalipun ditunjukan juga bolak-balik mengarang  :))
Aya2 wae kakang TK. :whistle:

Uda ah...tambah OOT ... :backtotopic:

Kayaknya kakang bond pernah praktek tantra ya? pantas kakang bond yakin sekali dari praktek bisa tahu   ^-^

Ah..menduga-duga saja kakang yg satu ini  :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #155 on: 09 February 2010, 04:36:56 PM »
ha.....!!!!!!!!
:backtotopic:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #156 on: 09 February 2010, 11:41:01 PM »
Intermezzo...
Kok saya lebih "tersentuh" dengan membaca biografi-nya JE TSONGKAPA...

Back To TOPIC...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #157 on: 10 February 2010, 12:52:52 AM »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #158 on: 10 February 2010, 11:58:00 AM »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #159 on: 10 February 2010, 07:09:44 PM »
 [at]  mercedes
Pertanyaan anda sebenarnya sudah terjawab oleh jawaban saya dulu. Karena mengulang, maka saya gak jawab lagi....renungkan dahulu baru bertanya ;D ... apalagi kan katanya setajam silet... takuuuttt saya....wkwkwk *bercanda koq*  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 10 February 2010, 07:11:15 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #160 on: 11 February 2010, 07:00:32 PM »
[at]  mercedes
Pertanyaan anda sebenarnya sudah terjawab oleh jawaban saya dulu. Karena mengulang, maka saya gak jawab lagi....renungkan dahulu baru bertanya ;D ... apalagi kan katanya setajam silet... takuuuttt saya....wkwkwk *bercanda koq*  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
bisa tahu halamannya berapa? saya tidak liat tuh...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #161 on: 12 February 2010, 12:54:56 PM »
Quote
[at]  upasaka:

Gambar terakhir yang anda berikan itu bukan poisisi karmamudra karena bukan posisi meditasi duduk teratai. Itu kayanya dari kuil Hindu yak yg kadang menggambarkan Kama Sutra?? Sama kaya di Indonesia, Candi Hindu yaitu Candi Ceto ukirannya porno-porno. Kalau di Borobudur yang porno ini mendeskripsikan tentang hukum karma (Mahakarma vibhanga).

Sudah saya jelaskan, di thangka tersebut kan tidak ditunjukkan (maaf), Mr.P dimasukkan ke Ms. V. Sama sekali tidak ada. Dalam deskripsi2 Yab Yum dikatakan bahwa mereka berpelukan.

Anda pernah lihat thangka yab-yum yang pake baju? Ini menunjukkan bahwa karmamudra sama sekali tidak penetrasi. La wong pake baju, gimana penetrasinya??

mas 3000, foto reply no 121 copas ulang ya??

Quote
Penyatuan seksual atau energi seksual tampaknya anda salah pahami. Yang dimaksud adalah bindhu, BUKAN alat kelamin atau cairan reproduktif. Apa itu bindhu? Saya kutip Dalai Lama ketika membahas Karmamudra.

"Ketika Kalachakra menjelaskan bahwa bindhu dikeluarkan, itu  bukanlah cairan [sperma atau darah] dan tidak perlu untuk keluar dari tubuh secara benar-benar eksternal." (Dalai lama ke-14, Tenzin Gyatso)

Bindhu ini disebut Bodhicitta putih dan Bodhicitta merah. Beberapa orang secraa salah mendeskripsikan bahwa Bodhictta putih itu sperma dan Bodhicitta merah itu darah menstruasi. Ini konyol sekali, karena Bodhicitta putih juga ada di dalam tubuh seorang perempuan, apa perempuan punya sperma?.


Tidak keluar sperma bukan berarti tidak penetrasi.

Quote
Bila bindhu adalah sperma atau darah, maka tidak mungkin bisa melewati chakra-chakra sampai ke chakra mahkota. Apa sperma bisa masuk ke otak? Ini sangat konyol.

Penyatuan seksual berarti penyatuan bindhu. Kita semua tahu bahwa dalam Karmamudra tidak terjadi ejakulasi lantas ngapain "penetrasi"? Nah tidak terjadi ejakulasi, lantas apanya yang menyatu? Apa organ seksual? Masalahnya organ seksual bukanlah Bodhicitta merah atau putih.

Bodhicitta merah dan putih menyatu dalam diri seseorang dan ini sudah ada dalam tubuh orang itu sendiri. Tidak ada yang keluar. Tidak ada yang masuk. Semua menyatu dalam diri sendiri.

Ketika seseorang berhubungan seks dan sperma keluar, bindhu ini juga keluar. Maka dari itu sangat penting untuk tidak ejakulasi.

Bindhu ini adalah energi seksual yang sangat subtle (inti), bukan energi2 seksual yang biasanya. Maka dari itu bindhu dikatakan sebagai "subtle energy drop", tetesan energi inti.

 _/\_
The Siddha Wanderer.

arti bindu berbagai macam baca kembali reply #141
The truth, and nothing but the truth...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #162 on: 12 February 2010, 01:05:16 PM »
mas marcedes, saya masih menunggu dengan manis klarifikasi dari praktisi yoga tantra terhadap relply #140, benarkah vajravarahi  ber-emanasi sekaligus menjadi lima pribadi dan semuanya menjadi istri Padmasambhava?

juga reply #141, benarkah pada inisiasi kebijaksanaan (wisdom initiation) benih/ nuklir/ energi radiasi (dwangs-ma) di injeksikan ke yoni mandala sang Dakini?

masih ditunggu.
The truth, and nothing but the truth...

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #163 on: 13 February 2010, 03:49:17 PM »
Tantrayana Versi Buddha

Buddha terdapat dua kelompok aliran yaitu sutrayana dan tantrayana, Sutrayana seperti Hinayana(theravada) dan Mahayana lebih bersifat teoritikal serta Tantrayana merupakan perpaduan puja bhakti dengan praktek meditasi yogacara serta metafisika Madhyamika. Maka dari itu mazhab Tantrayana bukan hanya membicarakan teori, akan tetapi praktek dalam pelaksanaannya. Di dalam perkembangannya, mazhab ini kadangkala dinamakan Tantra-Vajrayana atau Tantra-Mahayana. Mazhab ini berkembang pesat diantaranya negara India, China, Tibet, Jepang, Korea dan Asia Tenggara serta benua Eropa, Australia hingga benua Amerika.

Menurut dr. W. Kumara D. yang dikutip dari literature literature mazhab Tantrayana, kata tantra itu sendiri dapat juga berarti Sadhana (sarana mengerjakan). Mazhab Tantrayana memiliki akar-akar pandanga yang sama dengan Mahayana khususnya Yogacara. Namun demikian, Tantrayana memiliki perbedaan dengan Mahayana dalam hal tujuan,wujud manusia yang telah mencapai tujuan tantrayana dan cara pengajarannya.

Tantra Timur berkembang di China pada abad VII, ketika dikunjungi oleh tiga orang Maha Acharya Tantrayana dari India, yakni: Subhakarsinha (637-735M), Vajra Bodhi (663-725M), Amoghavajra (705-784 M)

Kalau Tantra Barat adalah tantra yang berkembang di Tibet dan sekitar pegunungan Himalaya batas antara China dan India, yang sebenarnya hanya dalam letak geografis saja. Daerah ini memiliki tradisi dan sejenis kepercayaan yang disebut Bon-Pa. Dan orang-orang Tibet umumnya memiliki kemampuan untuk menguasai roh-roh halus. Di samping symbol dari jenis rupang Buddha sedikit ada perbedaan. Bila dilihat Tantra Barat lebih bercorak naturalis terlihat jelas pada anggota tubuhnya, yakni bersifat feminisme (dalam bentuk wanita). Terdapat pula rupang angkara murka, seperti Angry Vajra (Vajravarahi dalam wajah murka).

Pada tahun 747 masehi, Maha Guru Padma Sambhava menjalankan misi ke Tibet. Beliau pada masa mudanya adalah seorang pangeran dan sangat menyenangi hal-hal yang bersifat magis. Beliau memiliki kemampuan supranatural yang dipadukan dengan ajaran-ajaran Hyang Buddha. Berkat kemampuan beliaulah, dukun-dukun Tibet dapat ditundukkan dan memperoleh simpati dari bangsa Tibet.

Tantrayana di Tibet berkembang hingga menjadi tiga periode. Yakni periode pertengahan dan pembaharuan serta periode permulaan gelar Dalai Lama (dari abad XVII hingga sekarang ini).

Banyak sekali kritikan-kritikan yang muncul mengatakan bahwa aliran Tantrayana mencampur adukan konsep "polyties" dari agama Brahmanisme ke dalam ajaran Buddha Dharma. Bahkan ada pula yang menuduh bahwa aliran ini adalah bagian dari Brahmanisme. Adalagi yang berkomentar ritual ini yaitu hanya melatih Prana, Nadi dan Bindu bukanlah ajaran Buddha. Dan semua itu disamakan dengan pelatihan Chi Kung, peredaran siklus besar(peredaran 12 meridian didalam tubuh) dan siklus kecil (peredaran meridian Ren dan Tu), yakni melatih sari, prana, semangat dari ajaran non Buddhis. Sehingga kritikan diarahkan dengan mengatakan bahwa pelatihan Prana, Nadi dan Bindu bukanlah ajaran Buddhis.

Disamping itu ada pula yang mengkritik bahwa aliran Tantrayana merupakan ajaran "Yoga yang dirahasiakan" dan sering disebut dalam kategori sebagai ajaran sempalan. Semua tulisan-tulisan yang mengkritik itu sangatlah banyak, terutama kritikan yang diarahkan kepada upacara persembahan Api dalam upacara Homa, disama artikan dengan upacara penyembahan api dalam agama tertentu (hindu)
.

Ajaran Tantrayana adalah salah satu aliran dari ajaran agama Buddha yang begitu dalam, sehingga tidaklah mudah diperuntukkan bagi setiap orang bagi yang belum mengerti serta memahami lebih dulu ajaran dasar agama Buddha Mazhab Theravada dan Mazhab Mahayana. Oleh karena itu disebut ajaran Esoteris.

ajaran tentang polyteis dalam Tantrayana adalah ajaran analisis internal pembuktian perlindungan dharma. Seperti mempelajari segala bentuk bentuk latihan untuk Prana, Nadi dan Bindu. Sedangkan Tantra Yoga adalah Dharma untuk membersihkan dan mensucikan dari hati nurani, pikiran dan perbuatan badan jasmani.

Persembahan Api dalam upacara Homa adalah Dharma untuk memancarkan Cahaya Terang. Dari semua bentuk proses latihan-latihan yang dikembangkan dalam Tantrayana adalah untuk mengikis karma buruk dan untuk meningkatkan kebijaksanaan,selanjutnya akan terlahir sebagai seorang suci. Kekuatannya sangat besar dan apabila anda mengkritik aliran Tantrayana, berarti anda mengkritik "Dharmakaya Tathagata Vairocana". Karena pada awal tujuh hari setelah Sang Buddha Sakyamuni mencapai penerangan, beliau pernah memberikan kotbah 'Ajaran tentang Pembuktian Internal', dan kotbah itu lebih dikenal yang disebut "Vairocana Sutra"

??!!


Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Padmasambhava & wajah asli Tibetan Buddhism
« Reply #164 on: 15 February 2010, 02:15:51 PM »
Masih mengenai asal-usul tantra:

The word “dakini” is Sanskrit; its inferred meaning has been borrowed from (and equated with) the Tibetan word khandro ("sky goer," "she who moves through space"), and the two words are often used interchangeably. But unlike “dakini,” with its derived male form ("daka"), the Tibetan word khandro has no such twin and stands alone as a female being who moves through emptiness or flies through space — a kind of Tibetan Fairy Goddess or, as June Campbell named her in her book by the same name, A Traveller in Space. (Campbell) Khandro, Campbell says, "is quite a unique word, with no male equivalent, and would seem to have arisen not out of the Sanskrit background of Tantra… but apparently from the shamanistic roots of Tibet itself."  (145) And Miranda Shaw mentions several Indian scholars who "suggest that Tantra itself (both Hindu and Buddhist) originated among the priestesses and shamanesses of matrilinear tribal and rural societies." (Shaw, 6)

Prof. Miranda Shaw menyebutkan beberapa skolar India yang mengatakan "Tantra itu sendiri (Buddhist dan Hindu)  berasal dari pendeta wanita dan dukun-dukun suku matrilineal dan masyarakat pedesaan.

This is clearly a direct link to Vajrayogini, the red Queen of the Dakinis who is frequently depicted drinking her own menstrual blood from a skullcup held in her left hand. The essential female bodily substance, menstrual blood, is shown here to be spiritual nourishment par excellence, creating a striking metaphor for female-to-female direct transmission in a lineage of wisdom, in this case from the deity, Vajrayogini, to a dakini, Yeshe Tsogyal, in human form.

Ini secara jelas adalah kaitan langsung ke vajrayogini, ratu dakini merah yang sering digambarkan meminum darah menstruasinya sendiri dari mangkuk kepala (kapala) yang dipegang di tangan kirinya. sari penting substansi tubuh wanita, darah menstruasi, diperlihatkan disini sebagai nutrisi spiritual tak terbandingkan, menciptakan metafora jitu penerusan langsung  pada garis warisan kebijaksanaan, dalam hal ini dari dewa, vajrayhogini, kepada dakini, yeshe tsogyal dalam bentuk manusia.

Daftar pustaka:

Allione, Tsultrim. Women of Wisdom. Ithaca, NY: Snow Lion Publications, 2000.
Barber, Elizabeth Wayland. The Mummies of Ürumchi. NY: W.W. Norton & Co., 1999.
Bellezza, John Vincent. Divine Dyads: Ancient Civilization in Tibet. Dharamsala, India: Library of Tibetan Works & Archives, 1997.
Campbell, June. Traveller in Space: In Search of Female Identity in Tibetan Buddhism. NY: George Braziller, 1996.
Czaplicka, M. A. Aboriginal Siberia: A Study in Social Anthropology. Oxford, England: The Clarendon Press, 1914.
Dowman, Keith. Sky Dancer: The Secret Life and Songs of the Lady Yeshe Tsogyel. London, England: Routledge & Kegan Paul, 1984.
Gundrum, Dale. "Fabric of Time" in Archaeology, March-April 2000, pp. 46-51.
Mallory, J.P. & Victor Mair. The Tarim Mummies: Ancient China and the Mystery of the Earliest Peoples from the West. London, England: Thames & Hudson, 2000.
Marler, Joan. The Danube Script: Neo-Eneolithic Writing in Southeastern Europe (Exhibition Catalogue). Institute of Archaeomythology, 2008.
Noble, Vicki. The Double Goddess: Women Sharing Power. Rochester, VT: Inner Traditions, 2003.
Shaw, Miranda. Passionate Enlightenment: Women in Tantric Buddhism. Princeton, NJ: Princeton University Press, 1994.
White, David Gordon. The Alchemical Body: Siddha Traditions in Medieval India. Chicago, IL: University of Chicago Press, 1996.
White, David Gordon, editor. Tantra in Practice. Princeton, NJ: Princeton University Press, 2000.

mau lebih puas baca sendiri:

http://www.matrifocus.com/BEL09/noble.htm
« Last Edit: 15 February 2010, 02:37:22 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...