//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menggugurkan kandungan = karma berat ?  (Read 31969 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Menggugurkan kandungan = karma berat ?
« Reply #45 on: 03 June 2011, 04:52:30 PM »
Jangan2 bro Sunyata sudah dianggap serius? Coba lihat Buddha Guang Zhen ngobrol dengan Miss Confusion. Bukankah seperti Sam Pek bertemu Julliet? 
>:D
Gak bro, ampun ^:)^

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Menggugurkan kandungan = karma berat ?
« Reply #46 on: 04 June 2011, 07:28:29 AM »
Menurut saya, sutra ini aneh. Suatu kamma menjadi berat jika objeknya adalah seorang yang mulia. Makin mulia, maka makin berat kammanya (baik kamma baik ataupun buruk). Mengapa di sini makhluk dalam rahim menjadi lebih mulia dari Arahat? (Di sutra ini, membunuh Arahat bukan garuka kamma, tapi aborsi termasuk.)

pernah didiskusikan juga di forum ini.. kalo nggak salah judul topiknya: Membunuh Arahat.. atau semacam itu... Terdapat pertanyaan mendasar yg terulang lagi disini, yakni:

"Apakah membunuh seseorang (yg ternyata arahat) berbeda kamma-nya dibanding membunuh seseorang (yg ternyata orang biasa)?"

Jawaban waktu itu bermacam2.. ada yg bilang berbeda, tapi ada yg bilang belum tentu. Yg menjawab kamma membunuh arahat lebih berat, berdasarakan referensi sutta plus berusaha mencari logisnya... yg menjawab belum tentu berdasarkan sutta juga, yakni: vipaka dikondisikan oleh kamma, kamma dikondisikan oleh cetana (~yg berarti, secara umum: vipaka tidak terkondisi oleh siapa objeknya~).

Barusan sy search topik membunuh arahat tsb, tapi tidak ketemu... biasanya Ryu yg jago soal ini   :whistle:

::

« Last Edit: 04 June 2011, 07:32:53 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Menggugurkan kandungan = karma berat ?
« Reply #47 on: 04 June 2011, 07:32:07 AM »
Soal 'Sammoha', harap jangan dianggap serius. Hanya bercanda saja. ;D


uniknya sutra ini, salah satunya ya itu.. nama pelakonnya di dramatisir...

Btw, Tq itu untuk terjemahan pali confusion=sammoha  ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menggugurkan kandungan = karma berat ?
« Reply #48 on: 04 June 2011, 09:15:06 AM »
 [at]  dilbert

Biasanya kalau tanha diringkas jadi 3: kamatanha, bhavatanha & vibhavatanha. Untuk pandangan salahnya, betul 18 + 44 seperti di Brahmajalasutta.


 [at]  wili

Sepertinya memang kalau sudah bahas kamma, akan 'macet' sebab memang tidak bisa dimengerti. Kalau menurut 'spekulasi' saya, memang ditentukan oleh cetana, tapi cetana itu juga ditentukan oleh objek.

Gampangnya kita bilang metta, maka untuk mengasihi yang sudah selayaknya dikasihi seperti DIRI SENDIRI, tentu tidak sulit. Tapi ketika objeknya berubah ke orang lain bahkan ke musuh, maka akan berbeda. Perlu cetana luar biasa untuk mengarahkan kasih ke orang yang kita benci.
Maka seperti Devadatta juga perlu cetana luar biasa untuk membunuh seorang Buddha.

Tapi spekulasi saya ini juga tidak menjelaskan tentang melakukan sesuatu terhadap seseorang yang tidak kita kenal, misalnya pelempar batu yang membunuh seorang Pacceka Buddha yang dikira gelandangan, dan terlahir di niraya.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Menggugurkan kandungan = karma berat ?
« Reply #49 on: 04 June 2011, 03:12:10 PM »

Tapi spekulasi saya ini juga tidak menjelaskan tentang melakukan sesuatu terhadap seseorang yang tidak kita kenal, misalnya pelempar batu yang membunuh seorang Pacceka Buddha yang dikira gelandangan, dan terlahir di niraya.

Nah ini yg bikin topik tsb jadi hot: "membunuh seseorang yg kita tidak tau bahwa orang tsb ternyata arahat... apakah kita tetap masuk avici?"

Waktu itu ada yg mencontohkan sutta yg menjelaskan seseorang yg meniupkan batu (melalui telinga atau apalah) dan tidak sengaja kena seorang Pacekka Buddha yg sedang lewat yg lgsg meninggal gara2 batu tsb. Si peniup batu saat meninggal langsung masuk avicci...  (jika ada yg tau, mohon bantuan copas sutta nya.. tq)

Sampai saat ini saya pribadi masih belum bisa mengambil sikap pasti terhadap pertanyaan yg di bold diatas.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)