//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: beyond believe perbandingan konsep agama buddha dengan ilmu science masakini  (Read 2815 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline junichiro

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Saudara2 sekalian percaya kepada buddha, saya juga, orang lain percaya kepada kepercayaannya masing2 juga,tapi ada yang menjadi sebuah pertanyaan atas keuniversalan dunia, jika kita mencoba menghilangkan object agamanya, ada hukum yang berlaku lebih tinggi, dalam hukum ini saya menyebutnya konsep keseimbangan alam, sangat menarik jika kita mengkalibrasi fakta agama dan fakta dalam ilmu pengetahuan,

saya sendiri selalu mengintegrasikan (cross check) apa yang ada di dalam kebenaran agama dan ilmu pengetahuan, fakta dalam agama mungkin ada yang bisa dipakai di masa kini, tapi yang dari masa lalu kan belum tentu ada di masa kini, ibaratnya dunia selalu akan berubah mengikuti masa2nya.

contoh kecil pertanyaan, bagaimana jika manusia seluruh bumi tidak memakan daging, otomatis rantai makanan menjadi tidak terkontrol dan timpang, karena kita tidak mengontrol makluk lain, seperti dikonsumsi, tooh jika kita melihat di dalam kehidupan liar dan di alam terbuka ada yang memakan dan ada yang dimakan.  ini hukum alam loh dan akan otomatis terjadi dan terus terjadi. karena ada yang terbentuk dan pasti ada yang hancur.

bukan saya memuji atau menjelekkan agama saya sendiri, tapi agama buddha yang saya tahu adalah agama yang unik, karena membuka pikiran kita, tidak mudah percaya, selalu mencari kebenaran apa adanya, saya selalu mengikuti perkembangan iptek dibeberapa web dan news (science daily, nat get, discov, nasa, dan theory2 para prof nyentrik)  ;D

kehidupan dan jaman akan selalu berubah, jika kita mengikuti perkembangan jaman modern maka akan dipastikan segala sesuatu pasti silih berganti dan bergulir, nah dalam peran agama buddha saja saya bertanya, apakah kita boleh menyesuaikan ajaran sang buddha untuk bertujuan  meng "survive" manusia pada masa yang akan datang, yang dipastikan ilmu akan berkembang pesat. bagaimana integrasi agamanya untuk selalu bisa mendasari ilmu pengetahuan yang berkembang.

kira2 ada sepenggal kalimat begini   "kegagalan suatu agama belum tentu akan menjadi kegagalan suatu ilmu pengetahuan, tapi kegagalan suatu ilmu pengetahuan akan pasti menjadi kegagalan di dalam suatu agama".
bagaimana penanggapan saudara sekalian ?

apa pendapat masing2, salam sejahtera, emoga semua makhluk berbahagia hari ini, esok dan selamanya.


 _/\_    _/\_    _/\_   

 
 

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
contoh kecil pertanyaan, bagaimana jika manusia seluruh bumi tidak memakan daging, otomatis rantai makanan menjadi tidak terkontrol dan timpang, karena kita tidak mengontrol makluk lain, seperti dikonsumsi, tooh jika kita melihat di dalam kehidupan liar dan di alam terbuka ada yang memakan dan ada yang dimakan.  ini hukum alam loh dan akan otomatis terjadi dan terus terjadi. karena ada yang terbentuk dan pasti ada yang hancur.

Salah kalau menganggap manusia adalah satu2nya penyeimbang rantai makanan.  Sebelum ada manusia bumi sudah berjalan seimbang dalam proses rantai makanan alamiah.  Contohnya di lautan yang tak ada campur tangan manusia, keseimbangan rantai makanan tetap terjaga.

Walau manusia tidak mengkonsumsi makhluk (binatang) lain misalnya, tetap manusia akan mengontrol jenis makanan yang lain seperti tumbuh2an dan otomatis juga binatang yang berkaitan dengan tumbuhan tersebut.
« Last Edit: 14 November 2012, 11:26:06 AM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline junichiro

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
yah saya mengerti, tapi yang ingin saya garis bawahi itu maksudnya, bagaimana jika kita memandang hukum berlaku diluar ketentuan agama buddha , dan juga bagaimana agama buddha meng ekspresikan terhadap asas2 ilmu pengetahuan, sebagaimana kita tahu mungkin ada ilmu pengetahuan yang seirama dan tidak seirama di dalam agama kita, dan bagaimana dukungan agama buddha dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin rumit. makasih  _/\_  _/\_  _/\_ _/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
yah saya mengerti, tapi yang ingin saya garis bawahi itu maksudnya, bagaimana jika kita memandang hukum berlaku diluar ketentuan agama buddha , dan juga bagaimana agama buddha meng ekspresikan terhadap asas2 ilmu pengetahuan, sebagaimana kita tahu mungkin ada ilmu pengetahuan yang seirama dan tidak seirama di dalam agama kita, dan bagaimana dukungan agama buddha dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin rumit. makasih  _/\_  _/\_  _/\_ _/\_

Ilmu pengetahuan dan agama Buddha berjalan masing2.  Tapi bisa dikatakan bahwa agama Buddha selaras dengan ilmu pengetahuan.  Misalnya soal bumi dan planet2 lain, soal ketidakkekalan, soal tak adanya pencipta manusia, dll.

Buddha hanya mengajarkan 'segenggam daun dari apa yang ada di hutan', karena yang segenggam inilah yang membawa ke pembebasan.  Bukan berarti bahwa tak ada pengetahuan lain di luar yang diajarkan Buddha, hanya saja pengetahuan lain itu tak membawa ke pembebasan (bebas dari lobha, dosa, dan moha).
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Saya mau komentari sebagian.

[...]
contoh kecil pertanyaan, bagaimana jika manusia seluruh bumi tidak memakan daging, otomatis rantai makanan menjadi tidak terkontrol dan timpang, karena kita tidak mengontrol makluk lain, seperti dikonsumsi, tooh jika kita melihat di dalam kehidupan liar dan di alam terbuka ada yang memakan dan ada yang dimakan.  ini hukum alam loh dan akan otomatis terjadi dan terus terjadi. karena ada yang terbentuk dan pasti ada yang hancur.
Sebaliknya, justru apa yang kita makan itu bukan dari alam liar. Berapa % dari kita yang kalau makan daging, tidak lewat peternakan tapi berburu di hutan? Daging yang kita makan itu hampir seluruhnya berasal dari peternakan. Di situ kita yang mengendalikan ekosistem tertutup itu, jadi tidak ada efek mengganggu keseimbangan alam. Jika kita berhenti makan daging, paling-paling peternakan tutup, produksi daging terhenti.

Yang masih banyak kita ambil dari alam itu seperti hasil laut. Kalau kita berhenti, maka otomatis ketersediaan makanan lebih berlimpah dan predator akan bertumbuh juga karena persaingan lebih sedikit. Kalau dibilang alam itu seimbang, menurut saya sangatlah keliru. Ketidak-seimbangan, adaptasi, kompetisi, justru selalu terjadi. Ini fakta evolusi. Kita lihat bagaimana di satu sisi makhluk hidup punah, di satu sisi lagi bertahan atau beradaptasi menjadi spesies baru.


Quote
bukan saya memuji atau menjelekkan agama saya sendiri, tapi agama buddha yang saya tahu adalah agama yang unik, karena membuka pikiran kita, tidak mudah percaya, selalu mencari kebenaran apa adanya, saya selalu mengikuti perkembangan iptek dibeberapa web dan news (science daily, nat get, discov, nasa, dan theory2 para prof nyentrik)  ;D
Buddhism adalah berhubungan dengan bathin kita pribadi bagaimana kita mengendalikan pikiran agar bisa lebih bahagia menghadapi dunia, dan pada akhirnya mengikis habis keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin. Hal ini tidak ada relevansinya -setidaknya secara langsung- terhadap IpTek.


Quote
kehidupan dan jaman akan selalu berubah, jika kita mengikuti perkembangan jaman modern maka akan dipastikan segala sesuatu pasti silih berganti dan bergulir, nah dalam peran agama buddha saja saya bertanya, apakah kita boleh menyesuaikan ajaran sang buddha untuk bertujuan  meng "survive" manusia pada masa yang akan datang, yang dipastikan ilmu akan berkembang pesat. bagaimana integrasi agamanya untuk selalu bisa mendasari ilmu pengetahuan yang berkembang.

kira2 ada sepenggal kalimat begini   "kegagalan suatu agama belum tentu akan menjadi kegagalan suatu ilmu pengetahuan, tapi kegagalan suatu ilmu pengetahuan akan pasti menjadi kegagalan di dalam suatu agama".
bagaimana penanggapan saudara sekalian ?
Jika Ajaran Buddha sudah tidak bisa diaplikasikan lagi, buang saja. Untuk apa ajaran usang dipelihara dan dicocok-paksa dengan kenyataan?

Masalahnya, apakah kemajuan ilmu pengetahuan bisa memberi kontribusi pada lenyapnya noda bathin? Apakah keserakahan-kebencian-kebodohan bathin bisa di-eksak-kan?


« Last Edit: 16 November 2012, 09:54:46 AM by Kainyn_Kutho »

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
kehidupan dan jaman akan selalu berubah, jika kita mengikuti perkembangan jaman modern maka akan dipastikan segala sesuatu pasti silih berganti dan bergulir, nah dalam peran agama buddha saja saya bertanya, apakah kita boleh menyesuaikan ajaran sang buddha untuk bertujuan  meng "survive" manusia pada masa yang akan datang, yang dipastikan ilmu akan berkembang pesat. bagaimana integrasi agamanya untuk selalu bisa mendasari ilmu pengetahuan yang berkembang.

menyesuaikan di sini maksudnya apa ya? merubah?

Offline junichiro

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
antik yah agama buddha ada karena terus selalu melandasi asas2 kehidupan untuk dipertanyakan, semakin bisa memecahkan masalah ya semakin yakin dong kita dan semangat belajar tp masih ada dikit.

nie kaka, tapi saya berpikir gini, umpama kalo kita berhenti makan daging, kebo, dan kambing ajah deh, jumlahnya 2x lipat manusia dibumi tuh, kan gawat juga, wakakkaka,kita sama2 makan rumput pun bisa gk kebagian,
nah tidak seimbangkan, jika seimbang diumpamakan biar gk seimbang aja deh jadi ada topiknya xiixi,
 kan suruh kebo kambing makan daging gk mungkin,

dan juga point  pandangan begini ni jika manusia mati maka akan meninggalkan bangkai teruraikan maka ia menjadi materi lain dong dan energi lain lg, so tuh energi muter2 trus bentuknya, nah bener gk tuh omongan pak ensten,

Offline DArief

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 0
Kita bisa membandingkan dengan baik hal2 yang setara.
Membandingkan Ajaran Buddha dengan sains secara umum, berarti kita harus pasti bahwa starting point dan final goal keduanya sama.
Saya berpendapat bahwa kedua hal tersebut pada Ajaran Buddha dan sains sangat berbeda, bahkan berlawanan.