//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Peperangan dalam Agama Buddha  (Read 19267 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ruychii

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Peperangan dalam Agama Buddha
« on: 28 August 2012, 05:29:09 PM »
"Sang Buddha tidak hanya puas (Catatan dari penterjemah: puas dalam arti: Buddha lebih suka) Buddha dengan omongan dan ucapan tentang perdamaian. Buddha juga tidak puas kalau hanya diriNya yang hidup dalam damai. Beliau secara aktif mendukung kedamaian dengan berusaha menghentikan peperangan. Ketika saudara-saudaraNya hendak pergi perang untuk merebut bagian air sungai Rohini, Sang Buddha tidak memihak siapapun.

 Sang Buddha tidak mendukung saudara-saudaraNya untuk ikut perang, tidak membantu dalam taktik peperangan, atau tidak menyuruh saudara-saudaraNya untuk tidak memberi ampun kepada musuh. Akan tetapi, Sang Buddha berdiri di antara kedua pihak dan berkata,"Mana yang lebih berharga? Darah atau air?" Para tentara menjawab,"Darah lebih berharga, Tuan."

 Lalu Sang Buddha berkata,"Lalu bukankah sangat tidak masuk akal untuk mengorbankan darah demi air?" Kedua belah pihak akhirnya meletakkan senjata dan tercapailah perdamaian." (Dhammapada Atthakata Book 15,1).

Di atas merupakan contoh tindakan oleh Buddha yang seharusnya kita contoh sebagai umat Buddha ketika terjadi peperangan.

Namun menurut sy, contoh cerita di atas terlalu bagus. Para prajurit kedua suku di atas juga bisa jadi juga mengenal dan sangat menghormati sang Buddha. Sehingga akhirnya meletakkan senjatanya. Namun di dunia kita hidup skrg, dengan adanya orang2 yang tidak peduli dengan nyawa dan kemanusiaan, bisa jadi biarpun ada tokoh perdamaian yang dihormati tetap saja bisa ditangkap atau dibunuh.

Sy ingin bertanya, tindakan apa yang tindakan kita sebagai umat Buddha ketika negara/bangsa yang kita tinggali diserang oleh negara tetangga, dan terjadi pembantaian besar-besaran penduduk negara/bangsa kita oleh negara tetangga tsb? Apakah kita harus mengangkat senjata melawan penjajah? Atau membiarkan mereka seenaknya masuk dan menguasai negara kita??

Berikut contoh2 dalam sejarah ketika terjadi serangan-serangan ke negara-negara yang pemimpinnya memeluk agama Buddha. Karena tidak melakukan perlawanan, akhirnya agama Buddha menjadi lenyap dari negara tersebut.

Contoh: Ketika negara C menyerang negara T, D Lama, sang tokoh besar agama B, dikejar2 dan terpaksa harus mengungsi ke negara lain.

Contoh lain:
Serangan terhadap bangsa mayoritas beragama B di Afghanistan oleh bangsa yang beragama I pada abad 7 yang mengakibatkan musnahnya agama B di Afghanistasn, dan serangan terhadap bangsa H di daerah India oleh bangsa yang sama pada abad 7-11.
http://en.wikipedia.org/wiki/Persecution_of_H****s
http://en.wikipedia.org/wiki/I****ic_conquest_of_Afghanistan

Berikut kutipan dari Wikipedia:
"Conquest of India is probably the bloodiest story in history. It is a discouraging tale, for its evident moral is that civilization is a precarious thing, whose delicate complex of order and liberty, culture and peace may at any time be overthrown by barbarians invading from without or multiplying within. The Hindus had allowed their strength to be wasted in internal division and war; they had adopted religions like Buddhism and Jainism, which unnerved them for the tasks of life; they had failed to organize their forces for the protection of their frontiers and their capitals, their wealth and their freedom, from the hordes of Scythians, Huns, Afghans and Turks hovering about India's boundaries and waiting for national weakness to let them in. For four hundred years (600-I 000 A.D.) India invited conquest; and at last it came."
« Last Edit: 28 August 2012, 05:36:45 PM by ruychii »

Offline EonStrife

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #1 on: 28 August 2012, 06:19:11 PM »
sekalian baca ini, sebagai bahan renungan tambahan : http://buddhism.about.com/od/basicbuddhistteachings/a/war.htm

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #2 on: 28 August 2012, 09:39:43 PM »
mana yang lebih berharga, menonton pemerkosa memperkosa pacarmu atau membunuh pemerkosa sebelum menyentuh pacarmu?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #3 on: 29 August 2012, 12:06:53 AM »
mana yang lebih berharga, menonton pemerkosa memperkosa pacarmu atau membunuh pemerkosa sebelum menyentuh pacarmu?
ah ngak relevans, dua2nya ngak berharga

 :backtotopic:
kita harus pisahkan kehidupan beragama dgn kehidupan bernegara
kalau dlm bernegara seseorang terikat dgn hukum negara (misal: kewajiban bela negara)
tapi kalau Buddhisme sama sekali tidak ada hukum agama bahkan kewajiban yg mengikat
lebih lanjut Buddhisme sama sekali tidak pernah mengajarkan untuk menyerang balik apabila ada serangan thd Buddhisme
coba deh baca Brahmajala Sutta di bagian depan tentang apabila ada cercaan thd Tri Ratna (Buddhisme)
pastinya ada cara lain yg lebih baik untuk ditempuh bukan dgn kekerasan

selain itu kita mesti sadari kalau dlm hidup seseorang punya banyak kewajiban misal: sbg umat beragama, sbg warga negara/anak bangsa, sbg kepala/wakil/anggota keluarga, dsb
lalu berhubungan dengan adanya orang Buddhis (sekalipun Bhikkhu) melakukan tindakan kekerasan
jangan serta merta melihatnya sebagai seorang umat beragama, apalagi agamanya tidak mengajarkan itu
mungkin saja dia melakukannya sbg anak bangsa yg peduli thd nasib bangsanya

dlm bernegarapun seharusnya seorang negarawan yg baik tidak serta merta menangani konflik dgn kekerasan
kekerasan hanyalah alternatif terakhir yg ditempuh bila cara2 damai telah mengalami kebuntuan

Contoh: Ketika negara C menyerang negara T, D Lama, sang tokoh besar agama B, dikejar2 dan terpaksa harus mengungsi ke negara lain.
ini namanya menempuh dukungan politik, walaupun sejauh ini belum ada negara yg benar2 mendukung T
tapi kalau saja menempuh berperang, saya rasa T pun ngak bakal bisa menandingi C
saya pikir seharusnya ada dukungan internasional umat B untuk mencarikan solusi terbaik apa buat T
tapi sekali lagi ini ranah politik bukan ranah agama

Contoh lain:
Serangan terhadap bangsa mayoritas beragama B di Afghanistan oleh bangsa yang beragama I pada abad 7 yang mengakibatkan musnahnya agama B di Afghanistasn, dan serangan terhadap bangsa H di daerah India oleh bangsa yang sama pada abad 7-11.
kalau saya rasa masyarakat A yg dulu menganut B jgn2 cuma sekedar di kulitnya doang
soalnya bukankah I di A terkenal sangat puritan, dan tentunya sangat bertolak belakang dgn B
sbg bahan perbandingan I di Jawa lebih kondusif, kalau ditelaah lebih jauh sptnya ada adaptasi dari agama dahulu
satu lagi I di C harus beradaptasi dgn budaya C

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #4 on: 29 August 2012, 06:05:55 AM »
mana yang lebih berharga, menonton pemerkosa memperkosa pacarmu atau membunuh pemerkosa sebelum menyentuh pacarmu?

keduanya tidak ada yang berharga
semoga tidak ada kejadian demikian
 _/\_
« Last Edit: 29 August 2012, 06:08:35 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #5 on: 29 August 2012, 12:15:10 PM »
mana yang lebih berharga, membunuh penindas umat buddha atau memprotes penguasa penindas umat dengan membunuh diri dengan cara bakar diri seperti kebiasaan para bhikkhu?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #6 on: 29 August 2012, 12:20:43 PM »
mana yang lebih berharga, membunuh penindas umat buddha atau memprotes penguasa penindas umat dengan membunuh diri dengan cara bakar diri seperti kebiasaan para bhikkhu?

Bung, Kami umat Buddhis tidak menilai suatu tindakan dari harganya.

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #7 on: 29 August 2012, 12:32:08 PM »
Bung, Kami umat Buddhis tidak menilai suatu tindakan dari harganya.

kalau begitu, mana yang lebih baik? unjuk rasa dengan bakar diri atau bunuh penguasa jahat?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #8 on: 29 August 2012, 12:51:22 PM »
kalau begitu, mana yang lebih baik? unjuk rasa dengan bakar diri atau bunuh penguasa jahat?
sekali lagi tidak ada relevansinya, bro
daripada unjuk rasa dgn bakar diri lebih baik unjuk rasa damai
daripada bunuh penguasa jahat lebih baik unjuk rasa damai untuk menurunkan kekuasaannya

nangkep bro
makanya puter otak
masih banyak opsi yg lebih baik

Offline akiong75

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 36
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #9 on: 29 August 2012, 12:51:38 PM »
mana yang lebih berharga, membunuh penindas umat buddha atau memprotes penguasa penindas umat dengan membunuh diri dengan cara bakar diri seperti kebiasaan para bhikkhu?

Bro, kapan para Bhikkhu punya kebiasaan bakar diri?? Itu tindakan personal atau kebiasaan(tradisi) ??

 _/\_
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Bebas dari Derita Fisik dan Batin

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #10 on: 29 August 2012, 12:57:18 PM »
kalau begitu, mana yang lebih baik? unjuk rasa dengan bakar diri atau bunuh penguasa jahat?

karena Buddhisme tidak mengajarkan unjuk rasa atau bunuh siapa pun

Saya lebih menghargai para pendahulu anda, karena setidaknya mereka masih mau berusaha untuk mempelajari Buddhisme sebelum masuk ke sini, jadi masih tercipta diskusi yg agak lebih sehat. saya sarankan agar anda mengikuti jejak pendahulu anda, dan kalau bisa malah melebihi pendahulu anda, agar anda bisa lebih lebih awet di sini.
« Last Edit: 29 August 2012, 01:12:17 PM by Indra »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #11 on: 29 August 2012, 01:03:59 PM »
karena Buddhisme tidak mengajarkan unjuk rasa

Saya lebih menghargai para pendahulu anda, karena setidaknya mereka masih mau berusaha untuk mempelajari Buddhisme sebelum masuk ke sini, jadi masih tercipta diskusi yg agak lebih sehat. saya sarankan agar anda mengikuti jejak pendahulu anda, dan kalau bisa malah melebihi pendahulu anda, agar anda bisa lebih lebih awet di sini.

maksudnya pendahulunya melakukan 'harakiri' di alam dhammacitta ?  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #12 on: 29 August 2012, 02:10:26 PM »
maksudnya pendahulunya melakukan 'harakiri' di alam dhammacitta ?  ^-^
untuk memprotes penguasa... ^-^
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #13 on: 29 August 2012, 07:13:36 PM »
LONDON, suaramerdeka.com - Seorang bhikkhu Tibet berusia 30 tahunan, Jamyang Palden, membakar dirinya sendiri pada hari Rabu (14/3), di kota Rongwo, provinsi Qinghai, China. Aksinya ini diduga adalah bentuk protes pada pemerintahan China, menurut Free Tibet, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di London.

Beruntung Jamyang Palden, yang membakar dirinya di sebuah lapangan di depan Biara Rongwo, berhasil selamat. Pihak berwenang membawanya ke rumah sakit, tetapi para bhikkhu membawanya kembali ke vihara karena takut bahwa ia akan ditangkap, lapor Free Tibet.

Sedikitnya 27 orang Tibet melakukan aksi bakar diri sejak Maret 2011, dan sedikitnya 18 dari mereka telah meninggal. Sekitar 500 biksu berkumpul di alun-alun aksi itu, Rabu (14/3). Beberapa mengangkat gambar dari Dalai Lama, pemimpin spiritual dari pengasingan Tibet, Free Tibet mengatakan.

Kampanye Internasional untuk Tibet, kelompok advokasi lain melaporkan, aksi bakar diri Palden berlangsung sekitar pukul 9 pagi di daerah Rebkong. Daerah ini juga disebut Tongren dalam bahasa China, wilayah di perbatasan Tibet dan etnis Han tanah.
( NYT    , Linda Putri / CN33    )

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peperangan dalam Agama Buddha
« Reply #14 on: 29 August 2012, 07:14:30 PM »

 

anything