//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - mettiko

Pages: [1] 2
1
Theravada / Re: Himbauan dari STI tentang Dhammakaya Nikaya
« on: 21 May 2013, 10:40:02 PM »
Kl Romo sendiri tidak berpihak pada organisasi/majelis manapun. Yg penting tetap bs memajukan Buddhasasana.. Begitu kata Romo...
Begitulah info yg sy dapat dari Romo pujianto.
Bahkan tahun depan mau mengadakan pabbajja samanera 1250 peserta dg pemrakarsanya Dhammakaya...

2
Keberadaan Bhikkhuni Theravada masih menjadi kontroversi, ada yg setuju ada yg tidak.. Termasuk di Indonesia sendiri, Bhikkhuni Theravada masih jadi kontroversi hingga kini, apalagi mengadakan pabbajja samanera so pasti kontroversial banget.
Sejarah memang mencatat bhw Bhikkhuni Theravada sudah punah di Srilangka. Usaha menghidupkan kembali Bhikkhuni akan menjadi polemik.. Krn persyaratan Upasampada bhikkhuni tdk terpenuhi..
Menurut sy menjadi orang yg baik dan suci atau mengabdi u/ kemajuan Buddhasasana g harus menjadi bhikkhuni.. Banyak meici dan sayalay yg hebat bahkan melebihi Bhikkhu.
So kemajuan dlmDhamma itu tidak terletak pada Upasakha/i, samanera/i, bhiikhu/ni tapi dari pati-pati Dhamma...
Dhammacari sukkham seti.

3
Theravada / Re: Himbauan dari STI tentang Dhammakaya Nikaya
« on: 21 May 2013, 09:56:07 PM »
Lama tak OL..Kangen jg sm DC
Ada topik Hangat mengenai Dhammakaya krn aku jg dpt BC via BBM tapi ada 2 versi, 1. Tanpa mencantumkan nama Bhante Dhammadhiro sdg yg kedua mencantumkan nama bhantenya.. Isinya sama persis, trus sy tanyakan ke salah satu bhante STI jg katanya blum tau soal BC tsb apakah benar dari Bhante Dhammadhiro atau bukan.
Sebenarnya Polemik Dhammakaya terjadi di Thai, ada sebagian dari Tradisi Dhammayutika tdk sepaham dg apa yg di jalankan oleh Dhammakaya, tapi anehnya semua Gelar dan penghargaan kepada bhikkhu Dhammakaya di berikan oleh Sangharaja ( yg notabene dr Dhammayut ) bs lihat di inetnya dhammakaya, jg penghargaan dr Kerajaan.
Sdg di Indo Dhammakaya dipimpin oleh Bhante Sukhanto yg sdah dpt Gelar Phra Kru dr Sangharaja jg...
Masalah mencuat di Indo sebenarnya Dhammakaya di bawa kedesa2 oleh Romo Pujianto ( exs b. Vijjito ) dan Dhammakaya mendapat sambutan baik di desa2 dg tujuan memajukan Dhamma dan Ekonomi umat ( petani ) katanya akan membawa serta ahli2 pertanian dr Thai. Info ini sy peroleh langsung dr Romo pujianto sewaktu ketemu tgl 18 di acara Waisak STABN Sriwijaya.
Kl soal ajaranya sy g tau persis tapi sebaiknya ehipassiko sj ke centrenya Dhammakaya di Modernland jl.pulau dewa 5. Biar kita g mengira2, menduga2 dan berprasangka kita tnyakan sj sm pengurus disana, apakah benar ajaranya menyimpang atau tidak sperti yg di BC di BBM...
Dg mengetahui langsung kita akan melihat kebenarannya.
Salam dalam Dhamma semoga semua mahkluk hidup berbahagia.

4
Bro semua, ada Bhante yang menyatakan pendapatnya seperti dibawah ini :

Bahwa ajaran Buddha yang dibabarkan zaman sekarang ini dapat menyimpang dari ajaran yg sejati.
Walau dibabarkan oleh Bhikku atau dijelaskan dibuku harus dibandingkan dengan Sutta Pitaka dan Vinaya Pitaka,
Bila tidak sesuai dengan Sutta dan Vinaya, maka janganlah dianggap sebagai ajaran Buddha yang benar.

Vipassana baru ada 30 tahun terakhir, dalam Tipitaka tidak ada istilah Vipassana.
Sang Buddha tidak mengajarkan Vipassana, Vipasanna adalah istilah yang dipopulerkan oleh Bhante Mahasi Sayadaw, agar orang2 tertarik pada metoda meditasi yang lebih 'mudah' (krn tidak mencapai jhana), tapi dapat mencapai tingkat2 kesucian.
Selain itu, murid2 sang Buddha pada jaman dulu hanya mengagungkan Samatha Bhavana,
Juga dalam Mahasatipathana Sutta yang dijelaskan adalah Samatha Bhavana.

Kesucian tingkat pertama (Sotapana) dapat dicapai hanya dengan mendengarkan dan membaca ttg dhamma, dan bukan dengan meditasi Vipassana.
Sedangkan tingkat2 kesucian yang lebih tinggi hanya dapat dicapai setelah mencapai jhana jhana dalam menditasi Samatha Bhavana.

Setelah jhanna tanpa bentuk tingkat 4 (jhanna ke 8) ada jhanna ke 9, dimana orang yang mencapai jhanna 9 berarti telah mencapai Nibbana, dengan kata lain orang yang dapat mencapai jhana 9 dapat menjadi seorang Arahat.


Apakah pendapat ini bisa diterima?
Terus terang, Pendapat yg dinyatakan Bhante ini agak bertentangan dengan pandangan saya yang selama ini saya yakini..
Bagaimana menurut pendapat bro sekalian?

baca dulu Tipitaka Dengan lengkap terutama Mahasatiphatana Sutta.. di jelaskan bhwa tidak ada jalan lain selain vipassana untuk meraih kesucian.. dalam Mahaparinibbana sutta ( kalau aku gak salah inget ) Tidak akan di temukan orang suci dalam ajaran manapun jika di dalamnya tidak mengajarkan Vipassana..

5
saya mau minta tanggapan dan analisa hal ini dari sudut pandang Dharma.
dan tolong jangan disebarluaskan dulu, jangan bikin kontroversi yang tidak perlu

apa pendapat teman-teman dengan gambar dibawah?



Gak usah di bikin Ribut, Biarin aja kalau mau di klaim sebagai milk merekah, toh dunia sudah tau bhkan unesco juga dah mengakui kalau borbudur candi Buddha, jika mreka mengklaim candi borobudur sebagai peninggalan islam hendaknya cap berhala yang selama ini di terapkan dihapus, dan kalau naik haji ke borobudur aja. biar negara kita banyak devisanya...  _/\_

kebenaran takkan pernah tertukar.. siapa bilang kadal itu buaya hanya orang yang g pernah liat kadal juga buaya, hanya crita saja yang dia dengar, bgt jga orang yang mengklaim candi borobudur itu milik mereka adalah orang yang tak pernah tau sejarah apalagi agama Buddha.. mungkin dengan mengklaim hal itu mereka akan  belajar dari relif lalitavistara di candi borobudur.. tentang Riwayat Guru Agung Buddha dan Ajarannya
sehingga mereka akan sadar... Namo Vimuttamam Namo Vimuttiya  _/\_

6
Namo Buddhaya,

Saya sgt menyayangkan bykny org2 evangelist yg brusaha 'meraih' umat ajaran lain.. tetapi sesungguhnya kesalahanny bukan terletak pda evangelist tersebut namun terdpt pada 'gurunya'..
nah saya penasaran,salah 1 ajaran yg 'menyarankan' agar umatnya menjadi fanatik seperti K dgan maha guruny/juru slamatnya Y***s.. karma apakah yg dimiliki oleh seorg 'Y***s"??? (kita tahu bhwa dia bukan arahat dan masi mempunyai sifat keduniawian,jdi masi bsa mendpt karma dan terlahir kmbli)
A. Skrg dia brada di alam brahma/dewa krna tlah menuntun byk manusia ke jalan yg lbi baik? (perhatian:bukan bnar)
B. Skrg dia brada dlam alam menyedihkan krna tlah memutarbalikan ajaran kebenaran/dhama?
C. Skrg dia brada di alam manusia krna karma baiknya dan karma burukny setimpal?? (gabungan A dan B)

Mohon rekan2 skalian diskusi ttg hal ini..kita tentuny penasara bukan?trims

karmaburuk tentunya karena bukan mengajarkan kebenaran yang hakiki dah lebih cenderung materiallistis, serta memegang teguh pandangan salahnya.

Mereka yang menganggap salah untuk hal - hal yang benar, dan mengangap yang hal - hal yang benar itu salah, semua orang yang memegang teguh pandangan keliru ini akan terlahir di alam neraka.
                                                                                                                     (Dhammapada XXII Niraya Vagga)

7
Kekerasan Pada Agama Di Chittagong, Bangladesh
Tuesday, January 15, 2008
Bangladesh, Bhagavant.com --
Personil militer telah memerintahkan para penduduk desa Buddhis Jumma untuk menghentikan pekerjaan renovasi sebuah vihara di Maischari di wilayah Khagrachari di Bidang Bukit Chittagong (wilayah penting Buddhist Jumma), Bangladesh.

Mereka juga menahan sementara Aungjyo Karbari, kepala desa Korngjyo Karbari Para dan menginterogasinya mengenai seluk-beluk vihara. Sekitar 50 orang pria dan wanita Jumma dari desa Choudhury Para sedang bekerja saat personil tentara datang ke sana.

Ratusan umat Buddhis dari desa-desa terdekat seperti Karallyachari, Jadugonala, Rangapanichara, Mubachari, Sabgujya, Manikchari, Bolipara, Bachchupara, Magistrate Para dan Choudhury Para telah bekerja setiap hari dalam renovasi vihara. Pekerjaan sebagian besar berupa pengaturan bagian dasar, konstruksi sebuah aula makan dan ruang tidur untuk para bhikkhu. Tentara mengatakan pekerjaan seperti itu tidak boleh dilakukan tanpa meminta ijin terlebih dulu dari pemerintah Mahalchari Thana.

Personil tentara dari kam Kiang-ghat muncul kembali di vihara dan menahan sementara empat remaja Buddhis Jumma yang tinggal di vihara pada malam yang lalu untuk melaksanakan pembagian tugas vihara – terutama untuk mempersiapkan makan bagi para bhikkhu di pagi hari.

Satu setengah bulan yang lalu, para pemukim Muslim Bengali dari desa-desa bagian Maischari, Noonchari dan Kiang-ghat berusaha mengambil tanah ini. Para pemukim telah mengambil alih ratusan acre tanah milik orang-orang Jumma di Maischari dan daerah-daerah sekitarnya dengan bantuan langsung dari tentara.

”Kami tidak menolerir rumah Buddha manapun di sini; kami hanya menginginkan rumah Allah,” kata Kapten Shohel.

Sekelompok personil tentara yang dipimpin oleh kapten Shohel, komandan dari kam Indra Singh Karbaripara di Lakshmichari di daerah Khagrachari, menerobos masuk sebuah vihara pusat meditasi di puncak gunung Bhujulichuk yang di jalankan oleh salah satu siswa Y.M. Bhante Bana. Y.M. Bhante Bana merupakan seorang bhikkhu yang paling dihormati di Bangladesh dan dipercayai telah mencapai ke-Arahat-an.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 8 pagi pada tanggal 31 Desember 2007. Kapten Shohel dan 15 orang tentaranya menghancurkan sebuah pondok dan meruntuhkan atap jerami dan dinding bambu dari vihara ketika Sramana Shubhopriyo yang sedang meditasi mendalam di dalamnya, tidak merasa terganggu oleh suara-suara pengrusakan. Ada lagi pondok lainnya di sisi utara. Para tentara yang menerobos juga menghancurkannya. Sementara jubah para bhikku disobek-sobek, sebuah jamban, kamar mandi dan rumah peristirahatan juga turut dimusnahkan.

Untuk melengkapi itu semua, personil tentara membuang patung Sang Buddha ke dalam hutan di utara vihara. Namun, beberapa menit kemudian mereka mengambilnya kembali dan membiarkannya di tanah di bawah langit terbuka di sisi timur vihara. Dua orang bhikkhu dan Sramana Shubhopriyo, seorang samanera, tinggal di vihara pusat meditasi tersebut.

Urutan waktu: Peristiwa intimidasi oleh pasukan keamanan

Para tentara melakukan penyerangan pertama ke vihara Bhujulichuk pada 17 Juli 2007. Pada waktu itu personil tentara di pimpin oleh kapten Raihan, komandan kam tentara Shuknachari, menghancurkan pusat meditasi Bhujulichuk dan menahan sementara dua samanera - Sramana Shasan Ujjal and Sramana Nykistic – yang telah bermeditasi di sana selama beberapa bulan. Mereka dipaksa untuk meninggalkan vihara. Para umat kemudian membangun kembali vihara pusat meditasi dan mengundang para bhikkhu untuk tinggal di sana.

Pada 10 Januari 2007, sekelompok personil tentara dari zona Lakshmichari merampok Vihara Aryo Mitra Bouddha dan mengintimidasi Bhikkhu Sharadhatissyo, kepala bhikkhu dari vihara tersebut.

Pada bulan Agustus sampai September 2007, para pemukim yang didukung oleh tentara melakukan perampasan besar-besaran 300 acr tanah termasuk 100 acr milik Vihara Sadhana Tila Bana di Dighinala, Khagrachari. Mereka meruntuhkan papan nama vihara dan mengintimidasi para bhikkhu.

Pada 5 November 2007, Mayor Qamruzzaman, komandan dari zona Babuchara, memanggil Sneha Moy dan Santosh Jibon dari komunitas Chakma ke kamnya dan mengancam mereka agar tidak menggunakan pengeras suara dalam pengumuman publik pada Katin Chivor Danotsav, festival keagamaan terbesar dari komunitas Buddhis di Bidang Bukit Chittagong. Tentara juga menghentikan mobil yang membawa para bhikkhu di Babuchara dan melepaskan mereka setelah mengancam agar menghentikan pertemuan keagamaan di depan kam.

Pada 12 September 2007, Pejabat Upazilla Nirbahi dari Mahalchari, Md. Abdul Matin, mengeluarkan sebuah peringatan kepada publik yang melarang pembentukan institusi baru agama tanpa meminta ijin terlebih dulu dari otoritas setempat. Peringatan tersebut diarahkan untuk menghambat praktik keagamaan Buddhis dan memfasilitasi pemukim ilegal Muslim Bengali.

Oleh: CHT. P. Chakma, Sekretaris Dewan Buddhis Jumma (World Jumma Buddhist's Council), HWHRF, 11 January 2008.

di muhammadtube.com juga bilang pemerintah Bangladesh kelabakan, soalnya 4000an muslim buang Quran ke sungai.
Dan jumlahnya terus bertambah. Mungkin mereka sadar, kemelaratan itu akibat Islam.

8
Kekerasan Pada Agama Di Chittagong, Bangladesh
Tuesday, January 15, 2008
Bangladesh, Bhagavant.com --
Personil militer telah memerintahkan para penduduk desa Buddhis Jumma untuk menghentikan pekerjaan renovasi sebuah vihara di Maischari di wilayah Khagrachari di Bidang Bukit Chittagong (wilayah penting Buddhist Jumma), Bangladesh.

Mereka juga menahan sementara Aungjyo Karbari, kepala desa Korngjyo Karbari Para dan menginterogasinya mengenai seluk-beluk vihara. Sekitar 50 orang pria dan wanita Jumma dari desa Choudhury Para sedang bekerja saat personil tentara datang ke sana.

Ratusan umat Buddhis dari desa-desa terdekat seperti Karallyachari, Jadugonala, Rangapanichara, Mubachari, Sabgujya, Manikchari, Bolipara, Bachchupara, Magistrate Para dan Choudhury Para telah bekerja setiap hari dalam renovasi vihara. Pekerjaan sebagian besar berupa pengaturan bagian dasar, konstruksi sebuah aula makan dan ruang tidur untuk para bhikkhu. Tentara mengatakan pekerjaan seperti itu tidak boleh dilakukan tanpa meminta ijin terlebih dulu dari pemerintah Mahalchari Thana.

Personil tentara dari kam Kiang-ghat muncul kembali di vihara dan menahan sementara empat remaja Buddhis Jumma yang tinggal di vihara pada malam yang lalu untuk melaksanakan pembagian tugas vihara – terutama untuk mempersiapkan makan bagi para bhikkhu di pagi hari.

Satu setengah bulan yang lalu, para pemukim Muslim Bengali dari desa-desa bagian Maischari, Noonchari dan Kiang-ghat berusaha mengambil tanah ini. Para pemukim telah mengambil alih ratusan acre tanah milik orang-orang Jumma di Maischari dan daerah-daerah sekitarnya dengan bantuan langsung dari tentara.

”Kami tidak menolerir rumah Buddha manapun di sini; kami hanya menginginkan rumah Allah,” kata Kapten Shohel.

Sekelompok personil tentara yang dipimpin oleh kapten Shohel, komandan dari kam Indra Singh Karbaripara di Lakshmichari di daerah Khagrachari, menerobos masuk sebuah vihara pusat meditasi di puncak gunung Bhujulichuk yang di jalankan oleh salah satu siswa Y.M. Bhante Bana. Y.M. Bhante Bana merupakan seorang bhikkhu yang paling dihormati di Bangladesh dan dipercayai telah mencapai ke-Arahat-an.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 8 pagi pada tanggal 31 Desember 2007. Kapten Shohel dan 15 orang tentaranya menghancurkan sebuah pondok dan meruntuhkan atap jerami dan dinding bambu dari vihara ketika Sramana Shubhopriyo yang sedang meditasi mendalam di dalamnya, tidak merasa terganggu oleh suara-suara pengrusakan. Ada lagi pondok lainnya di sisi utara. Para tentara yang menerobos juga menghancurkannya. Sementara jubah para bhikku disobek-sobek, sebuah jamban, kamar mandi dan rumah peristirahatan juga turut dimusnahkan.

Untuk melengkapi itu semua, personil tentara membuang patung Sang Buddha ke dalam hutan di utara vihara. Namun, beberapa menit kemudian mereka mengambilnya kembali dan membiarkannya di tanah di bawah langit terbuka di sisi timur vihara. Dua orang bhikkhu dan Sramana Shubhopriyo, seorang samanera, tinggal di vihara pusat meditasi tersebut.

Urutan waktu: Peristiwa intimidasi oleh pasukan keamanan

Para tentara melakukan penyerangan pertama ke vihara Bhujulichuk pada 17 Juli 2007. Pada waktu itu personil tentara di pimpin oleh kapten Raihan, komandan kam tentara Shuknachari, menghancurkan pusat meditasi Bhujulichuk dan menahan sementara dua samanera - Sramana Shasan Ujjal and Sramana Nykistic – yang telah bermeditasi di sana selama beberapa bulan. Mereka dipaksa untuk meninggalkan vihara. Para umat kemudian membangun kembali vihara pusat meditasi dan mengundang para bhikkhu untuk tinggal di sana.

Pada 10 Januari 2007, sekelompok personil tentara dari zona Lakshmichari merampok Vihara Aryo Mitra Bouddha dan mengintimidasi Bhikkhu Sharadhatissyo, kepala bhikkhu dari vihara tersebut.

Pada bulan Agustus sampai September 2007, para pemukim yang didukung oleh tentara melakukan perampasan besar-besaran 300 acr tanah termasuk 100 acr milik Vihara Sadhana Tila Bana di Dighinala, Khagrachari. Mereka meruntuhkan papan nama vihara dan mengintimidasi para bhikkhu.

Pada 5 November 2007, Mayor Qamruzzaman, komandan dari zona Babuchara, memanggil Sneha Moy dan Santosh Jibon dari komunitas Chakma ke kamnya dan mengancam mereka agar tidak menggunakan pengeras suara dalam pengumuman publik pada Katin Chivor Danotsav, festival keagamaan terbesar dari komunitas Buddhis di Bidang Bukit Chittagong. Tentara juga menghentikan mobil yang membawa para bhikkhu di Babuchara dan melepaskan mereka setelah mengancam agar menghentikan pertemuan keagamaan di depan kam.

Pada 12 September 2007, Pejabat Upazilla Nirbahi dari Mahalchari, Md. Abdul Matin, mengeluarkan sebuah peringatan kepada publik yang melarang pembentukan institusi baru agama tanpa meminta ijin terlebih dulu dari otoritas setempat. Peringatan tersebut diarahkan untuk menghambat praktik keagamaan Buddhis dan memfasilitasi pemukim ilegal Muslim Bengali.

Oleh: CHT. P. Chakma, Sekretaris Dewan Buddhis Jumma (World Jumma Buddhist's Council), HWHRF, 11 January 2008.

Bro & sis DC penindasan terhadap pengikut Buddhasasana udah terjadi sejak jaman dulu dari mulai invasinya persia ( turki ) di india sampe skarang, bukan hanya di bangladesh aj tapi dulu di NKRI jg terkadi, karena mereka punya prinsip bahwa membunuh orang khafir ( non muslim ) = surga. bila bro & sis DC pinn tau islam itu sesungguhnya apa, siapa muhammad, allah siapa, apa yang tertulis di Qur'a itu benar atau tidak silahkan bro & sis DC kunjungi situs. , di jamin tau dengan gamblang, karena bnyak orang muslim setelah membaca artikel di situs tersebut menjadi murtad ( tidak percaya lagi dengan islam )..

salam damai

9
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 13 August 2010, 11:32:02 AM »
Quote
so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

mohon dijelaskan kepada saya, apa yang anda maksud cara dunia? dan apa yang anda maksud cara adiduniawi? setahu saya, di alam manusia inilah terjadi sejarah dari sang Buddha. lagipula, memangnya anda mau menunggu hingga hidup di dunia apa baru anda mau berusaha menjalani cara kesucian?
Anda katakan anda siap berbuat buruk dan menanggungnya, namun bagaimana bila anda, yang mengatakan bahwa ingin menjaga ajaran sang Buddha, tetapi anda sendiri salah mengartikan ajaran dari sang Buddha itu sendiri?

males berdebat dengan orang yang beda visi
buang waktu.....
thx....
may u always happy

10
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 12 August 2010, 04:36:38 PM »
sebelumnya bro pahami dulu maksud & tujuan saya jangan di kaitkan dengan pribadi ( usaha, dsb... )
kl bro pernah baca kisah Maha Moggallana, beliau adalah sosok yang harus kita teladani dalam soal menjaga Sang Buddha. berikut adalah salah satu kisah Maha Moggallana ..


Nandopananda bhujagam vibudham mahiddhim
Puttena Thera bhujagena damapayanto
Iddhupadesa vidhina jitava munindo
Tan tejasa bhavatu te jayamangalani

Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar
Putra Sang Buddha yang Terkemuka (Moggallana Thera) sebagai naga pergi untuk menjinakkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan kesaktian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna
[/i]

Pada suatu hari, jutawan Anathapindika, sesudah mendengarkan Ajaran Sang Buddha di Vihara Jetavana, mengundang Sang Guru Agung dengan lima ratus bhikkhu untuk menerima dana pada esok harinya.

Pagi-pagi sekali, pada saat Sang Buddha memeriksa keadaan di dunia ini, Beliau melihat Raja Naga Nandopananda mempunyai pandangan salah, tetapi mempunyai karma baik untuk berlindung kepada Sang Tri Ratna. Sang Guru juga melihat hanya Bhikkhu Moggallana yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Sang Buddha meminta Bhikkhu Ananda untuk memanggil lima ratus muridNya untuk menyertai Beliau ke Surga Tavatimsa 2). Sang Buddha beserta para bhikkhu terbang di udara. Dalam perjalanan menuju Surga Tavatimsa, mereka melintas di atas kediaman Nandopananda. Ketika itu, ia sedang menikmati makanannya yang enak. Ia sangat marah melihat para bhikkhu terbang melintas di atas kediamannya, dan berniat untuk menghalangi perjalanan mereka.

Ia lalu bergelung melingkari Gunung Sineru sebanyak tujuh kali dan kepalanya berada di puncak gunung. Ia menciptakan kegelapan, membuat segala sesuatu tidak kelihatan, sehingga menyebabkan Surga Tavatimsa tidak dapat terlihat. Kegelapan yang terjadi dengan mendadak ini, menyebabkan Bhikkhu Ratthapala berkata kepada Sang Buddha, bahwa tidak ada surga maupun Istana Vejayanta dapat terlihat pada hari itu. Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya bahwa Raja Naga Nandopanandalah yang menyembunyikan gunung tersebut. Setelah mendengar penjelasan Sang Guru, Bhikkhu Ratthapala berkata ia akan pergi dan menaklukkan Raja Naga itu, tetapi Sang Buddha tidak mengijinkannya.

Kemudian Bhikkhu Bhaddiya maju ke depan, menawarkan diri untuk menaklukkannya, tetapi Sang Buddha juga tidak mengijinkannya. Kemudian Bhikkhu Rahula dan beberapa bhikkhu lainnya juga tidak diijinkan oleh Sang Buddha untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Dengan seijin Sang Buddha, Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda. Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda. Ia lalu melingkari Nandopananda sebanyak empat belas kali dengan ekornya.

Ia menaruh kepalanya di atas kepala Nandopananda dan menekannya ke bawah ke Gunung Sineru. Raja Naga berusaha keras untuk melepaskan diri dengan menyemburkan bisanya. Tetapi Bhikkhu Moggallana mengirimkan serangan balasan, yang lebih kuat daripada Raja Naga yang membuat Raja Naga itu amat menderita. Kemudian Raja Naga menyemburkan api, dan Bhikkhu Moggallana juga melakukan hal yang sama. Semburan api itu amat menyakiti Raja Naga, tetapi sebaliknya semburan api Raja Naga tidak menyakiti Bhikkhu Moggallana.

Nandopananda lalu berteriak dengan marah : "Siapakah engkau?"

"Saya adalah Moggallana," jawab Bhikkhu Moggallana yang sudah kembali ke wujudNya semula.

Sesudah itu Bhikkhu Moggallana masuk ke dalam salah satu kuping Raja Naga dan keluar dari kuping lainnya. Ketika Raja Naga membuka mulutnya, Bhikkhu Moggallana memasuki perutnya, dan mulai berjalan naik turun, dari kepala sampai ke ekor dan dari ekor sampai ke kepala. Sang Buddha menegur Bhikkhu Moggallana dan mengingatkanNya akan kekuatan Raja Naga itu.

Raja Naga amat marah dengan gangguan pada ususnya yang amat menyakitkan. Ia lalu memutuskan untuk menekan sampai mati kalau Bhikkhu Moggallana keluar dari mulutnya. Ia lalu berkata :
"Yang Mulia, keluarlah dan jangan berjalan naik turun di dalam perutku ini."

Tetapi Bhikkhu Moggallana keluar tanpa diketahuinya. Ketika Raja Naga itu melihatNya sudah berada di luar, ia lalu menyemburkan racun berbisanya yang lain. Bhikkhu Moggallana dengan segera masuk ke Jhana Keempat 3), di sana semburan racun berbisa itu tidak dapat menyentuh selembar rambutpun di tubuhNya.

Selain Sang Buddha, hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat masuk ke Jhana Keempat dengan segera. Para bhikkhu lainnya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan bermeditasi. Bagaimanapun mereka tidak akan dapat dengan segera memasuki Jhana Keempat agar dapat terhindar dari semburan racun berbisa Raja Naga itu, karena apabila terlambat mereka akan hangus menjadi abu. Sang Buddha telah mengetahui kejadian yang amat kritis ini, dan tidak mengijinkan para bhikkhu yang lain, kecuali hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat menaklukkan Raja Naga ini.

Nandopananda menerima kekalahannya dan mengubah dirinya menjadi seorang pemuda dan berkata :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepadaMu."

Ia bersimpuh di kaki Bhikkhu Moggallana. Kemudian Bhikkhu Moggallana mengatakan bahwa Sang Buddha ada di sini dan mereka lalu pergi menemui Beliau.

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda :
"O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

Dengan diiringi ke lima ratus bhikkhu, Sang Buddha lalu melanjutkan perjalanan menuju Surga Tavatimsa menemui Raja Sakka.

Setelah selesai, Sang Buddha kemudian kembali ke Savatthi. Jutawan Anathapindika yang sedang menunggu kedatangan Sang Buddha untuk memberikan dananya, mendengar bahwa Bhikkhu Moggallana dapat menaklukkan Raja Naga Nandopananda merasa amat gembira, lalu ia mempersembahkan dana kepada Sang Buddha dan ke lima ratus bhikkhu terus-menerus selama satu minggu.

Keterangan :

1.Naga : Mahluk Asura yang mempunyai kesaktian
2.Surga Tavatimsa : Alam 33 Dewa yang diketuai oleh Dewa Sakka
3.Jhana Keempat : Salah satu tingkat pencapaian meditasi

so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

Poranametam atula
netam ajjatanam i'va
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhaninam pi nindanti
natthi loke anindito

O.. Atula, ssejak dahulu kala
tidak hanya terjadi sekarang
mereka mencela orang yang duduk berdiam diri
mereka mencela orang yang sedikit bicara
mereka juga mencela orang yang banyak bicara
tidak ada orang yang tidak di cela di dunia ini.
[/i]
                                                                       ( Dhammapada XVII KODHA VAGGA 17 : 7 )

Saya mau tanya apa hubungannya penutupan Buddha-Bar dan penaklukan Nandopananda yah?

itu kisah bos.. kl hubungan historisnya g ada, tapi yang di ambil adl keteladanan Maha Moggallana..
yang perlu juga di terapkan dalam hal menjaga Ajaran Sang Buddha, agar Nama Agung beliau tidak dilecehkan dan Simbol2 Ke Agungan dari Guru Agunng Buddha tidak di jadikan Tempat Maksiat

11
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 12 August 2010, 11:32:51 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.



mungkin Bro Mettiko bisa mengupdate informasi terbaru ini di thread Buddha Bar

tak chek in.. dulu ya.. hee heee _/\_

12
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 12 August 2010, 11:32:00 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.



mungkin Bro Mettiko bisa mengupdate informasi terbaru ini di thread Buddha Bar

tak shek dulu ya.. _/\_

13
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 12 August 2010, 11:18:51 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.

sebelumnya bro pahami dulu maksud & tujuan saya jangan di kaitkan dengan pribadi ( usaha, dsb... )
kl bro pernah baca kisah Maha Moggallana, beliau adalah sosok yang harus kita teladani dalam soal menjaga Sang Buddha. berikut adalah salah satu kisah Maha Moggallana ..


Nandopananda bhujagam vibudham mahiddhim
Puttena Thera bhujagena damapayanto
Iddhupadesa vidhina jitava munindo
Tan tejasa bhavatu te jayamangalani

Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar
Putra Sang Buddha yang Terkemuka (Moggallana Thera) sebagai naga pergi untuk menjinakkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan kesaktian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna
[/i]

Pada suatu hari, jutawan Anathapindika, sesudah mendengarkan Ajaran Sang Buddha di Vihara Jetavana, mengundang Sang Guru Agung dengan lima ratus bhikkhu untuk menerima dana pada esok harinya.

Pagi-pagi sekali, pada saat Sang Buddha memeriksa keadaan di dunia ini, Beliau melihat Raja Naga Nandopananda mempunyai pandangan salah, tetapi mempunyai karma baik untuk berlindung kepada Sang Tri Ratna. Sang Guru juga melihat hanya Bhikkhu Moggallana yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Sang Buddha meminta Bhikkhu Ananda untuk memanggil lima ratus muridNya untuk menyertai Beliau ke Surga Tavatimsa 2). Sang Buddha beserta para bhikkhu terbang di udara. Dalam perjalanan menuju Surga Tavatimsa, mereka melintas di atas kediaman Nandopananda. Ketika itu, ia sedang menikmati makanannya yang enak. Ia sangat marah melihat para bhikkhu terbang melintas di atas kediamannya, dan berniat untuk menghalangi perjalanan mereka.

Ia lalu bergelung melingkari Gunung Sineru sebanyak tujuh kali dan kepalanya berada di puncak gunung. Ia menciptakan kegelapan, membuat segala sesuatu tidak kelihatan, sehingga menyebabkan Surga Tavatimsa tidak dapat terlihat. Kegelapan yang terjadi dengan mendadak ini, menyebabkan Bhikkhu Ratthapala berkata kepada Sang Buddha, bahwa tidak ada surga maupun Istana Vejayanta dapat terlihat pada hari itu. Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya bahwa Raja Naga Nandopanandalah yang menyembunyikan gunung tersebut. Setelah mendengar penjelasan Sang Guru, Bhikkhu Ratthapala berkata ia akan pergi dan menaklukkan Raja Naga itu, tetapi Sang Buddha tidak mengijinkannya.

Kemudian Bhikkhu Bhaddiya maju ke depan, menawarkan diri untuk menaklukkannya, tetapi Sang Buddha juga tidak mengijinkannya. Kemudian Bhikkhu Rahula dan beberapa bhikkhu lainnya juga tidak diijinkan oleh Sang Buddha untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Dengan seijin Sang Buddha, Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda. Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda. Ia lalu melingkari Nandopananda sebanyak empat belas kali dengan ekornya.

Ia menaruh kepalanya di atas kepala Nandopananda dan menekannya ke bawah ke Gunung Sineru. Raja Naga berusaha keras untuk melepaskan diri dengan menyemburkan bisanya. Tetapi Bhikkhu Moggallana mengirimkan serangan balasan, yang lebih kuat daripada Raja Naga yang membuat Raja Naga itu amat menderita. Kemudian Raja Naga menyemburkan api, dan Bhikkhu Moggallana juga melakukan hal yang sama. Semburan api itu amat menyakiti Raja Naga, tetapi sebaliknya semburan api Raja Naga tidak menyakiti Bhikkhu Moggallana.

Nandopananda lalu berteriak dengan marah : "Siapakah engkau?"

"Saya adalah Moggallana," jawab Bhikkhu Moggallana yang sudah kembali ke wujudNya semula.

Sesudah itu Bhikkhu Moggallana masuk ke dalam salah satu kuping Raja Naga dan keluar dari kuping lainnya. Ketika Raja Naga membuka mulutnya, Bhikkhu Moggallana memasuki perutnya, dan mulai berjalan naik turun, dari kepala sampai ke ekor dan dari ekor sampai ke kepala. Sang Buddha menegur Bhikkhu Moggallana dan mengingatkanNya akan kekuatan Raja Naga itu.

Raja Naga amat marah dengan gangguan pada ususnya yang amat menyakitkan. Ia lalu memutuskan untuk menekan sampai mati kalau Bhikkhu Moggallana keluar dari mulutnya. Ia lalu berkata :
"Yang Mulia, keluarlah dan jangan berjalan naik turun di dalam perutku ini."

Tetapi Bhikkhu Moggallana keluar tanpa diketahuinya. Ketika Raja Naga itu melihatNya sudah berada di luar, ia lalu menyemburkan racun berbisanya yang lain. Bhikkhu Moggallana dengan segera masuk ke Jhana Keempat 3), di sana semburan racun berbisa itu tidak dapat menyentuh selembar rambutpun di tubuhNya.

Selain Sang Buddha, hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat masuk ke Jhana Keempat dengan segera. Para bhikkhu lainnya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan bermeditasi. Bagaimanapun mereka tidak akan dapat dengan segera memasuki Jhana Keempat agar dapat terhindar dari semburan racun berbisa Raja Naga itu, karena apabila terlambat mereka akan hangus menjadi abu. Sang Buddha telah mengetahui kejadian yang amat kritis ini, dan tidak mengijinkan para bhikkhu yang lain, kecuali hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat menaklukkan Raja Naga ini.

Nandopananda menerima kekalahannya dan mengubah dirinya menjadi seorang pemuda dan berkata :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepadaMu."

Ia bersimpuh di kaki Bhikkhu Moggallana. Kemudian Bhikkhu Moggallana mengatakan bahwa Sang Buddha ada di sini dan mereka lalu pergi menemui Beliau.

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda :
"O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

Dengan diiringi ke lima ratus bhikkhu, Sang Buddha lalu melanjutkan perjalanan menuju Surga Tavatimsa menemui Raja Sakka.

Setelah selesai, Sang Buddha kemudian kembali ke Savatthi. Jutawan Anathapindika yang sedang menunggu kedatangan Sang Buddha untuk memberikan dananya, mendengar bahwa Bhikkhu Moggallana dapat menaklukkan Raja Naga Nandopananda merasa amat gembira, lalu ia mempersembahkan dana kepada Sang Buddha dan ke lima ratus bhikkhu terus-menerus selama satu minggu.

Keterangan :

1.Naga : Mahluk Asura yang mempunyai kesaktian
2.Surga Tavatimsa : Alam 33 Dewa yang diketuai oleh Dewa Sakka
3.Jhana Keempat : Salah satu tingkat pencapaian meditasi

so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

Poranametam atula
netam ajjatanam i'va
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhaninam pi nindanti
natthi loke anindito

O.. Atula, ssejak dahulu kala
tidak hanya terjadi sekarang
mereka mencela orang yang duduk berdiam diri
mereka mencela orang yang sedikit bicara
mereka juga mencela orang yang banyak bicara
tidak ada orang yang tidak di cela di dunia ini.
[/i]
                                                                       ( Dhammapada XVII KODHA VAGGA 17 : 7 )

14
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 12 August 2010, 10:38:13 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.


15
Lingkungan / Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« on: 11 August 2010, 12:02:13 PM »
Bro & sis DC yang berbahagia
mengenai doa tadi jangan disangkutpautkan dulu dengan sutta2, so tujuan saya hanya ingin buddhabar di tutup, sudah lama dan sering di tindas sebagai umat Buddha dari dulu jaman orba kl beragama Buddha mau masuk PNS atau apapun sulit, bahkan sekolah pun tak dapat pelajaran agama, mau bikin KTP dah ditulis Buddha di form aj di KTPnya di cetak agama lain dsb...
blum lagi cap khafir dan penyembah berhala yang sangat melekat, saya tidak membenci mereka saya hanya mengigatkan lewat doa tsb bahwa orang yang merusak Dharma hidupnya bakal celaka dsb..
sudah saatnya umat Buddha bangkit dan di akui existensinya.
kl di biarkan trus sama aj kita medukung kepunahan Dharma...
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

jika bro & sis lihat di pinggir jalan di selomerto ( WONOSOBO) disamping rumah makan Tumbuh lagi ada Rupang Buddha yang di penggal kepalanya ( kepalanya sekarang di museum karma vibhangga ) karena waktu di temukan oleh penduduk situ di anggap berhala & setan, blum lagi waktu kerusuhan 1998

apakah bro & sis ikhlas dan pasrah aj melihat hal seperti itu? ( dengan berpikir ya sudah karmanya )
Sang Buddha mengajarkan kita untuk Semangat ( Viriya ) bukan pasrah.buddhabar terlalu melecehkan dan menghina simbol2 Guru Agung Sammasambuddha, selama ini proses damai sudah di lakukan sampai persidangan tapi buka lagi- buka lagi, apakah kita akan tinggal diam???
di demopun tidak di hiraukan buktinya sekarang buka lagi, lantas apa yang harus kita lakukan?
doa tadi adalah salah satu upaya saya agar buddhabar ditutup, semoga para Dharmapala ( penjaga Dharma ) melindungi Pembabaran Dharma untuk selama2nya

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU SASANAM

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU DESANAM

Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi Ajaran

Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi pembabaran Dharma

Pages: [1] 2
anything