//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: (Invitation) Undangan Magha Puja  (Read 1612 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
(Invitation) Undangan Magha Puja
« on: 26 February 2009, 05:49:00 PM »

Posted by: "JuanEk Halim" juan.halim [at] yahoo.com   juan.halim
Wed Feb 25, 2009 3:18 am (PST)

OVADA PATIMOKHA

Sabbapapassa AkaranamTidak melakukan segala bentuk kejahatan

Kusalassa UpasampadaSenantias a mengembangkan kebajikan

Sacittapariyodapana mdan membersihkan batin

Etam Buddhana SasanamInilah Ajaran Para Buddha


Rekan-rekan seDhamma,

Apa yang bisa kita lakukan untuk memperingati Magha Puja ?

Ada 2 acara yang akan kita adakan, jangan sampai lewatkan kesempatan baik ini.

1. Kebaktian Jumat

Seperti yang telah kita ketahui bersama, di bulan Magha telah berkumpul 1,250 Bhikkhu yang semuanya Arahat dan telah berkumpul bersama-sama tanpa diundang dan membacakan Ovada Patimokha.

Apakah hal ini bisa dibuktikan? Sekali lagi kita mengundang Sdr. Wedyanto Hanggoro untuk menjelaskan dan membuktikannya. Apa dan bagaimana caranya datang dan buktikan pada :

Hari/Tgl : Jum'at, 27 February 2009

Pukul : 12:00-13:00 Siang

Tempat : Ruang kosong di tempat parkir lt. P1 (sebelah jendela belakang)

(Datang: Dari lift parkir - letaknya sebelah ATM, naik ke P2, keluar lift, turun ke P1 melalui jalan mobil turun, belok ke sisi belakang. Atau bisa juga langsung dari naik ke P1 lewat jalur mobil dari samping belakang solaria atau tangga darurat depan Tiamo)

Pulang: Di samping tembok bagian depan ada tangga darurat yang bisa keluar di lobby samping Tiamo, atau turun dari jalur mobil belakang solaria.

Gedung Indofood Tower

Jln. Jend. Sudirman Kav. 76 - 78

Jak-Sel

BERHUBUNG WAKTUNYA SANGAT SINGKAT, Untuk kali ini di minta kehadirannya tepat waktu, toleransi waktu ditunggu sampai jam 12.15. Apabila ada rekan-rekan yang tidak bisa datang kurang dari jam 12.15 dimohon pengertiannya untuk lebih baik tidak hadir. Mohon kerjasamanya.

Berhubung kita akan duduk ditikar, mohon untuk yang wanita dapat mengantisipasinya. Semoga dengan keterbatasan ruang tidak menyurutkan semangat kita dalam meningkatkan kualitas batin kita.

Apabila ada perubahan ruangan akan diberitahukan lebih lanjut.

2. Kunjungan ke pelatihan meditasi yang dibimbing oleh Y.M. Pa Auk Sayadaw dan asistennya Sayadaw U Agganna

Saat ini di Kayagata-sati Meditation Centre, Cibodas telah berlangsung pelatihan meditasi dari tanggal 10 Desember 2008 - 10 Maret 2009 (3 bulan penuh) yang dibimbing oleh guru meditasi yang sangat terkenal di Myanmar yaitu Y.M. Pa Auk Sayadaw. Biografinya ada dan terlampir dibawah.

Kita akan bersama-sama berkunjung kesana dan melakukan perbuatan baik yaitu dengan berdana kepada beliau dan para peserta meditasi. Kalau karma baik kita berbuah, mungkin kita bisa sedikit membersihkan batin kita dengan mendapat sedikit bimbingan meditasi singkat dari Beliau. Acara akan dilakukan pada:

Hari/Tgl : Minggu, 8 Maret 2009

Pukul : 11:30-13:00 Siang

Tempat : Kayagata-sati Meditation Centre, Cibodas

Berhubung kita harus ada disana sebelum jam 11.30 maka rencananya kita akan berangkat pagi.

Bagi yang ingin ikut acara ini bisa daftar ke Santi (santi.widjaya [at]  indofood. co.id/57958822 e. 2247) dan Nelly (nelly.rusli [at]  indofood. co.id/57958822 e. 2128) untuk detail pelaksanaan acaranya. Pendaftaran dan dana ditunggu paling lambat tgl. 2 Maret 2009 jam 13.00.

Bagi yang tidak bisa ikut tetapi ingin ikut berdana bisa menitipkan dananya ke santi atau wilya simin untuk disampaikan dalam bentuk yang mereka butuhkan.

Kami sangat mengharapkan partisipasi teman-teman. Kehadiran teman-teman membuat kita exist dalam mengembangkan dan melaksanakan Dhamma.

Salam Metta,

Persaudaraan Buddhis Indofood

************ ********* ********* ********* ********* *****

Riwayat singkat Y.M. Pa Auk Sayadaw :
Bhikkhu Bhaddanta Acinna, yang lebih dikenal sebagai Pa Auk Sayadaw lahir tahun 1934 dan sejak tahun 1981 menjadi kepala vihara dan guru utama dari Pa Auk Forest Monastery.
Beliau diupasampada menjadi Samanera pada saat berusia 10 tahun, kemudian saat belajar Vinaya, Sutta dan Abhidhamma, Beliau juga telah menyelesaikan Bahasa Pali tingkat terakhir.
Tahun 1954, Beliau diupasampada menjadi bhikkhu dan terus mempelajari Tipitaka hingga dua tahun kemudian, sehingga tahun 1956 mendapat gelar Dhammacariya.
Tahun 1964, Setelah memperdalam Dhamma dari beberapa orang Sayadaw terkemuka di Myanmar, di masa vasa kesepuluh, Beliau memperdalam meditasinya secara intensif dan menjalani kehidupan kebhikkhuan di hutan.
Setelah 16 tahun menjalani praktek utamanya sebagai "bhikkhu hutan", tahun 1981 Beliau diminta untuk memimpin Pa Auk Tawya Forest Monastery, menggantikan Sayadaw Aggapanna yang meninggal. Dan sejak itu Beliau dikenal sebagai Pa Auk Tawya Sayadaw, selama memimpin Monastery, beliau selalu menyediakan sebagian besar waktunya untuk bermeditasi di kuti bambu sederhana.
Sejak 1983 beliau mulai membimbing meditasi dan sejak tahun 1990 banyak orang asing yang mulai datang untuk dibimbing oleh beliau. Dengan semakin terkenalnya reputasi beliau, dari sebuah kuti bambu berkembang menjadi Pa Auk Forest Monastery yang sekarang ini dimana sekitar lebih dari 1000 orang asing dan ribuan orang Myanmar yang berlatih setiap tahunnya di Monastery.
Tahun 1997, Pa Auk Sayadaw menerbitkan buku karya terbesarnya, berisi 5 volume yang berjudul "The Practice that Leads to Nibbana". Buku ini menjelaskan seluruh pengajaran secara detil dan didukung dengan kutipan-kutipan dari TIPITAKA– sekarang ini tersedia hanya dalam bahasa Burma dan Sinhalese. Pada 4 Januari 1999, atas pencapaian/hasil Sayadaw yg sudah diketahui secara umum, pemerintah menganugerahinya Agga Maha Kammatthanacariya, yang berarti "Guru Meditasi Yang Sangat Terhormat".

Metode Meditasi oleh Pa-Auk Sayadaw :
Seperti kita ketahui sila, samadhi dan panna merupakan 3 tahap dari praktek ajaran Buddha. Melalui praktek dengan melatih ketiga hal tersebut, seorang umat biasa dapat mencapai kesucian dan Nibbana.

Visuddhi Magga yang dirangkum oleh Bhikkhu Buddhaghosa merupakan penjelasan akan 3 tahap latihan tersebut. Itu berdasarkan Tipitaka dan kitab penjelasannya, menjelaskan tujuh tahap pemurnian batin dan enam belas pencapaian pengetahuan- batin. Tetapi bagaimana caranya mencapai?Mereka mempunyai suatu pertanyaan yang sulit untuk semua umat Buddha diatas banyak generasi.
Untuk ini, kita beruntung masih memiliki YM. Pa-Auk Tawya Sayadaw dari Pa-Auk Forest Monastery. Pengajarannya adalah sama dan lebih detail seperti apa yang digambarkan di dalam Visuddhi Magga. Yang didasarkan pada sumber yang sungguh sama, komentar-komentar teks-teks Pali dan Visuddhi Magga diri sendiri, Sayadaw mengajar yogi-yogi, secara bertahap, bagaimana caranya mencapai langkah-langkah pemurnian batin dan pencapaian pengetahuan batin.

Arah pengajaran Pa-Auk Forest Monastery adalah sesuai dengan otentik tipitaka, untuk merealisasikan Nibbana dalam kehidupan ini. Untuk merealisasikan Nibbana, yogi-yogi harus memahami semua unsur mental, material, yang dikenal sebagai lima khanda/ kumpulan, sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan, dan tidak adanya aku.
Perihal dengan objek meditasi Vipassana-nya, bukan hanya lima khanda yang internal dan eksternal, tetapi juga lima khanda dari yang lampau, saat ini dan yang mendatang, kasar dan halus, kuat dan lemah, jauh dan dekat. Hanya setelah mengerti semuanya dengan penembusan sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan, dan tidak adanya aku, yogi-yogi dapat merealisasikan jalan dan buah dari Jalan Mulia, dan secara berangsur-angsur mengurangi berbagai kekotoran batin.
Setelah merealisasikan Nibbana untuk pertama kali, yogi dapat melihat jelas bahwa mereka sudah mencapai jalan dan buahnya yang pertama; kekotoran batin apa yang sudah ditinggalkan, dan kekotoran batin yang mereka masih perlu untuk ditinggalkan. Untuk kemudian mereka melanjutkan untuk berlatih Vipassana untuk merealisasikan jalan dan buahnya lebih tinggi sampai ke tingkat Arahat, dimana tidak ada lagi sebab kelahiran-kembali, dan merealisasikan Nibbana sepenuhnya setelah kematian.
Biography of Pa Auk Sayadaw :
The Venerable Acinna, commonly referred to as the "Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw" (and, in less formal circumstances, as "Pa-Auk Sayadaw"), is the current abbot and principal teacher at Pa-Auk Forest Monastery. "Sayadaw" is a Burmese honorific title meaning "respected teacher."

The Sayadaw was born in 1934, in Leigh-Chaung Village, Hinthada Township, in the delta region about one hundred miles northwest of the capital, Yangon. In 1944, at age ten, he ordained as a novice monk (*samanera) at a monastery in his village. During the next decade, he pursued the life of a typical scholar-novice, studying the Pali Texts (including Vinaya, Suttas and Abhidhamma) under various teachers. He passed the three Pali language examinations while still a novice.

In 1954, at age twenty, the Sayadaw received the higher ordination as a bhikkhu. He continued his studies of the Pali Texts under the guidance of learned elder monks. In 1956 he passed the prestigious Dhammacariya examination. This is equivalent to a BA in Buddhist Pali Studies and confers the title of "Dhamma Teacher."

During the next eight years, the Sayadaw continued his investigation into the Dhamma, travelling throughout Myanmar to learn from various well-known teachers. In 1964, during his tenth "rains retreat" (vassa), he turned his attention to intensifying his meditation practice and began to practise "forest dwelling." Although he continued with his study of the Pali Texts, he now sought out and gained instruction from the revered meditation teachers of those times.

For the next sixteen years, he made forest dwelling his primary practice. He spent these years in the southern part of Myanmar, in Mon State: three years in Mudon Township (just south of Mawlamyine) and thirteen years in Ye Township (approximately one hundred miles down the coast). During this period, he lived a very simple life, devoting his time to meditation and study of the Pali Texts.

In 1981 the Sayadaw received a message from the abbot of Pa-Auk Forest Monastery, the Venerable Aggapañña. The abbot was dying and asked the Venerable Acinna to look after his monastery. Five days later, the Venerable Aggapañña passed away. As the new abbot of the monastery, the Venerable Acinna became known as the "Pa-Auk Tawya Sayadaw." Although he oversaw the running of the monastery, the Sayadaw would spend most of his time in seclusion, meditating in a bamboo hut in the upper forested area, which covered a deserted range of hills running along the base of the Taung Nyo Mountain Range. This area later came to be known as the Upper Monastery.

Since 1983, both monastics and laity have been coming to study meditation with the Sayadaw. Foreign meditators began to arrive at the monastery in the early 1990's. As the Sayadaw's reputation steadily grew, the Upper Monastery gradually expanded from a simple bamboo hut and a handful of disciples to more than two hundred and fifty kutis (meditators' huts) in the forest; a large two-storey meditation hall for the men; a library (with office, computer room and men's dormitory on the lower levels); a clinic; a hospital; an almsgiving hall; a two-storey refectory; and a reception hall and dwelling for the Sayadaw. In the Lower Monastery, facilities include more than 180 kutis, a new kitchen and, for the women, a large three-storey meditation hall (with sleeping quarters on the ground floor) and a five-storey dormitory (still under construction) .

In March 2007, there are more than one hundred and thirty foreign monks, nuns and lay practitioners residing at Pa-Auk Forest Monastery. During our three-month rains retreat, the total monastic population averages between six and seven hundred. Together with laypeople, the monastery population sometimes tops fifteen hundred during festival times.

In 1997 the Sayadaw published his Magnum Opus, an enormous five-volume tome titled The Practice that Leads to Nibbana, explaining the entire course of teaching in detail and supported by copious quotations from the Pali Texts – it is currently available only in Burmese and Sinhalese. On January 4, 1999, in public recognition of the Sayadaw's achievements, the government bestowed upon him the title Agga Maha Kammatthanacariya, which means "Highly Respected Meditation Teacher."

The Sayadaw speaks fluent English and has lectured and led retreats outside of Myanmar since 1997. In December of 2006, he travelled to Sri Lanka to undertake a long-term personal retreat, staying in seclusion and suspending his teaching schedule throughout 2007. As of this printing, his teaching schedule for 2008 includes a four-month retreat in the United States, July – October, to be held at the Forest Refuge in Barre, Massachusetts.
Goal of Meditation
by Pa-Auk Sayadaw
As most of us know, the three trainings of morality, concentration, and wisdom, are the three stages of Buddhist practice. Through the practice of the three trainings, an ordinary person can attain supreme Nibb
�na, and become a noble one.
The Visuddhi Magga compiled by the Venerable Buddhaghosa is an exposition of the three trainings. It is based on the P�ëi texts and commentaries, and explains the seven stages of purification, and sixteen insight-knowledges. But how to attain them has been a difficult question for all Buddhists over many generations. For this, we are fortunate to have the Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw of Pa-Auk Forest Monastery. His teaching is the same as, Indeed it is in much more detail than, what is described in the Visuddhi Magga. Based on the very same sources, the P�ëi texts commentaries and the Visuddhi Magga itself, the Sayadaw teaches yogis, step by step, how to attain those stages of purification, and insight-knowledges.
The goal of the teaching at Pa-Auk Forest Monastery is, in accordance with the ancient texts, to realize Nibb�na in this very life. To achieve that end, yogis must comprehend all mentality-materiali ty, also known as the five aggregates, as impermanence, suffering, and non-self. As for the objects of Vipassan� meditation, they are not only the internal and external five aggregates, but also the five aggregates of past, future and present, gross and subtle, superior and inferior, far and near. Only after comprehending all of them penetratively as impermanence, suffering, and non-self, can yogis attain the noble paths and fruitions, and thereby gradually eradicate or reduce various defilements. After having seen Nibbana for the first time, yogis can see clearly that they have attained the first path and fruition; whatd efilements they have abandoned; and what defilements they still need to abandon. Then they continue to practise Vipassan� to attain the
higher paths and fruitions up to Arahantship, whereby they are no longer subject to rebirth, and will attain final Nibb�na after death.

(See attached file: Poster.A3-Print. ok.jpg)

Undangan ini dapat disebarluaskan ke teman lain yang berminat datang

EHIPASSIKO : Datang dan lihatlah sendiri

Janganlah menerima sesuatu berdasarkan desas desus,

Janganlah menerima sesuatu atas dasar tradisi,

Janganlah menerima sesuatu atas dasar kabar angin,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu tertera dalam kitab sucimu,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena anggapan / perkiraan belaka,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena kesimpulan belaka,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena pertimbangan penampilan belaka,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu sesuai dengan pemahamanmu dari awal,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu dianggap bisa diterima,

Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu diucapkan oleh orang yang kita hormati,

Akan tetapi, setelah analisa dan penyelidikan yang cermat,

kalian menemukan sesuatu yang sejalan dengan, dan mengakibatkan kebaikan

serta baik untuk kepentingan satu dan semua,

maka terimalah ajaran tersebut dan

hiduplah sesuai ajaran tersebut.

(Kalama Sutta)

Sungguh mudah untuk melakukan hal-hal yang buruk dan tak bermanfaat,

tetapi sungguh sulit untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri.

(Atta Vagga 163)

Janganlah meremehkan kebajikan walaupun kecil, dengan berkata:

"Perbuatan bajik tidak akan membawa akibat."

Bagaikan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang dijatuhkan setetes demi setetes,

demikian pula orang bijaksana sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kebajikan.

(Papa Vagga 122)

" Mendengarkan dan Membahas Dhamma pada saat yang sesuai, merupakan Berkah Utama" (Manggala Sutta)

Lima Keuntungan mendengarkan Dhamma :

1. Seseorang dapat mendengarkan hal-hal yang belum pernah didengar sebelumnya

2. Menambah pengertian tentang hal-hal yang sudah pernah didengar sebelumnya

3. Menghilangkan keragu-raguan

4. Meluruskan pandangan

5. Batinnya menjadi tenang

(Anguttara Nikaya III 247)
Life is about living...

 

anything