//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 100999 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #15 on: 18 February 2009, 09:47:19 AM »
Mungkin segelintir umat aja yg mempermasalahkan.
saya ragukan itu...
anggota sangha jg terlibat kok, karena ini justru masalah sekte.
walau di permukaan tampak mereka silahturami, pada dasarnya, penulisan sutra bahkan dapat dikategorikan menyerang secara tidak langsung...
« Last Edit: 18 February 2009, 09:49:52 AM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #16 on: 18 February 2009, 11:20:26 AM »
Mungkinkah seorang ARAHAT menanamkan kemelekatan baru? Saya meragukan kearahatan sebiji ini.
harus disadari adanya perbedaan&persamaan antara Mahayana & Theravada.
bagi Mahayana, seorang Bodhisatwa harus lewat dulu jalur arhat,
bagi Theravada, seorang Boddhisatta sama sekali belum ariya.
persamaannya adalah pandangan ke2 mainstream ini setuju bahwa: seorang Boddhisatta telah memiliki kapasitas utk mencapai arahat (memiliki parami yg cukup).

jika berangkat dari persamaan, apakah jika parami sudah cukup, seseorang masih bisa melekat? menurut saya, masih bisa...

Quote
Tentu saja, baiklah saya revisi pernyataan saya sebelumnya menjadi "Jadi, kalau orang yang bercita-cita untuk mencapai Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari ....dst..."
bagi saya, dalam pandangan Theravadin, seorang yg masih memiliki cita2x di masa depan tidak mungkin Arahat, walaupun cita2xnya adalah mencapai Arahat...
Saya tidak berani mewakili pandangan Theravadin oleh karena itu saya akan mengatakan menurut pemahaman saya atas ajaran Theravada, setelah Parami yang diperlukan untuk mencapai Kearahatan mencukupi, maka tidak ada apapun yang dapat menghalangi pencapaian seseorang.

mengenai statement orang yang bercita2 untuk menjadi Arahat yang saya maksudkan tentunya adalah ketika orang tersebut masih belum Arahat, contohnya Sumedha. mustahil seorang Arahat bercita2 untuk mencapai Arahat. sama mustahilnya dgn seorang dokter yang bercita2 untuk menjadi dokter.
Quote
Quote
Quote
bukan, justru sebaliknya. Buddha adalah seorang arahat ;)
FYI, ARAHAT=SAVAKA BUDDHA
inconsistency used of terminology...

Sammasam Buddha adalah seorang arahat,
Savaka Buddha adalah seorang arahat jg.
arahat sendiri artinya "Perfected One" (cmiiw)

namun utk menunjuk pada kelompok Savaka Buddha, lebih sering digunakan gelar Arahat saja...


Arahant: Pali Buddhist Buddhism Dictionary on Arahant
arahant (arahant): A "worthy one" or "pure one"; a person whose mind is free of defilement (see kilesa), who has abandoned all ten of the fetters that bind the mind to the cycle of rebirth (see samyojana), whose heart is free of mental effluents (see asava), and who is thus not destined for further rebirth. A title for the Buddha and the highest level of his noble disciples.

yang saya tangkap dari definisi Bro Tesla menganai Savaka Buddha adalah bahwa Savaka Buddha adalah Arahat namun Arahat belum tentu Savaka Buddha, benarkah? jika demikian, adakah contoh dimana seorang Arahat yang bukan Savaka Buddha?

_/\_
« Last Edit: 18 February 2009, 11:23:51 AM by Indra »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #17 on: 18 February 2009, 11:37:48 AM »
Quote
yang saya tangkap dari definisi Bro Tesla menganai Savaka Buddha adalah bahwa Savaka Buddha adalah Arahat namun Arahat belum tentu Savaka Buddha, benarkah? jika demikian, adakah contoh dimana seorang Arahat yang bukan Savaka Buddha?

Savaka Buddha, Pacceka Buddha, Sammasam Buddha adalah kategori berdasarkan jalan pencapaian.

Savaka = dari mendengarkan kotbah dari yg lain
Pacceka = dari usahanya sendiri
Sammasam = dari usahanya sendiri & menyebarkannya

sedangkan sotapanna, sakadagami, anagami, arahat adalah kategori berdasarkan tingkat pencapaiannya, mis: jumlah belenggu yg telah dimusnahkan...



ke 3 jenis Buddha (Savaka, Pacceka & Sammasam Buddha) adalah arahat






Quote
jika demikian, adakah contoh dimana seorang Arahat yang bukan Savaka Buddha?
sebenarnya dari yg acek Ang post kan udah ada kok:
Quote
A title for the Buddha and the highest level of his noble disciples.
Sebuah gelar kepada Buddha dan murid2nya yg telah mencapai tingkat tertinggi.
(Buddha di sana adalah Sammasam Buddha, yg artinya ia jg seorang Arahat)

« Last Edit: 18 February 2009, 11:40:25 AM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #18 on: 18 February 2009, 03:19:56 PM »
Hinayana menurut Mahayana adalah mereka yang ngambil jalan Arahat kebetulan juga Theravada goalnya menjadi Arahat. jadi kecemplung deh.

Mas Nyanadhana tidak juga tuh,

Banyak Bhikkhu Theravada terkenal yang mengambil jalan Bodhisattva, tetapi tidak masuk Mahayana dan mereka tetap Theravada, contohnya Bhikkhu Narada dari Srilanka, Taung Pulu sayadaw dari Myanmar.

Jadi bercita-cita menjadi Samyak Sambuddha bukan hak monopoli golongan Mahayana. Dengan kata lain bercita-cita untuk menjadi Bodhisattva tidak harus masuk Mahayana.

Umat Buddha Theravada menganggap sah sah saja seseorang bercita-cita menjadi Bodhisattva, tetapi sebaliknya yang saya lihat Jika golongan Mahayana ada yang beraspirasi untuk menjadi Arahat nampaknya direndahkan, dan dikatakan mengambil jalan sesat, dalam Prajnaparamita sutra dikatakan orang demikian sudah jatuh dibawah pengaruh Mara.

Benarkah demikian?

The truth, and nothing but the truth...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #19 on: 18 February 2009, 03:29:11 PM »
Quote
yang saya tangkap dari definisi Bro Tesla menganai Savaka Buddha adalah bahwa Savaka Buddha adalah Arahat namun Arahat belum tentu Savaka Buddha, benarkah? jika demikian, adakah contoh dimana seorang Arahat yang bukan Savaka Buddha?

Savaka Buddha, Pacceka Buddha, Sammasam Buddha adalah kategori berdasarkan jalan pencapaian.

Savaka = dari mendengarkan kotbah dari yg lain
Pacceka = dari usahanya sendiri
Sammasam = dari usahanya sendiri & menyebarkannya

sedangkan sotapanna, sakadagami, anagami, arahat adalah kategori berdasarkan tingkat pencapaiannya, mis: jumlah belenggu yg telah dimusnahkan...



ke 3 jenis Buddha (Savaka, Pacceka & Sammasam Buddha) adalah arahat






Quote
jika demikian, adakah contoh dimana seorang Arahat yang bukan Savaka Buddha?
sebenarnya dari yg acek Ang post kan udah ada kok:
Quote
A title for the Buddha and the highest level of his noble disciples.
Sebuah gelar kepada Buddha dan murid2nya yg telah mencapai tingkat tertinggi.
(Buddha di sana adalah Sammasam Buddha, yg artinya ia jg seorang Arahat)



Setuju, namun saya masih belum mengerti bagian mana yg inconsistent dengan statement Arahat adalah Buddha?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Akar perpecahan
« Reply #20 on: 18 February 2009, 03:41:08 PM »
menurut kacamata hatRed 8)

dua2nya gak bener semua.

maksudnya

keduanya mengaku benar semua.

nah kalo si A benar maka si B salah
kalo si B benar maka si A salah

karena A dan B benar maka
B salah dan A salah

:))
i'm just a mammal with troubled soul



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #21 on: 18 February 2009, 04:42:34 PM »
Quote
Setuju, namun saya masih belum mengerti bagian mana yg inconsistent dengan statement Arahat adalah Buddha?

maksud inconsistent itu dalam pemakaian sehari-hari cek Ang,

dalam pemakaian bahasa sehari-hari, arahat itu menunjuk ke para siswa arahat (savaka buddha) & tidak termasuk sammasam buddha.

mis: mahayana mengatakan, menjadi arahat adalah orang berhati kecil.
nah padahal sammasam buddha sendiri kan arahat :)
mungkin seharusnya kalimat benarnya adalah: menjadi seorang "savaka buddha" saja itu picik, bantu yg lain donk... ;)
« Last Edit: 18 February 2009, 04:52:26 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #22 on: 18 February 2009, 04:48:37 PM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu. Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri? dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. (Sumber : Riwayat Agung Para Buddha)

 

« Last Edit: 18 February 2009, 04:52:12 PM by chingik »

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #23 on: 18 February 2009, 06:30:11 PM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu. Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri? dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. (Sumber : Riwayat Agung Para Buddha)

 




Mas Chingik,

Tahu ada Arahat yg mampu mencapai Nirodha Samapatti? tolong beritahu bila tahu ya, bila memang benar ada saya akan sangat tertolong, karena bila memiliki kesempatan berdana kepada Arahat seperti itu akan luar biasa karma Vipakanya. Jadi yang jelas saya sangat terbantu. Dengan adanya Arahat akan membawa kebahagiaan bagi saya.

Selain itu dia juga dapat membimbing saya mencapai Nirvana. Bukankah sama dengan yang dilakukan oleh Sang Buddha Shakyamuni yaitu membimbing manusia mencapai Nirvana?
Bukankah sama dengan cita-cita para Bodhisattva menolong para mahluk mencapai Nirvana?
Lantas para Arahat itu egoisnya dimana ya?

 _/\_
« Last Edit: 18 February 2009, 06:45:12 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Akar perpecahan
« Reply #24 on: 18 February 2009, 06:41:59 PM »
Seperti dugaan saya, topik ini berujung lagi ke definisi kata hinayana dan mahayana  ^-^
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Akar perpecahan
« Reply #25 on: 18 February 2009, 06:53:01 PM »
o0o i see... ternyata definisi ARAHAT ya yg jadi permasalahannya... i think it's clear if we appreciate each others...
_/\_
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #26 on: 18 February 2009, 07:58:35 PM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu. Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri? dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. (Sumber : Riwayat Agung Para Buddha)

 




Mas Chingik,

Tahu ada Arahat yg mampu mencapai Nirodha Samapatti? tolong beritahu bila tahu ya, bila memang benar ada saya akan sangat tertolong, karena bila memiliki kesempatan berdana kepada Arahat seperti itu akan luar biasa karma Vipakanya. Jadi yang jelas saya sangat terbantu. Dengan adanya Arahat akan membawa kebahagiaan bagi saya.

Selain itu dia juga dapat membimbing saya mencapai Nirvana. Bukankah sama dengan yang dilakukan oleh Sang Buddha Shakyamuni yaitu membimbing manusia mencapai Nirvana?
Bukankah sama dengan cita-cita para Bodhisattva menolong para mahluk mencapai Nirvana?
Lantas para Arahat itu egoisnya dimana ya?

 _/\_


jadi teringat kisah Punna dan istrinya yang berdana makanan kepada YM Sariputta Thera yang baru bangun dari Nirodha Samapatti, dan akibatnya Tanah yang sedang dibajak oleh Punna berubah menjadi emas. (RAPB 3 Hal. 3055)

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #27 on: 18 February 2009, 08:07:51 PM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu. Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri? dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. (Sumber : Riwayat Agung Para Buddha)

 




Mas Chingik,

Tahu ada Arahat yg mampu mencapai Nirodha Samapatti? tolong beritahu bila tahu ya, bila memang benar ada saya akan sangat tertolong, karena bila memiliki kesempatan berdana kepada Arahat seperti itu akan luar biasa karma Vipakanya. Jadi yang jelas saya sangat terbantu. Dengan adanya Arahat akan membawa kebahagiaan bagi saya.

Selain itu dia juga dapat membimbing saya mencapai Nirvana. Bukankah sama dengan yang dilakukan oleh Sang Buddha Shakyamuni yaitu membimbing manusia mencapai Nirvana?
Bukankah sama dengan cita-cita para Bodhisattva menolong para mahluk mencapai Nirvana?
Lantas para Arahat itu egoisnya dimana ya?

 _/\_


Saya hanya bantu kutipkan dan kalo ada pendpat silakan dishare,
Hehe...tanya yg nulis RAPB dong.., kenapa dia nulis begitu..
Pasti ada penjelasannya ya, sebenarnya Mahayana juga begitu, hal2 yg keliatannya rancu sebenarnya ada penjelasannya. Tapi selalu dicerna secara harfiah dan membuat perdebatan yg sebenarnya sama dengan kondisi kutipan kalimat di RAPB ini.  Coba kalimat itu ada dalam Mahayana, ya uwes..pasti tanggapannya beda lagi.  ;D



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #28 on: 18 February 2009, 10:35:40 PM »
untung gue cuma penerjemah, jadi aman

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #29 on: 19 February 2009, 02:03:21 AM »
jangan baca sepotong lah... ^^ mari simak

4. Buddha-kicca
Di antara semua pribadi agung ini, Buddha Yang Mahatahu, Pacceka Buddha, dan Siswa Mulia. Buddha Yang Mahatahu disebut makhluk Tàrayitu (“Ia yang menyeberangkan makhluk-makhluk lain”), yang teragung, Beliau, yang setelah menyeberangi lautan saÿsàra, juga menyelamatkan makhluk lain dari bahaya samsàra.
Pacceka Buddha disebut makhluk Tarita, makhluk mulia yang telah menyeberangi lautan samsàra oleh dirinya sendiri namun tidak dapat menyelamatkan makhluk lain dari bahaya samsara. Untuk menjelaskannya: Seorang Pacceka Buddha tidak muncul pada saat kemunculan Buddha Yang Mahatahu.

----
Pacceka Buddha (makhluk Tarita) adalah mereka yang telah menyeberangi samsàra oleh diri sendiri, tetapi tidak dapat membantu makhluk lain menyeberang.

-----
Siswa Mulia, Sàvaka-Bodhisatta, disebut juga makhluk Tàrita karena telah dibantu menyeberangi lautan saÿsàra oleh Buddha Yang Mahatahu. Sebagai gambaran, Upatissa—petapa pengembara yang kelak menjadi Yang Mulia Sàriputta—berhasil menembus Jalan dan Buahnya setelah mendengar bait berikut dari Yang Mulia Assaji:

Ye dhammà hetuppabhavà
tesaÿ hetuÿ tathàgato

Dari kisah ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Siswa Mulia adalah
yang telah diselamatkan (makhluk Tàrita) oleh makhluk lain dan yang telah menyelamatkan makhluk lain (makhluk Tàrayitu), namun ajaran seorang siswa Buddha berasal dari seorang Buddha; bukan berasal dari siswa itu sendiri. Ia tidak dapat memberikan khotbah yang berasal dari diri sendiri tanpa bantuan dan petunjuk dari ajaran Buddha. Oleh karena itu siswa demikian disebut makhluk Tàrita, bukan makhluk Tarayitu, karena mereka tidak mungkin menembus Empat Kebenaran Mulia tanpa seorang guru; dan penembusan mereka atas Jalan dan Buahnya hanya dapat terjadi dengan adanya bantuan dan petunjuk dari guru.

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. Oleh karena itu, setelah menjadi Buddha, ia melaksanakan lima tugas-tugas seorang Buddha terus-menerus siang dan malam.
Karena Ia harus melaksanakan lima tugas seorang Buddha, Buddha hanya beristirahat sebentar setelah makan siang setiap hari. Pada malam hari Ia beristirahat hanya selama sepertiga dari jaga terakhir pada setiap malam. Jam-jam lainnya digunakan untuk melaksanakan lima tugasnya.
Hanya para Buddha yang memiliki semangat dalam bentuk istimewa dan kecerdasan yang tinggi (payatta), salah satu keagungan (Bhaga) seorang Buddha yang dapat melakukan tugas-tugas tersebut. Pelaksanaan tugas-tugas ini di luar lingkup Pacceka Buddha atau siswa-siswa.


Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!