Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Pudji on 28 December 2012, 01:24:58 AM

Title: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Pudji on 28 December 2012, 01:24:58 AM
Buat thread baru saja,kita ngobrol tentang Tuhan anda dan Tuhan saya,yang jelas 2 karakter yang anda jelaskan beda dengan pemahaman saya.
TopikNya siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Kalau menurut pemahaman anda seperti apa... ?
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: kullatiro on 28 December 2012, 02:42:09 AM
duh cape deh, yang macam begini nyasar banyak banget yah!

salah tempat diskusi umum bukan membahas perbandingan  agama anda dan Buddhis.

tapi kesini "Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain "

 http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html)

dan sudah banyak pembahasan nya disana jadi tidak perlu di ulang ulang terus menerus.

Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Mokau Kaucu on 28 December 2012, 09:55:32 AM
Dari 45 tahun yg lalu, ya ini aja yang terus dibahas dan diperdebatkan  berulang ulang.  ;D
Membicarakan barang yang tidak kelihatan. Yg bilang ada , ngga bisa membuktikan, yg bilang ngga ada, juga ngga bisa membuktikan.

What a waste of time.

 ;)
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Predator on 28 December 2012, 11:04:42 AM
Kayaknya mesti di usulin, ada pilihan Like dan dislike, yg dislike kebanyakan di delete aja.. Cape juga manusia membahas hal tidak berguna sperti hal "Tuhan" ini
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: adi lim on 28 December 2012, 11:18:39 AM
Dari 45 tahun yg lalu, ya ini aja yang terus dibahas dan diperdebatkan  berulang ulang.  ;D
Membicarakan barang yang tidak kelihatan. Yg bilang ada , ngga bisa membuktikan,

memang benar

Quote
yg bilang ngga ada, juga ngga bisa membuktikan.

terbukti memang tidak ada
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Indra on 28 December 2012, 11:18:59 AM
LOCK !!!
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Hadisantoso on 28 December 2012, 11:48:27 AM
Kalau menurut pemahaman anda seperti apa... ?
Apa/siapa penguasa alam semesta?

Saya ceritakan mulai dari dasar.

Saya contohkan dulu dengan penguasa di negara kita.
Indonesia dikuasai oleh pemerintah,siapakah atau apakah pemerintah itu?
Kata Pemerintah adalah abstrak,tidak bisa ditunjuk pada satu titik nyata.
Lalu kuasa pemerintah ada dimana? Bukan presiden,karena presiden diawasi DPR, dan presiden,dpr dan semua perangkat termasuk rakyat tunduk pada UUD 45,KUHP,Pancasila.

Jadi pemerintah itu terdiri dari hukum(uud 45,kuhp dsb) plus obyek hukum(semua warga negara),sedangkan jabatan presiden dll hanya sementara, kuasa yang abadi ada di rakyat Indonesia.

Kita tarik ke alam semesta.

Penguasa alam semesta apa atau siapa?

Tanda2 adanya kuasa alam----
**menanam biji jagung akan tumbuh jadi tanaman jagung,siapa yang bekerja?
**berbuat kebajikan akan menghasilkan karma baik yang suatu saat akan berbuah,siapa yang mengerjakan?
**sperma ketemu induk telor,terjadilah embrio,dan akan lahir jadi munusia 9 bulan kemudian,siapa yang memproses?
Proses semua kejadian itu bukan kerjaan manusia ,lalu kekuatan/power apa ?

Sama dengan pemerintah(penguasa dunia),alam semesta juga punya dasar hukumnya,yaitu hukum alam  semesta.obyeknya adalah semua isi alam termasuk manusia, yang mengerjakan(aparat atau perangkat) juga isi alam itu sendiri,termasuk manusia,makhluk tidak nyata(para dewa atau mungkin para setan),air,udara,galaxy,pohon,binatang dsb.

Apa saja hukum alam?
Yang pokok adalah hukum sebab akibat/hukum karma,proses perpindahan alam,proses kelahiran dll

hukum2 tsb bekerja atas kekuatan isi alam itu sendiri,proses bekerjanya secara otomatis,seperti aksi reaksi dari benda hidup maupun benda mati,seperti air membeku dan menguap,reaksi induk telur bila ketemu sperma sehat,
aksi reaksi juga ada didalam diri manusia,misalnya rasa iba bila melihat orang menderita,rasa marah bila tersinggung dsb.

Hukum alam bekerja secara otomatis,tiada henti,dan tiada yang ber-kehendak.

Itu paham saya.
Adakah yang----diberi dan memberi ? Tidak ada.---lalu bila akan memakai kata Tuhan,yang mana Tuhannya?

Saya pernah dikasih tahu oleh teman,di ajaran Buddha ada 5 hukum alam,kalau gak salah  diantaranya ada Niyama.

Pemahaman diatas yang bisa klop hanyalah ajaran Buddha,maka saat ini saya lebih condong ke Buddha, namun saya belum bisa dikatakan sebagai seorang Buddhist ,karena saya belum paham betul tentang ajaran Buddhist.---masih belajar.
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Sunya on 28 December 2012, 12:46:24 PM
Apa/siapa penguasa alam semesta?

Saya ceritakan mulai dari dasar.

Saya contohkan dulu dengan penguasa di negara kita.
Indonesia dikuasai oleh pemerintah,siapakah atau apakah pemerintah itu?
Kata Pemerintah adalah abstrak,tidak bisa ditunjuk pada satu titik nyata.
Lalu kuasa pemerintah ada dimana? Bukan presiden,karena presiden diawasi DPR, dan presiden,dpr dan semua perangkat termasuk rakyat tunduk pada UUD 45,KUHP,Pancasila.

Jadi pemerintah itu terdiri dari hukum(uud 45,kuhp dsb) plus obyek hukum(semua warga negara),sedangkan jabatan presiden dll hanya sementara, kuasa yang abadi ada di rakyat Indonesia.

Kita tarik ke alam semesta.

Penguasa alam semesta apa atau siapa?

Tanda2 adanya kuasa alam----
**menanam biji jagung akan tumbuh jadi tanaman jagung,siapa yang bekerja?
**berbuat kebajikan akan menghasilkan karma baik yang suatu saat akan berbuah,siapa yang mengerjakan?
**sperma ketemu induk telor,terjadilah embrio,dan akan lahir jadi munusia 9 bulan kemudian,siapa yang memproses?
Proses semua kejadian itu bukan kerjaan manusia ,lalu kekuatan/power apa ?

Sama dengan pemerintah(penguasa dunia),alam semesta juga punya dasar hukumnya,yaitu hukum alam  semesta.obyeknya adalah semua isi alam termasuk manusia, yang mengerjakan(aparat atau perangkat) juga isi alam itu sendiri,termasuk manusia,makhluk tidak nyata(para dewa atau mungkin para setan),air,udara,galaxy,pohon,binatang dsb.

Apa saja hukum alam?
Yang pokok adalah hukum sebab akibat/hukum karma,proses perpindahan alam,proses kelahiran dll

hukum2 tsb bekerja atas kekuatan isi alam itu sendiri,proses bekerjanya secara otomatis,seperti aksi reaksi dari benda hidup maupun benda mati,seperti air membeku dan menguap,reaksi induk telur bila ketemu sperma sehat,
aksi reaksi juga ada didalam diri manusia,misalnya rasa iba bila melihat orang menderita,rasa marah bila tersinggung dsb.

Hukum alam bekerja secara otomatis,tiada henti,dan tiada yang ber-kehendak.

Itu paham saya.
Adakah yang----diberi dan memberi ? Tidak ada.---lalu bila akan memakai kata Tuhan,yang mana Tuhannya?

Saya pernah dikasih tahu oleh teman,di ajaran Buddha ada 5 hukum alam,kalau gak salah  diantaranya ada Niyama.

Pemahaman diatas yang bisa klop hanyalah ajaran Buddha,maka saat ini saya lebih condong ke Buddha, namun saya belum bisa dikatakan sebagai seorang Buddhist ,karena saya belum paham betul tentang ajaran Buddhist.---masih belajar.

Maaf hanya menumpang lewat... Ini ada penjelasan berkaitan:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23523.msg430293.html#msg430293

Salam bahagia sejahtera untuk semua.  _/\_
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Pudji on 28 December 2012, 08:14:30 PM
Dari 45 tahun yg lalu, ya ini aja yang terus dibahas dan diperdebatkan  berulang ulang.  ;D
Membicarakan barang yang tidak kelihatan. Yg bilang ada , ngga bisa membuktikan, yg bilang ngga ada, juga ngga bisa membuktikan.

What a waste of time.

 ;)
Kita jgn egois dong..., bagi anda topik yg sudah membosankan, tapi jgn lupa, setiap hari selalu muncul umat beragama yg baru dari generasi baru, bagi mereka, hal ini tidak pernah didengar atau dibahas. Apakah anda ingin hanya sendiri yg memiliki pemikiran tentang Tuhan, yg anda anggap sudah cukup mantap, dan malas untuk sharing atau menjelaskan kepada anak2 kalian, yg kemungkinan sangat buta terhadap konsep ke-Tuhan-an nantinya ?
Paling tidak, masukan-masukan buat mereka, sebagai bahan untuk memantapkan pemahaman mereka. Siapa tahu malah kita yg dicerahkan oleh mereka pada suatu harinya dalam hal ini.
Kalu soal tidak teebuktikan, memang benar. tapi paling tidak mempengaruhi pikiran seseorang tentang konsep dalam hal ini...kita juga tidak menyatakan bahwa apa yg kita jelaskan pasti benar bukan ?
Saya tiap hari makan nasi dan tarik napas... bosan ya.... ;D

Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Hadisantoso on 28 December 2012, 08:22:54 PM
Kita jgn egois dong..., bagi anda topik yg sudah membosankan, tapi jgn lupa, setiap hari selalu muncul umat beragama yg baru dari generasi baru, bagi mereka, hal ini tidak pernah didengar atau dibahas. Apakah anda ingin hanya sendiri yg memiliki pemikiran tentang Tuhan, yg anda anggap sudah cukup mantap, dan malas untuk sharing atau menjelaskan kepada anak2 kalian, yg kemungkinan sangat buta terhadap konsep ke-Tuhan-an nantinya ?
Paling tidak, masukan-masukan buat mereka, sebagai bahan untuk memantapkan pemahaman mereka. Siapa tahu malah kita yg dicerahkan oleh mereka pada suatu harinya dalam hal ini.
Kalu soal tidak teebuktikan, memang benar. tapi paling tidak mempengaruhi pikiran seseorang tentang konsep dalam hal ini...kita juga tidak menyatakan bahwa apa yg kita jelaskan pasti benar bukan ?
Saya tiap hari makan nasi dan tarik napas... bosan ya.... ;D

hahaha saya hampir batal menulis jawaban buat kamu,gara2 sudah di cegat----membosankan.
tapi karena terlanjur janji ama kamu,saya tetap post saja,biar saya menanggung malu gak apa,kalau tulisan saya dianggap sampah oleh yang bilang bosan,tapi setidaknya saya telah memenuhi janji dan saya yang menganjurkan kamu buat thread baru.
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Pudji on 28 December 2012, 08:49:16 PM
Apa/siapa penguasa alam semesta?

Saya ceritakan mulai dari dasar.

Saya contohkan dulu dengan penguasa di negara kita.
Indonesia dikuasai oleh pemerintah,siapakah atau apakah pemerintah itu?
Kata Pemerintah adalah abstrak,tidak bisa ditunjuk pada satu titik nyata.
Lalu kuasa pemerintah ada dimana? Bukan presiden,karena presiden diawasi DPR, dan presiden,dpr dan semua perangkat termasuk rakyat tunduk pada UUD 45,KUHP,Pancasila.

Jadi pemerintah itu terdiri dari hukum(uud 45,kuhp dsb) plus obyek hukum(semua warga negara),sedangkan jabatan presiden dll hanya sementara, kuasa yang abadi ada di rakyat Indonesia.

Kita tarik ke alam semesta.

Penguasa alam semesta apa atau siapa?

Tanda2 adanya kuasa alam----
**menanam biji jagung akan tumbuh jadi tanaman jagung,siapa yang bekerja?
**berbuat kebajikan akan menghasilkan karma baik yang suatu saat akan berbuah,siapa yang mengerjakan?
**sperma ketemu induk telor,terjadilah embrio,dan akan lahir jadi munusia 9 bulan kemudian,siapa yang memproses?
Proses semua kejadian itu bukan kerjaan manusia ,lalu kekuatan/power apa ?

Sama dengan pemerintah(penguasa dunia),alam semesta juga punya dasar hukumnya,yaitu hukum alam  semesta.obyeknya adalah semua isi alam termasuk manusia, yang mengerjakan(aparat atau perangkat) juga isi alam itu sendiri,termasuk manusia,makhluk tidak nyata(para dewa atau mungkin para setan),air,udara,galaxy,pohon,binatang dsb.

Apa saja hukum alam?
Yang pokok adalah hukum sebab akibat/hukum karma,proses perpindahan alam,proses kelahiran dll

hukum2 tsb bekerja atas kekuatan isi alam itu sendiri,proses bekerjanya secara otomatis,seperti aksi reaksi dari benda hidup maupun benda mati,seperti air membeku dan menguap,reaksi induk telur bila ketemu sperma sehat,
aksi reaksi juga ada didalam diri manusia,misalnya rasa iba bila melihat orang menderita,rasa marah bila tersinggung dsb.

Hukum alam bekerja secara otomatis,tiada henti,dan tiada yang ber-kehendak.

Itu paham saya.
Adakah yang----diberi dan memberi ? Tidak ada.---lalu bila akan memakai kata Tuhan,yang mana Tuhannya?

Saya pernah dikasih tahu oleh teman,di ajaran Buddha ada 5 hukum alam,kalau gak salah  diantaranya ada Niyama.

Pemahaman diatas yang bisa klop hanyalah ajaran Buddha,maka saat ini saya lebih condong ke Buddha, namun saya belum bisa dikatakan sebagai seorang Buddhist ,karena saya belum paham betul tentang ajaran Buddhist.---masih belajar.

"Tao/hukum karma akan menghukum anda kalau anda berbuat dosa" , sebuah pernyataan/kalimat yg mengandung "meng"hukum. padahal artinya hukum itu terjadi secara otomatis, tidak ada yg menciptakan/mengadakan hukuman tersebut.
Sekarang ada pertanyaan baru. Anda percaya tentang doa ?
Banyak agama berdoa pada Tuhan. Kemudian katanya doa dikabulin.
Dan pemahaman tentang doa telah saya jelaskan sebelumnya. 
Pernah saya curhat pada teman saya yg beragama lain tentang masalah saya, dan dijawab oleh teman saya "ya, kamu harus banyak berdoa". Saya bingung gimana caranya berdoa, karena konsep ke-Tuhanan-an seperti ini.
Saya mau berdoa pada Dewa, Dewa mana yg harus saya doa ? Bingung juga, karena tidak ada bayangan sama sekali. Akhirnya, saya coba melaksanakan doa itu di malam harinya, tapi di saat berdoa, hati megeluarkan kata2 "Semoga masalah saya ini teratasi". saat hati mengucapkan kata2 tersebut, tidak ada bayangan apapun yg dimunculkan, hanya muncul pikiran semoga masalah teratasi.
Bagaimana pula pendapat anda ? tks...
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Pudji on 28 December 2012, 08:57:08 PM
hahaha saya hampir batal menulis jawaban buat kamu,gara2 sudah di cegat----membosankan.
tapi karena terlanjur janji ama kamu,saya tetap post saja,biar saya menanggung malu gak apa,kalau tulisan saya dianggap sampah oleh yang bilang bosan,tapi setidaknya saya telah memenuhi janji dan saya yang menganjurkan kamu buat thread baru.
Tiba-tiba terpikir.....untuk menjelaskan dalam pembahasan apapun selalu harus panjang lebar. Kita simpan saja semua apa yg telah diketik. Biar suatu hari ditanya oleh org baru lagi, tinggal copy paste.... ;D
Biarlah yg merasa bosan membaca ulang dan ulang bertahun-tahun... apa boleh buat....maklumi dong...  ;D ;D
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Hadisantoso on 28 December 2012, 09:51:23 PM
"Tao/hukum karma akan menghukum anda kalau anda berbuat dosa" , sebuah pernyataan/kalimat yg mengandung "meng"hukum. padahal artinya hukum itu terjadi secara otomatis, tidak ada yg menciptakan/mengadakan hukuman tersebut.
Sekarang ada pertanyaan baru. Anda percaya tentang doa ?
Banyak agama berdoa pada Tuhan. Kemudian katanya doa dikabulin.
Dan pemahaman tentang doa telah saya jelaskan sebelumnya. 
Pernah saya curhat pada teman saya yg beragama lain tentang masalah saya, dan dijawab oleh teman saya "ya, kamu harus banyak berdoa". Saya bingung gimana caranya berdoa, karena konsep ke-Tuhanan-an seperti ini.
Saya mau berdoa pada Dewa, Dewa mana yg harus saya doa ? Bingung juga, karena tidak ada bayangan sama sekali. Akhirnya, saya coba melaksanakan doa itu di malam harinya, tapi di saat berdoa, hati megeluarkan kata2 "Semoga masalah saya ini teratasi". saat hati mengucapkan kata2 tersebut, tidak ada bayangan apapun yg dimunculkan, hanya muncul pikiran semoga masalah teratasi.
Bagaimana pula pendapat anda ? tks...
rekan Pudji: saya tidak pernah belajar Tao,tapi kalau karma akan menghukum si A karena si A membuat dosa,pengertian saya adalah----karma si A yang akan menghukum si A sendiri,proses jelasnya saya tidak tahu,seperti bagaimana proses tumbuhnya biji jagung bisa menjadi tanaman jagung.
mengenai doa,sama halnya dengan Tuhan,versi tiap agama tidak sama,tentu arah tujuan doa akan diarahkan kepada Tuhan masing2.
kalau pemahaman saya sbb:
bila berdasarkan tulisan saya tentang penguasa diatas,yang mana hukum alam berjalan secara otomatis,bila manusia banyak "doa",maka akan mempengaruhi proses pergerakan roda karma yang dimiliki.
"doa" bisa diartikan sebuah renungan,renungan tentang kebaikan,kebenaran,ketenangan bathin.
dan mungkin "doa " akan menarik perhatian makhluk lain di sekeliling kita.
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Kelana on 28 December 2012, 10:05:31 PM
Kalau menurut pemahaman anda seperti apa... ?

Jawaban dari apa yang mengatur semesta adalah Niyama (hukum tertinggi, hukum kosmik)  atau disebut Dhammata (ciri khas atau atribut). Terdapat 5 Niyama disebut Panca Niyama Dhamma, bisa dicari di DC apa saja dan apa saja fungsinya. Kelimanya bekerjasama. Jadi jika ada pertanyaan apa yang menciptakan neraka maka jawabannya: ke-5 Niyama.

Siapa/apa yang menciptakan Niyama ini, jawabannya: tidak ada. Jika ada maka apa penyebab dari pencipta Niyama ini, demikian seterusnya. Jika bisa menerima bahwa tidak ada penyebab dari pencipta Niyama ini, lalu kenapa tidak bisa menerima bahwa Niyama ada tanpa penyebab?
 
Niyama bukanlah hukum manusia yang ada pembuatnya kemudian tertulis dalam buku. Menyamakan eksistensi Niyama seperti eksistensi UUD buatan manusia adalah suatu kekeliruan.

Selanjutnya, maaf, saya pikir tidak perlu berkomentar panjang karena sudah ada di DC.
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: learner on 28 December 2012, 10:58:13 PM
pengatur alam semesta adalah hukum alam,

seperti halnya di suatu negara pengatur negara adalah peraturan negara atau hukum negara

hahaha..........

tapi kalo ditanya siapa yang bikin hukum alam jawabannya apa ya?

hahaha..........

Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: seniya on 29 December 2012, 07:20:11 AM
HUKUM KOSMIS DAN KETUHANAN DALAM AGAMA BUDDHA


1. Hukum Kosmis (Niyama)
"Ia yang menjadi sempurna oleh hukum kosmis, Ia yang mengajarkan hukum tersebut, Ia Sang Pelindung, dengan penghormatan demikian saya akan menguraikan hukum tersebut." (Niyama-dipani)
Ungkapan "menjadi  sempurna oleh hukum kosmis" berarti bahwa hukum ini termasuk hukum kosmis untuk para Buddha, di mana keadaan Kebuddhaan sepenuhnya dicapai. Hukum ini membawa pencapaian Bodhi oleh para Maha-Bodhisatta, yaitu sepuluh kesempurnaan yang masing-masing terdiri atas tiga tahapan, lima pengorbanan besar, tiga kewajiban, dan pada hari terakhir perjuangannya, hukum sebab-akibat, dan saat bermeditasi mencapai konsentrasi jhana dengan pernapasan, awal mula dan lenyapnya lima kelompok kehidupan. Dengan hal-hal ini para Buddha mencapai Kebuddhaan, karenanya hal-hal demikan disebut hukum tertib kosmis untuk para Buddha. Dengan ini kita simpulkan bahwa bukan dengan kesempatan ataupun kebetulan para Buddha menjadi sempurna.
 "Ia yang mengajarkan hukum tersebut" bermakna bahwa Ia mengajarkan satu hukum tertib kosmis yang terdiri atas lima rangkaian hukum. Kelima unsur tersebut adalah:
a. Utu-niyama (hukum energi)
b. Bija-niyama (hukum pembenihan)
c. Kamma-niyama (hukum perbuatan)
d. Citta-niyama (hukum psikis)
e. Dhamma-niyama (hukum Dhamma)
Utu-niyama
Dunia materi terbentuk dari empat unsur utama (mahabhuta), yaitu unsur pathavi, apo, tejo, dan vayo. Unsur pathavi (secara harfiah berarti "tanah") merupakan unsur yang bersifat "luasan" dan liat, yang berfungsi menjadi basis unsur lainnya. Unsur kedua tidak dapat saling mengikat tanpa dasar untuk ikatan tersebut; unsur ketiga tidak dapat menghangatkan tanpa basis bahan bakar; unsur keempat tidak dapat bergerak tanpa dasar untuk gerakannya; semua materi bahkan atom sekali pun membutuhkan unsur pathavi sebagai basisnya.
Unsur apo (secara harfiah berarti "air") merupakan unsur yang bersifat kohesif (ikat-mengikat) dan dapat menyesuaikan diri, yang berfungsi memberikan sifat ikat-mengikat pada unsur lainnya. Unsur ini juga memberikan kelembaban dan cairan pada tubuh makhluk hidup.
Unsur tejo (secara harfiah berarti "api") merupakan unsur yang bersifat panas, yang memberikan fungsi panas dan dingin pada unsur lainnya. Karena unsur ini, semua materi dapat dihasilkan kembali untuk tumbuh dan berkembang setelah mencapai kematangan.
Unsur vayo (secara harfiah berarti "udara") merupakan unsur yang bersifat gerakan dan memberikan fungsi gerak pada unsur lainnya. Unsur gerak ini membentuk kekuatan tarikan dan tolakan pada semua materi.
Unsur-unsur ini jika bertahan dalam kondisi yang tetap, dapat bertambah kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk bertambah, dan berkurang kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk berkurang. Misalnya, dalam benda padat unsur cair dapat memperoleh kekuatan gerak yang cukup sehingga menyebabkan benda padat tersebut mencair, dalam zat cair unsur panas dapat mengubahnya menjadi nyala api dan unsur cairnya hanya memberi sifat ikatan. Karena sifat intensitas dan jumlahnya ini, keempat unsur tersebut disebut unsur besar (mahabhutani). Intensitas dan jumlah unsur-unsur ini mencapai puncaknya ketika terjadinya pembentukan dan kehancuran alam semesta.
Energi (utu) merupakan benih awal semua fenomena pada dunia materi dan merupakan bentuk awal dari unsur panas.
Hukum energi merupakan proses berkelanjutan yang mengatur empat rangkaian pembentukan, kelanjutan, kehancuran, dan kekosongan alam semesta. Ia juga mengatur pergantian musim dan menentukan musim di mana tumbuhan menghasilkan bunga dan buah. Tidak ada yang mengatur kejadian-kejadian ini apakah manusia, dewa, atau Tuhan, kecuali hukum utu-niyama ini.
Bija-niyama
Bija berarti "benih" di mana tumbuhan tumbuh dan berkembang darinya dalam berbagai bentuk. Dari pandangan filosofi, hukum pembenihan hanyalah bentuk lain dari hukum energi. Dengan demikian pengatur perkembangan dan pertumbuhan dunia tumbuhan merupakan hukum energi yang cenderung mewujudkan kehidupan tumbuhan dan disebut bija-niyama.
Hukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan buah di mana dapat tumbuh. Dengan demikian, biji jambu tidak akan berhenti menghasilkan keturunan spesies jambu yang sama. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya dan tidak ada sosok pencipta yang mengaturnya.
Kamma-niyama
Perbuatan (kamma) merupakan perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan seseorang yang disertai kehendak (cetana). Seperti yang disebutkan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, kehendak itulah yang Ku-sebut perbuatan. Melalui kehendaklah seseorang melakukan sesuatu dalam bentuk perbuatan, ucapan, atau pikiran" (Anguttara Nikaya, iii:415).
Di sini kehendak merupakan kemauan (tindakan mental). Dalam melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak mempertimbangkan dan memutuskan langkah-langkah yang diambil, menjadi pemimpin semua fungsi mental yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Ia menyediakan tekanan mental pada fungsi-fungsi ini terhadap objek yang diinginkan.
Dalam melaksanakan tugasnya, termasuk juga tugas-tugas semua proses mental lainnya yang terlibat, kehendak menjadi pemimpin tertinggi dalam pengertian ia memberitahukan semua sisanya. Kehendak menyebabkan semua aktivitas mental cenderung bergerak dalam satu arah.
Hukum perbuatan mengatur akibat-akibat dari suatu perbuatan apakah baik atau buruk. Contoh-contoh akibat moral dari suatu perbuatan dapat dijumpai dalam berbagai sutta, misalnya dalam Majjhima-Nikaya, Cula-Kamma-Vibhanga-Sutta: "Akibat dari membunuh menyebabkan umur pendek, dan tidak melakukan pembunuhan menyebabkan umur panjang. Iri hati menghasilkan banyak perselisihan, sedangkan kebaikan hati menghasilkan perdamaian. Kemarahan merampas kecantikan seseorang, sedangkan kesabaran menambah kecantikan diri. Kebencian menghasilkan kelemahan, sedangkan persahabatan menghasilkan kekuatan. Pencurian menghasilkan kemiskinan, sedangkan pekerjaan yang jujur menghasilkan kemakmuran. Kesombongan berakhir dengan hilangnya kehormatan, sedangkan kerendahan hati membawa kehormatan. Pergaulan dengan orang bodoh menyebabkan hilangnya kebijaksanaan, sedangkan pengetahuan merupakan hadiah dari pergaulan dengan orang bijaksana."
Di sini pernyataan "membunuh menyebabkan umur pendek" mengandung makna bahwa ketika seseorang telah membunuh sekali saja manusia atau makhluk lainnya, perbuatan ini menyediakan akibat untuk terlahir kembali dalam keadaan menderita dengan berbagai cara. Selama masa ketika ia terlahir kembali sebagai manusia, perbuatan tersebut menyebabkannya berumur pendek dalam ribuan kelahiran. Penjelasan yang sejenis juga berlaku untuk pernyataan sebab akibat yang lain di atas.
Citta-niyama
Citta berarti "ia yang berpikir" (perbuatan berpikir), yang mengandung pengertian: yang menyadari suatu objek. Juga berarti: menyelidiki atau memeriksa suatu objek. Lebih jauh lagi, citta dikatakan berbeda-beda bergantung pada berbagai bentuk pikiran atas objek. Hal ini dinyatakan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, Aku tidak melihat hal lain yang sangat beraneka ragam seperti pikiran (citta). Para bhikkhu, Aku tidak melihat kelompok (nikaya) lain yang sangat beraneka ragam seperti makhluk-makhluk alam rendah (binatang, burung, dan seterusnya). Makhluk-makhluk alam rendah ini hanya berbeda dalam pikiran. Namun pikiran, O para bhikkhu, lebih beraneka ragam dibandingkan makhluk-makhluk ini" (Citten'eva cittikata. Samyutta-Nikaya, iii. 152).
Pikiran menjadi lebih beraneka ragam berkaitan dengan hal-hal yang tidak baik dibandingkan dengan hal-hal yang baik sehingga dikatakan "Pikiran menyenangi hal-hal yang buruk". Oleh sebab itu, mahkluk-makhluk di alam rendah yang dibuat dan diciptakan oleh pikiran lebih beraneka ragam dibandingkan semua makhluk lainnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dikatakan dalam kitab Pali: "O, para bhikkhu, Aku akan menyatakan bagaimana dunia berasal, dan bagaimana dunia berakhir. Apakah asal mula dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran penglihatan. Ketiga hal ini disebut kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan, muncul keinginan.... Demikianlah asal mula seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Dikondisikan oleh telinga dan objek-objek... oleh hidung... oleh lidah... oleh tubuh, dan seterusnya... dikondisikan oleh indera pikiran dan benda-benda muncul kesadaran pikiran. Ketiga hal ini adalah kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan, muncul keinginan.... Demikianlah asal mula seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Inilah, O para bhikkhu, apa yang disebut asal mula dunia."
"Apakah akhir dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran pikiran. Ketiga hal ini disebut kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan.... Karena keinginan sepenuhnya berakhir, ketamakan berakhir; karena ketamakan berakhir, kemenjadian berakhir. Demikianlah akhir dari seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Demikian halnya juga berhubungan dengan telinga dan alat indera lainnya. Inilah, O para bhikkhu, apa yang disebut akhir dunia" (Samyutta-Nikaya, iv 87).
Di sini ungkapan "dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran mata, dan seterusnya" menunjukkan bahwa di dunia ini kesadaran dan proses pikiran orang-orang secara umum berbeda-beda dari momen ke momen dan menjadi sebab kelahiran kembali mereka dalam bentuk-bentuk yang berbeda dalam kehidupan berikutnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk yang berbeda pada kehidupan yang akan datang dibuat dan diciptakan oleh pikiran pada kehidupan sekarang. Karena perbedaan kesadaran, persepsi juga berbeda. Karena perbedaan persepsi, keinginan berbeda, dan karena hal ini berbeda, maka perbuatan (kamma) berbeda. Beberapa orang juga berpendapat bahwa karena kamma berbeda, kelahiran kembali di alam binatang beraneka ragam.
Hukum psikis mengatur tentang pikiran atau kesadaran yang berbeda-beda dalam fungsi dan kejadian. Ini diulas dalam kitab Patthana pada bab "Hubungan yang Berurutan".
Dhamma-niyama
Dhamma adalah sesuatu yang menghasilkan (dhareti) sifat dasarnya sendiri, yaitu kekerasannya sendiri ketika disentuh, sifat khusus sekaligus sifat universalnya adalah berkembang, melapuk, hancur, dan seterusnya. Dhamma yang dikategorikan dalam hubungan sebab "menghasilkan" fungsi hubungan sebab tersebut, dan yang dikategorikan dalam hubungan akibat "menghasilkan" fungsi akibat atau hasil. Pengertian ini meliputi semua Dhamma yang dibahas dalam Suttanta dan Abhidhamma Pitaka. Ini juga meliputi hal-hal yang disebutkan dalam Vinaya Pitaka dengan nama "tubuh aturan" (silakkhandha).
Di antara sutta-sutta, keseluruhan Mahanidana-Suttanta dan Nidana-samyutta membahas tentang Dhamma-niyama. Dalam salah satu sutta disebutkan: "Karena kebodohan muncul kamma: sekarang, O para bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau tidak, unsur (dhatu) ini ada, yaitu pembentukan Dhamma sebagai akibat, ketetapan Dhamma sebagai akibat (Dhammatthitata Dhammaniyamata). Karena kamma... (dan seterusnya seperti pada hubungan sebab akibat yang saling bergantungan)" (Samyutta-Nikaya, ii. 25). Ia juga disinggung dalam ungkapan: "Semua hal yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal, penuh dengan penderitaan, dan tanpa aku."
Dalam beberapa teks, niyama ini disebut Dhammata: "Sesuai dengan Dhammata (hukum), para bhikkhu, bahwa ketika seorang Bodhisatta turun dari surga Tusita, memasuki rahim ibunya, cahaya yang sangat cemerlang muncul di seluruh dunia, termasuk dunia para dewa dan brahma... dan seribu sistem dunia berguncang...." (Digha-Nikaya, ii. 12).
Sifat Dhamma-niyama dapat diringkas dalam rumusan: "Ketika itu ada, ini ada. Dari kemunculan itu maka ini muncul. Ketika itu tidak ada, ini tidak ada. Ketika itu berakhir, maka ini berakhir" atau dalam pernyataan: "Inilah, para bhikkhu, tiga sifat khas dari hal yang berkondisi: dapat dipahami perkembangannya, dapat dipahami kelapukannya, dapat dipahami perubahannya ketika ia masih bertahan. Inilah, para bhikkhu, tiga sifat khas dari hal yang tidak berkondisi: perkembangannya tidak dapat dipahami, kelapukannya tidak dapat dipahami, perubahan dan durasinya tidak dapat dipahami" (Anguttara-Nikaya, i 152).
Dhamma-niyama merupakan keseluruhan sistem yang mengatur alam semesta. Empat niyama lainnya merupakan hukum alam yang spesifik yang mengkhususkan pada aspek tertentu dari alam semesta. Jadi, hukum alam apa pun yang tidak termasuk dalam keempat niyama yang pertama dikategorikan sebagai Dhamma-niyama.
Di sini kata Dhamma menunjuk pada semua hal mental maupun materi. Oleh sebab itu, bija, kamma, dan citta merupakan Dhamma, dan ia mengandung semua hal tersebut. Namun dalam klasifikasi niyama, nama-nama individual digunakan untuk keempat hal pertama untuk mengkhususkan dan membedakannya dari hal-hal lain, baik mental maupun materi, yang digolongkan di bawah nama umum "Dhamma". Karena alasan ini Dhamma-niyama tidak digunakan dalam penerapannya yang sepenuhnya, tetapi dibatasi pada hal-hal yang tidak termasuk keempat hal pertama. Ketika dibutuhkan untuk menggunakan utu sebagai niyama, seseorang tidak seharusnya menyebutnya Dhamma-niyama walaupun utu termasuk Dhamma, tetapi harus menggunakan nama individual yang sesuai dan menyebutnya sebagai utu-niyama.
2. Niyama dan Konsep Penciptaan
Dengan mempelajari dan memahami lima niyama ini, seseorang dapat sampai pada kesimpulan: "Tidak ada penguasa dunia ini, tidak ada pencipta yang menciptakan alam semesta, melainkan hukum tertib kosmis yang berunsur lima. Semua adalah hasil dari sebab dan akibat yang muncul dan lenyap setiap saat. Tidak ada yang berdiam di dunia yang bersifat sementara ini, oleh sebab itu tidak ada ketenangan abadi yang dapat ditemukan, tetapi pada sisi lain, dapat ditemukan pada dunia yang selalu berubah ini di mana tidak ada kemenjadian (jati) melalui ketiadaan sebab. Dan untuk mencapai tempat tersebut di mana ketenangan abadi berada kita harus menapaki Jalan Mulia Berunsur Delapan yang menghubungkan dunia ini menuju jalan keluar. Ketika kita mendekati Nibbana, kita secepat mungkin menarik pijakan terakhir kita dari dunia ini, maka kita seketika naik menuju lokuttara-bhumi, kedamaian Nibbana."
Terdapat dua jenis konsep penciptaan di dunia ini, yaitu issara-kutta dan brahma-kutta. Konsep penciptaan di mana orang-orang mempercayai adanya penguasa tertinggi seluruh alam semesta yang selamanya tinggal di surga dan menciptakan segalanya disebut issara-kutta atau issara-nimmana (diciptakan oleh issara/isvara atau Tuhan). Konsep di mana orang-orang mempercayai adanya brahma yang selamanya tinggal di surga yang menciptakan segalanya dan menguasai seluruh alam semesta disebut brahma-kutta. Di sini issara atau brahma hanya berbeda dalam istilah, namun keduanya menunjuk pada sosok penguasa dunia dan pencipta yang sama. Brahma merupakan nama yang dipakai oleh kaum brahmana dan telah menjadi gagasan umum yang diterima di alam manusia, dewa, dan brahma sejak awal dunia, sedangkan issara bukan gagasan yang umum melainkan adopsi imaginatif yang dibuat oleh mereka yang gagal mendapatkan pengetahuan tentang asal mula dunia dan sebab pertama segala hal dalam kehidupan. Untuk menghilangkan pandangan salah ini, para komentator kitab suci Tipitaka memaparkan hukum tertib kosmis ini.
Mahabrahma dapat menyinari lebih dari ribuan sistem dunia dengan pancaran cahayanya yang cemerlang. Ia dapat melihat segala sesuatu dalam dunia-dunia tersebut, mendengarkan suara-suara, pergi ke tempat mana pun dan kembali sekehendak hatinya dalam seketika, dan membaca pikiran para manusia dan dewa. Berhubungan dengan kekuatan menciptakan dan mengubah sesuatu, mahabrahma dapat menciptakan atau mengubah tubuhnya sendiri atau objek eksternal apa pun menjadi berbagai bentuk. Namun ini hanya bagaikan pertunjukan sulap di mana ketika ia menarik kembali kekuatannya, semuanya akan lenyap. Kenyataanya, ia tidak dapat menciptakan mahkluk hidup dan benda yang sesungguhnya, bahkan kutu atau telurnya sekalipun. Dalam menciptakan taman dan pepohonan dengan kekuatan batinnya, ia dapat menciptakan dan memperlihatkannya secara sementara, tidak substansial, tidak nyata, meniru dan menyerupai hal-hal yang diinginkan. Ia tidak dapat menciptakan sebuah pohon bahkan sehelai rumput sekalipun. Hal ini disebabkan karena kemunculan suatu fenomena, kemunculan suatu makhluk hidup, atau pertumbuhan tanaman bukan dalam jangkauan kekuatan batin, tetapi dalam jangkauan hukum kosmis, seperti Dhamma-niyama, kamma-niyama, dan bija-niyama. Benda-benda yang diciptakannya hanya bertahan ketika iddhi (kekuatan batin) sedang berperan dan akan lenyap segera setelah iddhi ditarik. Terjadinya musim panas, hujan, dan dingin merupakan proses alamiah dari hukum cuaca dan bukan kendali iddhi.
Mahabrahma dapat memindahkan ribuan manusia dalam kehidupan sekarang ke surga jika ia menginginkannya, tetapi ia tidak dapat membuat mereka tidak mengalami usia tua dan kematian, bahkan ia tidak dapat menghalangi dan menyelamatkan mereka dari kelahiran kembali di alam yang menderita. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur materi dan mental yang menyusun pribadi manusia berada dalam pengaruh hukum alam (Dhamma-niyama) dari kelahiran, usia tua, dan kematian. Ia tidak dapat membuat manusia atau makhluk mana pun terlahir kembali di surga setelah mereka meninggal karena lahirnya kehidupan baru di alam yang baru setelah kematian bukan dalam lingkungan kendali iddhi melainkan dalam kendali kamma-niyama. Di dunia ini orang yang membunuh dan memakan unggas dan selalu mabuk minuman keras pasti jatuh ke alam yang menderita setelah kematian walaupun setiap hari rajin berdoa dan mengunjungi tempat ibadah. Mahabrahma atau Tuhan tidak dapat menyelamatkannya bagaimana pun, karena ini berada dalam jangkauan kamma-niyama dan bukan jangkauan iddhi. Sebaliknya, siapa pun yang tidak mempercayai konsep issara-kutta dan brahma-kutta, yang menyakini hukum kamma dan menjauhi perbuatan buruk dan selalu mengembangkan perbuatan baik, pasti naik ke alam yang bahagia setelah kematiannya. Mahabrahma tidak dapat mencegahnya datang ke surga, karena pengaruh iddhi tidak dapat menolak jalannya hukum moral. Mahabrahma tidak dapat mempertahankan dan menyelamatkan bahkan dirinya sendiri dari kejatuhan ke alam rendah.
Terdapat beberapa orang yang berpikir bahwa hanya ada satu dunia dan tidak mempercayai bahwa ada banyak siklus dunia pada masa lampau dan sejumlah tak terhingga dunia akan mengikuti dunia yang sekarang pada masa yang akan datang. Mereka mempercayai bahwa dunia yang sekarang memiliki awal dan akhir. Dalam mencari sebab pertama permulaan dunia, mereka gagal. Namun, dengan merenungkan tentang rumah dan bangunan dengan perancang dan pembangunnya, mereka sampai pada kesimpulan bahwa dunia ini pasti memiliki penciptanya dan ia pastilah sang pencipta, mahabrahma, atau Tuhan. Pada sisi lain, agama Buddha mengajarkan bahwa banyak siklus dunia telah terbentuk di masa lampau dan banyak lagi yang lain akan mengikuti siklus dunia yang sekarang secara bergantian. Ia juga mengajarkan bahwa dunia memiliki awal dan akhir serta terdapat sebab yang disebut hukum alam atas pembentukan dan kehancuran setiap dunia, dan hukum alam ini ada selamanya dan terus berjalan dalam ruang waktu yang tak terhingga. Oleh sebab itu umat Buddha seharusnya tidak menganut pandangan salah tentang penciptaan baik issara-kutta ataupun brahma-kutta.
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: seniya on 29 December 2012, 07:20:38 AM
[sambungan]

3. Kesimpulan
Segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini (31 alam kehidupan) baik yang bersifat fisik maupun batiniah dikendalikan oleh hukum kosmis (niyama) yang terdiri atas lima kategori:
a. Hukum energi (utu-niyama) yang mengatur proses pembentukan dan kehancuran dunia serta pergantian musim dan perubahan cuaca.
b. Hukum pembenihan (bija-niyama) yang mengatur proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sejak dari benih hingga menghasilkan buah.
c. Hukum perbuatan (kamma-niyama) yang mengatur hasil dari suatu perbuatan yang dilakukan suatu individu.
d. Hukum psikis (citta-niyama) yang mengatur tentang pikiran dan kesadaran makhluk-makhluk.
e. Hukum Dhamma (Dhamma-niyama) yang mengatur segala suatu yang tidak termasuk dalam empat kategori di atas, termasuk hubungan sebab-akibat dan hukum kesunyataan yang diajarkan Sang Buddha serta kejadian-kejadian ajaib saat kelahiran terakhir Bodhisatta ke dunia.
Dengan memahami bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini semata-mata hasil dari proses hukum kosmis, kita diharapkan dapat meninggalkan konsep yang salah tentang penciptaan bahwa dunia ini diciptakan oleh sosok pencipta yang disebut brahma, Tuhan, atau apa pun sebutannya. Mahabrahma yang umum dianggap orang sebagai sang pencipta dengan kekuatan batinnya tidak dapat mengubah jalannya hukum alam walaupun yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Hal ini membuktikan tidak adanya sosok pencipta tunggal yang berada di balik semua fenomena di alam semesta ini.

Sumber: The Niyama-Dipani: The Manual of Cosmic Order oleh Ledi Sayadaw
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: Indra on 29 December 2012, 10:04:32 AM
Selain Dhammaniyama, saya belum menemukan Niyama2 lainnya diajarkan oleh Sang Buddha, ada yg bisa memberikan petunjuk di sutta apa Sang Buddha mengajarkan niyama2 lainnya itu?
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: seniya on 29 December 2012, 12:09:00 PM
Selain Dhammaniyama, saya belum menemukan Niyama2 lainnya diajarkan oleh Sang Buddha, ada yg bisa memberikan petunjuk di sutta apa Sang Buddha mengajarkan niyama2 lainnya itu?

Memang bukan berasal dari sutta, melainkan dari komentar, terutama komentar Abhidhamma. Selengkapnya ada di http://en.wikipedia.org/wiki/Niyama#In_Buddhism (http://en.wikipedia.org/wiki/Niyama#In_Buddhism)

Juga terdapat dalam komentar Digha Nikaya oleh Buddhaghosa sbb:

Quote
Comment on dhammatā as niyāma

The Sumaṅgalavilāsinī (Dīgha Nikāya Aṭṭhakathā) is Buddhaghosa’s commentary on the Dīgha Nikāya composed ca. 5th century in Sri Lanka.

Commenting on a passage from the Mahāpadāna Sutta (D ii.129):
“It is natural10, bhikkhus, that when a bodhisatta falls11 from his Tusita (Heaven) form, he enters his mother’s belly… this is natural”.12

[Buddhaghosa says]: ‘this is natural’—here entering the mothers belly is natural (dhammatā) and is called ‘this nature (sabhāva13), this inevitability (niyāma14).’ And the five-fold inevitability15 has these names: inevitability of actions (kammaniyāma); inevitability of seasons (utuniyāma); inevitability of seeds (bījaniyāma); inevitability of thoughts (cittaniyāma); and the inevitability of natures (dhammaniyāma16).

http://www.jayarava.org/texts/the-five-Fold-niyama.pdf (http://www.jayarava.org/texts/the-five-Fold-niyama.pdf)
Title: Re: Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Post by: williamhalim on 29 December 2012, 01:48:52 PM


Tidak ada yg berkuasa dan mengatur alam semesta.

Hanya hukum2 yg berjalan.
Dari mana asal hukum ini? Buddha menjelaskan asal muasal semesta adalah "Tidak Terpikirkan"
Sehingga asal muasal hukum2 inipun tidak terpikirkan...

Apakah ada penjelasan yg lebih logis dan konsisten daripada penjelasan diatas?

::