//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KASIH SAYANG IBU  (Read 29384 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #30 on: 22 December 2009, 11:04:28 AM »
Kisah nyata ini memberikan suatu motivasi untuk memberikan yang TERBAIK untuk MAMA.

Anak Berbakti

Menarik kereta, makan dengan jungkir balik, semuanya yang dikerjakan orang lain dengan berdiri, dapat dikerjakan dengan jungkir balik oleh Liu Tianquan dari Pu Yang, Tiongkok.

Kemampuannya yang hebat ini adalah untuk menghibur ibunya yang mengalami gangguan kejiwaan. Dia mulai berlatih jungkir balik sejak usia 5 tahun, sampai sekarang sudah 31 tahun. Kini ingin memanfaatkan kemampuan khususnya ini untuk mencari pekerjaan guna menghidupi keluarganya.

Menurut laporan Orient Today, pada 26 Januari siang hari, Liu Tianquan yang baru pulang bekerja dari Zhen Zhou ke kampung halamannya, dengan tergesa-gesa berangkat ke rumah kakak sulungnya yang berjarak kira-kira 300 meter. Setelah selesai mempertunjukkan makan mantou dan mengenakan sweater sambil jungkir balik, tak tertahan lagi sang ibu mulai tertawa.

"Kamu koq memperagakan lagi jungkir balik! Sejak kecil kamu sangat lincah, kalau kamu yang memperagakan aku tidak khawatir, tempo hari kakak sulungmu juga mau ikut-ikutan, apapun yang dikata, aku tidak mengizinkannya, kalau lehernya patah bagaimana?"

Zhao Caiqin, sang ibu yang berusia 72 tahun, gangguan jiwanya baru kambuh, wajahnya tanpa perasaan, tidak mau makan, menggumam tiada hentinya, dengan cepat telah pulih menjadi normal, pembicaraannya juga sudah normal.

Ayahnya mengatakan, "Anak saya yang ke-4 (Liu Tianquan), sangat berbakti. Dalam cuaca yang sangat dingin seperti ini, masih datang mencuci pakaian sang ibu. Beberapa waktu yang lalu di rumah kekurangan air, dia membawakan air dari rumahnya."

Mempertunjukkan jungkir balik untuk membuat Ibu tertawa

Liu Tianquan yang berusia 36 tahun menceritakan kenangannya, pada usia 5 tahun. Sang ibu yang berperasaan halus menjadi sakit karena depresi, jiwanya terganggu, sering marah-marah, membanting-banting mangkuk dan panci. Pada saat sangat parah, dia bahkan dapat membacokkan pisau masak sekenanya. Saat melihat ibunda yang biasanya penuh kasih menjadi seperti ini dia sangat bersedih.

Pada suatu kali ketika ibunya kambuh lagi, secara kebetulan me-lihat dia sedang berdiri jungkir balik, tiba-tiba menjadi geli dan tertawa dengan sangat gembira. Setelah itu setiap kali melihat dia jungkir balik sang ibu menjadi sangat bersuka cita sampai-sampai berjoget.

Melihat ibunda bergembira, Liu Tianquan juga sangat girang, sehingga berlatih dengan lebih te-kun. Melihat sang ibu makan mantou, dia akan makan dengan berdiri jungkir balik, dia pernah tersedak sampai sulit bernafas. Melihat sang ibu merajut baju wol, dia sambil jungkir balik akan membantu menggulung benang wol. Pada saat berusia 8 tahun dia sudah dapat mengenakan pakaian sambil jungkir balik; pada usia 15 tahun dapat mengangkat timba air sambil jungkir balik

Selama 31 tahun berlatih jungkir balik, Liu Tianquan selalu mengusahakan agar sang ibu bergembira dengan berbagai cara, sehingga gangguan jiwa sang ibu sangat berkurang. Ketika kondisi jiwa sang ibu normal, beliau tidak membiarkan Liu Tianquan jungkir balik, dia sangat menyayangi putranya itu, "Nak, kamu jangan berdiri jungkir balik lagi, kalau lehermu patah bagaimana? Kamu makan sambil berjungkir balik kalau tersedak bagaimana?"

Dalam penderitaan terkandung kegembiraan

Tahun baru, Liu Tianquan yang tidak punya uang membeli kado untuk anak-anak, akan mempertunjukan menarik kereta sambil jungkir balik.

Di rumah, Anak-anak menaiki kereta dorong dari kayu, Liu Tianquan akan mengikat pendorong kereta dengan tali. Kemudian dia jungkir balik di atas kursi di samping dinding. Sepasang tangannya akan menarik tali yang diikatkan pada kereta maka kereta dengan stabil bergerak maju. Tetangga yang datang melihat keramaian bertanya kepada Liu Tianquan, "Apakah Anda merasa tidak nyaman?

Apakah terdapat perbedaan dengan menarik kereta secara normal?"

Liu Tianquan sambil tertawa menjawab, "Sangat santai, sama sekali tidak ada perbedaan." Kemudian dia mempertunjukkan makan sambil berjungkir balik dan lain-lain. Anak-anak sangat bergembira sampai berjingkrak-jingkrak.

Mengandalkan keahlian khusus mencari nafkah di Zheng Zhou

Liu Tianquan pernah belajar menata rambut, ilmu pijat urut, namun tidak ada yang membuatnya lebih bersukacita ataupun merasa "tiada duanya" daripada berlatih jungkir balik. Pada musim senggang bercocok tanam, dia ingin mencari kerja dengan kemampuan khususnya untuk menghidupi keluarga.

Liu Tianquan kadang kala ikut dalam pertunjukan akrobat, setiap bulannya menghasilkan beberapa ratus yuan. Dia dianggap terlalu jujur oleh seorang temannya.

"Sudah disepakati dalam satu kali pertunjukan dilakukan dua jenis atraksi berdiri jungkir balik, namun tepuk tangan penonton ataupun pujian panitia kadang-kadang membuat Liu Tianquan mempertunjukkan beberapa atrak-si ekstra."

Kemampuannya ini tidak mendatangkan penghasilan lebih banyak bagi Liu Tianquan, dia senang menghibur orang-orang sekelilingnya dengan jungkir balik. Katanya, "Aspirasi saya yang terbesar adalah menghidupi diri sendiri dengan jungkir balik, orang lain gembira, saya pun gembira."

Karakter moral anak berbakti budaya Tionghoa

Setelah kisah Liu Tianquan muncul dalam media, membuat banyak orang Tionghoa merasa terharu. Sungguh sulit ditemukan pada zaman masyarakat materialis seperti sekarang ini. Ada teman-teman dunia maya (internet) mengatakan, "Pada zaman dahulu ada seorang bernama Lao Laizi. Meskipun sudah berusia di atas 70 tahun, masih sering berupaya menyenangkan ibunda yang sudah berusia 90 tahun lebih, dengan mengenakan pakaian warna-warni berdandan menyerupai masa kecilnya, bercanda di depan ibunda agar sang ibu tertawa."

"Lao Laizi Menghibur Ibunda" merupakan sebuah cerita yang sangat terkenal pada zaman dahulu, merupakan salah satu dari "Dua Puluh Empat Cara Berbakti", beberapa puluh tahun terakhir ini sudah tidak ada orang yang mengungkitnya lagi. Tak terduga hari ini masih hidup seorang Lao Laizi! Sungguh merupakan sebuah keajaiban!

Perasaan salut pada Lao Laizi zaman sekarang

Ada teman-teman dunia maya yang memberikan pujian penuh kekaguman, "Anda adalah orang biasa yang sangat luar biasa, membuat kami gembira, kagum dan terharu, Anda telah memenuhi karakter moralitas anak berbakti budaya Tionghoa dengan tindakan nyata. Di dunia manusia memang ada perasaan yang tulus, perasaan yang tulus hanya ada di antara masyarakat manusia biasa!"

"Siapa yang mengatakan rasa bakti seorang anak (yang hanya setinggi rumput kecil) dapat membalas budi maha besar sang ibu (yang bagaikan mentari musim semi). Seekor kambing pun berlutut pada induk yang menyusuinya, seekor burung gagak pun setelah dewasa akan membagikan makanan pada induknya, apalagi manusia."

Dengan menjadi anak yang berbakti, pasti memberikan kebahagiaan pada MAMA dan PAPA.

Semoga MAMA-MAMA berbahagia.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #31 on: 22 December 2009, 02:07:06 PM »
MAWAR UNTUK IBU, SEBELUM TERLAMBAT

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima dollar saja, sedangkan harga mawar itu sepuluh dollar ."

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

Semoga MAMA-MAMA Berbahagia

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #32 on: 22 December 2009, 02:44:53 PM »
Pohon Apel & Anak Lelaki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. " Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku." Kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. " "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Kamu mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi kadang begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Semoga MAMA-MAMA Berbahagia

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #33 on: 22 December 2009, 08:42:12 PM »
Selamat Hari Ibu ;D
appamadena sampadetha

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #34 on: 22 December 2009, 09:17:36 PM »
selamat hari ibu jugaaa

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #35 on: 12 January 2010, 10:34:07 AM »

Namo Buddhaya,

Kasih ibu,sepanjang masa..tak terhingga sepanjang masa...

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #36 on: 12 January 2010, 10:36:12 AM »

Namo Buddhaya,

Jasa orang tua,tak kan bisa habis dibales,terutama ibu..karena ibu melahirkan kita,berjuang demi keselamatan kita dan mengorbankan dirinya juga..ada ibu meninggal karena melahirkan,ada juga ibu dan anaknya dalam kandungan,meninggal karena proses melahirkan.Begitu mulia hati ibu,jadi janganlah menyakiti hati ibu walaupun sudah tua renta..

Anumodana

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #37 on: 12 January 2010, 10:38:14 AM »

Namo Buddhaya,

Di saat ibunda telah tua renta,buang air kecil atau besar di tempat tidur,kita juga harus membersihkan dengan suka cita,seperti disaat waktu kita kecil,ibunda yang menggantikan popok kita,janganlah mengeluh

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #38 on: 12 January 2010, 10:43:30 AM »

Di saat kita sakit,ibunda selalu mendampingi kita siang dan malam,kwatir tentang kesembuhan kita..Akan tetapi setelah kita dewasa,kita telah melupakan jasa ibu,sewaktu kita bersenang2,kita melupakan ibunda kita.Hal2 kecil Ibunda kita lupakan,misalnya ultah beliau,disaat kita mempunyai waktu luang,alangkah bagusnya temenin ibunda sekedar obrol2,juga sangatlah membuat hati beliau bahagia,dan bawalah beliau jalan2...

Anumodana

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #39 on: 12 January 2010, 10:45:47 AM »


Kemudian ajarlah Dhamma kepada orang tua kita,supaya beliau bisa memupuk kebajikan,misalnya fungsinya berdana dan sebagainya tersebut,bawalah orang tua ke ceramah Dhamma..

Anumodana

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #40 on: 21 December 2010, 08:54:42 PM »
Besok, hari Rabu tanggal 22 Desember 2010 adalah Mother’s Day, cerita ini sebagai bahan perenungan bagi kita semua terutama bagi Bro dan Sis yang masih menpunyai orang tua. Manfaatkan waktu ini untuk orangtua anda dengan sebaik-baiknya. Dan jadinya ANAK YANG BERBAKTI KEPADA ORANGTUA.


KETIKA AKU SUDAH TUA

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,
bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu
kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur,
dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Semoga Bermanfaat

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Happy Mother's Day
« Reply #41 on: 22 December 2010, 09:14:07 AM »
KOMPAS.

”Nak, mama mau pinjam uang.  Nanti kalau mama punya uang, mama akan kembalikan.”  Begitulah kalimat yang sering dilontarkan oleh mamaku.  Pertama-tama aku sering kesal mendengar kalimat itu.  Pikirku, apa mama tidak tahu keperluanku ?  Padahal keperluan belanja bulanan sudah aku belikan.

Ditambah lagi uang belanja mingguan.  Lagian dari mana mama dapat uang ?  Kalau diminta terus, bisa bangkrut nih.Hari demi hari berlalu.  Kalimat itu pun masih sering kudengar.  Lama kelamaan aku pun terbiasa.  Toh aku pikir, uang hasil kerjaku tidak sampai habis.  Masih ada uang yang bisa ditabung walaupun tidak terlalu banyak.  Itupun masih harus mengerem kebiasaanku untuk beli barang-barang pribadi. 

Yah apa boleh buat.Tetapi sebenarnya ketika kupikir lebih dalam, sepertinya sikapku tidak adil sama sekali dengan mama.  Teringat cerita mama ketika aku masih kecil.  Aku sering sakit-sakitan.  Bahkan kalau bukan usaha mama yang kuat untuk mengobatiku, mungkin sekarang aku menjadi orang yang lemah fisiknya.  Yah sungguh tidak adil.Mungkin dulu, mama sampai pinjam uang untuk biaya berobatku. 

Mungkin dulu, mama mengorbankan keinginannya untuk membeli barang-barang keperluan pribadinya.  Mungkin dulu, .... ah sulit membayangkannya.  Menetes air mataku.  Ah .. bila aku menjadi orang tua seperti mama, apakah aku bisa seperti dia.  Mungkin belum tentu. 

Akhirnya, akupun sadar. 

Bila mama pinjam uang lagi, aku pun berpikir memang sudah seharusnya aku memberikan yang lebih kepadanya.  Tanpa mama pinta pun, aku harus berikan.  Mama tidak pernah meminjam apa pun dariku.  Malah aku yang meminjam terlalu banyak dari mama.  Meminjam waktu mama.  Meminjam uang mama.  Bahkan meminjam kebahagiaan mama.   

Seumur hidup pun, hutang mama tidak akan sanggup aku bayar.Ma, tidak usah bilang pinjam uang lagi.  Uang yang kuberikan sebenarnya bukan uangku.  Itu hasil jerih payah mama sewaktu mendidikku.  Aku hanya bisa mendoakan, semoga mama selalu mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan ini maupun yang akan datang.  Budi baik mama selalu kukenang dan terbalaskan.  Terima kasih mama.

Semoga Bermanfaat

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
Re: KASIH SAYANG IBU
« Reply #42 on: 22 December 2010, 03:46:21 PM »
Selamat Hari IBU
Semoga semua mama selalu diberi kekuatan, kesabaran dan kesehatan
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........