saya hanya mengerti, setiap penderitaan yg kita alami memang merupakan latihan yg seolah melecut kita utk semakin sadar. yg saya kurang setuju hanya merubah mindset dalam tujuannya (seolah sedang) mengumpulkan jasa besar. imo ya, niat utk tercerahkan & akan membantu mahkluk lain lah yg merupakan bodhicitta. sedangkan kanker & melihat kanker sebagai jasa saya adalah hanya merubah mind-set, yg sebenarnya semua jg bisa disesuaikan dg sudut pandang tertentu. mungkin orang (seorang bodhisatwa) menjadi tidak marah ketika sesuatu yg buruk menimpanya, pikirannya menjadi oh saya mendapat parami & semakin dekat dg pencerahan. menurut saya keluar mulut harimau, masuk mulut buaya. dalam kebencian, kita ingin menolak sesuatu (yg tidak kita inginkan) & dalam keserakahan kita ingin mendapatkan sesuatu (misalnya jasa)... hanya pendapat...
Melihat kanker dengan cara lain memang hanyalah perubahan mind-set. Tapi perubahan mind-set tersebut, jika untuk mengembangkan bodhicitta, maka memang menghasilkan jasa besar. Ini 'kan sebab akibat. Seseorang mengembangkan pikiran jahat, apakah dia berpikir akan mendapat akibatnya atau tidak, tetap menghasilkan penderitaan. Demikian juga mengembangkan bodhicitta, apakah dia berpikir mengumpulkan jasa atau tidak, tetap menghasilkan manfaat.
Saya setuju itu sebetulnya hanya perubahan mind-set, nothing special. Tapi hal tersebut adalah bagus untuk kita ingat dan aplikasikan dalam hal-hal lain (bukan hanya penyakit kanker atau panu,) yang menyebabkan penderitaan. Dan jika karena renungan itu, bodhicitta berkembang, akan lebih baik lagi tentunya.