sulit dilakukannnnnnn
kadang bisa dilakukan.. kadang tidak bisa dilakukan... hehehhee
Makanya kita semua saling belajar di sini. Salah satu tujuannya adalah sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan guna melatih diri.
Dulunya JW sering menasehati teman2 laennya..tp ketika sendiri yg mengalami hal itu... baru menyadari ternyata diri ini hny jago teori
Yup,, saya mengerti dengan jawaban sdr upasaka, pinginnya sih bisa mempraktekan apa yang sdr upasaka bilang, tapi bagaimana kalau hal itu akan memunculkan pemikiran baru seperti misalnya kegelisahan dalam hati, ada kalanya inseden2 kecil akan mengingatkan kita pada orang yang telah tiada, lalu bagaimana cara mengatasi kegelisahan yang muncul akibat rasa takut itu??
Seperti kt sdr JW, sulit dilakukan ketika kita mengalaminya sendiri. Ada kalanya kita hanyut dalam teori dan konsep dan menghabiskan banyak waktu berintelek-ria tentang pengetahuan dan dharma lalu bagaimanakah caranya kita menerapkan teori itu dalam hidup ini??
duhh. . . dah kya curhat aja . . . gpp deh, sekalian aja lah. . .
[at] JW. Jinaraga dan Lita
Perpisahan sudah terjadi, pertemuan juga sudah terjadi. Kelak bila ada kesempatan untuk bertemu lagi, maka gunakanlah kesempatan itu. Tapi kalau memang sudah tidak ada kesempatan lagi, maka lepaskanlah hal itu.
Saya tidak tahu seperti apa kasus kalian. Tapi sekilas kalau saya melihat kata-kata kalian, sepertinya kalian berdiri dalam posisi orang yang ditinggalkan. Memang perasaan sedih akan lebih terasa sakit ketika kalian adalah orang yang ditinggalkan. Tapi jangan terlalu lama larut dalam perasaan itu. Hendaknya ini dijadikan pengalaman bahwa karena semua perbuatan kalian dahulu, sehingga mengkondisikan dia untuk meninggalkan kalian.
Tidak perlu banyak membaca Buku Dhamma untuk melepaskan kesedihan ini. Kalian hanya cukup menyadari bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari perjalanan hidup Anda. Ini hanyalah garam sebanyak satu sendok makan. Tapi karena kalian tidak mengantisipasinya dengan kebijaksanaan, maka garam ini terasa asin sekali. Garam yang asin ini adalah rasa sedih kalian. Kebijaksanaan adalah segelas air putih. Kelak kalau kalian sudah menyiapkan segelas air putih dari awal, perpisahan dengan orang yang kalian sayangi tidak akan terasa begitu pedih.
Tidak perlu kalian menyalahkan perbuatan masa lalu. Yang terpenting saat ini adalah bangkit dari kesedihan. Kalian sudah jatuh. Sampai kapan kalian ingin berbaring di tanah? Sampai kapan kalian ingin memanggil teman-teman kalian untuk melihat bahwa kalian sedang tersungkur di atas tanah?
Ada pepatah bijak yang berbunyi: "Kalau suatu masalah bisa diselesaikan dengan memikirkannya, maka pikirkanlah. Tapi kalau suatu masalah memang tidak bisa diselesaikan, maka tidak ada guna untuk memikirkannya. Karena jika terus memikirkannya, maka kita justru menciptakan masalah yang baru."
Ketika kalian bersedih pada perpisahan, secara tidak sadar (mungkin) kalian sedang mengasihani diri sendiri. Kalian menganggap bahwa penderitaan ini teramat besar. Cobalah melihat dunia di luar sana. Ada jutaan orang yang pernah, sedang dan akan menghadapi masalah yang lebih berat dari masalah Anda. Karena itu, janganlah berpikir bahwa kalian sungguh bernasib malang.
Salah satu hal yang membuat kalian melekat pada seseorang, adalah karena kalian menganggap orang itu sebagai orang penting. Cobalah saat ini untuk melihat dia sebagai orang yang sama dengan orang lain. Jangan biarkan persepsi menguasai pikiran kalian. Karena kalau Anda tidak lagi terikat oleh persepsi, semua orang adalah sama.
Ini semua hanyalah permainan pikiran. Pikiran kalian begitu lincah membuat ilusi-ilusi kesedihan. Padahal realitas yang terjadi hanyalah muncul-tenggelam; bertemu-berpisah. Hanya sesederhana itu saja.
Ada satu cerita yang sangat klise. Beberapa wanita yang suka membaca novel mungkin kenal dengan cerita ini. Tetapi cerita ini memang ada benarnya juga. Secara garis besar, ceritanya adalah seperti ini:
"Si A berpisah dengan si B. Meskipun si A tidak ingin berpisah, tetapi kenyataannya perpisahan tidak bisa dielakkan. Maka si A bertekad: 'untuk membuktikan kalau aku memang menyayangi si B, aku harus lebih tegar dan lebih kuat dalam menjalani hidup ini'."
Ketika kalian berpisah dengan orang yang kalian sayangi, ada dua cara untuk menunjukkan kualitas kalian. Yaitu:
1) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia benar-benar tahu kalau kalian memang orang yang baik.
2) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia menyadari kesalahannya karena telah meninggalkan kalian.
Semoga segera berbahagia.