Informasi tentang Kanker serviks (Mulut Rahim) Dokter spesialis Ginekologi-onkologi yang juga konsultan di beberapa Fakultas Kedokteran ,
DR dr Andrijono SpOG(K), mengatakan risiko akan semakin meningkat dengan bertambahnya usia dan
menyentuh kehidupan wanita pada saat-saat terpenting dalam hidupnya yaitu antara usia 30-50 tahun.
Ternyata penyebab kanker serviks adalah :
Infeksi atau reinfeksi HPV (Human Papilloma Virus).
Dari sekitar 96 jenis tipe HPV ditemukan bahwa HPV onkogenik sekitar 19 tipe.
HPV 16 dan 18 merupakan penyebab kanker paling banyak di dunia,
Sebenarnya virus memiliki sifat alami untuk bisa sembuh dengan sendirinya.
Sekitar 75%-90% infeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Hanya sekitar 2 persen yang berkembang menjadi kanker. Dari 100 orang yang
terkena infeksi, artinya hanya dua orang yang akan berkembang menjadi kanker.
Tapi, kita tidak bisa mengetahui siapa yang akan terkena
Sekitar 99,7 persen kanker serviks disebabkan HPV onkogenik atau penyebab kanker.
Andrijono mengungkapkan, hasil penelitian menyimpulkan bahwa HPV 16 dan 18
merupakan penyebab utama pada 70 persen kasus kanker serviks di dunia.
Sebuah penelitian yang dilakukan RS Dr Cipto Mangunkusumo bekerja sama dengan Belanda,
menemukan bahwa penyebab kanker paling banyak di Indonesia ialah HPV 16, 18, dan 52.
Identifikasi virus HPV ini dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta , Bandung , dan Tasikmalaya.
"Sekitar 70%-80% adalah infeksi HPV 16 dan 18. Serta sekitar 5 persen merupakan kombinasi
dari infeksi HPV 16, 18, dan 52. Jadi mungkin terjadi infeksi yang tidak tunggal," paparnya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempertinggi kemungkinan infeksi HPV
berubah menjadi kanker, antara lain :
1. Kebiasaan berhubungan seks yang abnormal
2. Berganti-ganti pasangan,
3. Merokok,
4. Menikah pada usia yang sangat muda serta usia yang semakin tua.
"Bagi wanita yang menikah di usia muda, hubungan seksual dilakukan saat serviks belum matang
sehingga mudah ditembus virus. Sedangkan, bagi wanita yang sudah tua, risiko semakin tinggi
karena penurunan proses recovery dari sel sehingga lebih mudah ditembus oleh virus," jelas Andrijono.
Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks sebenarnya memakan waktu
cukup lama, bisa mencapai 10-20 tahun. Sayangnya, proses ini seringkali tidak dirasakan para penderita.
Pasalnya, proses infeksi HPV kemudian menjadi prakanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.