Siapa Jiddu Krishnamurti?
by Cahya in Jiddu Krishnamurti
Saya banyak mengutip artikel dan tulisan mengenai Jiddu Krishnamurti, namun tidak sedikit yang bertanya-tanya, siapakah sosok Jiddu Krishnamurti ini. Mungkin sedikit uraian berikut dapat membantu.
Jiddu Krishnamurti
Jiddu Krishnamurti
“Pengajaran bukanlah sesuatu yang di luar sana – dalam sebuah buku; apa yang pengajaran katakan adalah, ‘Lihatlah diri Anda, pergilah ke dalam diri Anda, bertanya kepada apa yang ada di sana, memahaminya, dan melangkah melampauinya’, dan seterusnya. Pengajaran hanya bertujuan untuk penunjukan, menjelaskan, namun Anda harus memahami, bukan pengajaran, namun diri Anda.”
JIDDU KRISHNAMURTI lahir pada 12 Mei 1895 di Madanapalle, India Selatan. Semenjak 1929 hingga meninggal dunia pada 1986 beliau bepergian ke seluruh dunia berbicara secara spontan ke sejumlah besar pendengar. Ia terlibat dalam dialog dengan para pemimpin agama, ilmuwan, profesor, pengarang, psikolog, ahli komputer, dan masyarakat dari berbagai latar belakang yang secara mendalam mempertanyakan kehidupan keseharian mereka. Wejangan serta dialognya telah dikumpulkan dan diterbitkan ke dalam lebih dari 50 buku dan diterjemahkan ke sedemikan banyak bahasa. Bukunya meliputi Think on These Things, Education and the Significance of Life, The Awakening of Intelligence, dan The First and The Last Freedom.
Krishnamurti menyampaikan bahwa ia tidak terikat pada kasta, kebangsaan, agama, dan tradisi manapun. Ia mengatakan bahwa manusia haruslah membebaskan dirinya dari segala ketakutan, keterkondisian, otoritas, dan dogma melalui pengetahuan-diri dan ini akan memberikan tatanan serta mutasi psikologis. Konflik yang telah menyeret dunia ke dalam kekerasan, ia sarankan, tidak dapat diubah ke dalam suatu kehidupan penuh kebaikan, cinta, dan kasih dengan strategi politik, sosial atau ekonomi apapun, namun hanya melalui mutasi ini dalam individu yang tercipta melalui pengamatan mereka sendiri, tanpa meditasi dari guru atau agama terorganisir manapun.
Kualitas Krishnamurti sebagai seorang filsuf tulen, menarik pemikir dan filsuf tradisional maupun non-tradisional lainnya. Pimpinan berbagai organisasi religius mengadakan diskusi dengannya, hanya untuk mendengarkannya mengulangi tema sentralnya bahwa otoritas dalam agama formal, psikologis atau politis adalah suatu penghalang untuk melihat kebenaran; manusia haruslah menjadi guru bagi dirinya untuk membawa perubahan psikologis. Menghadiri ceramah Krishnamurti pada 1961, Aldous Huxley mengatakan,”Seperti sedang mendengarkan sebuah wejangan oleh Sang Buddha – kekuatan yang unik, …” Pada 1984 ia berbicara dengan ilmuwan ahli nuklir pada National Laboratory Research Center di Los Alamos, New Mexico, Amerika Serikat. David Bohm Ph.D., ahli fisika quantum dan sahabat Einstein, mendapati pembelajaran Krishnamurti pararel dengan teori revolusioner fisikia miliknya. Ini membawa dialog bertahun-tahun di antara mereka. Pada 1980 sejumlah percakapan antara Krishnamurti dan Bohm, yang dimulai dengan pertanyaan ‘Apakah manusia telah mengambil belokan yang keliru …?’ percakapan ini kemudian dimuat dalam sebuah buku, The Ending of Time.
Inti Pembelajaran
Inti pembelajaran Krishnamurti terkandung dalam pernyataan yang dibuatnya pada 1929 saat ia mengatakan: Kebenaran adalah suatu tanah tanpa jalan. Manusia tidak dapat mencapainya melalui organisasi apapun, melalui keyakinan apapun, melalui dogma, pendeta atau ritual apapun, tidak melalui pengetahuan filosofis atau teknik psikologis. Ia harus menemukannya melalui cermin hubungan, melalui pemahaman akan isi batinnya sendiri, melalui pengamatan dan bukan melalui analisis intelektual atau pembedahan introspektif. Manusia telah membangun di dalam dirinya citra sebagai suatu pagar keamanan religius, politis, personal. Ini bermanifestasi sebagai simbol-simbol, ide-ide, kepercayaan-kepercayaan. Beban akan citra-citra ini mendominasi pemikiran manusia, hubungannya, dan kehidupan kesehariannya. Citra-citra ini merupakan penyebab permasalahan kita oleh karena mereka membagi manusia dari manusia lainnya. Pandangannya akan kehidupan dibentuk oleh konsep-konsep yang telah didirikan di dalam batinnya. Isi kedarannya merupakan keseluruhan keberadaannya. Isi ini sama pada semua kemanusiaan. Individualitas merupakan nama, bentuk dan budaya permukaan yang ia peroleh dari tradisi dan lingkungan. Keunikan manusia tidak berada pada permukaan namun pada kebebasan seutuhnya dari segala isi kesedarannya, yang mana umum pada seluruh umat manusia. Jadi ia bukanlah individual.
Kebebasan bukanlah suatu reaksi; kebebasan bukanlah suatu pilihan. Adalah kepalsuan manusia bahwa karena ia dapat memilih maka ia bebas. Kebebasan adalah pengamatan murni tanpa arahan, tanpa ketakutan akan hukuman dan penghargaan. Kebebasan tanpa motif; kebebasan bukanlah pada akhir evolusi manusia namun terdapat pada langkah pertama keberadaannya. Dalam pengamatan seseorang mulai menemukan kurangnya kebebasan. Kebebasan ditemukan dalam kesadaran tanpa pilihan (choiceless awareness) akan keberadaan dan aktivitas harian kita.
Pikiran adalah waktu. Pikiran lahir dari pengalaman dan pengetahuan, yang mana tidak dapat dipisahkan dari waktu dan masa lalu. Waktu adalah musuh psikologis manusia. Tindakan kita berdasarkan pengetahuan dan itu adalah waktu, jadi manusia selalu seorang budak terhadap masa lalu. Pikiran selamanya terbatas dan demikian kita hidup dalam konflik dan pergulatan konstan. Tidak terdapat evolusi psikologis.
Saat manusia menjadi sadar akan pergerakan pikirannya sendiri, dia akan melihat pembagian antara pemikir dan pikiran, pengamat dan yang diamati, yang mengalami dan pengalaman. Ia akan menemukan bahwa pembagian ini adalah suatu ilusi. Maka hanya ada pengamatan murni yang mendalam tanpa bayangan akan masa lalu atau waktu. Pemahaman mendalam tanpa waktu ini membawa suatu mutasi dalam, radikal dalam batin.
Penyangkalan total merupakan esensi yang positif. Saat terdapat penyangkalan akan semua hal itu yang mana pikiran telah menimbulkan secara psikologis, hanya kemudian terdapat cinta, yang merupakan kasih dan kecerdesan.
Disadur dari:
www.jkrishnamurti.orgJiddu Krishnamurti adalah penulis dan pembicara yang cukup dikenal dalam filsafat fundamental dan subjek-subjek spiritual. Hampir selama 60 tahun ia berkeliling dunia, menunjukkan kepada orang-orang perlunya mentransformasi diri mereka melalui pengenalan sang diri (self knowledge), dengan menjadi sadar akan pikiran dan perasaan dalam kehidupan keseharian. Ia mengemukakan bahwa suatu perubahan fundamental dalam masyarakat hanya dapat terwujud melalui suatu perubahan radikal di dalam diri seseorang, karena masyarakat merupakan hasil interaksi individu-individu. Meski ia sangat hidup (selaras) dengan isu-isu kontemporer selama berpuluh tahun, jawabannya berakar dalam padangan tanpa batas waktu-nya akan kehidupan dan kebenaran.
Krishnamurti lahir dalam sebuah keluarga Brahmana Telugu, dan pada tahun 1909 bertemu C.W. Leadbeater pada sebuah pantai pribadi di kantor pusat masyarakat Teosofi, Adnyar-Chennai, India. Kemudian ia dibesarkan dalam asuhan Annie Besant dan C.W. Leadbeater, para pimpinan teosofi pada masa itu, yang percaya bahwa ia adalah “wahana” bagi “Jagad Guru” atau Guru Dunia yang dinantikan. Sebagai remaja muda, ia diasuh dalam ide ini dan sebuah organisasi tingkat dunia (The Order of The Star) didirikan untuk mendukungnya. Walau kemudian ia membubarkan organisasi tersebut sebagaimana pandangannya bahwa kebenaran tidak dapat diperoleh melalui organisasi manapun, dan tidak selayaknya juga sebuah organisasi dibentuk untuk tujuan itu. Seseorang haruslah menemukan kebenaran itu melalui pengamatan, tidak melalui dogma, ritual, otoritas, maupun guru. Tahun 1984 ia dianugrahi medali perdamaian PBB pada subjek perdamaian dan kesadaran.
Latar Belakang Keluarga dan Masa Anak-Anak
Krishnamurti lahir dari keluarga Brahmin yang berbahasa Telugu. Ayahnya Jiddu Narianiah, dipekerjakan sebagai petugas bidang administrasi pemerintah kolonial Inggris. Keluarga mereka merupakan vegetarian yang ketat, bahkan tidak mengkonsumsi telur.
Ia lahir pada 12 Mei 1895 (atau 11 Mei menurut kalender Bramana), pada sebuah kota kecil bernama Madanapalle di Distrik Chittoor – Andhra Pradesh sekitar 150 mil (250 km) Utara Madras (sekarang Chennai).
Pada tahun 1903, keluarganya berdiam di Cudappah dimana pada kediaman sebelumnya Krishnamurti terserang malaria, sebuah penyakit yang ia derita kambuh-kambuhan hingga beberapa tahun. Ia seorang anak yang sensitif dan sakit-sakitan: “pelamun dan tidak jelas”, dia sering dikatagorikan dalam retardasi mental, dan secara berkala memperoleh pukulan di sekolah oleh gurunya dan dirumah oleh ayahnya. Dalam memoir yang ia tulis saat ia berusia delapan belas, ia juga mendiskripsikan pengalaman fisik, telah “melihat” saudarinya setelah saudarinya meninggal pada 1904, sebagaimana ia melihat almarhum ibunya yang meninggal pada 1905 saat ia berusia sepuluh tahun.
Ayah Krishnamurti pensiun pada akhir 1907, dan, karena keadaan serba kekurangan, menulis kepada Annie Besant, yang kemudian adalah presiden Masyarakat Teosofi, mencari pekerjaan di lahan Kantor Pusat Teosofi seluas 260-acre di Adnyar. Ia kemudian dipekerjakan oleh Teosofi pada sebuah posisi kleris, dan keluarganya pindah ke sana pada Januari 1909.
“Penemuan” dan Konsekuensinya
Hanya beberapa bulan sejak kepindahan terakhir di mana Krishnamurti ditemukan oleh Teosofis peringkat atas dan okultis yang menonjol C.W. Leadbeater, yang dikenal mampu melihat aura (clairvoyance). Selama kunjungannya ke pantai Teosofi di akhir sungai Adnyar, Leadbeater memperhatikan Krishnamurti (yang juga sering ke pantai bersama yang lain), dan begitu terkagum dengan “aura terindah yang pernah ia saksikan tanpa setitik partikel keegoisan di dalamnya”. Kesan kuat ini tidak sesuai dengan penampilan luar Krishnamurti, yang mana, menurut kesaksian, cukup umum, tidak impresif, dan tidak rapi. Anak itu juga dipertimbangkan sebagai “orang bodoh tertentu”, ia sering memiliki “suatu ekspresi kosong” yang “memberikannya suatu penampilan hampir dungu”. Leadbeater tetap “tak tergoyah” bahwa anak itu akan menjadi seorang guru besar.
Selanjutnya pada 1911, sebuah organisasi baru disebut Order of the Star dibentuk oleh pimpinan Teosofi dengan tujuan mempersiapkan dunia untuk “kedatangan” Sang Guru (beberapa sumber menyebutnya sebagai Lord Maitreya). Krishnamurti ditunjuk sebagai ketuanya, dengan para Teosofi senior pada berbagai posisi. Keanggotaan terbuka bagi siapapun yang menerima doktrin kedatangan “Guru Dunia”. Kontroversi kemudian muncul setelahnya, baik di dalam maupun di luar masyarkat Teosofi, dalam lingkaran Hindu dan pemberitaan India.
Krishnamurti (atau Krishnaji sebagaimana ia sering disebut) dan adik laki-lakinya Nitya secara privat dibekali di perumahan Teosofi di Madras, dan kemudian dibawa ke suatu kehidupan yang lebih makmur di antara sebuah bagian masyarakat Eropa kelas atas dengan tujuan menyelesaikan pendidikan mereka. Selama masa ini, Krishnamurti membangun ikatan yang kuat dengan Annie Besant, hubungan ibu dan anak angkat. Ayahnya, ditekan ke latar belakang oleh pusaran keinginan di sekitar Krishnamurti, menuntut Masyarakat Teosofi pada 1912 untuk melindungi kepentingannya sebagai orang tua. Setelah perang legal berkepanjangan. Besant mengambil pengasuhan legal atas Krishnamurti dan adiknya Nitya. Sebagai hasil pemisahan ini dari keluarga dan rumahnya, Krishnamurti dan adiknya menjadi sangat dekat, dan pada tahun-tahun berikut mereka sering bepergian bersama.
Tumbuh Dewasa
Mary Lutyens, dalam Biografi Krishnamurti yang ditulisnya, menyebutkan bahwa terdapat suatu waktu saat K (baca:Krishnamurti) sepenuhnya percaya bahwa ia akan menjadi “Guru Dunia”, setelah pembenahan spiritual serta bimbingan sekuler dan pendidikan. Biografi lain mendiskripsikan program harian termasuk olah raga dan kegiatan ketat, pendiktean dalam berbagai subjek persekolahan, pembelajaran teosofis dan religius, yoga dan meditasi, sebagaimana instruksi pada higienitas selayaknya dan cara serta budaya masyarakat Inggris. Tidak seperti olah raga, di mana ia menunjukkan suatu bakat alami, Krishnamurti selalu mengalami masalah dengan sekolah formal dan tidak memiliki kecenderungan akademik. Ia akhirnya menyerah pada pendidikan universitas setelah beberapa kali mencoba memasuki. Ia berbicara bahasa asing, bahkan beberapa (bahasa Itali dan Prancis di antaranya) dengan fasih. Pada periode ini, ia tampaknya menikmati membaca bagian-bagian Old Testament, dan terkesan dengan beberapa (naskah) klasikal Barat, khususnya Shelley, Dostoyevsky, dan Nietzsche. Ia juga, sejak kanak-kanak, memiliki keahlian mekanik dan observasional, mampu membenahi bongkar pasang mesin-mesin rumit.
Citra publiknya, secara asli berasal dari para Teosofi. Namun, sejak Krishnamurti tumbuh dewasa, ia menunjukkan tanda-tanda pemberontakan kaum dewasa dan ketidakstabilan emosional, kesal pada aturan yang ditanamkan padanya, dan terkadang memiliki keraguan tentang masa depan yang digambarkan untuknya.
Pada 1922, Krishnamurti dan Nitya bepergian dari Sydney ke California dalam perjalanan mereka menuju Switzerland. Selama di California, mereka tinggal di sebuah kotage pada sebuah lembah terpencil dekat Ojai, ditawarkan pada mereka oleh seorang anggota Order of the Star berkebangsaan Amerika sebagai tempat khusus. Akhirnya sebuah kelompok, dibentuk oleh para pendukung, membelikan kotage dan properti di sekitarnya untuk mereka, yang kemudian menjadi tempat tinggal resmi Krishnamurti.
Bertempat di sana, pada Agustus 1922, Krishnamurti melalui suatu pengalaman (yang) “mengubah hidup” secara mendalam. Terjadi secara simultan, dan dengan tetap, dikarakteristik sebagai suatu pencerahan spiritual, suatu transformasi psikologis, dan suatu “pengkondisian” fisik. Krishnamurti dan mereka yang di dekatnya, menyebutnya sebagai “proses”, dan itu berlanjut, dalam interval yang sangat sering dan berbagai bentuk intensitas, hingga ia meninggal kemudian. Saksi mata mengingat bahwa itu dimulai pada tanggal 17, dengan sakit luar biasa pada tengkuknya, dan pembengkakan keras yang menyerupai bola. Beberapa hari selanjutnya, gejala memburuk, dengan peningkatan rasa sakit, ketidaknyamanan fisik yang luar biasa dan sensitivitas, kehilangan nafsu makan sepenuhnya dan terkadang berucap terputus-putus yang membingungkan. Kemudian, ia tampaknya jatuh pada keadaan tidaksadarkan diri; sesungguhnya, ia mengingat bahwa ia sangat sadar akan sekililingnya dan sementara pada keadaan tersebut, ia mengalami suatu “penggabungan mistikal”. Hari-hari selanjutnya gejala dan pengalaman semakin intensif, memuncak dengan suatu rasa akan “kedaimaian tak terkira”
“…Aku teramat bahagia, karena aku telah melihat. Tiada apapun kan dapat menjadi sama lagi. Aku telah masuk pada air-air yang bersih dan murni dan dahagaku telah terhapuskan … aku telah melihat sang Cahaya. Aku telah menyentuh kasih yang menyembuhkan semua kesedihan dan penderitaan; itu bukanlah bagi diriku, namun bagi dunia … cinta dalam segala kejayaannya telah meracuni hatiku; hatiku tak akan pernah mampu ditutup. Aku telah mabuk pada sumber kenikmatan dan keindahan abadi. Aku teracuni Tuhan.”
Kejadian serupa berlanjut dengan intermisi pendek hingga Oktober, dan kemudian akhirnya teresume secara teratur, selalu melibatkan beberapa derajat rasa sakit fisik untuk menandai mulainya “proses”, disertai oleh apa yang secara tetap dideskripsikan sebagai “kehadiran”, “pemberkatan”, “pemenuhan”, “pensakralan”, yang sering dilaporkan “terasa” oleh keberadaan lain.
Sejumlah penjelasan telah diajukan untuk kejadian pada 1922, dan “proses” pada umumnya. Leadbeater dan para Teosofi lainnya, meski mereka berharap “wahana” agar memiliki pengalaman paranormal tertentu, secara mendasar bingung pada perkembangan yang terjadi, dan pada hilangnya kemampuan untuk menjelaskan secara keseluruhan.
Akhirnya, kematian tidak terduga adiknya Nitya pada 11 November 1925 pada usia 27 dari tuberkulosis, setelah riwayat panjang dengan penyakit itu, secara fundamental mengejutkan kepercayaan dan keyakinan Krishnamurti pada Teosofi dan para pimpinan Masyarakat Teosofi. Pengalaman kematian adiknya memusnahkan ilusi yang masih tersisa, dan hal-hal tidak akan sama lagi.
“… Sebuah mimpi lama kini mati dan yang baru tengah lahir, selayaknya sekuntum bunga yang ditancapkan ke dalam bumi yang padat. Sebuah pandangan baru datang menjadi nyata dan sebuah kesadaran yang lebih besar sedang terungkapkan … sebuah kekuatan baru, lahir dari penderitaan, sedang berdenyut di dalam pembuluh dan sebuah simpati dan pengertian baru tengah lahir dari penderitaan masa lalu – sebuah hasrat yang lebih besar untuk melihat orang lain tidak menderita, dan, jika mereka harus menderita, melihat bahwa mereka menghadapinya secara terhormat dan keluar darinya tanpa terlalu banyak bekas luka. Saya telah menangis, namun saya tidak ingin orang lain menangis, namun jika mereka menangis, saya tahu apa maknanya.”