//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kupas Tuntas Sotapanna menurut Sutta  (Read 44611 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #30 on: 11 December 2009, 02:16:36 PM »
koq bisa sam? bknnya itu menjaga kesempurnaan silanya.. kan bukan melekat ama praktek sila. klo itu silabataparamasa brati bodhisatta yg melakukan parami dgn mendanakan anggota tubuh ato hidupnya jg silabataparamasa dunk.. mohon dijelasin..  ^:)^

Kalau memang tidak melekat (upādāna), memang tidak ada masalah. Dan seorang Sotapanna, pada kenyataannya, telah menghancurkan belenggu sīlabbataparamasa. Ia mempraktikkan sīla bukan karena kemelekatan namun karena ia mengetahui manfaat sīla. Karena pengetahuan inilah (diṭṭhisampanno), secara alami, tanpa adanya paksaan, sīlanya akan terjaga. Oleh karena itu, ia dikatakan sudah perfect dalam moralitas, dan kalaupun ia lengah dan melakukan kesalahan ia tidak akan mampu menyembunyikannya (abbhabbo so paṭichādāya). Jadi dalam hal ini, kemurniaan sīla seorang sotapanna terjaga bukan sekedar karena ia INGIN menjaga kemurnian sīlanya, namun lebih pada karena ia MENGETAHUI melalui pengalaman sendiri manfaat sīla yang murni. Kemelekatan terhadap sīla yang sering menjerumuskan seseorang telah dikatakn dalam Suttanipāta sebagai berikut:

"Sīluttamā saññamenāhu suddhiṃ, vataṃ samādāya upaṭṭhitāse;
Idheva sikkhema athassa suddhiṃ, bhavūpanītā kusalā vadānā".

"Sace cuto sīlavatato hoti, pavedhatī kamma virādhayitvā;
Pajappatī patthayatī ca suddhiṃ, satthāva hīno pavasaṃ gharamhā".

"Ia yang memegang praktik sīla sebagai akhir yang paling tinggi dan mengatakan kesucian muncul hanya dari pengendalian, mengambil tekad padanya, dan secara kuat mengikutinya, sementara tenggelam dalam dumadi, ,mengklaim dirinya sebagai ahli dan mengatakan, 'Biarlah kita melatih diri kita di sini dan mungkin akan ada kesucian".

"Jika ia jatuh dari praktik sīla dan tekad sucinya, ia bergetar karena ia gagal mempraktikkannya. Ia menginginkan dan merindukan kesucian di sini (praktik sīlanya) seperti seorang yang tinggal terpisah dari rumah dikarenakan tertinggal oleh caravan".

Di atas hanya pendapt pribadi.. Mungkin teman2 atau Saudari Yumi memiliki pendapat lain?

Mengenai seorang Bodhisatta, ia bukan seorang sotapanna. Sejauh tipitaka memandang, Bodhisatta adalah seorang puthujjana. Ia belum menghancurkan silabbataparamasa. Tentu masih ada kemungkinan bahwa ketika ia mempraktikkan sīla ia masih memiliki  kemelekatan terhadap silanya tersebut.

Be happy.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #31 on: 11 December 2009, 02:29:33 PM »
Seumpanya "diharuskan" membunuh, seorang yang sudah mencapai Sotapanna akan penuh kesadaran dalam mengenal gejolak batinnya. Dia mungkin saja rela dirinya yang "rugi" asalkan tetap tidak membunuh. Ataupun bila dia memang terpaksa membunuh, dia melakukannya tanpa dosa mula citta (terpaksa).

Berarti seorang Sotapanna masih memungkinkan ia untuk membunuh dong..? Saya pernah membaca di kitab komentar Ratanasutta bahwa seorang ariya, selain tidak akan mampu melakukan enam akusala kamma yang berat termasuk membunuh ortu dan arahat, ia bahkan tidak akan mampu membunuh anak lalat yang kecil sekalipun (diṭṭhisampanno ariyasāvako kunthakipillikampi jīvitā na voropeti).

Be happy.


Entahlah jika kitab komentar menyatakan hal itu.

Saya pikir Sotapanna hanyalah tingkat kesucian di mana berbagai pandangan salah mulai ditanggalkan; dan justru berada dalam arus yang benar. Seperti yang kita ketahui, seorang yang sudah mencapai Sotapanna tidak lagi menggenggam pandangan akan adanya substansi aku, tidak lagi menggenggam pandangan bahwa ritual agama itu yang bisa memberi keselamatan, tidak menggenggam pandangan ragu akan Kebenaran. Karena 3 pandangan keliru ini sudah ditanggalkan, maka moralitasnya pun akan berkembang seiring bertambahnya kebijaksanaan.

Orang yang mencapai tingkat Sotapanna memiliki moralitas bagus, karena atas dasar kebijaksanaan; yang dihasilkan dari tidak menggenggam pandangan keliru. Karena itu, menurut saya seorang Sotapanna bukan tidak bisa membunuh seekor anak lalat sekalipun; namun ia memilih tidak mau membunuh. Seperti yang kita ketahui, seorang Sotapanna masih memiliki lobha dan dosa; masih memiliki keserakahan dan kebencian.

Berangkat dari pemahaman ini, saya berpendapat bahwa seorang Sotapanna sekalipun bisa dikacaukan pikirannya oleh masalah dunia. Jika masalah dunia sudah mengacaukan pikirannya, mungkin saja terbesit dalam pikirannya untuk mencelakai atau membunuh makhluk lain. Namun atas dasar pandangan benar -> kebijaksanaannya, maka ia mampu memilih untuk menjaga moralitas; tidak mencelakai atau membunuh makhluk hidup.

Saya pikir seorang yang sudah mencapai Sotapanna mungkin masih bisa melakukan pembunuhan, tetapi dengan sangat terpaksa. Tapi "pembunuhan" ini perlu kita definisikan agar jelas. Yaitu pembunuhan yang memang dilandasi keinginan untuk meniadakan kehidupan; dengan niat sebagai awal, mengambil tindakan, melakukan aksi, dan kematian makhluk lain sebagai akibatnya.

Saya pikir seorang Sotapanna masih bisa "membunuh" seekor semut; misalnya ketika ia mandi di kamar mandi dan ternyata ada semut di lantainya. Awalnya dia hanya mandi, dan ternyata air siraman itu membuat semut terhanyut. Meskipun dia melihat semut itu mulai hanyut bersama air, namun ia tidak menolong semut itu. Sekali lagi... ini hanya "misalnya".

Membaca komennya saudara Upasaka, entah mengapa, pikiran menjadi adem. :D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #32 on: 11 December 2009, 02:36:10 PM »
Membaca komennya saudara Upasaka, entah mengapa, pikiran menjadi adem. :D

Sadhu sadhu sadhu...

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #33 on: 11 December 2009, 03:03:32 PM »
koq bisa sam? bknnya itu menjaga kesempurnaan silanya.. kan bukan melekat ama praktek sila. klo itu silabataparamasa brati bodhisatta yg melakukan parami dgn mendanakan anggota tubuh ato hidupnya jg silabataparamasa dunk.. mohon dijelasin..  ^:)^

Kalau memang tidak melekat (upādāna), memang tidak ada masalah. Dan seorang Sotapanna, pada kenyataannya, telah menghancurkan belenggu sīlabbataparamasa. Ia mempraktikkan sīla bukan karena kemelekatan namun karena ia mengetahui manfaat sīla. Karena pengetahuan inilah (diṭṭhisampanno), secara alami, tanpa adanya paksaan, sīlanya akan terjaga. Oleh karena itu, ia dikatakan sudah perfect dalam moralitas, dan kalaupun ia lengah dan melakukan kesalahan ia tidak akan mampu menyembunyikannya (abbhabbo so paṭichādāya). Jadi dalam hal ini, kemurniaan sīla seorang sotapanna terjaga bukan sekedar karena ia INGIN menjaga kemurnian sīlanya, namun lebih pada karena ia MENGETAHUI melalui pengalaman sendiri manfaat sīla yang murni. Kemelekatan terhadap sīla yang sering menjerumuskan seseorang telah dikatakn dalam Suttanipāta sebagai berikut:

"Sīluttamā saññamenāhu suddhiṃ, vataṃ samādāya upaṭṭhitāse;
Idheva sikkhema athassa suddhiṃ, bhavūpanītā kusalā vadānā".

"Sace cuto sīlavatato hoti, pavedhatī kamma virādhayitvā;
Pajappatī patthayatī ca suddhiṃ, satthāva hīno pavasaṃ gharamhā".

"Ia yang memegang praktik sīla sebagai akhir yang paling tinggi dan mengatakan kesucian muncul hanya dari pengendalian, mengambil tekad padanya, dan secara kuat mengikutinya, sementara tenggelam dalam dumadi, ,mengklaim dirinya sebagai ahli dan mengatakan, 'Biarlah kita melatih diri kita di sini dan mungkin akan ada kesucian".

"Jika ia jatuh dari praktik sīla dan tekad sucinya, ia bergetar karena ia gagal mempraktikkannya. Ia menginginkan dan merindukan kesucian di sini (praktik sīlanya) seperti seorang yang tinggal terpisah dari rumah dikarenakan tertinggal oleh caravan".

Di atas hanya pendapt pribadi.. Mungkin teman2 atau Saudari Yumi memiliki pendapat lain?

Mengenai seorang Bodhisatta, ia bukan seorang sotapanna. Sejauh tipitaka memandang, Bodhisatta adalah seorang puthujjana. Ia belum menghancurkan silabbataparamasa. Tentu masih ada kemungkinan bahwa ketika ia mempraktikkan sīla ia masih memiliki  kemelekatan terhadap silanya tersebut.

Be happy.


anumodana atas penjelasannya sam..  _/\_
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #34 on: 11 December 2009, 03:21:18 PM »
kalau membaca tulisan samanera artinya bisa lengah tapi tidak bisa ditutupi. nah kalau kasusnya demikian, bagaimana kalau pilihannya membunuh nyamuk atau demam berdarah? apakah yg akan dilakukan seorang sotapanna ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #35 on: 11 December 2009, 03:25:36 PM »
kalo menurut sotapattisamyutta sih faktor2 sotapanna adalah: keyakinan yg tidak tergoyahkan pada BDS (baca: fanatik) dan moralitas yang disenangi oleh para mulia

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #36 on: 11 December 2009, 03:29:00 PM »
hmm.. masih ada pilihan lain kok
pake celana panjang? pake lontion? aku malah make celana pendek, di gigit, cuma tiup, ato di sentuh , ato pake tangan ngusirnya, selama ini ga kena demam berdarah, keknya banyak cara supaya tidak tergigit nyamuk, to walaupun tergigit, klo gak salah dgr gigitan ke 3 (di tempat yg sama) yg membawa virus... (itu pun klo dia carrier), jd selama gigitan pertama/ kedua, di usir, setelah pergi.. gigitan berikutnya..di hitung dari pertama lagi :P
...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #37 on: 11 December 2009, 03:30:24 PM »
kalo menurut sotapattisamyutta sih faktor2 sotapanna adalah: keyakinan yg tidak tergoyahkan pada BDS (baca: fanatik) dan moralitas yang disenangi oleh para mulia

Teman2 ada yang punya rujukan kriteria detil seorang yang sudah mencapai Sotapanna??
Soalnya bisa dijadikan referensi neh, sapa tau aja ada anggota DC yang udah Sotapanna >:D

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #38 on: 11 December 2009, 03:38:57 PM »
yah contohnya nyamuk masih bisa diakalin nih, mesti mikir kasus yg lebih extreme ;D


jadi dari pengumpulan data kita, sotapanna
1. mematahkan 3 belenggu rendah
2. keyakinan pada Tiratana yg tak tergoyahkan
3. Memiliki moralitas yg disenangi para mulia + mengarahkan pada konsentrasi
4.....

next?

nah back to moralitasnya, seperti apakah moralitas yg disenangi para mulia dan mengarahkan pada konsentrasi?
There is no place like 127.0.0.1

Offline ciputras

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #39 on: 11 December 2009, 03:58:52 PM »
Ini sebenarnya sudah pernah ditampilkan di thread sebelah. tapi ditempel jg ah,

Quote from: Raja Sutta: The Emperor" (SN 55.1), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight, June 7, 2009.
...
He/she is endowed with virtues that are appealing to the noble ones: untorn, unbroken, unspotted, unsplattered, liberating, praised by the wise, untarnished, leading to concentration.
...

thanks bro udah mengingatkan kembali

>> sama-sama

nah ... apakah sila/virtues yg dimaksud diatas? apakah Sila dalam pengelompokan jalan mulia berunsur 8? apakah sila secara umum?

>> interpretasi ketika membaca sutta ini, virtue/sila yang dimaksud adalah sila dalam pengelompokan jalan mulia berunsur 8 seperti dalam quote Magga-vibhanga Sutta di bawah ini dan yang juga ditulis oleh bro DNA pada awal tread ini.

Quote from: SN 45.8: Magga-vibhanga Sutta
...
"Dan apakah ucapan benar? Menahan diri untuk berbohong, menahan diri untuk kata-kata yang memecah-belah, menahan diri dari kata-kata kasar, menahan diri dari kata-kata yang tidak perlu: Ini, para bhikkhu, yang disebut ucapan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan benar? Menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, menahan diri dari hal-hal yang berhubungan dan melakukan kegiatan seksual.: Ini, para bhikkhu, yang disebut perbuatan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar? Ada kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar: Inilah, para bhikkhu, yang disebut penghidupan benar.
...
Seumpama ada seseorang yang mengancamnya dengn memberikan dua pilihan, (1) ia harus membunuh nyamuk atau (2) ia harus rela dibunuh. Apa yang akan dilakukannya ya?

ia harus rela dibunuh demi menjaga kesempurnaan silanya, demi Pencerahan itu sndiri.
"... Pengorbanan hidupku sendiri (lebih) tidak penting ketimbang seonggok rumput. Bagiku pelanggaran sila lebih
penting ketimbang bumi terjungkir-balik."


>> saya pribadi setuju dengan statement sis Yumi. tapi bila kita disudutkan pada sebuah situasi dimana kita bisa menghentikan langkah seorang penjahat yang dalam aksinya bisa mencelakakan sejumlah orang dalam waktu seketika, dan pilihan sikap (hanya ada membunuh atau dibunuh beserta sejumlah orang lainnya) hanya 1 detik, sikap apa yang akan kita ambil? diam membiarkan penjahat membunuh kita dan sejumlah orang, atau membunuh si penjahat itu? kalo membunuh kita melanggar sila, diam kita ngga melanggar sila, tapi mati beserta lainnya. kalo ada pilihan hanya melumpuhkan si penjahat tanpa membunuhnya, mudah bukan. bila demi kebaikan orang banyak tetapi mengorbankan sila-nya adalah jalan terbaik, kenapa tidak?
kalau membaca tulisan samanera artinya bisa lengah tapi tidak bisa ditutupi. nah kalau kasusnya demikian, bagaimana kalau pilihannya membunuh nyamuk atau demam berdarah? apakah yg akan dilakukan seorang sotapanna ?

>> mungkin seorang sotapanna akan memilih kena demam berdarah. kan masih bisa diobati pula toh hehe... paling masuk rs dan di-infus...
Buddha said to his followers:
"cetanaham bhikkhave kammam vadami" - "The intention, monks, is what I maintain to be the action."
Ajahn Lee : "An evil intention blemishes virtue. A good intention helps keep it pure."

Offline ciputras

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #40 on: 11 December 2009, 05:22:32 PM »
jadi dari pengumpulan data kita, sotapanna
1. mematahkan 3 belenggu rendah
2. keyakinan pada Tiratana yg tak tergoyahkan
3. Memiliki moralitas yg disenangi para mulia + mengarahkan pada konsentrasi
4.....

next?

bro, bagaimana dengan sutta ini:
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn25/sn25.003.than.html

masih relevan?
Buddha said to his followers:
"cetanaham bhikkhave kammam vadami" - "The intention, monks, is what I maintain to be the action."
Ajahn Lee : "An evil intention blemishes virtue. A good intention helps keep it pure."

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #41 on: 11 December 2009, 05:25:21 PM »
thanks. jadi kelupaan yg itu :)

jadi dari pengumpulan data kita, sotapanna
1. mematahkan 3 belenggu rendah
2. keyakinan pada Tiratana yg tak tergoyahkan
3. Memiliki moralitas yg disenangi para mulia + mengarahkan pada konsentrasi
4. Dia tidak dapat melakukan perbuatan yang akan membuatnya terlahir di neraka, rahim binatang, atau di alam setan kelaparan.

next ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #42 on: 11 December 2009, 05:29:55 PM »
Maksimal akan bertumimbal lahir 7 kali lagi, dan pada akhirnya pasti akan mencapai Pembebasan.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #43 on: 11 December 2009, 05:40:18 PM »
Gihi Sutta: http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.179.than.html

Disebutkan abstain from .... (isinya 5 sila)
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna -> Moralitas
« Reply #44 on: 11 December 2009, 06:55:00 PM »
 [at] upasaka: thanks
 [at] gachapin: kekna itu adalah latihannya utk abstain. dibagian belakangnya sama seperti sutta2x yg sudah diangkat seblumnya. masukan baru-> cara mencapai sotapanna


adi dari pengumpulan data kita, sotapanna adalah
1. mematahkan 3 belenggu rendah
2. keyakinan pada Tiratana yg tak tergoyahkan
3. Memiliki moralitas yg disenangi para mulia + mengarahkan pada konsentrasi
4. Dia tidak dapat melakukan perbuatan yang akan membuatnya terlahir di neraka, rahim binatang, atau di alam setan kelaparan.
5. Terlahir max 7x lagi.

Cara merealisasikan
1. Menjalankan pancasila

note: judul diganti, kita perluas jadi all about sotapanna
There is no place like 127.0.0.1