Anatta & Rebirth (Tumimbal Lahir)

[EVO]

yang menjadi pendorong???

[hendrako]

dear bro hendrako....

maaf jika salah pengertian.....

yang saya maksud adalah sama jika dilihat secara fisik saja.......

namun tidak sama jika dilihat secara komposisi, baik secara rupa maupun namanya....

itu sudah saya sebutkan diatas : tapi selama berpikir secara fisik, tentunya tidak akan nyambung karena yang terjadi adalah perubahan secara substansi/hakekatnya 

semoga bisa dimengerti......

 Bisa dimengerti bro Markos.

Hm... Kelihatannya kekal selalu ikutan...
bahkan dikatakan kalao Si-X yang umur 5 taon, tidak sama dengan Si-X pada umur 21 taon...
padahal jelas-jelas itu Si-X yg udah gede... yg walaupun udah jadi bangkai... tetep aja... itu Si-X

Kalau sudah bahasa yang dipermasalahin... adu... boooo... cape.... dech...

 

Maaf apabila melelahkan.......

Tapi minimal (hal seperti) utak atik bahasa itulah yang membawa saya menuju pada pengertian yang lebih baik (setidaknya menurut saya) tentang anicca.

 

Tanpa banyak kata dari saya lagi, lebih baik saya post petikan dari Ajahn Chah, semoga dapat membantu:

......
Saat terlahir di dunia kita semua tidak memiliki nama-- baru sesudahnya mereka memberi kita nama. Itu adalah adat kebiasaan. Kita memberi nama orang untuk memudahkan memanggil satu sama lain. Pun hampir semua benda kita beri nama. Sekarang kita pisahkan segala sesuatu dari label namanya, dan meneliti hakikatnya yang sejati. Secara sederhana, segala sesuatu adalah sankhara, yang terbentuk oleh kondisi-kondisi. Buddha mengatakan bahwa mereka tidak kekal, tanpa inti, dan menimbulkan penderitaan. Namun pengetahuan kita tentang hal ini tidak cukup kuat, pengertian kita sering mempunyai pandangan keliru. Pandangan keliru yang menganggap bahwa sankhara -- kebahagiaan dan penderitaan adalah milik kita, kitalah yang berbahagia dan menderita. Cara pandang seperti ini bukan pengetahuan sejati tentang hakikat segala sesuatu.
......
dari: Meditasi, jalan menuju kebebasan (a taste of freedom), kumpulan ceramah ven. Ajahn Chah, Penerbit Karaniya

[anatta.net]

Bagi saya, penjelasan secara fisik mungkin agak mudah untuk dipahami. Seperti contoh metamorfosa dari ulat menjadi kupu kupu. Nah yang agak sulit untuk dicerna itu bagian "mental" nya. Bagaimana "jiwa" atau katakanlah pikiran "passing" atau berlanjut dari satu kondisi ke kondisi berikutnya. Mungkin pada bagian ini saudara kemenyan "ngotot" bahwa ada "sesuatu" yg kekal yang ikut "passing" (maaf kalau asumsi saya salah).

[markosprawira]

dear bro hendrako....

maaf jika salah pengertian.....

yang saya maksud adalah sama jika dilihat secara fisik saja.......

namun tidak sama jika dilihat secara komposisi, baik secara rupa maupun namanya....

itu sudah saya sebutkan diatas : tapi selama berpikir secara fisik, tentunya tidak akan nyambung karena yang terjadi adalah perubahan secara substansi/hakekatnya 

semoga bisa dimengerti......

 Bisa dimengerti bro Markos.

Hm... Kelihatannya kekal selalu ikutan...
bahkan dikatakan kalao Si-X yang umur 5 taon, tidak sama dengan Si-X pada umur 21 taon...
padahal jelas-jelas itu Si-X yg udah gede... yg walaupun udah jadi bangkai... tetep aja... itu Si-X

Kalau sudah bahasa yang dipermasalahin... adu... boooo... cape.... dech...

 

Maaf apabila melelahkan.......

Tapi minimal (hal seperti) utak atik bahasa itulah yang membawa saya menuju pada pengertian yang lebih baik (setidaknya menurut saya) tentang anicca.

 

anumodana bro hendrako........

GRP sent..... semoga bisa lebih banyak memberikan pencerahan di DC......... 

[Sukma Kemenyan]

yap... setiap "passing" ada momentum yg ikut berpindah...
seperti pada bola bilyard yg mengirimkan momentum ke bola selanjutnya...
seperti halnya air sungai yg mendorong air didepannya...

ada "sesuatu / momentum" yg mendorong...
apakah "sesuatu" ini yang terus menerus diwariskan...?
apakah "sesuatu" ini yang kita kenal sebagai... Proses Kamma-Vipaka?

[markosprawira]

Bro Kemenyan udah mulai "tercerahkan" 

apapun namanya itu, akan dimengerti pada waktu kondisi batin kita sudah "pas" 

[fabian c]

Kalau begitu,
Adakah penjelasan mengapa ada yang mampu mengingat kehidupan sebelumnya?

Dimanakah letak ingatan tersebut?
Apakah ingatan ini yang dikatakan terlahir kembali?

Saudara Kemenyan yang baik,

mau ikut sharing pendapat ya..?

Mengenai ingatan ini mengapa kita bisa mengingat?

Untuk menjawab pertanyaan ini pertanyaannya lebih dulu kita balik.
mengapa kita tidak bisa mengingat? umpamanya pada seseorang yang amnesia....

Jawabannya adalah disebabkan materi dan kesadaran yang mendukung sanna (memori/persepsi) terganggu, sehingga sanna tidak bisa bekerja semestinya. Bila kondisi pendukung Sanna muncul maka tentu sanna akan berfungsi kembali.

Dengan kata lain semua faktor dari khandha saling tergantung dan saling mempengaruhi.

Pada seseorang yang sangat kuat konsentrasinya, sanna mereka jernih, sehingga mereka dapat melihat kelahiran yang lampau.

Ketidak mampuan kita mengingat kelahiran lampau disebabkan ketidak mampuan kita memusatkan perhatian yang manunggal.

Jadi ingatan adalah kontinuitas dari sanna kita. Mengenai bagaimana timbul lenyapnya sanna dan khandha-khandha yang lain coba baca postingan saya sebelumnya dalam link berikut ini

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5125.msg88365#msg88365 reply no 23

Harus diingat bahwa sanna dan khandha-khandha yang lain bersifat tidak kekal, dan tumimbal lahir berkaitan dengan sifat anicca dari seluruh khandha.

((( semoga kita semua tetap maju dalam Dhamma)))

[Sukma Kemenyan]

Setelah gw kuclik2x...
baru kali ini gw nyambung beneran...

Anatta dalam Konsep Tumimbal Lahir itu cocok...
Karena memang tidak ada yang berpindah,

Yang ada cuma "momentum - Kamma" yang mendorong kesadaran baru (vipaka), dalam tubuh yang baru...
Apakah Kamma-Vipaka ini kekal...?
Ya... kekal apa bila kita masih ber-atta, kekal apabila kita masih ber-kehendak...

Disini benar-benar cocok...
Angulimala, aku sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari

Menghentikan roda dengan memusnahkan momentum/pendorong-nya (kehendak - kamma)
sehingga tidak ada lagi roda yang berputar... tidak ada lagi kelahiran... (vipaka)

Anumodana atas diskusinya...
 

[Sumedho]

sehubungan dengan angulimala, stop yang dimaksud sang buddha adalah sebagai berikut:

"I have stopped, Angulimala,
once & for all,
having cast off violence
toward all living beings.
You, though,
are unrestrained toward beings.
That's how I've stopped
and you haven't."

jadi itu lanjutannya dari stop yg dimaksud.

[hendrako]

anumodana bro hendrako........

GRP sent..... semoga bisa lebih banyak memberikan pencerahan di DC.........  

Trima kasih bro Markos,

Saya tidak berani memberikan pencerahan, soalnya saya masih belum cerah juga, lagi pula pencerahan hanya bisa didapat oleh masing2 individu, masih belajar, mungkin lebih pas sharing pemikiran aja (saya baru belajar Buddhism tahun kemaren, tepatnya hari ketiga tahun baru imlek, dapet pinjeman buku (Kepercayaan Umat Buddha, Sri Dhammananda) dari adik teman.

Betewe eniwe, GRP apaan yah??

[hendrako]

Pertanyaannya sama nih, semoga membantu:

sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/ftj.php?page=16

Dari: Adrian, Jakarta
Namo Buddhaya.
Saya masih bingung dengan paham anatta kalau dihubungkan dengan tumimbal lahir. Jika tidak ada sesuatu yang kekal, lalu siapakah yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain ?
Saya sebelumnya telah mencari jawaban atas pertanyaan tersebut, tapi tetap saja sampai sekarang masih tetap bingung.

Jawaban:
Dalam Samyutta Nikaya IV, 1 disebutkan adanya tiga corak umum dari semua hal yaitu :
1. Segalanya tidak kekal, selalu berubah (Pali : Anicca).
2. Segalanya tidak memuaskan (Pali : Dukkha).
3. Segalanya tanpa inti dan hanya proses (Pali : Anatta).

Anatta sering disebut sebagai proses yang berkesinambungan dan tidak pernah ada sesuatu yang sama dari satu saat ke saat berikutnya. Sebagai contoh, seseorang yang berdiam diri di satu tempat selama satu detik, sepertinya dia masih orang yang sama. Padahal, dalam konsep anatta, ia telah bertambah usia menjadi lebih tua sedetik dan juga telah berubah tempat karena perputaran bumi pada porosnya. Disebutkan dalam salah satu sumber ilmu pengetahuan, bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan sekitar 33 km dalam satu detik. Dengan demikian, orang yang kelihatannya sama tersebut ternyata ia telah berubah dimensi waktu dan ruangnya. Ia sudah bukan orang yang sama. Ia sudah berproses. Inilah anatta.
Dari contoh di atas sudah tampak jelas bahwa orang yang masih hidup sekalipun tidak pernah sama dari satu saat ke saat berikutnya, apalagi ketika ia meninggal dunia dan terlahir kembali. Ia terus berproses dari kelahiran yang sekarang menuju kelahiran yang berikutnya.
Dalam proses kelahiran kembali disebutkan adanya Kesadaran Penerus yang melanjutkan kehidupan mahluk yang baru saja meninggal menuju ke kehidupannya yang baru. Namun, perlu ditegaskan di sini, Kesadaran Penerus itupun tidak kekal serta merupakan proses yang berkesinambungan. Oleh karenanya, mahluk yang terlahir kembali tersebut akan mempunyai banyak perbedaan sifat dan berbagai hal lainnya dibandingkan dengan kehidupan yang sebelumnya.
Semoga penjelasan ini dapat sedikit menambah pengertian akan hubungan anatta dengan kelahiran kembali yang selalu berproses.
Semoga berbahagia.
Salam metta,
B. Uttamo

[Johsun]

oh yang jadi Buddha berarti sudah berhenti!

sebenarnya Buddha Sakyamuni saat "INI" ada Nama dan Rupa tidak ya?

[bond]

Ngak ada

[Johsun]

jadi entah siapa yang menikmati kebahagiaan nibbana?
bila tidak ada nama dan rupa(pikiran, kesadaran, ingatan, perasaan /jasmani?

[Sunkmanitu Tanka Ob'waci]

Harus dibedakan nibanna sebelum meninggal dan nibanna sesudah meninggal.

Keadaan nibanna sesudah meninggal tidak dapat dikatakan, bukan ada atau tiada atau apapun juga, karena sudah bebas dari semua konsep makhluk. Sang Buddha sudah parinibanna, nibanna sesudah meninggal. Katanya rupa Sang Buddha masih ada dalam bentuk relik, dan akan lenyap pada saat Ajaran Sang Buddha lenyap sama sekali.

Kalau nibanna sebelum meninggal, masih ada nama dan rupa.