//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: SO, VEGETARIAN OR NOT?  (Read 10229 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #15 on: 08 October 2008, 05:19:32 PM »
Iya memang beda sih, tapi gak papa deh yang penting bbrp dari mereka yang sudah ke negara selain di tibet mulai bervegatarian.
Smile Forever :)

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #16 on: 08 October 2008, 08:47:32 PM »
Saya ingin bertanya, Dalai2 di tibet memakan daging katanya disana sangat dingin, so perlu makan daging untuk pertahankan diri sendiri, pertanyaan saya : Sekarang Dalai Lama udah tinggalkan tibet, so napa gak vegetarian sepenuhnya?

Saya bukan melarang orang tidak vegetarian, tapi sangat disayangkan Bhikkhu di TIbet disana pada pake alasan dingin maka makan daging, sekarang beberapa udah ke India, indonesia, dll.. tapi tetap konsumsi daging bukankah perkataan awal dia itu termasuk berbohong?

pertanyaan2 ini sepertinya lebih relevan jika bro lothar tanyakan langsung ke yang bersangkutan [Dalai Lama ataupun para Bhiksu Tibet], kalo saya yang jawab kayaknya salah alamat, karena saya bukan Dalai Lama, dan juga bukan Bhiksu Tibet. :)
 _/\_

dalam artikel ini, ada komentarnya YM Dalai Lama ke 14 :
Quote
Terhadap Masalah Vegetarian, YM Dalai Lama ke 14, dalam wawancara terbarunya dengan majalah Reader Digest beberapa bulan yang lalu, secara terus terang menyatakan bahwa dirinya bukanlah Vegetarian penuh. Beliau lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan hanya makan daging jika memang hanya ada daging saja.

Lebih lanjut, dalam ceramahnya yang terdapat dalam buku berjudul The Transformed Mind, dalam bab tentang Welas asih dan tanpa kekerasan, YM Dalai Lama mengatakan,
“Kita seharusnya bersikap ramah/baik dan menghindari untuk menyakiti makhluk lain. Dalam konteks ini, vegetarianisme adalah suatu hal yang sangat baik. Saya sendiri berusaha untuk menjadi vegetarian di awal tahun 1960-an, dan menjadi vegetarian selama 2 tahun. Namun, saya mengalami suatu masalah fisik yang menyebabkan saya tidak bervegetarian lagi. Namun dewasa ini, saya vegetarian setiap dua hari sekali, jadi efektifnya saya vegetarian selama 6 bulan. “

YM Dalai Lama telah mengeluarkan anjuran agar di dapur-dapur Vihara tradisi Tibetan yang tersebar di India sebaiknya hanya menyediakan makanan vegetarian, dalam hal ini tampaknya termasuk susu dan telur juga diperbolehkan.


By : Zen
« Last Edit: 08 October 2008, 08:57:24 PM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #17 on: 08 October 2008, 09:44:20 PM »
"Bukan apa yang masuk ke dalam mulut, namun apa yang keluar yang menajiskan seseorang."

Lupa dari Injil yang mana neh.....
yaa... gitu deh

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #18 on: 10 October 2008, 06:14:58 AM »
Namun dalam Bodhisattva Sila dalam Tibetan Buddhism, yang bersumber pada teks Shikshasamuccaya karya YA Shantideva --......., tidak terdapat sila tentang vegetarian. Ketiga para guru ini `mengumpulkan dan mempelajari’ sila-sila dari berbagai Sutra dalam Sutra Pitaka (Sansekerta).

Anjuran untuk vegetarian tidak terdapat dalam teks berjudul Penuntun Jalan Hidup seorang Bodhisattva. Teks Penuntun Cara Hidup seorang Bodhisattva (Bodhisattvacharyavatara) adalah sebuah teks yang sangat penting dalam silsilah Mahayana, termasuk dalam Buddhisme Tibetan dan sangat populer, baik di India maupun di Tibet --kecuali untuk bab 9 yang cukup sulit biladipraktikkan umat awam-- menjadi pedoman bagi para praktisi Mahayana. Teks ini berisi petunjuk-petunjuk praktis tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya dihindari, berjuang untuk mencapai pembebasan Agung, pencerahan lengkap sempurna, menjadi Samma Sambuddha. Teks ini berisikan inti sari dari Sutra --kata-kata (ajaran langsung Sang Buddha) Shastra --komentar (ajaran pada Guru Besar India), serta ajaran para Guru Besar Mahayana lainnya, serta tak kalah pentingnya adalah realisasi spritual dari penyusunnya, Acharya Shantideva sendiri.

Saya menolak pernyataan penulis tersebut pada poin ini. Jelas sekali dalam Sikshasamuccaya karya Acharya Shantideva sangat dianjurkan praktek vegetarian.

Dikutip dari karya Siksha Samuccaya oleh Acharya Shantideva (yang juga penulis Bodhisattvacaryavatara):

Mengenai Makan Daging

Maka dari itu ia harus menyokong dirinya dengan makanan yang selalu berguna, namun kemudian bukan dengan ikan maupun daging, karena hal tersebut dilarang dalam Lankavatara Sutra. Dikatakan seperti ini: "Tidak ada daging yang harus dimakan, maka dari itu saya berkata pada Bodhisattva yg berwelas asih..... Oleh karena merupakan sesama makhluk hidup[kekerabatan], karena hal tersebut adalah suatu kesalahan, karena terbentuk dari cairan semen (sperma) dan darah rahim, para umat harus menghindari daging [dan memandangnya] sebagai [makanan] yang tidak cocok bagi makhluk hidup. Para umat juga seharusnya selalu menghindari daging, bawang putih, berbagai macam [minuman] yang memabukkan, bawang merah dan sejenisnya. Ia harus menghindari minyak yang digunakan untuk mengurapi, ia seharusnya tidak tidur di ranjang dengan lubang-lubang di mana dapat membahayakan makhluk-makhluk hidup. Untuk mendapat keuntungan, makhluk hidup dibunuh, untuk [mendapatkan] daging uang diberikan: kedua jenis pelaku karma buruk ini [akan] dibakar di neraka Raurava dan neraka-neraka lainnya.”

Dan kemudian: ”Ia yang memakan daging telah melanggar kata-kata Para Suciwan, [ia adalah] manusia dengan pikiran buruk, dengan tujuan menghancurkan dua dunia, setelah memberikan dedikasi [persembahan] di bawah ajaran Sakya, para pelaku karma buruk ini akan pergi ke neraka yang paling menyedihkan, para pemakan daging akan terbakar di neraka-neraka yang kejam seperti Raurava. Daging yang bebas dari tiga syarat, yaitu tidak dipersiapkan, tidak dipesan, tidak diminta, itu [sebenarnya] tidak ada: maka seseorang seharusnya tidak makan daging. Seorang umat seharusnya tidak memakan daging, yang dicela olehku dan oleh para Buddha: anggota keluarga yang memakan daging bangkai, saling memangsa satu sama lain”

Dan kemudian pada hal ini: “Dengan bau busuk yang menjijikkan, gila, ia terlahir di keluarga seorang Candala atau Pukkasa, [terlahir kembali] di antara kasta rendah secara berulang-ulang. Ia akan terlahir dari seorang iblis wanita, di keluarga pemakan daging, ia akan terlahir dari seekor beruang wanita atau seekor kucing, sebagai ia yang celaka dan hina. Dalam Hastikakshya, Nirvana [Sutra], Angulimàlika [Sutra], dan Lankavatara Sutra, Aku telah melarang pangambilan daging sebagai makanan. Oleh para Buddha dan para Bodhisattva dan oleh orang –orang yang religius [tindakan makan daging] tersebut merupakan perbuatan yang dicela, jika seseorang memakan daging, ia akan selalu terlahir kembali dengan keadaan tidak tahu malu dan gila. Tetapi dengan menghindari mereka yang memakan daging, manusia akan terlahir di antara para Brahmana atau di sebuah keluarga umat Buddha, dan seseorang akan menjadi pandai dan kaya. Dengan melihat dan mendengar hal-hal yang mencurigakan seseorang hendaknya menghindari semua macam daging, para filsuf yang jika merupakan anggota keluarga yang memakan daging bangkai, tidak akan dapat memahami apa-apa.

Seperti nafsu yang menjadi rintangan bagi tercapainya pembebasan, maka demikian juga dengan konsumsi-konsumsi seperti daging atau minuman yang memabukkan. Di masa depan, para pemakan daging, para pembabar delusi, akan berkata bahwa daging adalah cocok, tidak dicela dan dipuji oleh para Buddha. Namun mereka yang berkeyakinan hendaknya mengambil sepotong [makanan] dengan tidak berlebihan, menghindari alkohol seperti sebuah obat yang berguna*, [dan memikirkan] seakan-akan [daging adalah] daging anaknya sendiri.

Aku yang berada di dalam kebaikan selalu mencela makanan [daging] ini, seperti seseorang hendaknya melakukan persahabatan dengan singa-singa dan harimau-harimau serta binatang lainnya. Maka dari itu seseorang hendaknya menghindari makan daging, yang dapat mengganggu keadaan batin manusia karena [memakan daging] dapat menghalangi tercapainya pembebasan dan kebenaran: ini adalah tindakan para Arya.”

[Siksha-Samuccaya karya Mahaguru Shantideva]

*. menghindari alkohol = minum obat yang berguna, minum alkohol = minum obat beracun.

Just so must he support himself by the physic that is always useful: but even then not with fish or flesh, because it is forbidden in the Lankâvatara Sutra. For thus it is said: "No flesh must be eaten; so I say to the pitiful Bodhisattva . . . . Because of kinship, because of its wrong, because it is produced by semen and uterine blood, the devotee should avoid flesh as improper for living creatures. The devotee should always avoid flesh, onions, intoxicants of different kinds, garlic of all sorts. He should avoid oil for anointing; he should not sleep on beds with hollow posts or holes or where there is danger for living creatures. . . . For gain a living creature is killed, for meat money is given: both these sinners are burnt in the Raurava Hell and other hells. . . .” And so on to this: "He that eats flesh in transgression of the words of a sage, the man of evil mind, for the destruction of the two worlds, after being dedicated under the gospel of Sâkya, those sinners go to the most awful hell; the flesh-eaters are burnt in terrible hells like Raurava. Flesh free from the three objections, not prepared, unasked, unsolicited, there is none: therefore one should not eat flesh. A devotee should not eat flesh, which is blamed by me and by the Buddhas: members of a family that eats carrion flesh, devour each other." . . . And so on to this: “Ill-smelling and abominable, mad, he is born in a Candâla, or Pukkasa family, amongst low-caste again and again. He is born to one sprung of a female imp, in a flesh-eating family, he is born to a she-bear or a cat, the vile wretch. In the Hastikakshya, the Nirvana, the Angulimàlika, and the Lankavatara Sutra, I have reprovedthe eating of flesh. By Buddhas and by Bodhisattvas and by religious persons it has been reprehended; if one eats it, he is always born shameless and mad. But by avoiding those who eat flesh men are born among brahmins or in a family of devotees, and one is intelligent and wealthy. In suspicion touching things seen and heard one should avoid allmeat; philosophers understand nothing if members of a family that eats carrion flesh. As passion would be an obstacle to deliverance, so would be such things as flesh, or intoxicants. In future time, the eaters of flesh, speakers of delusion, will say that flesh is proper, blameless, praised by the Buddhas. But the pious should take his morsel in moderation, against the grain, like a useful physic, as though .it were the flesh of his own son. I who abide in kindliness have always reprehended this food; [such an one] should keep company with lions and tigers and other beasts. Therefore one should not eat flesh, which disturbs men's natures because it hinders deliverance and righteousness: this is the work of the noble.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 10 October 2008, 06:21:54 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #19 on: 10 October 2008, 10:51:11 AM »
Rekan kerja saya pernah ke Tibet, mmg disana sangat2 dingin sekali. yah sah2 aja kl disana dingin makan daging, dll... kalau udah di india, indonesia, negara2 laen? masih perlukah? coba dengar deh bbrp ceramah dari Rinpoche disana apa kata mereka saat mereka ditanya pertanyaan itu. ;D
jawaban mereka : gak tahan kalau gak makan daging ;D tadi saya salut kepada bbrp yang sudah diluar tibet mulai makan vegetarian walaupun 1 minggu cm bbrp x. pelan2 pasti bisa, ada kemauan pasti ada jalan.

sori bro... setau wa sih, Rinpoche itu beda ama biksu loh....

Rinpoche = Ajahn = Acharn = master..... biasanya ini gelar untuk meditator, bukan untuk biksu.... jadi mungkin agak kurang relevan jika melihat kehidupan biksu berdasar dari Rinpoche....

pun diatas, bro hikoza juga udah post :
Quote
Singkat kata, YM Dalai Lama secara tegas mengatakan bahwa, “vegetarian bukanlah suatu keharusan bagi umat Buddha!”. Namun bagi mereka yang mengikuti ajaran Mahayana, praktik vegetarian ini adalah hal yang cukup penting. Beliau menyimpulkan bahwa ajaran Buddha tentang vegetarian ini bersifat terbuka dan fleksibel, dan setiap praktisi bebas memilih apakah menjadi vegetarian atau tidak. YM Dalai Lama menganjurkan bahwa suatu hal yang baik jika ada acara atau kegiatan di Vihara atau di Pusat-pusat Dharma, makanan yang disediakan adalah makanan vegetarian.

dan

Quote
YM Dalai Lama selalu memberikan kebebasan bagi para siswanya untuk menentukan sikap sendiri, melaksanakan ajaran yang dirasakan cocok dan bermanfaat, dan membuang hal-hal yang dirasa tidak cocok.)



 _/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #20 on: 10 October 2008, 11:17:12 AM »
bro Gandalf, mungkin akan lebih baik jika anda berdiskusi dengan penulis yang bersangkutan ttg keberatan anda, karena saya sendiri belum punya teks sumber : Sikshasamuccaya karya Acharya Shantideva. :)

kalau berdasarkan Teks Penuntun Cara Hidup seorang Bodhisattva (Bodhisattvacharyavatara) penyusunnya, Acharya Shantideva, setahu saya memang tidak ada anjuran untuk vege.

secara pribadi saya berpendapat, yang lebih penting dari vege atau tidak vege, adalah mengecek motivasi kita masing2 dalam melakukan tindakan tersebut, apakah bermanfaat bagi diri kita dan yang lain atau tidak, apakah untuk melatih batin atau tidak, dsb. kalo pengalaman saya secara pribadi, setiap kali saya ambil Sila & vege [umumnya tgl 1 & 15 lunar], biasanya energi dalam diri meningkat berlipat2, dan sensitivitas thd hal2 mistis juga naek.. :P

Mempraktekkan Dharma adalah men-transformasi batin, mengendalikan batin kita dari klesha2 pengganggu.
mengurangi perbuatan2 buruk kita, dan meningkatkan kualitas2 bajik dalam diri kita sampai ke tujuan akhir, Pembebasan.
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #21 on: 10 October 2008, 11:29:55 AM »
bro Gandalf, mungkin akan lebih baik jika anda berdiskusi dengan penulis yang bersangkutan ttg keberatan anda, karena saya sendiri belum punya teks sumber : Sikshasamuccaya karya Acharya Shantideva. :)

Hm.... masalahnya ngehubungin penulisnya gimana ya ???

Memang dalam Bodhisattvacaryavatara tidak ada anjuran vege, yang ada anjuran vege itu karya Shantideva yang lain yaitu Sikshasamuccaya. Shantideva sendiri sangat mendukung vegetarian, bisa dilihat di tulisannya yaitu Sikshasamuccaya yang telah saya posting kutipannya di atas.

Tapi penulis (Surya Wijaya) malah menyebutkan:
"Walaupun anjuran untuk bervegetarian banyak ditemukan dalam Sutra-sutra Mahayana, namun pada kenyataannya, hal ini tidak pernah menjadi topik utama dalam sutra maupun teks manapun, serta tidak pernah ditekankan oleh para sesepuh Mahayana India, baik itu Acharya Nagarjuna, .........Acharya Shantideva"

 :o

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 10 October 2008, 11:32:16 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: SO, VEGETARIAN OR NOT?
« Reply #22 on: 10 October 2008, 12:12:33 PM »
Petunjuk berlangganan :

a. Dapat mengirim email kosong ke :
Dharma_mangala-subscribe [at] yahoogroups.com
b. Atau dapat langsung join melalui web :
http://groups.yahoo.com/group/Dharma_mangala
c. Atau di perpustakaan on line yang menyediakan banyak e-book menarik:
http://www.DhammaCitta.org

Surat-menyurat, kritik atau saran, dapat ditujukan ke alamat redaksi : dharmamangala [at] yahoo.com.

Redaksi menerima sumbangan naskah atau cerita yang berhubungan dengan ajaran Sang Buddha Gotama. Redaksi akan menyeleksi naskah, mengedit tanpa merubah maksud dan tujuan naskah tersebut.

Semua artikel dapat diperbanyak tanpa ijin, namun harus mencantumkan sumbernya.
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]