willibordus,
Secara singkat,
Kisah Suppabuddha: Suppabuddha mendengarkan khotbah dan mencapai Sotapanna. Kemudian Sakka 'mencobai'-nya dengan menawarkan harta tetapi harus mengatakan Buddhadhamma adalah tidak bermanfaat. Suppabuddha menolaknya. Belakangan Buddha mengatakan bahwa bahwa 1000 Sakka-pun akan kesulitan menggoyahkan keyakinan dari Suppabuddha yang telah mencapai Sotapanna. Setelah kembali dari Vihara, dia diseruduk sapi pada perjalanan pulang. Kemudian Buddha mengisahkan bahwa itu adalah akibat dari kamma buruknya.
Kisah lengkapnya ada di Dhammapada Atthakata 66.
Kisah Bahiya berpakaian kayu: Ia terdampar di suatu pulau dan hanya berpakaian kayu, kemudian orang menganggapnya Arahat. Belakangan seorang Brahma memberitahunya bahwa dia belumlah Arahat, dan menyuruh menemui Buddha Gotama. Ketika bertemu, Bahiya diberi penjelasan singkat, dan sebelum khotbah Buddha selesai, ia sudah menjadi Arahat yang kemudian memohon masuk Sangha. Dalam perjalanan mencari mangkok & jubah, ia diseruduk sapi. Kisahnya ada di Udana 1:10.
Kisah Pukkusati: Ia seorang raja yang merupakan kawan dari Bimbisara. Ia mengirimkan kain dengan kualitas terbaik dan Bimbisara tidak tahu bagaimana membalasnya, memberikan 2 plakat kayu yang bertuliskan ajaran dasar Buddha dhamma. Ketika membacanya, maka Pukkusati meninggalkan kehidupan rumah tangga dan hidup sebagai 'bhikkhu' (walaupun tidak ditahbiskan) dan mencari Buddha. Di suatu tempat, Buddha bermalam di tempat yang sama dengan pukkusati dan mengajarnya tentang pembagian elemen. Pukkusati kemudian mencapai Anagami phala dan mengenali Buddha. Ia mencari perlengkapan bhikkhu untuk ditahbiskan, tetapi kemudian diseruduk sapi. Kisahnya ada di Dhatuvibhanga sutta, Majjhima Nikaya 140.
Kisah Tambadathika: Seorang perampok berwajah seram yang kemudian menjadi algojo. Di kemudian hari, ia memberi makanan pada Sariputta yang sedang ber-pindapatta. Ketika mendengar ajaran Sariputta, ia menjadi gelisah karena dosa-nya di masa lampau sebagai algojo. Sariputta menenangkannya sehingga ia bisa mengerti ajaran dengan baik dan mencapai Sotapanna. Ia menemani Sariputta setengah jalan pulang ke Vihara. Ketika ia berbalik pulang ke rumahnya, diseruduk sapi. Kisahnya ada di Dhammapada Atthakata 100.
Kisah pacceka Buddha: Seseorang yang sangat ahli melempar batu, ingin menguji keahliannya. Gurunya mengingatkan untuk tidak melempar pada orang lain atau ternak, karena sanak saudara atau pemiliknya akan meminta pertanggungjawaban. Pelempar batu ini kemudian melihat seorang yang dikiranya adalah gelandangan. Menurutnya gelandangan tidak ada sanak saudara dan tidak ada 'pemilik' yang akan meminta pertanggungjawaban. Maka ia melempar batu kepada 'gelandangan' yang ternyata seorang Pacceka Buddha itu, masuk ke lubang telinga dan keluar dari lubang telinga satu lagi, dan meninggal ketika kembali ke viharanya. Pelempar batu itu terlahir kembali di Avici dan setelah waktu yang sangat lama, akhirnya ia keluar dari Avici dan terlahir sebagai peta yang kepalanya terus menerus dipukul palu. Kisahnya ada di Dhammapada Atthakata 72.