Yah ini yang saya maksud. Sebenarnya kita sejalan, hanya saja anda sekalian masih tabu dengan istilah saling menyindir, mengejek, mengangkat ego dsb. Toh itu semua hanya istilah. Cobalah kita jujur pada diri sendiri bahwa Dhamma agung ciptaan batin kita masing2 yang selama ini kita kobarkan , angkat setinggi tingginya, demi menopang batin kita yg rapuh , yang merasa terasing tanpa sebuah pengakuan dan kepuasan semu. Bahwa tujuan hidup kita yang sejati adalah untuk melibas segala pandangan sesat dengan berbagai cara sesuai apa yang bisa kita lakukan dan batas keberanian kita masing2. Saya bangga dan haru, masih banyak teman2 seperjuangan saya, walau mereka masih tidak mengenal jati dirinya.
kalau saya malah berpendapat bahwa orang seperti anda adalah orang yang dangkal..
saya juga pernah mengalami masa2 seperti itu (rasa fanatikan yang tinggi), tetapi sekarang saya sudah bisa mengatasinya, dengan merenungi, tidak semua orang memiliki kematangan untuk mendengarkan dhamma dan tidak semua orang mau membuka hatinya untuk mendengar dhamma...
untuk apa kita bersemangat menyebarkan dhamma kalau kita masih punya ego(ingin pendapat kita didengar, merasa agama kita yang paling benar)...
ini tidak sejalan dengan hukum anatta sama sekali, dan kita tidak akan pernah bisa memasuki sang jalan kalau terus begini cara kita memandang buddhisme...
yah, bagaimanapun, fase ini(kefanatikan anda) akan berlalu juga suatu saat nanti, saya juga tidak bisa menyalahkan anda karena kefanatikan anda(karena saya juga pernah mengalaminya)...
semoga anda bisa segera lepas dari fase ini.....