//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Indra

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 954
91
Sutta Vinaya / Pācittiya 77
« on: 16 September 2022, 08:34:53 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 77. Aturan Latihan tentang dengan Sengaja

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika, para bhikkhu dari kelompok enam dengan sengaja membuat para bhikkhu dari kelompok tujuh belas menjadi khawatir. Mereka berkata, "Sang Buddha telah menetapkan aturan bahwa seorang yang berumur kurang dari dua puluh tahun tidak boleh diberikan penahbisan penuh. Dan kalian berumur kurang dari dua puluh tahun ketika kalian menerima penahbisan penuh. Mungkinkah bahwa kalian tidak sepenuhnya ditahbiskan?" Mereka menangis. Para bhikkhu lain bertanya mengapa mereka menangis, dan mereka berkata, "Para bhikkhu dari kelompok enam dengan sengaja membuat kami khawatir."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu dengan sengaja membuat seorang bhikkhu lain khawatir, dengan berpikir, "Dengan cara ini ia akan menjadi tidak nyaman setidaknya selama sesaat," dan ia melakukan hal itu hanya karena alasan ini dan bukan karena alasan lainnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Seorang bhikkhu lain:

bhikkhu lainnya.

Dengan sengaja:

Dengan mengetahui, menyadari, setelah meniatkan, setelah memutuskan, ia melanggar.

Membuat khawatir:

Ia membuatnya khawatir, dengan mengatakan, "Tampaknya engkau berumur kurang dari dua puluh tahun ketika engkau diberikan penahbisan penuh," "Tampaknya engkau telah makan di waktu yang salah," "Tampaknya engkau telah meminum alkohol," "Tampaknya engkau telah duduk di tempat tertutup bersama dengan seorang perempuan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Ia melakukan hal itu hanya karena alasan ini dan bukan karena alasan lainnya:

Tidak ada alasan lain untuk membuatnya khawatir.

Permutasi

Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan ia dengan sengaja membuatnya khawatir, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia dengan sengaja membuatnya khawatir, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan ia dengan sengaja membuatnya khawatir, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika ia dengan sengaja membuat seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan menjadi khawatir, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika, tanpa berniat untuk membuatnya khawatir, ia mengatakan: "Tampaknya engkau berumur kurang dari dua puluh tahun ketika engkau diberikan penahbisan penuh," "Tampaknya engkau telah makan di waktu yang salah," "Tampaknya engkau telah meminum alkohol," "Tampaknya engkau telah duduk di tempat tertutup bersama dengan seorang perempuan," dan kemudian "Pastikanlah hal ini, agar engkau tidak menjadi khawatir nanti;" jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang dengan sengaja, yang ketujuh, selesai



92
Sutta Vinaya / Pācittiya 76
« on: 16 September 2022, 08:34:33 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 76. Aturan Latihan tentang Tanpa Dasar

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, para bhikkhu dari kelompok enam secara tanpa dasar menuduh seorang bhikkhu dengan tuduhan melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu secara tanpa dasar menuduh seorang bhikkhu lain dengan tuduhan melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Seorang bhikkhu lain:

bhikkhu lainnya.

Tanpa dasar:

Tidak dilihat, tidak didengar, tidak dicurigai.

Pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

Satu dari tiga belas.

Menuduh:

Jika ia menuduhnya atau menyuruh orang lain menuduhnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan ia secara tanpa dasar menuduh orang itu dengan tuduhan melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia secara tanpa dasar menuduh orang itu dengan tuduhan melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan ia secara tanpa dasar menuduh orang itu dengan tuduhan melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika ia menuduhnya dengan kegagalan dalam perilaku atau kegagalan dalam pandangan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia menuduh seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia menuduh seseorang, atau menyuruh orang lain menuduhnya, menurut apa yang ia sadari; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang tanpa dasar, yang keenam, selesai


93
Sutta Vinaya / Pācittiya 75
« on: 16 September 2022, 08:34:01 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 75. Aturan Latihan tentang Mengangkat Tangan

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, para bhikkhu dari kelompok enam dalam kemarahan mengangkat tangan mereka terhadap para bhikkhu dari kelompok tujuh belas. Karena mereka mengira akan dipukul, mereka menangis. Para bhikkhu lain bertanya mengapa mereka menangis, dan mereka memberitahukan apa yang telah terjadi.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu dalam kemarahan mengangkat tangan terhadap seorang bhikkhu lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Terhadap seorang bhikkhu lain:

Terhadap bhikkhu lainnya.

Dalam kemarahan:

Ketidakpuasan, memendam kebencian, permusuhan.

Mengangkat tangan:

Jika ia mengangkat bagian tubuhnya yang manapun atau apapun yang terhubung dengan tubuhnya, bahkan jika hanya sehelai daun teratai, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan dalam kemarahan ia mengangkat tangannya terhadapnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan dalam kemarahan ia mengangkat tangannya terhadapnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan dalam kemarahan ia mengangkat tangannya terhadapnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika dalam kemarahan ia mengangkat tangannya terhadap seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika mengangkat tangannya untuk membela diri; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang mengangkat tangan, yang kelima, selesai

94
Sutta Vinaya / Re: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga
« on: 16 September 2022, 08:33:34 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 74. Aturan Latihan tentang Memukul

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika, para bhikkhu dari kelompok enam dalam kemarahan memukul para bhikkhu dari kelompok tujuh belas. Mereka menangis. Para bhikkhu lain bertanya mengapa mereka menangis, dan mereka memberitahukan apa yang telah terjadi.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam ini dalam kemarahan memukul bhikkhu lain?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu dalam kemarahan memukul seorang bhikkhu lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Seorang bhikkhu lain:

Bhikkhu lainnya.

Dalam kemarahan:

Ketidakpuasan, memendam kebencian, permusuhan.

Memukul:

Jika ia memukul dengan tubuhnya, dengan apapun yang terhubung dengan tubuhnya, atau dengan apapun yang dilepaskan, bahkan jika hanya sehelai daun teratai, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan dalam kemarahan ia memukulnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan dalam kemarahan ia memukulnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang itu sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan dalam kemarahan ia memukulnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika ia memukul seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang itu tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika memukul untuk membela diri; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang memukul, yang keempat, selesai

95
Sutta Vinaya / Pācittiya 73
« on: 16 September 2022, 08:33:18 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 73. Aturan Latihan tentang Dusta

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari, ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika, para bhikkhu dari kelompok enam sedang berperilaku buruk. Mereka berkata satu sama lain, "Mari kita membuat para bhikkhu lain berpikir bahwa kita melakukan pelanggaran-pelanggaran ini karena kita tidak mengetahui aturan-aturan ini." Maka, selama pembacaan Kode Monastik, mereka berkata, "Baru sekarang kami mengetahui bahwa aturan ini juga termasuk dalam Kode Monastik dan dibacakan setiap setengah bulan."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam ini mengatakan hal ini selama pembacaan Kode Monastik?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian berkata demikian?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian mengatakan hal ini selama pembacaan Kode Monastik? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Selama pembacaan Kode Monastik setengah bulanan, seorang bhikkhu mungkin berkata, "Baru sekarang kami mengetahui bahwa aturan ini juga termasuk dalam Kode Monastik dan dibacakan setiap setengah bulan." Jika para bhikkhu lain mengetahui bahwa bhikkhu itu telah duduk sebelumnya paling sedikit dua atau tiga kali pembacaan Kode Monastik, maka bhikkhu itu tidak boleh dibebaskan karena ketidaktahuan, dan ia harus diperlakukan menurut aturan. Lebih jauh lagi, ia harus dituduh telah berdusta: "Adalah kerugian bagimu bahwa engkau tidak mengarahkan perhatian semestinya selama pembacaan Kode Monastik." Dan atas tindakan berdusta itu, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Setengah bulanan:

Pada setiap hari Uposatha.

Selama pembacaan Kode Monastik:

Selama pembacaan.

Mungkin berkata:

Setelah berperilaku buruk, ia berpikir, "Biarlah mereka berpikir bahwa aku melakukan pelanggaran-pelanggaran ini karena aku tidak mengetahui aturan-aturan ini." Jika, selama pembacaan Kode Monastik, ia berkata, "Baru sekarang kami mengetahui bahwa aturan ini juga termasuk dalam Kode Monastik dan dibacakan setiap setengah bulan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika para bhikkhu lain mengetahui bahwa bhikkhu itu telah duduk sebelumnya paling sedikit dua atau tiga kali pembacaan Kode Monastik, maka bhikkhu itu tidak boleh dibebaskan karena ketidaktahuan, dan ia harus diperlakukan menurut aturan. Lebih jauh lagi, ia harus dituduh telah berdusta: "Dan, para bhikkhu, ia harus dituduh seperti berikut ini. Seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha mendengarkan. Bhikkhu itu tidak mengarahkan perhatian semestinya selama pembacaan Kode Monastik. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menuduhnya telah berdusta. Ini adalah usul.

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha mendengarkan. Bhikkhu itu tidak mengarahkan perhatian semestinya selama pembacaan Kode Monastik. Sangha menuduhnya telah berdusta. Bhikkhu mana pun yang menyetujui untuk menuduhnya telah berdusta harus berdiam diri. Bhikkhu manapun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha telah menuduh bhikkhu itu telah berdusta. Sangha menyetujui dan oleh karena itu berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"

Jika ia berdusta, tetapi ia tidak dituduh berdusta, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia berdusta, dan ia telah dituduh berdusta, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, dan ia menyadarinya sebagai sah, dan ia berdusta, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia berdusta, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia menyadarinya sebagai tidak sah, dan ia berdusta, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, dan ia menyadarinya sebagai sah, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, dan ia menyadarinya sebagai tidak sah, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia tidak mendengarkan secara lengkap; jika ia mendengarnya secara lengkap kurang dari dua atau tiga kali; jika ia tidak ingin menipu; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang dusta, yang ketiga, selesai


96
Sutta Vinaya / Pācittiya 72
« on: 16 September 2022, 08:32:53 AM »

Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 72. Aturan Latihan tentang Gangguan

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu Sang Buddha membabarkan banyak khotbah tentag Hukum Monastik, memuji Hukum Monastik dan pembelajaran Hukum Monastik, dan berulang-ulang memuji Yang Mulia Upāli. Ketika para bhikkhu mendengar ini, mereka berpikir, "Baiklah, mari kita mempelajari Hukum Monastik dari Yang Mulia Upāli." Dan banyak bhikkhu, senior maupun junior, serta yang menengah, mempelajari Hukum Monastik dari Yang Mulia Upāli.

Para bhikkhu dari kelompok enam mempertimbangkan sebagai berikut dan berpikir, "Jika para bhikkhu ini menjadi ahli dalam Hukum Monastik, mereka akan mengatur kami sesuka mereka. Maka itu mari kita merendahkan Hukum Monastik."

Mereka mendatangi para bhikkhu lain dan berkata, "Apa gunanya membacakan aturan-aturan minor dan tidak penting ini, jika hanya mengarah pada kecemasan, tekanan, dan gangguan?"

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam ini merendahkan Hukum Monastik?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian berkata demikian?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Ketika kode Monastik sedang dibacakan, jika seorang bhikkhu mengatakan, "Apa gunanya membacakan aturan-aturan minor dan tidak penting ini, jika hanya mengarah pada kecemasan, tekanan, dan gangguan?" maka dalam merendahkan aturan-aturan latihan, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Ketika kode Monastik sedang dibacakan:

Ketika sedang membacakannya, ketika menyuruh orang lain untuk membacakan, atau ketika melatihnya.

Mengatakan:

"Apa gunanya membacakan aturan-aturan minor dan tidak penting ini, jika hanya mengarah pada kecemasan, tekanan, dan gangguan?" Jika ia merendahkan Hukum Monastik kepada seorang yang sepenuhnya ditahbiskan, dengan mengatakan, "Mereka yang mempelajari ini akan menjadi cemas," "Mereka akan merasa tertekan," "Mereka akan terganggu;" "Mereka yang tidak mempelajari ini tidak akan menjadi cemas," "Mereka tidak akan merasa tertekan," "Mereka tidak akan terganggu;" "Adalah lebih baik tidak dibacakan," "Adalah lebih baik tidak diketahui," "Adalah lebih baik tidak dipelajari," "Adalah lebih baik tidak dikuasai;" "Semoga Hukum Monastik lenyap; atau semoga para bhikkhu ini tetap tidak tahu," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika ia merendahkan aturan lainnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia merendahkan Hukum Monastik atau aturan lainnya kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia merendahkan Hukum Monastik pada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika, tanpa berniat merendahkan, ia mengatakan, "Dengarlah, pelajarilah khotbah-khotbah atau syair-syair atau filosofi, dan nanti engkau dapat mempelajari Hukum Monastik;" jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang gangguan, yang kedua, selesai

97
Sutta Vinaya / Pācittiya 71
« on: 16 September 2022, 08:31:52 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 71. Aturan Latihan tentang Secara Sah

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari, ketika Sang Buddha sedang menetap di Kosambī di Vihara Ghosita, Yang Mulia Channa sedang berperilaku buruk. Para bhikkhu memberitahunya, "Jangan lakukan itu, Channa, itu tidak diperbolehkan," dan ia menjawab, "Aku tidak akan mempraktikkan aturan latihan ini hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu ahli Hukum Monastik."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Channa mengatakan hal ini ketika secara sah dikoreksi oleh para bhikkhu?" ... "Benarkah, Channa, bahwa engkau berkata demikian?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau mengatakan hal ini ketika secara sah dikoreksi oleh para bhikkhu? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu, ketika secara sah dikoreksi oleh para bhikkhu, mengatakan, "Aku tidak akan mempraktikkan aturan latihan ini hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu ahli Hukum Monastik," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Seorang yang berlatih harus memahami, harus mempertanyakan, harus menyelidiki. Ini adalah prosedur yang benar.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Oleh para bhikkhu:

Oleh para bhikkhu lainnya.

Secara sah:

Aturan latihan ini yang ditetapkan oleh Sang Buddha—ini disebut "secara sah". Ketika dikoreksi sehubungan dengan hal ini, ia mengatakan, "Aku tidak akan mempraktikkan aturan latihan ini hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu ahli dalam Hukum Monastik." Jika ia mengatakan, "Aku akan bertanya kepada seorang yang bijaksana," "aku akan bertanya kepada seorang yang kompeten," "Aku akan bertanya kepada seorang yang cerdas," "Aku akan bertanya kepada soerang yang terpelajar," "Aku akan bertanya kepada seorang pembabar Ajaran," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika orang yang mengoreksinya sepenuhnya ditahbiskan, dan ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, dan ia mengatakan hal demikian, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang yang mengoreksinya sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia mengatakan hal demikian, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika orang yang mengoreksinya sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan dan ia mengatakan hal demikian, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika ia dikoreksi sehubungan dengan sesuatu yang belum ditetapkan: "Ini tidak kondusif untuk menghapuskan kekotoran-kekotoran," "Ini tidak kondusif bagi praktik pertapaan," "Ini tidak kpndusif untuk menginspirasi," "Ini tidak kondusif untuk menurangi hal-hal," "Ini tidak kondusif untuk membangkitkan semangat," dan ia mengatakan, "Aku tidak akan mempraktikkan aturan latihan ini hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu yang kompeten," " ... hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu ahli dalam Hukum Monastik," " ... hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu yang bijaksana," " ... hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu yang cerdas," " ... hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu yang terpelajar," " ... hingga aku bertanya pada seorang bhikkhu yang adalah seorang pembabar Ajaran," maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Jika orang yang mengoreksinya tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang yang mengoreksinya tidak sepenuhnya ditahbiskan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang yang mengoreksinya tidak sepenuhnya ditahbiskan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Definisi lebih lanjut:

Yang berlatih:

Yang mau berlatih.

Harus memahami:

harus mencari tahu.

Harus mempertanyakan:

Harus bertanya, "Yang Mulia, bagaimanakah ini? Apakah makna dari ini?"

Harus menyelidiki:

Harus merefleksikan, harus mempertimbangkan.

Ini adalah prosedur yang benar:

Ini adalah metode yang benar.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia mengatakan, "Aku akan mencari tahu dan aku akan berlatih;" jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang secara sah, yang pertama, selesai



98
Sutta Vinaya / Pācittiya 70
« on: 16 September 2022, 08:27:24 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang secara sah

Pācittiya 70. Aturan Latihan tentang Kaṇṭaka

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu sāmaṇera monastik Kaṇṭaka memiliki pandangan sesat sebagai berikut: "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

Sejumlah bhikkhu mendengar bahwa sāmaṇera monastik Kaṇṭaka memiliki pandangan demikian. Mereka mendatanginya dan bertanya, "Benarkah, Kaṇṭaka, bahwa engkau memiliki pandangan demikian?"

"Ya, benar. Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

"Tidak, Kaṇṭaka, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Beliau. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Sang Buddha telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya. Sang Buddha telah mengatakan bahwa terdapat sedikit kenikmatan dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tetapi banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahwa bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. ..." Tetapi walaupun para bhikkhu mengoreksi Kaṇṭaka seperti itu, ia dengan keras kepala menggenggam pandangan sesat itu, dan terus mempertahankannya.

Karena para bhikkhu itu tidak mampu membuatnya meninggalkan pandangan itu, maka mereka menghadap Sang Buddha dan memberitahukan apa yang terjadi. Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Kaṇṭaka: "Benarkah, Kaṇṭaka, bahwa engkau memiliki pandangan demikian?"

"Benar, Yang Mulia."

 "Orang dungu, Kepada siapakah engkau berpikir Aku mengajarkan seperti ini? Tidakkah Aku telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya? Aku telah mengatakan bahwa terdapat sedikit kenikmatan dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tetapi banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahwa bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. Aku telah mengatakan bahwa kenikmatan duniawi adalah serupa dengan tulang-belulang ... serupa dengan kepala ular; di dalam hal-hal itu terdapat banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. Namun engkau, orang dungu, karena kesalahpahaman engkau telah keliru menggambarkan Aku, melukai dirimu sendiri, dan melakukan banyak keburukan. Ini akan menjadi bahaya dan penderitaan bagimu untuk waktu yang lama.

Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... menyebabkan beberapa orang kehilangan keyakinan."

Setelah menegurnya ... Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Baiklah, para bhikkhu, Sangha harus mengusir sāmaṇera monastik Kaṇṭaka. Dan seperti inilah ia harus diusir: 'Mulai hari ini, Kaṇṭaka, engkau tidak boleh menyebut Sang Buddha sebagai gurumu. Dan engkau tidak lagi boleh berbagi kamar tidur dengan para bhikkhu selama dua atau tiga malam, seperti halnya para sāmaṇera lainnya. Pergilah! Pergilah engkau!'" kemudian Sangha mengusir Kaṇṭaka.

Segera setelah itu para bhikkhu dari kelompok enam menyokong Kaṇṭaka, dan mereka dilayani olehnya, tinggal bersama dengannya, dan berbagi kamar tidur dengannya. Namun mereka mengetahui bahwa ia telah diusir. Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik para bhikkhu itu, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam menyokong Kaṇṭaka, dan dilayani olehnya, tinggal bersama dengannya, dan berbagi kamar tidur dengannya, walaupun mereka mengetahui bahwa ia telah diusir?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Juga jika seorang sāmaṇera monastik mengatakan, "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya." Maka para bhikkhu harus mengoreksinya sebagai berikut: "Tidak, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Sang Buddha. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Dalam banyak khotbah Sang Buddha telah menyatakan bahwa hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya." Jika sāmaṇera monastik itu masih melanjutkan seperti sebelumnya, maka ia harus diberitahu: "Mulai hari ini, engkau tidak boleh menyebut Sang Buddha sebagai gurumu. Dan engkau tidak lagi boleh berbagi kamar tidur dengan para bhikkhu selama dua atau tiga malam, seperti halnya para sāmaṇera lainnya. Pergilah! Pergilah engkau!" Jika seorang bhikkhu menyokong sāmaṇera monastik itu, atau ia dilayani olehnya, tinggal dengannya, atau berbagi kamar tidur dengannya, walaupun ia mengetahui bahwa ia telah diusir dengan cara ini, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Sāmaṇera monastik:

Yang dimaksudkan adalah seorang sāmaṇera.

Mengatakan:

"Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

Nya:

Sāmaṇera monastik yang mengatakan seperti itu.

Para bhikkhu:

Para bhikkhu lain, mereka yang melihat atau mendengar hal itu, mereka harus mengoreksinya, "Tidak, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Beliau. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Dalam banyak khotbah Sang Buddha telah menyatakan bahwa hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya."

Dan mereka harus mengoreksinya untuk kedua kalinya ... Dan mereka harus mengoreksinya untuk ketiga kalinya. Jika ia meninggalkan pandangan itu, maka itu baik. Jika tidak, maka ia harus diberitahu: "Mulai hari ini, engkau tidak boleh menyebut Sang Buddha sebagai gurumu. Dan engkau tidak lagi boleh berbagi kamar tidur dengan para bhikkhu selama dua atau tiga malam, seperti halnya para sāmaṇera lainnya. Pergilah! Pergilah engkau!'

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Ia mengetahui:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau kelompok sāmaṇera monastik yang melanggar itu memberitahunya.

Diusir dengan cara ini:

Diusir seperti ini:

Menyokong:

Jika ia menyokongnya dengan mengatakan, "Aku akan memberikan mangkuk untuknya," "Aku akan memberikan jubah untuknya," "Aku akan membacakan untuknya," atau "aku akan mengujinya," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Dilayani olehnya:

Jika ia menerima bubuk mandi, sabun, pembersih gigi, atau air untuk mencuci mulut darinya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Tinggal dengan:

Ada dua jenis tinggal bersama: tinggal bersama secara materi dan tinggal bersama secara spiritual.

Tinggal bersama secara materi:

Jika ia memberikan atau menerima benda-benda materi, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Tinggal bersama secara spiritual:

Ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan. Jika ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan berdasarkan baris, maka untuk setiap baris ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan berdasarkan suku kata, maka untuk setiap suku kata ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Berbagi kamar tidur dengan:

Di bawah atap yang sama: jika si bhikkhu berbaring ketika orang yang telah diskors itu telah berbaring, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; jika si bhikkhu telah berbaring ketika orang yang telah diskors itu berbaring, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; jika mereka berdua berbaring bersama, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; setiap kali mereka bangkit dan kemudian berbaring kembali, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika sāmaṇera monastik itu telah diusir, dan ia menyadarinya sebagai telah diusir, dan ia menyokongnya atau dilayani olehnya atau tinggal bersama dengannya atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika sāmaṇera monastik itu telah diusir, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia menyokongnya atau dilayani olehnya atau tinggal bersama dengannya atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika sāmaṇera monastik itu telah diusir, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai telah diusir dan ia menyokongnya atau dilayani olehnya atau tinggal bersama dengannya atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka tidak ada pelanggaran.

Jika sāmaṇera monastik itu tidak diusir, tetapi ia menyadarinya sebagai telah diusir, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika sāmaṇera monastik itu tidak diusir, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika sāmaṇera monastik itu tidak diusir, dan ia tidak menyadarinya sebagai telah diusir, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia mengetahui bahwa ia tidak diusir; jika ia mengetahui bahwa ia telah meninggalkan pandangan itu; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang Kaṇṭaka, yang kesepuluh, selesai

SUB-BAB KETUJUH TENTANG MENGANDUNG MAKHKLUK-MAKHLUK HIDUP SELESAI
Berikut ini adalah rangkumannya:
"Membunuh dengan sengaja, mengandung makhluk-makhluk hidup,
Bergejolak, menyembunyikan apa yang berat;
Kurang dari dua puluh, dan sekelompok pengelana,
Perjanjian, tentang Ariṭṭha;
Diskors, dan Kaṇṭaka:
Ini adalah sepuluh aturan."

99
Sutta Vinaya / Pācittiya 69
« on: 16 September 2022, 08:26:47 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 69. Aturan Latihan tentang Hidup Bersama Seorang yang Telah Diskors

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam tinggal bersama dengan bhikkhu Ariṭṭha, dan mereka melakukan pertemuan-pertemuan formal dan berbagi kamar tidur dengannya.  Namun mereka mengetahui bahwa ia mengatakan hal-hal demikian, bahwa ia tidak melakukan perbaikan menurut aturan, dan bahwa ia belum meninggalkan pandangan itu.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam tinggal, melakukan pertemuan-pertemuan formal, dan berbagi kamar tidur dengan bhikkhu Ariṭṭha, walaupun mereka mengetahui bahwa ia mengatakan hal-hal demikian, bahwa ia tidak melakukan perbaikan menurut aturan, dan bahwa ia belum meninggalkan pandangan itu?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, Bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini?  Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu tinggal, melakukan pertemuan-pertemuan formal dan berbagi kamar tidur dengan seorang bhikkhu yang ia ketahui mengatakan hal-hal demikian, yang tidak melakukan perbaikan menurut aturan, yang belum meninggalkan pandangan itu. Maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Ia ketahui:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau si pelanggar itu sendiri memberitahunya.

Yang mengatakan hal-hal demikian:

Seorang yang mengatakan ini: "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

Yang tidak melakukan perbaikan menurut aturan:

Yang telah diskors dan belum direhabilitasi.

Dengan seorang bhikkhu yang belum meninggalkan pandangan itu:

Dengan seorang bhikkhu yang belum meninggalkan pandangan ini.

Tinggal bersama:

Ada dua jenis tinggal bersama: tinggal bersama secara materi dan tinggal bersama secara spiritual.

Tinggal bersama secara materi:

Jika ia memberikan atau menerima benda-benda materi, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Tinggal bersama secara spiritual:

Ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan. Jika ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan berdasarkan baris, maka untuk setiap baris ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia membacakan atau menyuruh yang lain membacakan berdasarkan suku kata, maka untuk setiap suku kata ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Melakukan pertemuan-pertemuan formal bersama dengan:

Jika ia melakukan upacara hari-uposatha, upacara undangan, atau prosedur hukum dengan seorang yang telah diskors, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Berbagi kamar tidur dengan:

Di bawah atap yang sama: jika si bhikkhu berbaring ketika orang yang telah diskors itu telah berbaring, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; jika si bhikkhu telah berbaring ketika orang yang telah diskors itu berbaring, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; jika mereka berdua berbaring bersama, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan; setiap kali mereka bangkit dan kemudian berbaring kembali, ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika bhikkhu lain itu telah diskors, dan ia menyadarinya sebagai telah diskors, dan ia hidup atau melakukan pertemuan-pertemuan formal atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika bhikkhu lain itu telah diskors, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia hidup atau melakukan pertemuan-pertemuan formal atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika bhikkhu lain itu telah diskors, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai telah diskors, dan ia hidup atau melakukan pertemuan-pertemuan formal atau berbagi kamar tidur bersama dengannya, maka tidak ada pelanggaran.

Jika bhikkhu lain itu tidak diskors, tetapi ia menyadarinya sebagai telah diskors, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika bhikkhu lain itu tidak diskors, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika bhikkhu lain itu tidak diskors, dan ia tidak menyadarinya sebagai telah diskors, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia mengetahui bahwa ia tidak diskors; jika ia mengetahui bahwa ia telah direhabilistasi setelah diskors; jika ia mengetahui bahwa ia telah meninggalkan pandangan itu; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang hidup bersama dengan seorang yang telah diskors, yang kesembilan, selesai

100
Sutta Vinaya / Pācittiya 68
« on: 16 September 2022, 08:26:07 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 68. Aturan Latihan tentang Ariṭṭha

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu bhikkhu Ariṭṭha, mantan-pemburu-hering, memiliki pandangan sesat sebagai berikut: "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

Sejumlah bhikkhu mendengar bahwa Ariṭṭha memiliki pandangan demikian. Mereka mendatanginya dan bertanya, "Benarkah, Ariṭṭha, bahwa engkau memiliki pandangan demikian?"

"Ya, benar. Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

"Tidak, Ariṭṭha, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Beliau. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Sang Buddha telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya. Sang Buddha telah mengatakan bahwa terdapat sedikit kenikmatan dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tetapi banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahwa bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. Sang Buddha telah mengatakan bahwa kenikmatan duniawi adalah serupa dengan tulang-belulang ... serupa dengan sepotong daging ... serupa dengan obor rumput ... serupa dengan lubang bara api ... serupa dengan mimpi ... serupa dengan benda-benda pinjaman ... serupa dengan buah-buahan di atas pohon ... serupa dengan pisau dan talenan ... serupa dengan pedang dan pancang ... serupa dengan kepala ular; di dalam hal-hal itu terdapat banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi."

Tetapi walaupun para bhikkhu mengoreksi Ariṭṭha seperti itu, ia dengan keras kepala menggenggam pandangan sesat itu, dan terus mempertahankannya. Karena mereka tidak mampu membuatnya meninggalkan pandangan itu, maka mereka menghadap Sang Buddha dan memberitahukan apa yang terjadi. Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Ariṭṭha: "Benarkah, Ariṭṭha, bahwa engkau memiliki pandangan demikian?"

"Benar, Yang Mulia."

"Orang dungu, Kepada siapakah engkau berpikir Aku mengajarkan seperti ini? Tidakkah Aku telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya? Aku telah mengatakan bahwa terdapat sedikit kenikmatan dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tetapi banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahwa bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. Aku telah mengatakan bahwa kenikmatan duniawi adalah serupa dengan tulang-belulang ... serupa dengan sepotong daging ... serupa dengan obor rumput ... serupa dengan lubang bara api ... serupa dengan mimpi ... serupa dengan benda-benda pinjaman ... serupa dengan buah-buahan di atas pohon ... serupa dengan pisau dan talenan ... serupa dengan pedang dan pancang ... serupa dengan kepala ular; di dalam hal-hal itu terdapat banyak penderitaan dan banyak kesulitan, dan bahaya di dalamnya adalah lebih banyak lagi. Namun engkau, orang dungu, karena kesalahpahaman engkau telah keliru menggambarkan Aku, melukai dirimu sendiri, dan melakukan banyak keburukan. Ini akan menjadi bahaya dan penderitaan bagimu untuk waktu yang lama.

Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu mengatakan, "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya." Maka para bhikkhu harus mengoreksinya sebagai berikut: "Tidak, Yang Mulia, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Sang Buddha. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Dalam banyak khotbah Sang Buddha telah menyatakan bahwa hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya." Jika bhikkhu itu masih melanjutkan seperti sebelumnya, maka para bhikkhu harus mendesaknya hingga tiga kali agar ia meninggalkan pandangan itu. Jika kemudian ia meninggalkannya, maka itu baik. Jika tidak, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Mengatakan:

"Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya."

Nya:

Bhikkhu yang mengatakan pandangan sesat itu.

Para bhikkhu:

Para bhikkhu lain, mereka yang melihat atau mendengar hal itu, mereka harus mengoreksinya, "Tidak, Yang Mulia, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Beliau. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Sang Buddha telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya." Dan mereka harus mengoreksinya untuk kedua dan ketiga kalinya. Jika ia meninggalkan pandangan itu, maka itu baik. Jika tidak, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika mereka yang mendengarnya tidak mengatakan apapun, maka mereka melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Bhikkhu itu, bahkan jika ia harus ditarik ke dalam Sangha, harus dikoreksi sebagai berikut: "Tidak, Yang Mulia, jangan keliru menggambarkan Sang Buddha, karena adalah tidak baik keliru menggambarkan Beliau. Sang Buddha tidak pernah mengatakan seperti itu. Sang Buddha telah membabarkan banyak khotbah tentang hal-hal yang menghalangi adalah penghalang dan bagaimana hal-hal tersebut menghalangi seseorang yang menikmatinya." Dan mereka harus mengoreksinya untuk kedua dan ketiga kalinya. Jika ia meninggalkan pandangan itu, maka itu baik. Jika tidak, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Kemudian ia harus didesak.  "Dan, para bhikkhu, ia harus didesak sebagai berikut. Seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, Aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu itu memiliki pandangan sesat berikut ini: Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya." Ia tidak meninggalkan pandangan itu. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus mendesaknya agar meninggalkan pandangan itu. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, Aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu itu memiliki pandangan sesat berikut ini: "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya." Ia tidak meninggalkan pandangan itu. Sangha mendesaknya agar meninggalkan pandangan itu. Bhikkhu mana pun yang menyetujui untuk mendesaknya agar meninggalkan pandangan itu harus berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Untuk kedua kalinya ... Untuk ketiga kalinya Aku menyampaikan persoalan ini. Mohon, Para Mulia, Aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu itu memiliki pandangan sesat berikut ini: "Seperti yang kupahami dari Ajaran Sang Buddha, hal-hal yang Beliau sebut penghalang adalah tidak dapat menghalangi seorang yang menikmatinya." Ia tidak meninggalkan pandangan itu. Sangha mendesaknya agar meninggalkan pandangan itu. Bhikkhu mana pun yang menyetujui untuk mendesaknya agar meninggalkan pandangan itu harus berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha mendesak bhikkhu ini untuk meninggalkan pandangan itu. Sangha menyetujuinya dan oleh karena itu berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"

Setelah usul, ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Setelah masing-masing dari dua pengumuman pertama, ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Ketika pengumuman terakhir selesai, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, dan ia menyadarinya sebagai sah, dan ia tidak meninggalkan pandangan itu, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia ia tidak meninggalkan pandangan itu, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia menyadarinya sebagai tidak sah, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, tetapi ia menyadarinya sebagai sah, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, dan ia menyadarinya sebagai tidak sah, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia tidak didesak; jika ia meninggalkan pandangan itu; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang Ariṭṭha, yang kedelapan, selesai


101
Sutta Vinaya / Pācittiya 67
« on: 16 September 2022, 08:25:15 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 67. Aturan Latihan tentang Perjanjian

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, seorang bhikkhu yang sedang melakukan perjalanan melewati negeri Kosala dalam perjalanannya menuju Sāvatthī berjalan melalui gerbang sebuah desa tertentu. Seorang perempuan yang bertengkar dengan suaminya berjalan melalui gerbang yang sama. Ketika ia melihat bhikkhu itu, ia bertanya

"Yang Mulia, kemanakah engkau hendak pergi?"

"Aku sedang menuju Sāvatthī."

"Bolehkah aku pergi bersama engkau?"

"Tentu."

Segera setelah itu suami si perempuan juga pergi dari desa itu. Ia bertanya-tanya, "Apakah engkau melihat seorang perempuan seperti itu?"

"Ia berjalan bersama dengan seorang monastik."

Kemudian ia mengikuti mereka, menangkap bhikkhu itu, dan memukulnya. Bhikkhu itu duduk marah di bawah pohon. Dan perempuan itu berkata kepada suaminya, "Bhikkhu ini tidak menyuruhku pergi; adalah aku yang pergi bersamanya. Ia tidak bersalah. Pergilah minta maaf kepadanya." Dan sang suami melakukan itu.

Bhikkhu itu kemudian melanjutkan perjalanan menuju Sāvatthī, di mana ia memberitahu para bhikkhu apa yang telah terjadi. Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin seorang bhikkhu melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama dengan seorang perempuan?" ... "Benarkah, bhikkhu, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, Bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama dengan seorang perempuan, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Seorang perempuan:

Seorang perempuan manusia, bukan makhluk halus perempuan, bukan hantu perempuan, bukan binatang betina. Ia memahami dan mampu membedakan ucapan bruuk dan ucapan baik, apa yang tidak senonnoh dan apa yang sopan.

Bersama dengan:

Bersama-sama.

Dengan perjanjian:

Jika ia membuat perjanjian seperti berikut: si bhikkhu berkata, "Mari kita pergi," dan perempuan itu menjawab, "Baik, mari kita pergi, Yang Mulia;" atau ia berkata, "Mari kita pergi, Yang Mulia," dan bhikkhu itu menjawab, "Baik, mari kita pergi;" atau si bhikkhu berkata, "Mari kita pergi hari ini," "Mari kita pergi besok," atau "Mari kita pergi lusa," maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Bahkan hanya sampai ke desa berikutnya:

Jika desa-desa hanya berjarak sepenerbangan ayam, maka untuk setiap desa berikutnya ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah area tidak berpenghuni, sebuah hutan belantara, maka untuk setiap enam kilometer ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah seorang perempuan, dan bhikkhu itu menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersamanya, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah seorang perempuan, tetapi bhikkhu itu tidak dapat memastikannya, dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersamanya, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah seorang perempuan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai seorang perempuan dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersamanya, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika si bhikkhu membuat perjanjian, tetapi perempuan itu tidak mengungkapkan persetujuannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama dengan makhkluk halus perempuan, dengan hantu perempuan, dengan seorang paṇḍaka, dengan binatang betina dalam wujud seorang perempuan, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Jika itu bukan seorang perempuan, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu bukan seorang perempuan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.  Jika bukan seorang perempuan, dan ia tidak menyadarinya sebagai seorang perempuan, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia pergi, tetapi tidak dengan perjanjian; jika si perempuan telah membuat perjanjian, tetapi ia tidak mengungkapkan persetujuannya; jika ia pergi, tetapi bukan menuruti perjanjian; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang perjanjian, yang ketujuh, selesai


102
Sutta Vinaya / Pācittiya 66
« on: 16 September 2022, 08:24:44 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 66. Aturan Latihan tentang Sekelompok Pencuri dalam Perjalanan

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, sekelompok pengelana tertentu hendak pergi ke selatan dari Rājagaha. Seorang bhikkhu berkata kepada orang-orang itu, "Izinkan aku melakukan perjalanan bersama kalian."

"Tetapi kami menyelundupkan benda-benda."

"Itu urusan kalian."

Petugas pabean mendengar tentang kelompok pengelana itu. Kemudian mereka memblokir jalan, menangkap kelompok itu, menyita barang-barang, dan bertanya kepada bhikkhu itu, "Yang Mulia, mengapakah engkau dengan sadar melakukan perjalanan bersama dengan sekelompok pencuri?" dan mereka menahannya.

Setelah dibebaskan, bhikkhu itu pergi menuju Sāvatthī, di sana ia memberitahu para bhikkhu apa yang telah terjadi. Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin seorang bhikkhu dengan sadar melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama dengan sekelompok pencuri?" ... "Benarkah, bhikkhu, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, Bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu dengan sadar melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama dengan sekelompok pencuri, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Dengan sadar:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau kelompok pengelana itu memberitahunya.

Sekelompok pencuri:

Para pencuri yang telah melakukan perbuatan mereka atau para pencuri yang belum melakukan. Mereka mencuri dari raja atau menyelundup.

Bersama dengan:

Bersama-sama.

Dengan perjanjian:

Jika ia membuat perjanjian seperti berikut: si bhikkhu berkata, "Mari kita pergi," dan mereka menjawab, "Baik, mari kita pergi, Yang Mulia;" atau mereka berkata, "Mari kita pergi, Yang Mulia," dan bhikkhu itu menjawab, "Baik, mari kita pergi;" atau si bhikkhu berkata, "Mari kita pergi hari ini," "Mari kita pergi besok," atau "Mari kita pergi lusa," maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Bahkan hanya sampai ke desa berikutnya:

Jika desa-desa hanya berjarak sepenerbangan ayam, maka untuk setiap desa berikutnya ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah area tidak berpenghuni, sebuah hutan belantara, maka untuk setiap enam kilometer ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, dan bhikkhu itu menyadarinya sebagai sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama mereka, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, tetapi bhikkhu itu tidak dapat memastikannya, dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama mereka, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, tetapi bhikkhu itu tidak menyadarinya sebagai sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan dan ia melakukan perjalanan dengan perjanjian bersama mereka, bahkan hanya sampai ke desa berikutnya, maka tidak ada pelanggaran.

Jika si bhikkhu membuat perjanjian, tetapi kelompok itu tidak mengungkapkan persetujuannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu bukan sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, tetapi bhikkhu itu menyadarinya sebagai sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu bukan sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, tetapi bhikkhu itu tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.  Jika itu bukan sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, dan bhikkhu itu tidak menyadarinya sebagai sekelompok pencuri yang sedang melakukan perjalanan, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia pergi, tetapi tidak dengan perjanjian; jika kelompok itu telah membuat perjanjian, tetapi ia tidak mengungkapkan persetujuannya; jika ia pergi, tetapi bukan menuruti perjanjian; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang sekelompok pencuri dalam perjalanan, yang keenam, selesai

103
Sutta Vinaya / Pācittiya 65
« on: 16 September 2022, 08:24:18 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 65. Aturan Latihan tentang Kurang dari Dua puluh Tahun


Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, taman suaka tupai. Pada masa itu terdapat sekelompok tujuh belas pemuda yang bersahabat, dengan Upāli sebagai pemimpinnya.

Orangtua Upāli berpikir, "Bagaimanakah kami dapat memastikan Upāli dapat hidup bahagia tanpa melelahkan dirinya setelah kami meninggal dunia.? Ia dapat menjadi seorang juru tulis, tetapi jari-jemarinya akan sakit. Atau ia dapat menjadi seorang akuntan, tetapi dadanya akan sakit. Atau ia dapat menjadi seorang bankir, tetapi matanya akan sakit. Tetapi para monastik Sakya ini memiliki kebiasaan yang menyenangkan dan kehidupan yang bahagia. Mereka memakan makanan baik dan tidur di tempat-tempat tidur yang terlindung dari angin. Jika Upāli meninggalkan keduniawian bersama mereka, ia akan dapat hidup bahagia tanpa melelahkan dirinya setelah kami meninggal dunia."

Upāli mendengar percakapan antara kedua orangtuanya. Kemudian ia mendatangi pemuda-pemuda lainnya dan berkata, "Ayo, mari kita meninggalkan keduniawian bersama dengan para monastik Sakya."

"Jika engkau pergi meninggalkan keduniawian, maka kami juga."

Masing-masing pemuda itu mendatangi orangtua mereka dan berkata, "Izinkanlah aku pergi meninggalkan keduniawian." Karena orangtua-orangtua itu tahu bahwa semua anak-anak itu memiliki keinginan yang sama dan niat yang baik, maka mereka memberi izin kepada anak-anak mereka. Anak-anak itu kemudian mendatangi para bhikkhu dan memohon pelepasan keduniawian. Dan para bhikkhu memberi mereka pelepasan keduniawian dan penahbisan penuh.

Segera setelah itu mereka bangun di pagi hari dan menangis, "Berikan kami bubur, berikan kami makan, berikan kami makanan segar."

Para bhikkhu berkata, "Tunggulah sampai terang. Jika pada saat itu ada makanan, maka kalian boleh memakannya. Jika tidak, maka kalian akan makan setelah berjalan mengumpulkan dana makanan."

Tetapi mereka tetap bersikap seperti sebelumnya. Dan mereka buang air besar dan kecil di perabotan.

Setelah bangun pagi, Sang Buddha mendengar suara anak-anak itu. Beliau bertanya kepada Yang Mulia Ānanda, yang memberitahukan apa yang terjadi. Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha and menanyai para bhikkhu: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa para bhikkhu memberikan penahbisan penuh kepada orang-orang yang mereka tahu berumur kurang dari dua puluh tahun?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Bagaimana mungkin orang-orang dungu itu melakukan hal ini? Seorang yang berumur kurang dari dua puluh tahun tidak mampu menahankan dingin dan panas; lapar dan haus; lalat, nyamuk, angin, dan terik matahari; binatang-binatang melata dan serangga; kata-kata kasar dan tidak disukai. Dan mereka tidak mampu menahankan perasaan-perasaan jasmani yang menyakitkan, keras, tajam, dan mengancam kehidupan. Tetapi seorang yang berumur dua puluh tahun dapat menahankan hal-hal ini. Hal ini akan mempengaruhi keyakinan ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu memberikan penahbisan penuh kepada seorang yang ia ketahui berumur kurang dari dua puluh tahun, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Terlebih lagi, orang itu belum menerima penahbisan penuh dan para bhikkhu itu adalah tercela.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Ia ketahui:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau si kandidat memberitahunya.

Berumur kurang dari dua puluh tahun:

Yang belum mencapai usia dua puluh tahun.

Jika, dengan niat untuk memberikan penahbisan penuh, ia mencari satu kelompok, guru, mangkuk, atau jubah, atau ia mendirikan area vihara, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Setelah usul, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Setelah masing-masing dari dua pengumuman pertama, ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Ketika pengumuman terakhir selesai, maka si penahbis melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan, sedangkan kelompok itu dan si guru melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Permutasi

Jika orang lain itu berumur kurang dari dua puluh tahun, dan ia menyadarinya sebagai kurang, dan ia memberikan penahbisan penuh kepadanya, maka ia melakukan pelanggaran mengharuskan penebusan. Jika orang lain itu berumur kurang dari dua puluh tahun, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia memberikan penahbisan penuh kepadanya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang lain itu berumur kurang dari dua puluh tahun, tetapi ia menyadarinya sebagai lebih dan ia memberikan penahbisan penuh kepadanya, maka tidak ada pelanggaran.

Jika orang lain itu berumur lebih dari dua puluh tahun, tetapi ia menyadarinya sebagai kurang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang lain itu berumur lebih dari dua puluh tahun, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika orang lain itu berumur lebih dari dua puluh tahun, dan ia menyadarinya sebagai lebih, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia memberikan penahbisan penuh kepada seseorang yang berumur kurang dari dua puluh tahun, tetapi ia menyadarinya sebagai lebih dari dua puluh tahun; Jika ia memberikan penahbisan penuh kepada seseorang yang berumur lebih dari dua puluh tahun, dan ia menyadarinya sebagai lebih dari dua puluh tahun; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang kurang dari dua puluh tahun, yang kelima, selesai

104
Sutta Vinaya / Pācittiya 64
« on: 16 September 2022, 08:23:53 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 64. Aturan Latihan tentang Apa yang Berat

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika. Yang Mulia Upananda orang Sakya telah melakukan pelanggaran mengeluarkan mani dengan sengaja. Ia memberitahu murid adiknya, dengan menambahkan, "Jangan beritahu siapa-siapa."

Tidak lama kemudian seorang bhikkhu lainnya juga melakukan pelanggaran mengeluarkan mani dengan sengaja. Ia memohon masa percobaan dari Sangha, yang ia dapatkan. Sewaktu ia masih dalam masa percobaan, ia melihat murid adik Upananda dan berkata kepadanya, "Aku telah melakukan pelanggaran mengeluarkan mani dengan sengaja. Aku memohon masa percobaan dari Sangha yang kudapatkan. Sekarang aku sedang menjalani masa percobaan. Sudilah mengingatku demikian."

"Apakah orang-orang lain yang telah melakukan pelanggaran ini harus melakukan hal serupa?"

"Ya."

"Yang Mulia Upananda melakukan pelanggaran ini dan menyuruhku agar tidak memberitahu siapa-siapa."

"Jadi engkau menyembunyikannya?"

"Ya."

Bhikkhu itu kemudian memberitahu para bhikkhu lainnya. Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin seorang bhikkhu dengan sengaja menyembunyikan pelanggaran berat bhikkhu lain?" ... "Benarkah, bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu dengan sengaja menyembunyikan pelanggaran berat bhikkhu lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Dengan sengaja:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau si pelanggar memberitahunya.

Pelanggaran berat:

Empat pelanggaran yang mengharuskan pengusiran dan tiga belas pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Menyembunyikan:

Dengan berpikir, "Jika mereka mengetahui hal ini, mereka akan menuduhnya, mengingatkannya, memarahinya, mengecamnya, mempermalukannya; aku tidak akan memberitahukan," maka hanya sekedar fakta melalaikan tugasnya, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah pelanggaran berat, dan ia menyadarinya sebagai berat, dan ia menyembunyikannya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika itu adalah pelanggaran berat, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia menyembunyikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah pelanggaran berat, tetapi ia menyadarinya sebagai pelanggaran ringan, dan ia menyembunyikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Jika ia menyembunyikan pelanggaran ringan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia menyembunyikan perbuatan buruk berat atau ringan dari seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Jika itu adalah pelanggaran ringan, tetapi ia menyadarinya sebagai berat, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah pelanggaran ringan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah pelanggaran ringan, dan ia menyadarinya sebagai ringan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia tidak memberitahukan karena ia berpikir bahwa akan terjadi pertengkaran atau perselisihan di dalam Sangha; Jika ia tidak memberitahukan karena ia berpikir bahwa akan terjadi keretakan atau perpecahan di dalam Sangha; Jika ia tidak memberitahukan karena ia berpikir bahwa orang itu kasar dan kejam dan bahwa hal itu dapat menjadi ancaman pada kehidupan atau ancaman pada kehidupan monastik; jika ia tidak memberitahukan karena ia tidak melihat ada bhikkhu yang pantas; jika ia tidak memberitahukan, tetapi bukan karena ia ingin menyembunyikan; jika ia tidak memberitahukan karena ia berpikir bahwa orang itu akan dikenal melalui perbuatan-perbuatannya sendiri; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang apa yang berat, yang keempat, selesai

105
Sutta Vinaya / Pācittiya 63
« on: 16 September 2022, 08:23:25 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Mengandung Makhluk-Makhluk Hidup

Pācittiya 63. Aturan Latihan tentang Membuka Kembali

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membuka kembali suatu persoalan hukum yang mereka ketahui telah diselesaikan secara sah, dengan mengatakan, "prosedur hukum itu belum dilakukan;" "Itu dilakukan dengan buruk;" "Itu harus dilakukan ulang;" "Itu belum selesai;" "Itu diselesaikan dengan buruk;" "Itu harus diselesaikan ulang."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam membuka kembali suatu persoalan hukum yang mereka ketahui telah diselesaikan secara sah?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu membuka kembali suatu persoalan hukum yang mereka ketahui telah diselesaikan secara sah, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"

Definisi

Seorang:

Siapa pun

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Ia ketahui:

Ia mengetahui sendiri atau orang lain memberitahunya atau Sangha memberitahunya.

Secara sah:

Dilakukan sesuai Ajaran, sesuai Hukum Monastik, sesuai instruksi Sang Guru—ini disebut "secara sah".

Persoalan hukum:

Ada empat jenis persoalan hukum: persoalan hukum yang muncul dari perselisihan, persoalan hukum yang muncul dari tuduhan, persoalan hukum yang muncul dari pelanggaran, persoalan hukum yang muncul dari urusan.

Membuka kembali:

Jika ia membukanya kembali, dengan mengatakan, "prosedur hukum itu belum dilakukan;" "Itu dilakukan dengan buruk;" "Itu harus dilakukan ulang;" "Itu belum selesai;" "Itu diselesaikan dengan buruk;" "Itu harus diselesaikan ulang," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.

Permutasi

Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, dan ia menyadarinya sebagai sah, dan ia membukanya kembali, maka ia melakukan pelanggaran mengharuskan penebusan. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia membukanya kembali, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang sah, tetapi ia menyadarinya sebagai tidak sah, dan ia membukanya kembali, maka tidak ada pelanggaran.

Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, tetapi ia menyadarinya sebagai sah, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah prosedur hukum yang tidak sah, dan ia menyadarinya sebagai tidak sah, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika ia membukanya kembali karena ia mengetahui bahwa prosedur hukum itu tidak sah, dilakukan oleh kelompok yang tidak lengkap, atau dilakukan atas seorang yang tidak semestinya menerimanya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang membuka kembali, yang ketiga, selesai

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 954
anything